202-Article Text-331-1-10-20191217

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

IMPLEMENTASI BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL PADA SISWA DI

SDK PAHAR KECAMATAN LELAK KABUPATEN MANGGARAI

Fabianus H. Bosco
Program Studi PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng, Jl. Ahmad Yani, No.10 Ruteng, 86508
e-mail: [email protected]

Abstract: Individual-Social Guidance Implementation in SDK Pahar Lelak District Manggarai Regency.
This research is based on the social problem of the students in SDK Pahar. The social problem of the student is
rooted from an individual or certain individual which has effect to other people. The social problem of the
student which occur are the students are not afraid to say bad words and ridicule to other students in front of the
students, cutting the class, and leaving the class during the classroom interaction. This research is aiming to
know how far the applying of the individual guidance which run in SDK Pahar, the region of Lelak in
Manggaraim regency. The strategy which applied in individual-social guidance, the kind of guidances, and the
hindrances of applying is being focused of this research. The method of this research is qualitative method. The
data gathering through interview. The data validity is the tringulasy method. The data analisys through data
reduction, data display and data conclusion. The subject of this research is the headmaster and the teachers in
SDK Pahar. The result of this research, fisrt, the strategy which is used is personal guidance, group guidance, the
collaboration between teacher guidance, the cooperate between teachers and the student’s parent. Second, the
guidance individual-social is happening accidentally. Third, the hindrance of individual-social guidance in terms
of time, program, room and professional assistace which make the guidance is not maximum.

Keywords: Guidance, Individual-Social

Abstrak: Implementasi Bimbingan Pribadi-sosial pada Siswa di SDK Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten
Manggarai. Penelitian ini dilatarbelakangi masalah pribadi-sosial siswa di SDK Pahar. Masalah pribadi-sosial
adalah masalah yang bersumber dari insividu atau pribadi tertentu yang berdampak pada orang lain. Masalah
pribadi-sosial yang terjadi antara lain siswa tidak merasa takut maki dan mengejek temannya di depan guru,
sering bolos sekolah, keluar masuk dalam kelas ketika tidak ada guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana penerapan bimbingan pribadi-sosial yang dijalankan di SDK Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten
Manggarai, yang difokuskan pada strategi yang digunakan dalam penerapan bimbingan pribadi-sosial, bentuk
pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial, dan hambatan yang dihadapi saat memberi bimbingan pribadi-sosial
kepada siswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitataif. Data diperoleh melalui wawancara. Teknik
pengecekan keabasahan data dengan menggunakan triangulasi sumber. Kegiatan analisis datanya melalui reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru-guru
wali kelas di SDK Pahar. Hasil penelitian memperlihatkan pertama, bahwa strategi yang digunakan dalam
penerapan bimbingan pribadi-sosial di SDK Pahar yaitu dengan cara memberi bimbingan secara individual,
bimbingan kelompok, bimbingan dengan cara berkolaborasi dengan guru yang lain, dan kerja sama antara guru
dan orang tua siswa. Kedua, pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial di SDK Pahar diwujudkan secara insidental
atau tanpa direncanakan oleh guru sebelumnya dan yang ketiga, penerapan bimbingan pribadi-sosial di SDK
Pahar memiliki hambatan baik dari segi waktu, program, ruangan bimbingan maupun tenaga profesional yang
belum memadai sehingga pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial kurang maksimal.

Kata Kunci: Bimbingan, Pribadi-Sosial

PENDAHULUAN meningkatkan keperibadiannya dengan jalan


membina potensi-potensi pribadinya, yaitu
Sekolah merupakan lembaga rohani (pikir, karsa, rasa, dan budi nurani) dan
pendidikan yang memiliki peran penting dalam jasmani (panca indra, serta keterampilan).
usaha membentuk pribadi siswa, baik secara Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
mandiri atau sosial. Dalam hal ini manusia atau 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I
peserta didik tidak terlepas dari pendidikan. Pasal 1 (ayat 1) menegaskan, bahwa :
Menurut Saepudin (2009:196) pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
adalah aktivitas dan usaha manusia untuk untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

