1 PB
1 PB
1 PB
DOI 10.22460/jpmi.v6i1.11342
How to cite:
Fatimah, G. N., Setiawan, W., & Kadarisma, G. (2023). Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. JPMI – Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif, 6 (1), 423-432.
PENDAHULUAN
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan setiap orang untuk menghadapi
kemajuan di segala bidang kehidupan. Pada prinsipnya pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, karena pendidikan memungkinkan manusia menjadi produktif dan
423
424 Fatimah, Setiawan & Kadarisma, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Problem B…
mandiri. Komponen yang diperlukan untuk pendidikan yang baik adalah pembelajaran (Elita et
al., 2019). Pembelajaran matematika merupakan kegiatan yang melibatkan banyak faktor
penting, seperti status dan kondisi pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada dasarnya
pembelajaran matematika memiliki aspek kognitif, seperti bagaimana menyajikan ide-ide
matematika dengan benar berdasarkan masalah matematika sehari-hari untuk membantu siswa
memperoleh keterampilan yang berbeda (Zaozah et al., 2017).
Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting bagi kemajuan
peradaban manusia. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk melatih siswa
dalam mengembangkan pola pikir, penalaran, kemampuan memecahkan masalah, dan
kemampuan mengkomunikasikan pemikiran secara lisan, tertulis, atau melalui gambar, grafik,
peta , diagram, dll (Hasanah & Surya, 2017). Persamaan Garis lurus adalah salah satu materi
SMP yang diajarkan di kelas VIII semester satu. Dimana tujuan dari pembelajaran itu adalah
siswa dapat menentukan gradien persamaan garis lurus, menentukan gradien dari satu titik dan
dua titik gradien tertentu, dan menggambarkan grafik persamaan garis lurus.
Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII C di SMP Negeri 16
Cimahi diperoleh informasi bahwa penguasaan siswa di kelas masih tergolong rendah dalam
menyelesaikan soal atau memahami materi persamaan garis lurus, selain itu siswa menganggap
bahwa matematika merupakan pelajaran yang membosankan sehingga siswa seringkali
kehilangan konsentrasi dalam pembelajaran, siswa kurang memahami konsep dalam operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Masalah lainnya adalah guru kesulitan
menentukan atau menggunakan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik kelas dan
karakteristik siswa yang berbeda - beda. Dari nilai yang diperoleh dari latihan sebelumnya pada
materi persamaan garis lurus sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM (72)
dengan rata-rata hasil nilai yang diperoleh siswa adalah 60,43. Rendahnya rata-rata nilai yang
diperoleh dikarenakan kurang maksimal dalam pembelajaran dan keaktifan siswa dan
kurangnya rasa percaya diri pada sebagian besar siswa. Ketika siswa tidak memahami suatu
mata pelajaran, mereka cenderung takut mempelajarinya, sehingga mengurangi kepercayaan
diri mereka terhadap mata pelajaran tersebut. (Novtiar & Aripin, 2017) .
Pembelajaran yang kurang optimal dalam penyampaian materi, sehingga menyebabkan siswa
tidak paham dan kurang tertarik pada kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar dan
mengajar siswa belum bisa terlibat aktif dalam pembelajaran dikarenakan pembelajaran yang
hanya berfokus kepada guru sedangkan siswa hanya mencatat materi yang diterangkan tanpa
memahami konsep dasar yang sesungguhnya. Hal ini menyebabkan siswa kurang berpartisipasi
dalam proses pembelajaran. Karena, salah satu faktor tersebut hasil evaluasi masih di bawah
KKM. Hal ini membuktikan bahwa kualitas proses belajar mengajar matematika di kelas masih
kurang baik karena komponen pembelajaran belum didukung secara optimal (Marlina,
Nurjahidah, Sugandi, Setiawan, et al., 2018). Untuk memastikan pembelajaran berkualitas
tinggi, guru harus memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi
saat ini di kelas. Ini akan memastikan bahwa siswa memperoleh informasi dan keterampilan
Volume 6, No. 1, Januari 2023 pp 423-432 425
yang mereka butuhkan dengan cara yang berarti (Samsudin & Hutajulu, 2022). Sehingga dalam
pembelajaran guru harus inovatif dan kreatif dalam menyampaikan materi.
Bedasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran atau suatu inovasi
pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa,
sehingga dapat mencapai ketuntasan KKM. Pendekatan pembelajaran dapat digunakan adalah
Problem Based Learning (PBL). Pendekatan Problem Based Learning adalah pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa menggunakan berbagai informasi untuk melalui
tahapan-tahapan suatu kegiatan untuk memecahkan masalah dengan caranya sendiri
(Yustianingsih et al., 2017). Sama halnya dengan pemberian masalah di awal pembelajaran agar
perserta didik mengetahui manfaat matematika pada kehidupan nyata serta termotivasi untuk
menyelesaikannya. Pentingnya mengetahui tujuan pembelajaran peserta didik yang tidak
tertarik pada matematika rata-rata tidak mengerti apa manfaat dan apa tujuan matematika itu
sendiri (Aripin, 2015). Selain itu pemberian masalah akan membuat siswa mengembangkan
keterampilan dalam berpikir dimana kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide,
menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya (Setiawan, 2015). Maka dari itu bahwa
Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika (Kurnia, Jalinus, & Siregar, 2017). Untuk mengetahui pengaruh pendekatan
tersebut terhadap hasil belajar maka diperlukan penelitian.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan pendekatan
problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persamaan garis
lurus. Penerapan pendekatan ini dimaksudkan untuk membantu dalam memudahkan proses
pembelajaran di kelas menjadi lebih terarah dengan langkah – langkah problem based learning.
Kemudian Tujuan dari penelitian penerapan pendekatan tersebut adalah untuk mengetahui
bagaimana peningkatan hasil yang diperoleh siswa saat pembelajaran tersebut berlangsung.
METODE
Metode penelitian yang digunakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas merupakan survei penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri oleh guru di
kelasnya sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru, melaksanakan
proses pembelajaran dengan baik, dan meningkatkan hasil belajar siswa (Uno et al., 2012).
Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dengan ketentuan 80% siswa sudah mencapai KKM.
Waktu pada penelitian ini dimulai dari hari selasa, 16 November sampai dengan tanggal 23
November 2021 pada semester ganjil tahun akademik 2021/2022 di SMPN 16 Cimahi. Adapun
subjek penelitian pada penelitian ini adalah kelas VIII-C dengan jumlah 19 orang, pada materi
persamaan garis lurus melalui penerapan pendekatan Problem Based Learning. Tahap-tahap
yang dibutuhkan dalam metode ini adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi,
refleksi.
Untuk memperoleh data penelitian digunakan instrument berupa tes soal yang terdiri dari 5
butir soal, lembar angket observasi tentang keaktifan belajar, wawancara. Pengolahan data
dilakukan menggunakan Excel, untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal
melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning, maka
digunakan rumus (Jamirta & Hazami, 2013) :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑃= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
426 Fatimah, Setiawan & Kadarisma, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Problem B…
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 7 (36.84%) siswa di atas KKM yang
ditentukan dengan rincian 3 (15.79%) siswa termasuk kategori sangat baik, dan 4 (21.05%)
siswa termasuk kategori baik. Selanjutnya 8 (42.11%) siswa termasuk kategori cukup,
kemudian sisanya 2 (10.53%) siswa termasuk kategori kurang baik, dan 2 (10.53%) siswa
termasuk kategori sangat tidak baik. Karena pada siklus I rata-rata siswa yang mencapai KKM
masih dibawah 80%, maka akan dilakukan tindakan siklus II.
Volume 6, No. 1, Januari 2023 pp 423-432 427
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I peneliti melakukan perbaikan tindakan pada
siklus II yaitu dengan cara menyesuaikan materi dengan pendekatan pembelajaran Problem
Based Learning, yang dilaksanakan pada tanggal 23 November 2021. Pada siklus II kegiatan
pembelajaran pada materi persamaan garis lurus berlangsung dengan kegiatan yang lebih aktif.
Siswa lebih banyak bertanya, menyampaikan pendapat tentang hasil yang mereka temukan.
Pada tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa 14 (73.68%) siswa memiliki nilai di atas KKM
yang ditentukan dengan rincian 7 (36.84%) siswa yang termasuk pada kategori sangat baik, dan
7 (36.84%) siswa yang termasuk pada kategori baik. Sisanya adalah 5 (26.32%) siswa yang
temasuk pada kategori cukup. Pada siklus II tidak ada siswa yang masuk pada kategori kurang
baik dan sangat tidak baik.
