Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Abstract
Lintut plants are herbaceous plants that can grow in soft or watery soil. Research on leaf extracts
against Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and Salmonella typhi has
never been done. This study aims to determine the antibacterial activity of leaf extract against
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and Salmonella typhi. The research
stages began with the manufacture of simplicia, the manufacture of ethanol extract of lintut leaves,
the ethanol extract phytochemical screening test, and the antibacterial activity test using the well
diffusion method. The study was conducted using 3 groups of concentrations of lintut leaf extract,
namely 7%, 9% and 10% with ampicillin 0.1% as a positive control and aquadest as a negative
control. The results of the phytochemical screening test showed that the leaf extract positively
contained triterpenoids / steroids and tannins. Antibacterial activity using the well diffusion method
showed that the extracts of lintut leaves with a concentration of 7%, 9% and 10% were not
significantly different. The best concentration in inhibiting the growth of Escherichia coli,
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and Salmonella typhi was at a concentration of 7%.
The positive control used, namely ampicillin, produced a larger diameter of the inhibition zone
compared to the diameter of the extract inhibition zone.
Abstrak
Tanaman lintut merupakan tumbuhan terna yang dapat tumbuh di tanah lembek atau berair.
Penelitian mengenai ekstrak daun lintut terhadap bakteri Eschericia coli, Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis dan Salmonella typhi belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun lintut terhadap bakteri Eschericia coli,
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Salmonella typhi. Tahapan penelitian diawali
dengan pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun lintut, uji skrining fitokimia ekstrak
etanol, dan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumuran. Penelitian dilakukan
menggunakan 3 kelompok konsentrasi ekstrak daun lintut yaitu 7%, 9% dan 10% dengan ampicilin
0,1% sebagai kontrol positif serta aquadest sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian uji skrining
fitokimia menunjukkan ekstrak daun lintut positif mengandung triterpenoid/steroid dan tanin.
Aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran menunjukkan bahwa ekstrak daun lintut
dengan konsentrasi 7%, 9% dan 10% statistik uji T tidak berbeda signifikan. Konsentrasi terbaik
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli, Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis dan Salmonella typhi terdapat pada konsentrasi 7%. Kontrol positif yang digunakan yaitu
ampicilin menghasilkan diameter daerah zona hambat yang lebih besar bila dibandingkan dengan
diameter zona hambat ekstrak.
Kata Kunci: Antibakteri, Daun Lintut, Eschericia coli, Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis dan Salmonella typhi
DOI: https://doi.org/10.25026/mpc.v13i1.444
Gambar 1. Hasil uji antibakteri ekstrak etanol daun lintut konsentrasi 7% terhadap bakteri Staphylococcus aureus (SA),
Escherichia coli (EC), Staphylococcus epidermidis (SE), dan Salmonella typhi (ST). R= Replikasi. KN = Kontrol Negatif. KP =
Kontrol Positif.
Gambar 2. Hasil uji antibakteri ekstrak etanol daun lintut konsentrasi 9% terhadap bakteri Staphylococcus aureus (SA),
Escherichia coli (EC), Staphylococcus epidermidis (SE), dan Salmonella typhi (ST). R= Replikasi. KN = Kontrol Negatif. KP =
Kontrol Positif.
Gambar 3. Hasil uji antibakteri ekstrak etanol daun lintut konsentrasi 9% terhadap bakteri Staphylococcus aureus (SA),
Escherichia coli (EC), Staphylococcus epidermidis (SE), dan Salmonella typhi (ST). R= Replikasi. KN = Kontrol Negatif. KP =
Kontrol Positif.
