0% found this document useful (0 votes)
197 views14 pages

138 320 1 PB

PT Pertamina Patra Niaga has been using an Enterprise Resource Planning (ERP) system with SAP since 2010. The full implementation of SAP took a long time and produced backlogs. In 2014, the SAP system was enhanced to better align with PT PPN's changing business needs. This study examines the critical success factors for implementing the enhanced MySAP system at PT PPN. It analyzes factors such as top management support, effective project management, business process reengineering, education and training, and organizational culture on the success of the ERP implementation.

Uploaded by

Novella
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
Download as docx, pdf, or txt
0% found this document useful (0 votes)
197 views14 pages

138 320 1 PB

PT Pertamina Patra Niaga has been using an Enterprise Resource Planning (ERP) system with SAP since 2010. The full implementation of SAP took a long time and produced backlogs. In 2014, the SAP system was enhanced to better align with PT PPN's changing business needs. This study examines the critical success factors for implementing the enhanced MySAP system at PT PPN. It analyzes factors such as top management support, effective project management, business process reengineering, education and training, and organizational culture on the success of the ERP implementation.

Uploaded by

Novella
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1/ 14

JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO.

1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN


DALAM IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PADA
PT. PERTAMINA PATRA NIAGA

Andy Prihatmoko
Jurusan Sistem Informasi, STMIK Insan Pembangunan
Jl. Raya Serang Km. 10 Bitung, Curug, Tangerang 15810
[email protected]

Abstract

PT. Pertamina Patra Niaga as one of the subsidiaries of PT. Pertamina (Persero) has been using Enterprise
Resource Planning (ERP) system products with SAP (Systems, Applications and Products in Data Processing)
since 2010. The full life cycle implementation of SAP took a long time and produced back logs. In 2014 the SAP
was enhanced to be MySAP appropriate with its business development. Therefore, PT. Pertamina Patra Niaga
should understand the critical success factors for the implementation of enhanced MySAP. This study aimed to
examine the critical success factors in ERP implementation at PT. Pertamina Patra Niaga. The use of factor
variables based on the results of previous studies that found direct influences of Top Management Support,
Effective Project Management, Business Process Reengineering, Education and Training, Vendor Support and
Organization Culture on the success of ERP implementation. The research tool was questionnaires distributed to
the parties that had an interest in ERP implementation. The analytical method was chosen by Structural
Equation Modeling (SEM) which with AMOS (Analysis of Moment Structure) software. The results of this study
indicate that the Top Management Support, Effective Project Management, Business Process Reengineering and
Education and Training have positive and significant impact on the success of the ERP system implementation at
PT. Pertamina Patra Niaga.

Keywords : Critical Success Factor, CSF, Enterprise Resource Planning, ERP, ERP implementation

I. PENDAHULUAN global. Salah satu strateginya adalah


penggunaan teknologi dan sistem informasi.
PT. Pertamina Patra Niaga berawal
Pada tahun 2002 PT. Pertamina melakukan
didirikan pada tahun 2004 dan terdaftar dengan
pilot project pada salah satu anak perusahannya
nama PT. Elnusa Harapan yang merupakan
yakni PT. Elnusa untuk penggunaan SAP
salah satu anak perusahaan PT. Elnusa.
(System, Application and Product in Data
Kemudian pada tahun 2004, berubah nama
Processing). SAP merupakan salah satu produk
menjadi PT. Patra Niaga yang bergerak dalam
ERP yang ada di pasaran. Pada saat itu SAP
bidang usaha sektor hilir industri minyak dan
yang digunakan adalah R/3 (Real-time data
gas (migas).
processing for 3-tier). Setelah sukses
Pada tahun 2011, satu per satu anak
implementasi sistem ERP dengan SAP R/3 di
perusahaan PT. Pertamina (Persero) mulai
PT. Elnusa maka PT. Patra Niaga perlu
dibenahi dan merubah logo. PT. Patra Niaga
melakukan implementasi sistem tersebut pada
berubah menjadi PT. Pertamina Patra Niaga.
tahun 2010. Oleh karena PT. Patra Niaga masih
Perubahan ini menjadi dasar untuk terus
berlokasi satu gedung dengan PT. Elnusa maka
tumbuh dan berkembang serta menjadi yang
infrastuktur (hardware) tidak lagi menjadi
terunggul yang bergerak dalam bidang
masalah.
perdagangan BBM, pengelolaan BBM,
Implementasi SAP R/3 di PT. Patra Niaga
armada/fleet dan depot.
tidak didukung oleh PT. Elnusa SAP yang
Di tengah persaingan pasar saat ini PT.
bergerak dalam bidang konsultasi SAP dan
Pertamina Patra Niaga terus mengupayakan
penjualan SAP Business One karena telah
berbagai strategi efesiensi baru serta
dilebur menjadi satu dengan Information
pembenahan organisasi secara menyeluruh
Technology (IT) Department PT. Elnusa Tbk.
guna memperkuat posisinya agar bisa berkiprah
Implementasi sistem ERP menjadi cukup sulit
di kancah industri migas nasional maupun
1
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