8
Bosco, Implementasi Bimbingan Pribadi-Sosial pada Siswa di SDK Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai 9

pembelajaran agar peserta didik secara aktif oleh siswa. Bimbingan merupakan upaya untuk
mengembangkan potensi dirinya untuk membantu individu agar berkembang sesuai
memiliki kekuatan spritual keagamaan, dengan kemampuan yang dimilikinya secara
pengendalian diri, kepribadian, keceradasan, bertahap dalam proses yang matang. Salah satu
akhlak mulia, serta keterampilan yang di layanan bimbingan yang diberikan dalam
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan bimbingan konseling adalah layanan bimbingan
negara. pribadi-sosial.
Dalam dunia pendidikan guru adalah Bimbingan pribadi-sosial merupakan
sosok yang pastiya sering kita temui dimana- salah satu bimbingan yang ada di sekolah.
mana, di lingkungan tempat tinggal, anggota Menurut Sukardi (2008: 53), bidang bimbingan
keluarga dan tentunya di sekolah-sekolah. pribadi membantu siswa menemukan dan
Dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 mengembangkan pribadi yang beriman dan
pasal 1 dijabarkan tentang guru dan dosen, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
“guru dan dosen adalah pendidik profesional mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan
dengan tugas utama mendidik, mengajar, rohani. Bidang bimbingan sosial membantu
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, siswa mengenal dan berhubungan dengan
dan mengevaluasi peserta didik pada lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan kenegaraan. Bimbingan pribadi-sosial berarti
menengah”. bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya
Berdasarkan uraian di atas, peneliti sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan
dapat menyimpulkan bahwa pendidikan dalam hatinya sendiri dalam mengatur dirinya
dilakukan secara sengaja dan memiliki tujuan sendiri di bidang kerohanian, perawatan
yang ingin dicapai, yakni mengembangkan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran
potensi diri peserta didik. Potensi yang nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan
dikembangkan tidak hanya pada kecerdasan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan
pengetahuan, tetapi juga pada kepribadiannya. sesama di berbagai lingkungan (pergaulan
Dalam pengembangan kepribadiannya sosial). Bimbingan pribadi-sosial merupakan
diperlukan bimbingan secara baik dari guru seperangkat usaha membantu peserta didik agar
sesuai dengan masalah yang dialami oleh dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah
peserta didik. Bimbingan yang dimaksud dalam pribadi maupun sosial yang dialami oleh peseta
hal ini adalah bimbingan yang diberikan kepada didik di Sekolah.
siswa yang diprogramkan sesuai dengan pola- Masalah pribadi-sosial tergolong atas
pola dalam bimbingan dan konseling. beberapa masalah antara lain masalah hubungan
Menurut Hidayat & Herdi (2013: 129), dengan sesama teman, dengan guru serta staf,
bimbingan dan konseling merupakan ilmu permasalahan sifat dan kemampuan diri,
terapan yang selalu berkembang mengikuti penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan
perubahan kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan dan masyarakat tempat mereka tinggal serta
politik. Pada saat ini bimbingan dankonseling di bagaimana penyelesaian konflik. Bimbingan
Indonesia secara dinamis mengikuti berbagai pribadi-sosial merupakan salah satu program
perubahan kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan bimbingan yang harus ada dan dilaksanakan di
politik. Manusia sebagai makhluk sosial secara setiap sekolah termasuk di sekolah dasar.
alami tidak cukup jika hanya Layanan bimbingan yang diberikan guru
menyelenggarakan pendidikan yang kepada siswa harus terencana dan dilakukan
menekankan pada aspek kognitif saja. Oleh oleh guru yang professional agar siswa mampu
karena itu sangat membutuhkan adanya bertumbuh dan berkembang sesuai dengan
layannan bimbingan agar setiap siswa perkembangan baik secara fisiologis maupun
mempunyai bekal tersendiri yang tidak hanya psikologis. Sekolah hendaknya mampu
dalam aspek kognitif tetapi juga dalam aspek menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
afektif atau sikap yang positif yang dimiliki tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan,
10 Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, Volume 3, Nomor 1 Januari 2019