Hasil pengamatan terhadap sumuran yang hambat yang dibentuk adalah 8,9 mm dan
berisi ekstrak daun lintut menunjukkan hasil pada kosentrasi 10% rata-rata zona hambat
positif dengan terbentuknya zona hambat di yang dibentuk adalah 11,8 mm. Pada bakteri
sekitar sumuran. Hal ini disebabkan oleh Staphylococcus aureus konsentrasi 7% rata-
keberadaan metabolit sekunder sehingga rata zona hambat yang dibentuk adalah 12,5
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan mm, pada kosentrasi 9% rata-rata zona
bakteri uji. Kandungan metabolit sekunder hambat yang dibentuk adalah 4,6 mm dan
daun lintut berdasarkan analisis fitokimia pada kosentrasi 10% rata-rata zona hambat
secara kualitatif diperoleh senyawa yang dibentuk adalah 11,2 mm. Pada bakteri
triterpenoid/steroid dan tannin. Staphylococcus epidermidis konsentrasi 7%
Keberadaan metabolit sekunder menjadi rata-rata zona hambat yang dibentuk adalah
faktor penting melalui mekanismenya 12,1 mm, pada kosentrasi 9% rata-rata zona
terhadap bakteri. Aktivitas tanin diduga dapat hambat yang dibentuk adalah 6,9 mm dan
bekerja dengan mengadakan komplek pada kosentrasi 10% rata-rata zona hambat
hidrofobik dengan protein, menginaktivasi yang dibentuk adalah 13,3 mm. Pada bakteri
enzim dan protein transport dinding sel, Salmonella typhi konsentrasi 7% rata-rata
sehingga mengganggu pertumbuhan bakteri. zona hambat yang dibentuk adalah 12,9 mm,
Selain itu juga tannin dapat mengerutkan pada kosentrasi 9% rata-rata zona hambat
dinding sel sehingga mengganggu yang dibentuk adalah 7,8 mm dan pada
permeabilitas dinding sel kosentrasi 10% rata-rata zona hambat yang
akibatnyamenghambat pertumbuhan bakteri dibentuk adalah 11 mm. Tingkat pertumbuhan
atau bahkan mati [3]. bakteri jika zona hambat 5 mm atau kurang
Senyawa terpenoid diketahui aktif maka tingkat penghambatannya dikategorikan
melawan bakteri, tetapi mekanisme lemah, 5-10 mm dikategorikan sedang, 10-20
antibakterial triterpenoid masih belum benar- mm dikategorikan kuat dan 20 mm atau lebih
benar diketahui. Aktivitas antibakteri dikategorikan sangat kuat [6]. Dengan hasil
terpenoid diduga melibatkan pemecahan yang didapat diatas, bisa disimpulkan bahwa
membran oleh komponen-komponen lipofilik. daun lintut konsentrasi 7% dan 10 % memiliki
Selain itu, senyawa fenolik dan terpenoid pengaruh antibakteri yang kuat terhadap
memiliki target utama yaitu membran bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
sitoplasma yang mengacu pada sifat alamnya Staphylococcus epidermidis dan Salmonella
yang hidrofobik [4]. Golongan senyawa typhi, karena rata-rata diameter zona hambat
terpenoid berpotensi sebagai antimikroba berada di kisaran 10-20 mm. Sedangkan pada
antara lain memiliki sifat antijamur, konsentrasi 9% memiliki pengaruh antibakteri
antibakteri dan antivirus. Mekanisme kerja sedang terhadap bakteri Escherichia coli,
sebagai antibakteri diduga bekerja merusak Staphylococcus aureus, Staphylococcus
dinding sel bakteri dengan jalan mengganggu epidermidis dan Salmonella typhi, karena rata-
komponen petidoglikan sel bakteri sehingga rata diameter zona hambat berada di kisaran
lapisan dinding sel mengalami kerusakan 5-10 mm.
menyebabkan isi sel keluar/ sel lisis dan Kemampuan aktivitas antibakteri
bakteri mengalami kematian [5]. tertinggi ekstrak daun lintut terjadi pada
Hasil uji antibakteri daun lintut terbukti konsentrasi 7% lalu mengalami penurunan
dapat menghambat pertumbuhan bakteri rata-rata diameter zona hambat pada
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, konsentrasi 9%, walaupun secara statistik
Staphylococcus epidermidis dan Salmonella tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dari
typhi dengan terbentuknya zona hambat di kedua konsentrasi tersebut. Penurunan
sekeliling lubang. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas antibakteri ini diduga adanya
aktivitas antibakteri pada daun lintut. Pada pengaruh dari viskositas larutan ekstrak yang
bakteri Escherichia coli konsentrasi 7% rata- tinggi akibat peningkatan konsentrasi,
rata zona hambat yang dibentuk adalah 12,5 sehingga ekstrak belum mampu untuk
mm, pada kosentrasi 9% rata-rata zona berdifusi dengan baik kedalam media agar.