Perbandingan hasil belajar pada siswa SMP Negeri 16 Cimahi kelas VIII-C dapat dilihat pada
tabel di bawah ini, hasil rekapitulasi siklus I dan II yang diperoleh dari penelitian penerapan
pendekatan pembelajaran Problem Based Learning:
Tabel 3. Rekapitulasi Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Nilai
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Tuntas 10 52.63% 17 89.47%
Belum Tuntas 9 47.37% 2 10.53%
Jumlah 19 100.00% 19 100.00%
428 Fatimah, Setiawan & Kadarisma, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Problem B…
Pada siklus ini guru terlebih dahulu memberikan pemahaman tentang persamaan garis lurus
yang telah dijelaskan, kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan permainan yang telah
direncanakan kegiatan ini berlangsung sebagai apersepsi yang juga dilakukan untuk menggali
pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Tahap pendahuluan cukup terlaksanakan sesuai skenario
pembelajaran. Hasil observasi terhadap siswa di siklus ini adalah sebagian siswa tidak
memperhatikan guru saat penyampaian materi di depan kelas, melakukan kegiatan diluar
pembelajaran seperti becerita atau mengobrol dengan teman sebangkunya, sebagian siswa
kurang aktif dalam memberi respon dalam kegiatan apresiasi, siswa pun kesulitan dalam
membedakan titik pada persamaan garis lurus tersebut, banyak siswa yang masih kesulitan saat
menjumlahkan angka negatif pada soal persamaan garis lurus, lupa dengan bidang kartesius
yang diajarkan sehingga siswa tidak menjawab soal perintah tentang menggambarkan titik-titik
yang diketahui didalam soal ke dalam bidang kartesius, siswa kebingungan ketika harus
membentuk persamaan jika titik-titik sudah diketahui.
Karena pada siklus I masih banyak siswa yang kurang dalam pemahaman tentang materi
persamaan garis lurus dan mendapatkan hasil kurang maka dilakukan perbaikan dalam
pembelajaran, yang selanjutnya berarti akan dilakukan siklus II. Sama halnya dengan Sulaeman
& Ismah (2016) Artinya tingkat keberhasilan tindakan yang dicapai masih belum memenuhi
kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan, hal ini dikarenakan penerapan strategi
pembelajaran berbasis masalah merupakan hal yang baru, siswa kurang memahami apa yang
dipelajari/diterima, dan guru mendemonstrasikan di kelas Kurangnya sistematisasi dalam
diskusi, kurangnya motivasi guru, dan kurangnya bimbingan guru dalam berdiskusi. Oleh
karena itu, diperlukan siklus kedua untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Setelah melakukan penilaian pada siklus I hasil menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa
kurang dari ketentuan yang telah ditetapkan. Faktor yang berpengaruh pada hasil tersebut
adalah siswa kurang memahami materi persamaan garis lurus, sehingga peneliti merencanakan
pembelajaran yang bersifat kelompok dengan menggunakan LKPD yang sesuai dengan langkah
– langkah pendekatan Problem Based Learning. Penggunaan bahan ajar tersebut bertujuan agar
pembelajaran lebih terarah dan konsep yang akan disampaikan pun lebih cepat dipahami siswa
karena dengan cara berdiskusi siswa akan lebih mandiri dalam mencari penyelesaian dan akan
mempermudah siswa dalam memahami materi dengan sendirinya. Sejalan dengan Septian et al
Volume 6, No. 1, Januari 2023 pp 423-432 429
(2019) Pengembangan LKPD diperlukan agar proses pembelajaran lebih bermakna, dapat
digunakan untuk meminimalkan peran pendidik tetapi lebih mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut peneliti terapkan pada siklus II.
Pada siklus II kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok, siswa diberikan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) yang menggunakan langkah-langkah pendekatan Problem Based
Learning. Pada observasi di siklus II siswa yang semula pasif menunjukkan perubahan menjadi
aktif untuk bertanya, menjawab. Pada siklus ini pun siswa lebih banyak melakukan diskusi
dengan guru dan temen sekelompoknya sehingga pemahaman yang mereka terima cukup
menunjukkan hasil baik. Siswa perempuan dan siswa laki-laki berdisusi dengan baik, siswa
mampu menyampaikan apa yang telah mereka dapat dari diskusi kelompok tersebut.
Setelah diberikan LKPD dengan menggunakan pendekatan PBL, siswa saat ditanya tentang
materi yang sudah diajarkan mereka bisa menjawab. Kesulitan yang dialami pada siklus
sebelumnya sudah bisa diantisipasi oleh siswa menggunakan pemahaman yang telah
disampaikan pada proses pembelajaran. Sejalan dengan Prabowo et al (2022) Jika dibandingkan
dengan siklus I, peningkatan terjadi pada siklus ini dengan jumlah siswa yang lebih banyak
berpartisipasi aktif pada proses pembelajaran, khususnya jumlah siswa yang bertanya perihal
materi yang tidak mereka pahami serta yang menyampaikan komentar dan tanggapan ketika
mereka mendiskusikan pertanyaan. bersama.