tetapi juga memberikan layanan bimbingan deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data
yang dibutuhkan oleh peserta didik khususnya yang sohih yang dipersyaratkan kualitatif yaitu
bimbingan pribadi-sosial. wawancara mendalam, studi dokumen, dan
Berdasarkan data awal yang diperoleh melakukan triangulasi (Satori & Komariah,
dari guru-guru di SDK Pahar Kecamatan Lelak 2012:25). Penelitian ini dilakukan di SDK
Kabupaten Manggarai, pada tanggal 27-28 Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai.
November 2017, bahwa di SDK Pahar kegiatan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan
layanan bimbingan pribadi-sosial tidak bulan Mei 2018, dan subjek dalam penelitian
diberikan oleh guru pembimbing secara khusus ini adalah kepala sekolah dan semua guru wali
seperti di jenjang SMP dan SMA. Layanan kelas di SDK Pahar.
bimbingan diberikan oleh masing-masing guru Data yang diperoleh dalam penelitian
wali kelas. Dalam hal ini membutuhkan ini menggunakan teknik wawancara. Ada pun
kesadaran dari masing-masing guru wali kelas jenis wawancara yang digunakan dalam
untuk proaktif melakukan bimbingan kepada penelitian ini ialah wawancara tidak terstruktur.
siswa sesuai dengan masalah yang ada. Selain Menurut Sugiyono (2015:320), wawancara
bertugas menyampaikan materi pelajaran tidak berstruktur, adalah wawancara yang bebas
(transfer of knowledge) guru juga memberikan di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
layanan bimbingan kepada semua peserta didik. wawancara yang telah tersusun secara
Lebih lanjut berdasarkan studi pendahuluan sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan
peneliti, bahwa fenomena atau masalah yang datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
dialami oleh peserta didik di SDK Pahar hanya berupa garis-garis besar permasalahan
Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai antara yang akan ditanyakan. Wawancara ini ditujukan
lain; siswa tidak merasa takut mengejek dan kepada semua guru wali kelas dan Kepala SDK
maki teman-teman di depan guru sehingga Pahar untuk memperoleh informasi mengenai
menyebabkan pertengkaran antara siswa, keluar bagaimana strategi, teknik, bentuk, serta
masuk kelas ketika guru tidak ada, siswa sering hambatan dalam penerapan bimbingan pribadi-
pulang sekolah tidak tepat waktu, siswa jarang sosial di SDK Pahar Kecamatan Lelak
masuk sekolah tanpa pemberitahuan. Kabupaten Manggarai.
Fenomena-fenomena di atas merupakan Instrumen yang digunakan dalam
gambaran tentang masalah pribadi-sosial di penelitian ini berupa pedoman wawancara
sekolah yang berpotensi memiliki dampak bagi terkait dengan bagaimana strategi, teknik,
orang lain seperti teman, guru-guru, orang tua bentuk, serta hambatan dalam penerapan
maupun masyarakat. Berkaca dari fenomena bimbingan pribadi-sosial di SDK Pahar
tersebut peneliti merasa tertarik untuk Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai.
mengetahui lebih jauh mengenai solusi dan Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini
layanan bimbingan pribadi-sosial yang dilakukan triangulasi sumber. Menurut Patton
dijalankan di SDK Pahar Kecamatan Lelak (Moleong, 2010:29), triangulasi sumber berarti
Kabupaten Manggarai tahun ajaran 2017/2018. membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
METODE melalui subjek penelitian yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Triangulasi sumber pada
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan membandingkan
penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis informasi dari kepala sekolah dan guru-guru
penelitian kualitatif. Jenis penelitian kualitatif wali kelas di SDK Pahar.
adalah suatu pendekatan penelitian yang Berkaitan dengan analisis data,
mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan Matthew & Michael (Paltima, 2013:100),
mendeskripsikan kenyataan secara benar, analisis data dibagi dalam tiga alur kegiatan
dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik yang terjadi secara bersama. Ketiga alur yang
pengumpulan dan analisis data yang relevan dimaksud adalah: Reduksi data yang diartikan
yang diperoleh dari situasi yang ilmiah. Dengan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
demikian, penelitian kualitatif tidak hanya pada penyederhanaan, pengabsatrakkan, dan
sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi transformasi data yang muncul dari catatan-
Bosco, Implementasi Bimbingan Pribadi-Sosial pada Siswa di SDK Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai 11