karena membutuhkan dukungan vendor dan bahwa implementasi ERP tidak dapat
pendidikan dan pelatihan yang seharusnya diselesaikan tepat waktu dan beresiko
didukung oleh PT. Elnusa SAP. mengalami kegagalan. Namun jika sekali sistem
Pada tahun 2012 PT. Pertamina Patra ERP ini berhasil diterapkan maka manfaat
Niaga memindahkan kantor pusatnya di Wisma penting dapat diperoleh. Menurut
Tugu, Kuningan – Jakarta Selatan. Oleh karena Martin(1998)dalam Winahyu (2005)
sejak 2011 PT. Patra Niaga berubah menjadi menjelaskan bahwa implementasi ERP
PT. Pertamina Patra Niaga maka sistem ERP mengalami keterlambatan sekitar 90% dan
yang digunakan berubah ke sistem ERP milik tingkat keberhasilannya hanya sekitar 33%.
PT. Pertamina (Persero) yang menggunakan Dengan latar belakang tersebut, maka
MySAP. penelitian ini dilakukan untuk menguji
Perubahan sistem ERP tidaklah terlalu pengaruh faktor-faktor penentu keberhasilan
drastis karena masih satu produk. Namun dalam implementasi Enhancement MySAP di
proses implementasinya tetap membutuhkan PT. Pertamina Patra Niaga.
dukungan manajemen puncak dengan
kebijakannya untuk mendukung penggunaan II. KAJIAN PUSTAKA DAN
MySAP sebagai kelanjutan dari SAP R/3 yang PENGEMBANGAN HIPOTESIS
digunakan sebelumnya. A. Sistem
Pada tahun 2014 terjadi perubahan struktur
organisasi dan pengembangan bisnis Menurut Steven dalam Baridwan (1991) sistem
perusahaan di PT. Pertamina Patra Niaga. adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari
Tuntutan perubahan tersebut perlu dilakukan bagian-bagian (disebut sub sistem) yang saling
Enhancement MySAP sehingga sistem ERP berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan-
mengikuti proses bisnis yang berubah tersebut. tujuan tertentu.
Perubahan ini perlu didukung oleh manajemen
proyek yang efektif, rekayasa proses bisnis B. Teknologi Informasi
(business process reengineering) dan budaya
organisasi demi tercapainya kesuksesan Menurut Martin et al. (2005)
implementasi Enhancement MySAP. mendefinisikan teknologi informasi merupakan
Menurut Buckhout et al. (1999) kombinasi teknologi komputer yang terdiri dari
implementasi sistem ERP sangat mahal dan perangkat keras (hardware) dan perangkat
biasanya merupakan suatu proyek besar, lunak (software) untuk mengolah dan
kompleks, melibatkan banyak orang dan menyimpan informasi dengan teknologi
sumber daya lain dalam jumlah yang besar. komunikasi untuk melakukan penyaluran
Namun implementasi sistem ERP dengan informasi. Teknologi komunikasi digunakan
MySAP di PT. Pertamina Patra Niaga tidaklah sebagai alat penyaluran informasinya
membutuhkan biaya yang mahal, kecuali biaya sedangkan informasinya diolah dan disimpan
user ID MySAP. Pengunaan software MySAP dalam komputer.
merupakan mandatory (bersifat wajib) bagi
seluruh anak perusahaan PT. Pertamina C. Sistem Informasi
(Persero). Oleh karena itu vendor konsultan dan
pendidikan dan pelatihan sepenuhnya didukung Menurut Laudon et al. (2000) dalam Radityo et
oleh Corporate Shared Services (CSS) PT. al. (2007) sistem informasi merupakan
Pertamina (Persero) melalui Downstream seperangkat komponen yang saling
Business Demand, Integrated Change berhubungan yang mempunyai fungsi
Management dan Shared Processing mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
Center. mendistribusikan informasi untuk mendukung
Berdasarkan pengalaman PT. Pertamina pembuatan kepuasan dan pengawasan dalam
Patra Niaga dalam implementasi SAP R/3 pada organisasi.
tahun 2010 yang memakan waktu cukup lama
dan menghasilkan back logs, ini membuktikan D. Sistem Informasi Manajemen
2
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

2000; Somers et al., 2001; Zhang et al., 2002


Menurut Scott (2001), dalam buku “Prinsip- dalam Garcia-Sanchez et al., 2007).
prinsip Sistem Informasi Manajemen”
mendefinisikan sistem informasi manajemen F. Implementasi Enterprise Resource Planning
adalah serangkaian sub-sistem informasi yang (ERP)
menyeluruh dan terkoordinasi dan secara
rasional terpadu yang mampu mentransformasi Oleh karena besarnya kemampuan sistem ERP
data sehingga menjadi informasi lewat dan solusi penting yang diharapkan dari sistem
serangkaian cara guna meningkatkan ini untuk mendukung perusahaan, proses
produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat implementasi sistem ERP adalah kompleks dan
manajer atas dasar kriteria mutu yang telah berisiko. Ini melibatkan sejumlah sumber daya
ditetapkan. perusahaan, yang mana menempatkan risiko
selama implementasi. Manajer tidak memiliki
E. Enterprise Resource Planning (ERP) panduan yang jelas dan berguna untuk
mengarahkan secara efektif dan efisien dalam
ERP adalah sebuah sistem yang membantu proses implementasi sistem ERP. Mereka tidak
untuk mengatur proses bisnis dalam suatu memiliki jaminan bahwa sistem akan
kesatuan yang terintegrasi seperti marketing, memberikan manfaat yang diharapkan. Banyak
produksi, pembelian dan accounting dan peneliti membuktikan pentingnya dan
menyimpan semua transaksi dalam suatu kompleksitas implementasi sistem ERP.
database yang digunakan perusahaan serta (Delone et al., 1992; Klauss et al., 2000;
menyediakan manajemen reporting tools. Markus et al., 2000; Somers et al., 2001; Zhang
(Brady et al., 2001). et al., 2002 dalam Garcia-Sanchez et al., 2007).

Sistem ERP adalah sistem informasi yang Penggunaan sistem ERP adalah keharusan bagi
mengintegrasikan semua fungsi perusahaan. user atau sering disebut sebagai penggunaan
Sistem ERP menyediakan layanan untuk semua yang bersifat mandatory. Keengganan atau
departemen dalam suatu organisasi. Sistem penolakan user untuk mengadopsi atau
ERP memberikan perusahaan dengan menggunakan sistem baru (sistem ERP) adalah
kapasitasnya untuk merencanakan dan salah satu alasan kegagalan implementasi yang
mengelola sumber daya berdasarkan harus diperhatikan perusahaan (Barker et al.,
pendekatan terpadu (Turban et al., 2005). 2003; Krasner, 2000; Scott et al, 2002; Umble
Beberapa penulis dalam bidang sistem et al., 2002; Wah, 2000 dalam Nah et al, 2004).
informasi juga menyebut sistem ini dengan
Enterprise Information Systems (Davenport, Kesulitan yang dialami perusahaan dalam
1998; Turban et al., 2005). implementasi sistem ERP adalah mengetahui
cara implementasi yang efektif, terutama
Sistem ERP telah menjadi solusi TI yang paling pada efektifitas tim proyek yang akan
penting, sangat dibutuhkan oleh perusahaan mengerjakan proyek implementasi. Dalam
agar dapat berfungsi sebagai unit bisnis yang implementasinya, sistem ERP terdapat dua tipe
terintegrasi dan terkoordinasi, didukung oleh pengguna yaitu key user dan end user. Key user
struktur TI yang unik. Saat ini, jelas bahwa dipilih dari departemen yang terkait pada
solusi sistem ERP perlu beberapa perbaikan operasinya, biasanya selalu berhubungan
untuk mendukung lebih baik sesuai dengan dengan business process dan memiliki
kebutuhan perusahaan. Banyak peneliti di pengetahuan lebih di area kerjanya, dan
bidang SI membuat penelitian dalam bidang umumnya adalah manajer departemen (Taylor
sistem ERP yang menjelaskan karakteristik et al., 1995 dalam Wijayanto, 2013).
pentingnya mereka mengintegrasikan
informasi, departemen, fungsi, dan proses di Pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam perusahaan (Klaus et al, 2000; Parr et al, sehubungan dengan timbulnya permasalahan
dalam implementasi sistem ERP, yaitu:
3
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