Sedangkan untuk kontrol negatif tidak epidermidis dan Salmonella typhi terdapat
memberikan aktivitas antibakteri, hal ini pada konsentrasi 7%. Kontrol positif yang
terlihat dari tidak terbentuknya zona bening. digunakan yaitu ampicilin menghasilkan
Tujuan dari penggunan kontrol negatif itu diameter daerah zona hambat yang lebih besar
sendiri adalah untuk memastikan zona bening bila dibandingkan dengan diameter zona
atau zona bunuh yang terbentuk bukan hambat ekstrak.
merupakan pengaruh dari pelarut yang
digunakan untuk melarutkan ekstrak, tetapi Daftar Pustaka
murni dari senyawa aktif yang terkandung di
dalam ekstrak daun lintut [7]. [1] Hariana, Arief. 2004. Tumbuhan Obat Dan
Pembanding yang digunakan pada Khasiatnya . Jakarta :Niaga Swadaya.
penelitian ini yaitu dengan menggunakan [2] Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi dan
ampicilin dan kontrol negatifnya Patologi Modern Untuk Perawat . Jakarta :
menggunakan aquadest. Pada tabel 2 dapat EGC.
terlihat bahwa pada ampicilin zona hambat [3] Rahmawatiani, Ayu., Dewi Mayasari., dan
yang terbentuk lebih besar dibandingkan Angga Cipta Narsa. 2020. Kajian Literatur:
dengan ekstrak daun lintut dan aquadest. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Herba
Penggunaan ampicilin ini untuk Suruhan (Peperomia pellucida L.).
membandingkan apakah daun lintut yang Proceeding of Mulawarman
dapat digunakan sebagai larutan uji pada Pharmaceuticals Conferences.
berbagai konsentrasi mempunyai efek [4] Ngajow, Mercy., Jemmy Abidjulu., dan
antibakteri sebanding atau lebih kecil dari Vanda S. Kamu. 2013. Pengaruh
antibiotika ampicilin standar terhadap bakteri Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa
uji. Hal tersebut menunjukkan ampicilin (Pometia pinnata) Terhadap Bakteri
mengandung antibakteri yang kuat karena Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
ampicilin merupakan antibiotik spektrum luas Jurnal MIPA Unsrat Online, Vol.02 No.02.
golongan penisilin. Ampicilin adalah turunan [5] Ibrahim, Arsyik dan Hadi Kuncoro. 2012.
penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan Identifikasi Metabolit Sekunder dan
terhadap enzim penisilinase. Ampicilin bekerja Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
dengan menghambat sintesis dinding sel Sungkai (Peronema canescens Jack)
bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada Terhadap Beberapa Bakteri Patogen.
ikatan penisilin-protein, sehingga Journal of Tropical Pharmacy and
menyebabkan penghambatan pada tahapan Chemistry, Vol 2. No. 1.
akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan [6] Ramadhan, Adam., Ririn Pangaribuan.,
dalam dinding sel terhambat dan sel bakteri dan Arsyik Ibrahim. 2015. Metabolit
menjadi pecah [8]. Sekunder dan Aktivitas Fraksi Etil Asetat
Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa
(Jack) Prain.) Terhadap Bakteri
3. Kesimpulan
Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus
Berdasarkan hasil penelitian yang telah subtilis. Journal of Tropical Pharmacy and
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Chemistry, Vol 3. No. 2.
pada uji fitokimia yang dilakukan, kandungan [7] Hardika, Pindo., Aditya Fridayanti., dan
senyawa pada daun lintut (Hemigraphis sp) Laode Rijai. 2013. Aktivitas Antibakteri
adalah triterpenoid/steroid dan tanin. Ekstrak Ekstrak Daun Kecapi (Sandoricum
Daun Lintut (Hemigraphis sp) dapat koetjape Merr.). Journal of Tropical
menghambat pertumbuhan bakteri Pharmacy and Chemistry, Vol 2. No. 3.
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, [8] Kurniawati Evi. 2015. Daya Antibakteri
Staphylococcus epidermidis dan Salmonella Ekstrak Tunas Bambu Apus Terhadap
typhi. Konsentrasi terbaik dalam menghambat Bakteri Staphylococcus aureus dan
pertumbuhan bakteri Eschericia coli, Escherichia coli Secara In Vitro. Jurnal
Staphylococcus aureus, Staphylococcus Wiyata, Vol. 02, No. 02.