catatan lapangan. Reduksi data berlangsung (kuratif) maupun upaya pencegahan (preventif)
secara terus menerus selama pengumpulan data agar tidak terjadi masalah pada siswa.
berlangsung. Bagian kedua dari analisis data Ketiga pokok atau hasil penelitian di
adalah penyajian data. Penyajian yang SDK Pahar Kecamatan Lelak dapat dijelaskan
dimaksud adalah sekumpulan informasi sebagai berikut:
tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pegambilan Strategi yang Digunakan dalam Penerapan
tindakan. Penyajian yang paling sering Bimbingan Pribadi-sosial
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
bentuk teks naratif. Bagian terakir dalam Strategi yang digunakan dalam
analisis data adalah menarik kesimpualan atau penerapan bimbingan pribadi-sosial merupakan
verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, salah satu rencana dari guru dalam menerapkan
peneliti mulai mencari arti, benda-benda, pola- bimbingan pribadi-sosial kepada peserta didik.
pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang Hal ini bertujuan untuk mengatasi sikap atau
mungkin, sebab-akibat dan proposisi. perilaku siswa yang tidak disenangi oleh orang
Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya lain misalnya guru-guru, teman-teman, orang
kumpulan catatan lapangan, pengkodean, tua dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu,
penyimpanan dan metode pencapaian ulang sekolah harus menerapkan bimbingan pribadi-
yang digunakan, kecakapan peneliti dan sosial kepada peserta didik. Berdasarkan data
tuntutan sponsor. yang diperoleh peneliti bahwa strategi yang
digunakan dalam penerapan bimbingan pribadi-
HASIL DAN PEMBAHASAN sosial yang dijalankan di SDK Pahar
Kecamatan Lelak yaitu: pertama, guru
Berdasarkan kajian hasil penelitian di memberikan bimbingan secara individual
SDK Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten kepada siswa, yang dimaksudkan bimbingan
Manggarai, hampir semua guru baik kepala secara individual merupakan bantuan yang
sekolah maupun enam (6) guru wali kelas diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku
memiliki persepsi, fakta berkaitan dengan murid secara individu. Kedua, bimbingan
layanan bimbingan pribadi-sosial kepada siswa kelompok, yang dimaksudkan bimbingan yang
yang memiliki masalah seperti yang telah diberikan secara kelompok atas dasar masalah
dipaparkan pada pembahasan pendahuluan. kelompok. Ketiga, berkolaborasi dengan guru
Hasil penelitian secara umum memperlihatkan yang lain, dalam hal ini maksudnya guru
pertama, strategi yang digunakan dalam memberi bimbingan kepada siswa bersamaan
penerapan bimbingan pribadi-sosial yang dengan guru yang lain. Keempat, kerja sama
dijalankan di Sekolah Dasar Katolik Pahar dengan orang tua siswa, maksudnya bukan
antara lain guru memberi bimbingan secara hanya guru yang member bimbingan kepada
individu kepada siswa, memberi bimbingan siswa, tetapi orang tua yang berperan aktif
kelompok dalam kelas, kolaborasi dengan guru dalam memberi bimbingan kepada anaknya.
lain, kerja sama guru dengan orang tua siswa. Strategi yang digunakan oleh guru-guru
Kedua, bentuk pelaksanaan bimbingan pribadi- dalam penerapan bimbingan pribadi-sosial di
sosial yang dijalankan di Sekolah Dasar Katolik SDK Pahar masih bersifat umum dan
Pahar yaitu dilakukan secara insidental atau konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari
tanpa direncanakan oleh guru sebelumnya. cara menerapakan bimbingan pribadi-sosial
Ketiga, berkaitan dengan hambatan dalam yang dilakukan baik secara individu, kelompok
penerapan bimbingan pribadi-sosial di SDK siswa maupun melalui kerjasama antar guru
Pahar yaitu tidak terprogramkan waktu, sasaran maupun antara guru dan orang tua siswa.
pelayanan, sarana khusus serta ruangan Bersifat konvensional karena strategi yang
bimbingan untuk dijalankan secara khusus oleh digunakan adalah bimbingan yang bersifat
guru-guru sebagai upaya mengatasi masalah umum yang diberikan sambil mentransferkan
ilmu pengetahuan kepada siswa di dalam kelas.
12 Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, Volume 3, Nomor 1 Januari 2019