1. Kebutuhan akan perubahan proses bisnis


dalam implementasi sistem ERP. (Motwani, Faktor-faktor penentu keberhasilan dalam
et. al., dalam Winahyu, 2005). implementasi sistem ERP merupakan suatu
2. Dukungan manajemen puncak, keterlibatan kombinasi dari beberapa faktor, bukan
user dan ketelitian data merupakan merupakan suatu unsur tunggal. Kombinasi
penyebab kegagalan dalam implementasi faktor-faktor yang tepat akan selalu bervariasi
sistem ERP. (Sum, et. al., 1997 dalam dari waktu ke waktu dan harus sesuai dengan
Wijayanto, 2013). kondisi spesifik perusahaan (Winahyu, 2005).
3. Mengenali kontek budaya Asia, karena
sistem ERP merupakan cerminan dari H. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
praktek budaya Barat. (Moosbruker, et. al., terhadap Keberhasilan Implementasi ERP
1998 dalam Wijayanto, 2013).
Menurut Delone et al. (1992) dalam Yingjie
Winahyu (2005) menyatakan bahwa ada (2005), ketika penggunaan sistem informasi
beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan yang baru diwajibkan, pengukuran pada
sehubungan dengan timbulnya permasalahan kualitas sistem, kualitas informasi dan
dalam implementasi sistem ERP, yaitu : penggunaan sistem menjadi kurang bermanfaat.
1. Tuntutan kebutuhan akan perubahan proses Hal tersebut berasal dari kualitas sistem itu
bisnis dalam implementasi sistem ERP. sendiri dan keluaran informasi yang
2. Tidak adanya dukungan manajemen puncak, dihasilkannya. Apakah sistem informasi ini
keterlibatan user dan ketelitian data. baik atau tidak dan apakah user suka atau tidak,
3. Pendidikan dan pelatihan sering dianggap tidak ada pilihan. Kesimpulan tentang dampak
remeh dan tidak mendapat perhatian khusus individu dan dampak organisasi juga sulit untuk
karena adanya tekanan jadwal waktu ditentukan. Kepuasan pengguna adalah ukuran
implementasi yang sangat ketat dan yang diterima secara luas sampai sekarang
sedikitnya pemahaman pada lintas karena lebih jelas dan langsung.
fungsional dalam proses bisnis.
4. Pentingnya mengenal konteks budaya Asia Dalam perkembangan selanjutnya, DeLone et
yang unik dalam arti bahwa model bisnis al. (2003) dalam Winahyu (2005) akhirnya
pada sistem ERP yang diterapkan membagi keberhasilan implementasi sistem
merupakan cerminan dari praktek dari informasi menjadi tiga kategori, yaitu (1)
budaya barat. Kualitas merupakan gabungan dari kualitas
5. Tidak adanya dukungan dari manajemen informasi (information quality), kualitas sistem
puncak, perubahan personil, ketiadaan (systems quality) dan kualitas pelayanan
disiplin, perlawanan dan tidak adanya (service quality). Jika dilakukan pengukuran
komitmen yang luas dari perusahaan maka mempengaruhi penggunaan dan kepuasan
merupakan faktor-faktor penting yang dapat pengguna. (2) Penggunaan sistem dan kepuasan
menghambat proses implementasi. pengguna saling berhubungan. Penggunaan
sistem harus didahului oleh kepuasan pengguna
G. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan dalam sebuah proses, tetapi secara positif
(Critical Success Factor) penggunaan sistem akan mendorong menuju ke
arah kepuasan pengguna yang lebih besar dalam
Holland et al. (1999) dalam Garcia-Sanchez et pengertian kausal. Cara yang sama, peningkatan
al., (2007) mendefinisikan CSF sebagai faktor- kepuasan pengguna akan mendorong
faktor yang dibutuhkan untuk menjamin peningkatan keinginan untuk menggunakan
suksesnya proyek ERP. Kondisi kegagalan atau sistem. (3) Net benefit merupakan kombinasi
kesuksesan dalam implementasi sistem ERP dari pengaruh individu (individual impact) dan
telah diteliti secara luas oleh peneliti. (Bingi et pengaruh perusahaan (organizational impact).
al., 1999; Esteves et al., 2001; Fitzgerald et al., Net benefit ini memunculkan tiga masalah yang
1999; Reel, 1999 dalam Garcia-Sanchez et al., harus dipertimbangkan, yaitu apa
2007). kualifikasinya, untuk siapa dan seberapa besar
4
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

analisa yang dibutuhkan. Manfaat net benefit merupakan anggota resmi tim proyek, tetapi
merupakan penjelas yang terakurat dari dapat memainkan peranan utama dalam
keberhasilan akhir suatu variabel. perubahan.

I. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak J. Pengaruh Manajemen Proyek yang Efektif