Setelah melakukan refleksi terlihat hasil yang lebih tinggi dari siklus sebelumnya dimana
perbandingan yang didapatkan jauh lebih besar dibanding siklus sebelumnya, siswa pun
merasakan lebih paham saat pada pertemuan di siklus II, kesulitan yang dialami pada
sebelumnya dapat diatasi oleh siswa yang sebelumnya melakukan kesalahan pada soal yang
diberikan, setelah diingatkan kembali siswa dapat mencari gradient dari dua titik yang
diketahui, dapat mengambarkan titik pada bidang kartesius. Dikarenakan pemahaman yang
diberikan di terapkan bersama dengan diskusi kelompok membuat siswa lebih berpikir kritis,
kreatif dalam mengerjakan langkah-langkah yang ada pada LKPD, pendekatan yang diambil
mampu membuat siswa lebih aktif dan lebih ingin tau dengan apa yang mereka cari pada materi
tersebut.
Hasil yang didapat dari siklus II merupakan hasil yang sesuai dengan ketetapan bahkan
melebihi dari yang ditetapkan, dimana banyak siswa yang melampaui nilai yang sudah
ditetapkan. Banyak perubahan yang dialami saat pelaksanaan siklus ke II membuat hasil yang
tadinya kurang menjadi meningkat dikarenakan adanya perbaikan pembelajaran yang dirancang
untuk pembelajaran pada siklus ini. Sehingga pencapaian hasil belajar yang telah dilakukan
pada siklus II telah melampaui ketentuan yang ditetapkan, maka penelitian tindakan kelas
berhenti di siklus ke II. Sejalan dengan Marlina, Nurjahidah, Sugandi, & Setiawan (2018)
Karena siklus II sudah mencapai KKM, maka penelitian tidak berlanjut pada siklus selanjutnya
atau berhenti pada siklus ini.
Setelah melihat temuan yang terjadi pada siklus I, dan siklus II bahwa penerapan pendekatan
pembelajaran Problem Based Learning pada materi persamaan garis lurus dapat meningkatkan
hasil belajar. Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia, Jalinus, & Siregar
(2017) penerapan pendekatan pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII-5 SMP
Negeri 16 Pekanbaru.
430 Fatimah, Setiawan & Kadarisma, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Problem B…
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah disajikan pada uraian sebelumnya bahwa
penerapan pendekatan Problem Based Learning pada materi persamaan garis lurus mampu
meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa akan lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pembanding atau referensi untuk penelitian selanjutnya, dan sebagai bahan pertimbangan
untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam, media pembelajaran dapat dimanfaatkan
untuk memaksimalkan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Aripin, U. (2015). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa Smp Melalui
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah. P2M STKIP Siliwangi, 2(1), 120-127.
Bey, A. (2017). Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 224-
239.
Elita, G. S., Habibi, M., Putra, A., & Ulandari, N. (2019). Pengaruh pembelajaran problem
based learning dengan pendekatan metakognisi terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(3), 447-458.
Hasanah, M. A., & Surya, E. (2017). Differences in the abilities of creative thinking and
problem solving of students in mathematics by using cooperative learning and learning of
problem solving. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research
(IJSBAR), 34(01), 286-299.
Jarmita, N., & Hazami, H. (2013). Ketuntasan hasil belajar siswa melalui pendekatan realistic
mathematics education (rme) pada materi perkalian. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA:
Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 13(2), 212-222.
Kurnia, I. A., Jalinus, J., & Siregar, S. N. (2017). Penerapan Model Problem Based Learning
(Pbl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII 5 SMP Negeri 16
Pekanbaru (Doctoral dissertation, Riau University).
Marlina, R., Nurjahidah, S., Sugandi, A. I., & Setiawan, W. (2018). Penerapan Pendekatan
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Kelas VII MTs pada Materi Perbandingan dan Skala. JPMI (Jurnal
Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(2), 113-122.
Novtiar, C., & Aripin, U. (2017). Meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan
kepercayaan diri siswa SMP melalui pendekatan open ended. Prisma, 6(2), 119-131.
Prabowo, E. H., Nurfauziah, P., & Hutajulu, M. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Pendekatan Discovery Learning Pada Materi Barisan dan Deret Kelas X.
5(5), 1323–1330.
Samsudin, F., & Hutajulu, M. (2022). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Discovery Learning Materi Himpunan. JPMI (Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif), 5(4), 1113-1120.
Septian, R., Irianto, S., & Andriani, A. (2019). Pengembangan lembar kerja peserta didik
(LKPD) matematika berbasis model realistic mathematics education. Jurnal Educatio
FKIP UNMA, 5(1), 59-67.
Setiawan, W. (2015). Meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP dengan
menggunakan model penemuan terbimbing. Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi, 2(1),
91-97.
Sulaeman, E., & Ismah, I. (2016). Upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa melalui strategi problem based learning pada kelas VIII-C SMP
Volume 6, No. 1, Januari 2023 pp 423-432 431