Hal tersebut diyakini tidak bisa menyelesaikan bermasalah. Sebagian besar guru menyatakan
masalah yang dialami siswa secara maksimal. bahwa bentuk pelaksanaan seperti ini cukup
Menurut Winkel (1997:142), bimbingan baik dan efektif bagi siswa. Hal ini dilihat dari
pribadi-sosial adalah bimbingan yang diberikan perkembangan siswa yang pernah mengalami
kepada individu dalam menghadapi keadaan masalah di sekolah.
batin dan mengatasi berbagai pergumulan Berkaitan dengan bentuk pelaksanaan
dalam batin individu itu sendiri serta dalam bimbingan pribadi-sosial oleh guru-guru di
membina hubungan kemanusian dengan sesama SDK Pahar yakni dilakukan secara insidental
di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). maka bisa dipastikan masalah yang dialami
Senada dengan Winkel, Syamsu & Nurihsan siswa tidak bisa diselesaikan dengan baik
(2006: 15), juga menjelaskan bimbingan karena proses yang dilaksanakan tidak dengan
pribadi-sosial merupakan bimbingan untuk perencanaan yang matang melalui program-
membantu para individu dalam menyelesaikan program yang sudah dirancang sebelumnya
masalah-masalah sosial-pribadi. Bimbingan seperti program tahunan untuk layanan
pribadi-sosial diarahkan untuk memantapkan bimbingan oleh setiap guru wali kelas (guru
kepribadian dan mengembangkan kemampuan pembimbing).
individu dalam menangani masalah-masalah Dalam kaitan peran guru sebagai
dirinya. pembimbing, Sanjaya (2006:21) menjelaskan
Berdasarkan pengertian dari para ahli di bahwa guru diminta untuk dapat mengarahkan
atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kepada siswa untuk menjadi seperti yang
bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya diinginkannya. Namun tentunya, haruslah guru
bantuan untuk membantu individu dalam membimbing dan mengarahkan secara baik
menghadapi dan mengatasi masalah mereka, untuk dapat mencapai cita-cita dan impian
dimulai dari masalah dalam dirinya sendiri siswa tersebut. Guru harus dapat memberikan
hingga masalah keterampilan untuk berinteraksi pendidikan karakter, nilai, dan moral kepada
dengan individu lain dan lingkungannya siswa. Sehingga gurulah yang memiliki peran
(pribadi-sosial). Masalah dari dalam diri penting untuk dapat menciptakan generasi
individu (siswa) sering juga kita kenal dengan muda bangsa yang beretika, berpendidikan,
istilah masalah batiniah yang melibatkan bermoral, dan berkarakter. Jika bimbingan
perasaan dan pikiran individu itu sendiri. Tentu pribadi-sosial dilaksanaan dengan baik, maka
dalam hal ini guru sharus mampu semua fungsinya bisa terwujud secara
menyelesaikan setiap masalah siswa secara maksimal.
khusus masalah tingkah laku yang berhubungan Beberapa fungsi bimbingan pribadi-
dengan orang lain. Guru perlu mempersiapkan sosial yang diungkapkan oleh Totok (Puspita,
diri secara matang, memilih strategi yang tepat 2007: 47-49), yaitu: (1) berubah menuju
serta mampu merencakan layanan bimbingan pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi-sosial,
yang akan diberikan kepada siswa agar mereka konselor secara berkesinambungan
bisa bertumbuh dan berkembang menjadi memfasilitasi individu agar mampu menjadi
pribadi yang patut dibanggakan. agen perubahan (agent of change) bagi dirinya
dan lingkungannya. Guru pembimbing juga
Bentuk Pelaksanaan Bimbingan Pribadi- berusaha membantu individu sedemikian rupa
sosial sehingga individu mampu menggunakan segala
sumber daya yang dimilikinya untuk berubah
Bentuk pelaksanaan bimbingan (2) pemahaman diri secara penuh dan utuh.
merupakan salah satu gambaran dalam Individu memahami kelemahan dan kekuatan
pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial kapada yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan
siswa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti tantangan yang ada di luar dirinya. Pada
bahwa bentuk pelaksanaan bimbingan pribadi- dasarnya melalui bimbingan pribadisosial
sosial yang dijalankan di Sekolah Dasar Katolik diharapkan individu mampu mencapai tingkat
Pahar yaitu dilakukana secara insidental atau kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan
tanpa direncanakan oleh guru sebelumnya. penuh seperti yang diharapkan, sehingga
Guru memberi bimbingan kepada siswa yang individu tidak memiliki kepribadian yang
Bosco, Implementasi Bimbingan Pribadi-Sosial pada Siswa di SDK Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai 13