terhadap Keberhasilan Implementasi ERP terhadap Keberhasilan Implementasi ERP

Duchessi et al. (1989) dalam Yingjie (2005) Menurut Yingjie (2005) manajemen proyek
menyimpulkan bahwa komitmen dari merupakan aplikasi dari pengetahuan, keahlian,
manajemen puncak dan pelatihan yang cukup keterampilan dan teknik untuk merancang
merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan aktivitas proyek sesuai dengan kebutuhan
yang penting dalam implementasi sistem ERP. proyek. Manajemen proyek terpenuhi melalui
Komitmen dari manajemen puncak harus penggunaan proses seperti inisialisasi,
ditekankan pada seluruh bagian dalam suatu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
organisasi. Dukungan dari manajemen puncak akhir suatu proyek.
merupakan faktor kritis pada kelangsungan
hidup proyek. Menurut Zhang et al. (2002) dan Sum et al.
(1997) dalam Winahyu (2005), ada beberapa
Peran manajemen puncak dalam implementasi hal penting yang merupakan bagian dari
sistem ERP meliputi pengembangan dan manajemen proyek, yaitu :
pemahaman tentang kemampuan dan 1. Memiliki suatu perencanaan implementasi
keterbatasan sistem ERP, menetapkan tujuan secara formal.
yang wajar untuk sistem ERP, menunjukkan Perencanaan formal dalam implementasi
komitmen yang kuat untuk pengenalan proyek digambarkan sebagai aktivitas-
keberhasilan sistem ERP dan aktivitas proyek, komitmen personil dan
mengkomunikasikan strategi TI perusahaan dukungan promosi organisatoris melalui
kepada seluruh karyawan (McKersie et al., pengaturan proses implementasi.
1991 dalam Yingjie, 2005). 2. Menetapkan suatu batasan waktu yang
realistis.
Manajemen senior harus terlibat, termasuk Penetapan suatu batasan waktu yang realistis
orang yang diperlukan dan tepat waktu untuk sangat penting karena jika jadwal waktu
menyelesaikan dan mengalokasikan sumber penyelesaian target tidak realistik, terlalu
daya berharga untuk upaya pelaksanaan. Visi pendek/singkat, akan timbul tekanan untuk
organisasi dan peran sistem serta struktur baru dapat mengakhiri implementasi dengan
bersama harus dikomunikasikan antara manajer cepat sehingga akan mengakibatkan
dan karyawan. Kebijakan yang dibuat oleh implementasi akan diselesaikan secara
manajer akan datang dengan sistem baru di terburu-buru. Sebaliknya, jika waktu untuk
perusahaan. Dalam kasus konflik, mediasi yang implementasi terlalu panjang, orang akan
tepat akan didasarkan pada standar (Brown et cenderung merasa tidak sabar atau bosan.
al., 1999 dalam Yingjie, 2005). 3. Melaksanakan pertemuan secara berkala
Dua jenis peran dukungan manajemen puncak untuk monitor status proyek.
telah dikaitkan dengan sistem pelaksanaan Pertemuan tersebut seharusnya masing-
proyek (Martin et al., 1999 dalam Yingjie, masing anggota tim akan melaporkan
2005) yaitu sponsor proyek dan peran project kemajuan dan permasalahan yang ada. Hal
champion. ini dilakukan untuk mengevaluasi kemajuan
implementasi ERP.
Sponsor proyek dalam hal ini bertanggung 4. Menetapkan seorang pimpinan proyek yang
jawab untuk dukungan anggaran dan berpengalaman.
memastikan bahwa perwakilan bisnis utama Pemilihan pimpinan proyek yang
memainkan peranan dalam tim proyek. Project berpengalaman merupakan hal yang penting
champion mungkin atau tidak mungkin untuk keberhasilan proyek.
5
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

Jika karyawan di dalam perusahaan tidak diberi


K. Pengaruh Business Process Reengineering cukup informasi tentang tujuan BPR, mereka
terhadap Keberhasilan Implementasi ERP akan merasakan ketidakpastian tentang
pekerjaan mereka, yang dapat menghambat
Business Process Reengineering (BPR) kemajuan rekayasa ulang bisnis proses.
atau rekayasa ulang proses bisnis didefinisikan Manajemen perlu menjawab setiap pertanyaan
oleh Hammer et al. (2001) dalam Yingjie karyawan dan melakukan pertemuan-pertemuan
(2005) sebagai “pemikiran kembali dan secara rutin agar strategi dapat dipahami oleh
pendesainan ulang proses bisnis secara radikal setiap karyawan.
untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam
hal biaya, kualitas, kecepatan dan layanan”. L. Pengruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap
BPR menggabungkan strategi untuk Keberhasilan Implementasi ERP
mempromosikan inovasi bisnis dengan strategi
untuk melakukan perbaikan besar atas proses Dalam proses implementasi sistem ERP
bisnis agar perusahaan dapat menjadi jauh lebih banyak proyek yang gagal meski telah
kuat serta menjadi pesaing yang lebih berhasil mengeluarkan jutaan dollar dan ratusan jam
dalam pasar. karena kurangnya pendidikan dan pelatihan
BPR dan kustomisasi yang minimum pada yang tepat. Biasanya end-user dapat terbiasa
perangkat lunak adalah mutlak. Proses bisnis dengan sistem ERP dalam waktu satu tahun.
yang terbentuk disesuaikan dengan sistem yang Salah satu peneliti sebelumnya, Ang et al.
baru (Bingi et al., 1999). Penyesuaian antara (1994) dalam Yingjie (2005) menemukan
proses bisnis dengan perangkat lunak bahwa kurangnya pelatihan menyebabkan
merupakan faktor penting dalam implementasi. kesulitan dalam implementasi sistem ERP.
Harus ada keinginan dari organisasi untuk Program pelatihan yang menyeluruh
merubah proses bisnis agar sesuai dengan diperlukan untuk membuat pengguna nyaman
perangkat lunak dengan melakukan kustomisasi dengan sistem. Faktor ini terlalu sering
yang minimal. Alat-alat untuk proses diabaikan. Ini merupakan tantangan bagi
pemodelan membantu kustomisasi proses bisnis perusahaan yang menerapkan sistem ERP untuk
dengan tanpa mengubah kode pada perangkat menemukan rencana yang tepat untuk pelatihan
lunak (Holland et al., 1999). dan pendidikan end-user. Pada kebanyakan
Perusahaan perlu menetapkan target dan kasus, konsultan terlibat selama proses
tujuannya yang baru. Visi dan misi perusahaan implementasi, dan semua aspek dari sistem
dan peranan struktur dari sistem baru harus ERP harus dijelaskan dan ditransfer ke end-
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan. user. Tujuan utama pelatihan ERP adalah user
Struktur, tanggung-jawab dan peranan memahami berbagai proses bisnis di balik
perusahaan yang baru harus matang dan aplikasi ERP. (Al-Mashari et al., 2003 dalam
disetujui. Kebijakan harus ditetapkan oleh Yingjie, 2005).
manajemen puncak untuk menetapkan sistem
baru di perusahaan (Roberts et al., 1992 dalam Sistem ERP ketika diterapkan maka key user
Winahyu, 2005). Perusahaan harus mampu melakukan pelatihan terhadap end user. Key
melaksanakan rekayasa ulang dalam arti bahwa user dan end user terlibat langsung dengan
proses memerlukan banyak waktu, biaya atau sistem ERP. End user adalah individu yang
modal dan sumber daya dalam perubahan menggunakan program ERP sesuai arahan dari
proses bisnisnya (Grover et al., 1995 dan Zairi key user. Sikap key user dan end user sebagai
et al., 1995) dalam Winahyu, 2005) karyawan dalam perusahaan dipengaruhi oleh
kondisi budaya perusahaan dalam mencapai
Menurut Winahyu (2005) komunikasi adalah keberhasilan implementasi ERP yang
faktor penentu lain yang mempengaruhi BPR dikemukakan oleh Jones et al., (2006) dalam
demi keberhasilan implementasi. BPR Wijayanto (2013).
merupakan suatu perancangan budaya
organisasi, struktur, dan proses yang radikal.
6
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

M. Pengaruh Dukungan Vendor terhadap dibangun oleh tujuh karakteristik sebagai sari
Keberhasilan Implementasi ERP (essence) dari budaya organisasi. Tujuh
karakteristik tersebut adalah :
Akkermans et al., (2002) dalam Fardipour 1. Inovasi dan pengambilan risiko (Innovation
(2011) menjelaskan dukungan vendor and risk taking).
memegang peranan penting dalam 2. Perhatian yang rinci (Attention to detail).
mengimplementasikan sistem ERP. Vendor 3. Orientasi hasil (Outcome orientation).
ERP melakukan desain dan mengembangkan 4. Orientasi pada manusia (People orientation).
aplikasi ERP dan diharapkan memiliki 5. Orientasi tim (Team orientation).
pengetahuan penuh tentang membangun sistem 6. Keagresifan (Aggressiveness).
dan konfigurasi. (Koh et al, 2004 dalam 7. Stabilitas (Stability).
Fardipour, 2011).
Konsistensi dukungan vendor dan O. Kerangka Pemikiran
hubungan vendor dengan customer tidak hanya
diperlukan untuk keberhasilan implementasi Berdasarkan telaah teoritis yang dilakukan
sistem ERP (Loh et al., 2004; Markus et al. sebelumnya, selanjutnya dibentuk sebuah
2000 dalam Fardipour, 2011) tetapi juga hal model penelitian. Model penelitian ini nantinya
penting lainnya memastikan masa waktu diharapkan akan dapat menjadi panduan bagi
dukungan teknis yang panjang, pemeliharaan penyelesaian masalah yang diajukan pada
dan update yang tepat waktu, responsif dan tulisan ini. Model pada penelitian yang
handal (Somers et al., 2001; Remus, 2007; merupakan kerangka penelitian teoritis ini
Wang et al., 2008 dalam Fardipour, 2011). menggambarkan pengaruh antara faktor-faktor
Lebih lanjut, vendor melakukan transfer penentu keberhasilan dan keberhasilan
pengetahuan (knowledge) mengenai ERP implementasi sistem ERP. Model Zhang et al.
kepada perusahaan (Willcocks, 2007; Wang et (2003) dan Yingjie (2005) untuk faktor-faktor
al., 2008 dalam Fardipour, 2011). Dengan penentu keberhasilan implementasi sistem ERP
demikian dukungan vendor yang konsisten dan dijelaskan pada Gambar 1.
berkelanjutan sangat penting baik dalam proyek
maupun fase implementasi sistem ERP (Somers
et al., 2001 dalam Fardipour, 2011).
Kualitas layanan dukungan vendor dapat
mempengaruhi proyek ERP baik secara positif
maupun negatif. (Markus et al., 2000 dalam
Fardipour, 2011). Oleh karena itu, tidak hanya
vendor ERP dianggap paling penting dalam
proyek ERP (Loh et al., 2004; Shiong et al.,
2006 dalam Fardipour, 2011) tapi juga
dukungan vendor diakui sebagai salah satu
faktor penentu keberhasilan dalam siklus hidup
proyek ERP.

N. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap


Keberhasilan Implementasi ERP

Robbins (2003) dalam Wijayanto (2013)


menjelaskan bahwa budaya organisasi itu
merupakan suatu sistem nilai yang dipegang
dan dilakukan oleh anggota organisasi, Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Teoritis
sehingga hal yang sedemikian tersebut bisa
membedakan organisasi tersebut dengan
organisasi lainnya. Sistem nilai tersebut
7
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

Dari kerangka pemikiran hubungan kausal yang signifikan terhadap keberhasilan


dibangun dari teori, maka variabel penelitian implementasi ERP.
meliputi : Hipotesis 6 : Budaya organisasi berpengaruh
1. Variabel Dukungan Manajemen Puncak. positif dan signifikan terhadap
2. Variabel Manajemen Proyek yang Efektif. keberhasilan implementasi ERP.
3. Variabel Business Process Reengineering.
4. Variabel Pendidikan dan Pelatihan. METODE PENELITIAN
5. Variabel Dukungan Vendor.
6. Variabel Budaya Organisasi. Metode penelitian dalam penelitian ini
7. Variabel Keberhasilan Implementasi ERP termasuk dalam metode penelitian kausal
(Ferdinand, 2002) yang berkaitan dengan
Metode analisis untuk mengetahui pengaruh hubungan sebab akibat. Langkah-langkah yang
antar variabel dalam penelitian secara simultan dilakukan dalam penelitian kausal adalah
menggunakan metode analisis Structural mengidentifikasi hubungan sebab akibat antar
Equation Modelling (SEM) dengan variabel, mencari tipe sesungguhnya dari fakta
meletakkan : untuk membantu memahami dan memprediksi
1. Variabel laten eksogen (exogenous): hubungan, menetapkan pendekatan kausal dari
a. Variabel Manajemen Proyek yang kejadian-kejadian yang berurutan dan
Efektif. mengukur variasi antara penyebab yang diduga
b. Variabel Business Process dan akibat yang diduga.
Reengineering.
c. Variabel Pendidikan dan Pelatihan. A. Sumber dan Cara Penentuan Data
d. Variabel Dukungan Vendor.
e. Variabel Budaya Organisasi. Populasi adalah seluruh komponen elemen
2. Variabel laten endogen (endogenous) : yang dapat digunakan untuk membuat beberapa
a. Variabel Keberhasilan Implementasi ERP kesimpulan (Cooper et al., 1996). Menurut
Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan
P. Hipotesis obyek penelitian.

Berdasarkan uraian dan kerangka pemikiran Sampel adalah bagian dari suatu populasi
teoritis tersebut di atas maka kesimpulan yang menjadi obyek penelitian yang
hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut : sesungguhnya (Koentjaraningrat, 1997).
Hipotesis 1 : Dukungan manajemen puncak Menurut Ferdinand (2000), jumlah sampel
berpengaruh positif dan tergantung pada jumlah indikator yang
signifikan terhadap keberhasilan digunakan dalam seluruh variabel laten. Kriteria
implementasi ERP. jumlah sampel yang representatif adalah 5
Hipotesis 2 : Manajemen proyek yang efektif sampai 10 kali jumlah parameter yang
berpengaruh positif dan digunakan (Hair et al., 2006).
signifikan terhadap keberhasilan Mengutip pendapat Arikunto (2006),
implementasi ERP. apabila populasi kurang dari 100 orang, maka
Hipotesis 3 : Business process reengineering diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya
berpengaruh positif dan merupakan penelitian populasi. Namun apabila
signifikan terhadap keberhasilan jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka
implementasi ERP. sampel diambil sebesar 10-15% atau 20-25%
Hipotesis 4 : Penyelenggaraan pendidikan dan atau lebih.
pelatihan berpengaruh positif dan Menurut Purwoastuti et al. (2014)
signifikan terhadap keberhasilan nonprobability sampling merupakan teknik
implementasi ERP. pengambilan sampel yang tidak memberi
Hipotesis 5 : Dukungan yang diberikan pihak peluang atau kesempatan sama bagi setiap
vendor berpengaruh positif dan unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Berdasarkan hal tersebut maka
8
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