terpecah lagi dan mampu mengintegrasikan diri bahkan tidak ada bukti bimbingan yang
dalam segala aspek kehidupan secara utuh, dijalankan. Selain hambatan yang berkaitan
selaras, serasi dan seimbang (3) belajar dengan program, hambatan lain adalah tempat
berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pelaksanaan bimbingan kepada siswa. Belum
pribadi sosial dapat berfungsi sebagai media disediakan ruangan khusus untuk pelaksanaan
pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi layanan bimbingan termasuk bimbingan
secara lebih sehat dengan lingkungannya (3) pribadi-sosial. Saat terjadi hambatan dalam
berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. pelaksanaan bimbingan, maka tujuan dari
Bimbingan pribadi-sosial digunakan sebagai bimbingan itu sendiri tidak akan tercapai secara
media untuk menciptakan dan berlatih perilaku optimal.
baru yang lebih sehat (4) belajar untuk Tujuan bimbingan pribadi-sosial
mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. menurut Syamsu & Nurihsan (2006: 14), adalah
Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan sebagai berikut : (1) memiliki komitmen yang
individu dapat dengan spontan, kreatif, dan kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
efektif dalam mengungkapkan perasaan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
keinginan, dan inspirasinya (5) individu mampu Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial pergaulan dengan teman sebaya, sekolah,
diharapkan individu dapat bertahan dengan tempat kerja maupun masyarakat pada
keadaan masa kini, dapat menerima keadaan umumnya (2) memiliki sikap toleransi terhadap
dengan lapang dada, dan mengatur kembali umat beragama lain, dengan saling
kehidupannya dengan kondisi yang baru (6) menghormati dan memelihara hak dan
menghilangkan gejala-gejala yang kewajibannya masingmasing (3) memiliki
disfungsional. Pembimbing membantu individu pemahaman tentang irama kehidupan yang
dalam menghilangkan atau menyembuhkan bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan
gejala yang menggangu sebagai akibat dari dan tidak menyenangkan, serta mampu
krisis. meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya (4) memiliki
Hambatan yang Dihadapi Dalam pemahaman dan penerimaan diri secara objektif
Pelaksanaan Bimbingan Pribadi-sosial dan konstruktif, baik yang terkait dengan
keunggulan maupun kelemahan, baik fisik
Hambatan merupakan suatu hal yang maupun psikis (5) memiliki sifat positif atau
bisa menghalangi sesuatu untuk mencapai apa respek terhadap diri sendiri dan orang lain (6)
yang diinginkan oleh sesorang. Berdasarkan memiliki kemampuan melakukan pilihan secara
hasil wawancara dengan guru-guru wali kelas sehat (7) bersikap respek terhadap orang lain,
ditemukan beberapa hambatan dalam proses menghormati atau menghargai orang lain, tidak
pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial yang melecehkan martabat atau harga dirinya (8)
dijalankan di SDK Pahar yakni dari segi waktu, memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan
tenaga, program maupun tempat atau ruangan dalam bentuk komitmen terhadap tugas dan
khusus untuk layanan bimbingan kepada siswa. kewajibannya (9) memiliki kemampuan
Berkaitan dengan waktu pelaksanaan berinteraksi sosial (human relationship), yang
bimbingan pribadi-sosial, tidak ditetapkan diwujudkan dalam bentuk persahabatan,
secara khusus sehingga pelaksanaanya persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama
bersamaan dengan proses kegiatan belajar manusia (10) memiliki kemampuan dalam
mengajar (KBM) di dalam kelas. Selain itu, menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
tidak ada tenaga pendidik khusus (bimbingan internal (dalam diri sendiri) maupun orang lain
konseling) yang menangani masalah siswa. (11) memiliki kemampuan untuk mengambil
Program bimbingan pribadi-sosial yang disusun keputusan secara efektif.
tidak secara sistematis sesuai pedoman dan Pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial
disusun oleh masing-masing guru wali kelas bertujuan untuk mengatasi sikap peseta didik
sehingga secara administrasi tidak sama dan yang kurang baik dan tidak disenangi oleh
14 Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, Volume 3, Nomor 1 Januari 2019