pengambilan sampel untuk penelitian ini uraian yang jelas (Sugiyono, 2009). Data yang
dengan teknik sampling purposive yang berarti diperoleh bersifat memberikan keterangan dan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan penjelasan dari hasil koefisien dan dapat
atau kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut digunakan sebagai pedoman untuk memberikan
adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan saran.
dalam implementasi Enhancement MySAP Analisis kuantitatif merupakan suatu
yaitu : pengukuran yang dapat dihitung atau
1. Manajemen dan pekerja PT. Pertamina Patra pengukuran yang melibatkan jumlah satuan
Niaga yang menggunakan MySAP sebagai tertentu atau dinyatakan dengan angka-angka.
rutinitas pekerjaan. Metoda analisis yang dipilih adalah Structural
2. Tim inti proyek implementasi MySAP PT. Equation Modelling (SEM) dari software
Pertamina Patra Niaga dan PT. Pertamina AMOS 22 yang digunakan untuk menguji H1
(Persero). hingga H6. Model kausal AMOS menunjukkan
3. Tim MySAP Champion di semua region PT. pengukuran dan masalah yang struktural dan
Pertamina Patra Niaga yang bertanggung digunakan untuk menganalisa dan menguji
jawab atas Go Live dan Roll Out model hipotesis.
Enhancement MySAP. Langkah-langkah dalam membuat
4. Tim Information and Communication pemodelan yang lengkap dengan menggunakan
Technology (ICT) PT. Pertamina Patra analisis SEM meliputi tujuh langkah sebagai
Niaga. berikut :
1. Pengembangan Model Teoritis
Dalam proses implementasi 2. Pengembangan Diagram Alur (Path
Enhancement MySAP, PT. Pertamina Patra Diagram)
Niaga harus berhubungan langsung dengan PT. 3. Konversi Path Diagram Penelitian dalam
Pertamina (Persero) karena status PT. Persamaan
Pertamina Patra Niaga sebagai anak perusahaan 4. Pemilihan Matrik Input dan Teknik Estimasi
PT. Pertamina (Persero) dan server fisik Model
MySAP berada di Kantor Pusat PT. Pertamina 5. Kemungkinan Munculnya Masalah
(Persero). Sesuai Standard Operating Indentifikasi
Procedure (SOP) internal, Information and 6. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
Communication Technology (ICT) PT. 7. Interpretasi dan Modifikasi Model
Pertamina Patra Niaga harus mengajukan
permohonan kepada Corporate Shared Services HASIL DAN PEMBAHASAN
(CSS) PT. Pertamina (Persero) melalui
Downstream Business Demand untuk Keseluruhan responden yang menjawab
melakukan implementasi Enhancement MySAP kuesioner sebanyak 327. Responden ini
di lingkungan PT. Pertamina Patra Niaga merupakan responden ahli dengan
sehingga dalam pelaksanaannya PT. Pertamina menggunakan metode nonprobability sampling
(Persero) menugaskan para pekerja terkait dan sampling purposive sehingga kuesioner
implementasi untuk terlibat, memberi dukungan dibagikan kepada pihak-pihak yang terkait
penuh dan menyukseskan Enhancement dengan implementasi. Kuesioner disebar
MySAP PT. Pertamina Patra Niaga. melalui mailing list yang mana responden
diharuskan mengklik link kuesioner dan submit
B. Analisis Data isian yang telah dilengkapi.
Dengan menggunakan analisis full model
Analisis kualitatif digunakan untuk SEM yang meliputi tujuh langkah, maka
membahas dan menerangkan hasil penelitian didapatkan hasil pengolahan data untuk uji
tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat signifikansi antar variabel sesuai Tabel 1.
diuraikan dengan menggunakan keterangan-
keterangan yang tidak dapat diukur dengan Tabel 1 : Uji Signifikansi Antar Variabel
angka-angka tetapi memerlukan penjabaran
9
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

data diketahui bahwa nilai P sebesar 0,046.


Dengan demikian hipotesis 1 dalam
penelitian ini dapat diterima.
2. Hipotesis 2 pada penelitian ini adalah
manajemen proyek yang efektif berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keberhasilan
dalam implementasi ERP. Dari pengolahan
data diketahui bahwa nilai P sebesar 0,006.
Hubungan dikatakan tidak signifikan jika Dengan demikian hipotesis 2 dalam
diperoleh nilai koefisien regresi negatif atau penelitian ini dapat diterima.
nilai signifikansi > 0,05. Jika terjadi hubungan 3. Hipotesis 3 pada penelitian ini adalah
kausal tersebut, maka dilakukan penghapusan business process reengineering yang
hubungan antar variabel tersebut. Berdasar dilakukan perusahaan berpengaruh positif
tabel di atas berarti variabel dukungan vendor dan signifikan terhadap keberhasilan
dan budaya organisasi tidak berpengaruh implementasi ERP. Dari pengolahan data
signifikan terhadap keberhasilan implementasi diketahui bahwa P sebesar 0,010. Dengan
ERP. demikian hipotesis 3 dalam penelitian ini
dapat diterima.
Setelah didapat hasil uji signifikansi antar 4. Hipotesis 4 pada penelitian ini adalah
variabel, maka menguji hipotesis-hipotesis. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
menganalisis nilai P atau nilai C.R hasil keberhasilan dalam implementasi ERP. Dari
pengolahan data lalu dibandingkan dengan pengolahan data diketahui bahwa nilai P
batasan statistik yang disyaratkan, yaitu di sebesar 0,005. Dengan demikian hipotesis 4
bawah 0,05 untuk nilai P atau di atas 1,96 untuk dalam penelitian ini dapat diterima.
nilai C.R. Apabila hasil olah data menunjukkan 5. Hipotesis 5 pada penelitian ini adalah
nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka dukungan yang diberikan pihak vendor
hipotesis penelitian yang diajukan dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap
diterima. keberhasilan dalam implementasi ERP. Dari
pengolahan data diketahui bahwa nilai P
Tabel 2 : Kesimpulan Hipotesis sebesar 0,202. Dengan demikian hipotesis 5
dalam penelitian ini ditolak.
6. Hipotesis 6 pada penelitian ini adalah
budaya organisasi perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keberhasilan
dalam implementasi ERP. Dari pengolahan
data diketahui bahwa nilai P sebesar 0,678.
Dengan demikian hipotesis 6 dalam
penelitian ini ditolak.

Berdasarkan uji signifikansi dengan


menggunakan analisis SEM bahwa faktor-
faktor paling kritis dan penentu keberhasilan
implementasi sistem ERP berdasarkan urutan
adalah :
Pembahasan pada pengujian hipotesis
1. Pendidikan dan Pelatihan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan
Dengan adanya pendidikan dan pelatihan
hipotesis yang diajukan.
yang ditujukan kepada key users (training
1. Hipotesis 1 pada penelitian ini adalah
for trainers) memberikan pengaruh paling
dukungan manajemen puncak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keberhasilan
positif dan signifikan terhadap keberhasilan
implementasi sistem ERP. Hal ini
dalam implementasi ERP. Dari pengolahan
10
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

menunjukkan bahwa pelatihan yang responsif dan handal. Salah satu yang
memadai kepada key users dapat diteruskan dimungkinkan adalah pemilihan vendor
(transfer knowledge) kepada end users yang kurang tepat.
sehingga semua karyawan dapat memahami 6. Budaya Organisasi
proses bisnis yang baru dan teknis Budaya organisasi juga tidak memberikan
penggunaannya. pengaruh positif dan tidak signifikan
2. Manajemen Proyek yang Efektif terhadap keberhasilan implementasi sistem
Bagian-bagian yang mengalami masalah ERP. Hal ini menunjukkan bahwa
perubahan proses bisnis dan metodologi perusahaan belum siap mengadopsi
yang digunakannya tertuang dalam ruang kemampuan sistem ERP ke dalam semua
lingkup dan perencanaan implementasi proses bisnisnya.
proyek. Penetapan jadwal penyelesaian yang
realistis dan sesuai dengan ruang lingkup Implikasi manajerial dalam penelitian ini
proyek yang dipimpin oleh seorang yang ditunjukkan dalam enam skenario sebagai
berpengalaman memberikan pengaruh berikut :
positif dan signifikan pada urutan kedua 1. Pengadaan pendidikan dan pelatihan untuk
terhadap keberhasilan implementasi sistem karyawan akan lebih efektif dilakukan di
ERP. luar kantor (tidak harus ke luar kota). Ketika
3. Business Process Reengineering pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
Rekayasa ulang proses bisnis memberikan diadakan di kantor maka para karyawan
pengaruh positif dan signifikan dalam masih fokus dalam pekerjaan rutinitas
keberhasilan implementasi sistem ERP. mereka. Tenaga pengajar yang berkualitas
Perubahan proses bisnis yang memerlukan dan berpengalaman dapat membantu dalam
rekayasa ulang sesuai dengan sasaran dan proses pemahaman bagi para karyawan
tujuan perusahaan, visi dan misi serta target dalam perubahan proses bisnis yang terjadi.
dan tujuan yang harus dicapai perusahaan 2. Batasan waktu proses implementasi sistem
dalam kurun waktu tertentu. Perusahaan ERP lebih realistis namun mendukung target
dengan kemampuan untuk rekayasa ulang perusahaan yang telah ditetapkan. Jadwal
dan mengukur dampak biaya atau modal penyelesaian proyek memperhatikan
bahkan resiko selama perubahan proses keahlian para tim dan kesiapan semua pihak
bisnis. Komunikasi yang baik antar yang terkait.
departemen dan dengan karyawan tentang 3. Keterlibatan dan sikap pro aktif fungsi
rekayasa ulang proses bisnis untuk terkait dalam rekayasa ulang proses bisnis
meminimalisir resiko yang akan terjadi. ikut membantu kelancaran proses
4. Dukungan Manajemen Puncak implementasi sistem ERP. Komunikasi
Manajemen puncak dalam mendukung menjadi hal yang sangat penting dalam
implementasi sistem ERP memberikan kelancaran proses tersebut.
pengaruh positif dan signifikan. Project 4. Keterlibatan manajemen puncak level
champion yang dipimpin oleh seseorang direksi yang masuk dalam Project
dalam manajemen puncak ikut andil dalam Champion akan mempermudah proses
keberhasilan implementasi tersebut. dalam implementasi sistem ERP. Kebijakan
Manajemen puncak menyediakan segala yang dibuatnya sangat dibutuhkan dalam
sumber daya meliputi dana, karyawan dan rangka mendukung proses Go Live dan Roll
alat-alat yang diperlukan demi kelancaran out implementasi sistem ERP ke seluruh
proses implementasi. fungsi. Dukungan non-teknis dari
5. Dukungan Vendor manajemen puncak ini sangat penting bagi
Dukungan vendor tidak memberikan tim implementasi.
pengaruh positif dan tidak signifikan 5. Faktor pemilihan vendor yang kurang tepat
terhadap keberhasilan implementasi sistem atau ruang lingkup pekerjaan yang tidak
ERP. Ada beberapa hal yang menyebabkan tertuang dalam kerangka acuan kerja
dukungan vendor yang kurang konsisten, sehingga vendor menuntut biaya tambahan
11
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