orang lain seperti guru, teman-teman, orang tua ditetapkan secara khusus sehingga
maupun masyrakat. Sikap yang dimaksud pelaksanaanya bersamaan dengan proses
merupakan kesiapan atau kecendrungan kegiatan belajar mengajar (KBM) di dalam
seseorang atau bertindak dalam menghadapi kelas. Selain itu program bimbingan pribadi-
suatu masalah atau situasi tertentu. Pada sosial yang disusun tidak secara sistematis
dasarnya manusia memiliki sikap yang berbeda, sesuai pedoman dan disusun oleh masing-
namun untuk menyesuaikan sikap yang berbeda masing guru wali kelas sehingga secara
itu, perlu sebuah proses pendidikan serta administrasi tidak sama dan bahkan tidak ada
bimbingan yang di selenggarakan di sekolah. bukti otentik layanan bimbingan yang
Manusia sebagai makhluk sosial secara alami dijalankan. Selain hambatan yang berkaitan
tidak cukup jika hanya menerima dan dengan program, hambatan lain adalah tempat
menyelenggarakan pendidikan yang pelaksanaan bimbingan kepada siswa. Belum
menekankan pada aspek kognitif saja, oleh disediakan ruangan khusus untuk pelaksanaan
karena itu sangat membutuhkan adanya layanan bimbingan termasuk bimbingan
layannan bimbingan agar setiap siswa pribadi-sosial.
mempunyai bekal tersendiri yang tidak hanya
dalam aspek kognitif tetapi juga dalam aspek DAFTAR RUJUKAN
afektif atau sikap yang ditampilkan secara
positif. Hidayat, RD dan Herdi. 2013, Bimbingan
Konseling Kesehatan Mental Sekolah,
KESIMPULAN PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Berdasarkan hasil penelitian dan Moleong, LJ. 2010, Metodologi Penelitian


pembahasan, peneliti dapat membuat Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung
kesimpulan tentang gambaran proses
pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial yang Puspita, R. 2007, Program Bimbingan Pribadi-
dijalankan di SDK Pahar yaitu: 1) strategi yang Sosial Untuk Mengembangkan
digunakan dalam penerapan bimbingan pribadi- Kecerdasan Interpersonal Siswa,
sosial yang dijalankan di Sekolah Dasar Katolik Bandung.
Pahar yaitu: guru memberi bimbingan secara
individual kepada siswa, memberi bimbingan Paltima, H. 2013, Metode Penelitian Kualitatif,
kelompok dalam kelas, berkolaborasi dengan Alfabeta, Bandung
guru yang lain, keja sama guru dengan orang
tua siswa. Strategi dalam penerapan layanan Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran:
bimbingan pribadi-sosial sebaiknya Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
ditingkatkan dengan memperhatikan keadaan Jakarta. Kencana
atau dinamika siswa di sekolah 2) bentuk
pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial yang Sukardi, DK. 2008, Pengantar Pelaksanaan
dijalankan di SDK Pahar secara incidental atau Program Bimbingan dan Konseling di
tanpa direncanakan oleh guru sebelumnya. Sekolah, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Bentuk pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial
sebaiknya diprogramkan secara khusus oleh Syamsu, Y dan Nurihsan, J. 2006, Landasan
guru-guru wali kelas pada awal semester agar Bimbingan dan Konseling, PT.Remaja
pelaksanaannya sesuai dengan harapan yakni Rosdakarya, Bandung
bisa menyelesaikan setiap masalah pribadi-
sosial siswa secara maksimal 3) hambatan Saepudin, A. 2009, Manajemen Kemanterian
dalam proses pelaksanaan bimbingan pribadi- Sekolah Dengan Masyarakat. PT. Sarana
sosial yang dijalankan di SDK Pahar yakni dari Panca Karya Nusa
segi waktu, tenaga, program maupun tempat
atau ruangan khusus untuk layanan bimbingan Sugiyono 2015, Metode Penelitian Pendidikan
kepada siswa. Berkaitan dengan waktu Pendekatan Kuantitati dan Kualitatif, R
pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial, tidak & D. Alfabeta, Bandung
Bosco, Implementasi Bimbingan Pribadi-Sosial pada Siswa di SDK Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai 15

Satori, D dan Komariah, A. 2012, Metode


Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang RI Nomor 14 Tahun2005


tentang Sistem Pendidikan Nasional

Winkel, W.S. 1997, Bimbingan dan Konseling


di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.

You might also like