sehingga menyebabkan kurangnya dukungan Berdasarkan pengujian-pengujian yang


vendor dalam implementasi sistem ERP. dilakukan terhadap hipotesis dapat disimpulkan
Perusahaan perlu lebih detail membuat sebagai berikut :
kerangka acuan kerja dan lebih ketat dalam 1. Variabel-variabel yang telah diidentifikasi
proses pemilihan vendor. oleh peneliti sebelumnya mengenai faktor-
6. Sistem ERP dibuat oleh negara Barat dengan faktor penentu keberhasilan (critical success
budaya organisasi yang berbeda dengan factor) yang mempengaruhi keberhasilan
Indonesia. Perusahaan perlu beradaptasi implementasi ERP, peneliti menguji faktor-
terhadap penggunaan sistem ERP dalam faktor tersebut dalam implementasi
perilaku berorganisasi dan manajemen Enhancement MySAP di PT. Pertamina
berorganisasi. Penggunaan teknologi Patra Niaga. Setelah peneliti melakukan
informasi, proses manajemen dan metode pengujian signifikansi, didapatkan variabel
sistem informasi dari negara Barat berbeda dukungan manajemen puncak, manajemen
dengan negara berkembang, khususnya proyek yang efektif, business process
Indonesia. Hal ini memberikan pengaruh reengineering dan pendidikan & pelatihan
yang berbeda-beda pada tiap perusahaan, memiliki tingkat signifikansi P < 0,05
khususnya PT. Pertamina Patra Niaga. sedangkan dukungan vendor dan budaya
organisasi tidak memiliki signifikansi (P >
Hasil penelitian ini dengan keterbatasan 0,05).
yang ditemukan dalam penelitian dapat 2. Hubungan kausal antara faktor-faktor
dijadikan sumber ide bagi pengembangan penentu keberhasilan implementasi ERP
penelitian di masa yang akan datang, khususnya sebagai berikut :
dengan kehadiran varian produk baru bahan a. Variabel dukungan manajemen puncak
bakar khusus (BBK) yaitu Pertalite yang berpengaruh positif dan signifikan
memiliki durability, fuel economy dan terhadap keberhasilan implementasi ERP
performance yang menjadikan kendaraan lebih dengan koefisien parameter 0,168.
lincah dan ramah lingkungan. Hadirnya varian b. Variabel manajemen proyek yang efektif
baru tersebut akan terjadi perubahan atau berpengaruh positif dan signifikan
penambahan proses bisnis dalam sistem ERP di terhadap keberhasilan implementasi ERP
PT. Pertamina Patra Niaga dan PT. Pertamina dengan koefisien parameter 0,809.
(Persero). c. Variabel business process reengineering
Adapun perluasan penelitian yang berpengaruh positif dan signifikan
disarankan dalam penelitian ini adalah dengan terhadap keberhasilan implementasi ERP
menambah variabel independen dalam dengan koefisien parameter 0,728.
keberhasilan implementasi sistem ERP. d. Variabel pendidikan dan pelatihan
Variabel yang disarankan adalah manajemen berpengaruh positif dan signifikan
perubahan terintegrasi (integrated change terhadap keberhasilan implementasi ERP
management) karena proyek berawal dan dengan koefisien parameter 0,715.
berlanjut hingga ke seluruh daur hidup proyek e. Variabel dukungan vendor tidak
memerlukan manajemen perubahan yang berpengaruh positif dan tidak signifikan
efektif dan terintegrasi dalam perusahaan. terhadap keberhasilan implementasi ERP
Hasil penelitian ini dapat dikembangkan ditunjukkan dengan koefisien parameter -
dalam penelitian selanjutnya dengan model atau 0,296.
pendekatan lain yang masih relevan atau dapat f. Variabel budaya organisasi tidak
dievaluasi dengan mengadakan penelitian ulang berpengaruh positif dan tidak signifikan
secara berkala dalam jangka waktu tertentu. terhadap keberhasilan implementasi ERP
ditunjukkan dengan koefisien parameter
KESIMPULAN 0,072.
3. Enam faktor-faktor penentu keberhasilan
implementasi ERP yang telah diuji dengan
data sampel di PT. Pertamina Patra Niaga
12
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

sesuai urutan faktor yang paling kritis dan 2. Berdasarkan hasil penelitian dengan variabel
penting adalah pendidikan dan pelatihan, dukungan vendor yang tidak berpengaruh
manajemen proyek yang efektif, business langsung terhadap keberhasilan
process reengineering dan dukungan implementasi ERP, PT. Pertamina Patra
manajemen puncak. Oleh karena ada dua Niaga agar dapat mengevaluasi proses
faktor yaitu dukungan vendor dan budaya pemilihan dan pengadaan vendor yang tepat
organisasi yang tidak berpengaruh positif sehingga vendor dapat memberikan
dan tidak signifikan serta koefisien dukungan yang handal dan responsif. Begitu
determinasi 0,090, maka implementasi ERP pula dengan budaya organisasi, PT.
di PT. Pertamina Patra Niaga dapat Pertamina Patra Niaga perlu keberanian
disimpulkan dengan tingkat keberhasilan mengambil resiko dan memberikan
yang sangat rendah (9%). perhatian yang rinci terhadap implementasi
ERP.
Adapun saran yang diajukan sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan adalah :
1. Perlunya menambahkan variabel integrated DAFTAR PUSTAKA
change management pada penelitian
selanjutnya karena perubahan struktur dan Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu
budaya organisasi secara luas meliputi Pendekatan Praktik.Jakarta: Penerbit PT.
orang, budaya dan perubahan organisasi. Rineka Cipta.
Patut diduga variabel ini akan berkaitan
dengan variabel budaya organisasi. Baridwan, Zaki (2002). Sistem Akuntansi:
Penambahan variabel ini akan menjadi Penyusunan Prosedur dan Metode.
penelitian exploratory bagi peneliti Yogyakarta: BPFE.
selanjutnya.
2. Perlunya menambah indikator setiap Bingi, M.K. Sharma P., and Godla, J.K.
variabel yang didukung dengan teori yang (1999).Critical Issues Affecting an ERP
ada sehingga hasil penelitian memiliki Implementation. Information Systems
model yang akan semakin lebih fit untuk Management, Summer, pp. 7-14.
dapat diuji di organisasi atau perusahan
lainnya. Brady, J.A., Monk, E.F. and Wagner, B.J.
(2001). Concepts in Enterprise Resource
Adapun rekomendasi yang diajukan sesuai Planning. Canada: Course Technology
dengan penelitian yang telah dilakukan adalah : Thomson Learning.
1. Dari faktor-faktor penentu keberhasilan hasil
penelitian ini PT. Pertamina Patra Niaga Buckhout, S., Frey, E. and J., N. J. (1999).
dapat mengukur dan mengevaluasi Making ERP Succeed: Turning Fear Into
implementasi ERP sehingga pada Promise. Strategy & Business, vol. Second
implementasi enhancementMySAP Quarter, no. 15, July, pp. 60-72. Booz
berikutnya, khususnya Allen and Hamilton.
perubahan/penambahan proses bisnis untuk
varian produk bahan bakar khusus (BBK) Cooper, David R. dan Emory, C. William
Pertalite, dapat mengantisipasi kendala yang (1996). Metode Penelitian Bisnis Jilid 1.
mungkin akan menjadi penghambat proses Jakarta: Erlangga
implementasi ERP. Implementasi ERP di
beberapa organisasi atau perusahaan Davenport, T. (1998).Putting the enterprise into
biasanya memakan waktu yang lama dan the enterprise system. Harvard Business
biaya yang besar sehingga perusahaan harus Review, July-August, 121-131.
memiliki strategi yang tepat agar didapat
tingkat keberhasilan yang tinggi. Fardipour, Forough (2011).Factors that
influence the quality of vendor support
13
JURNAL IPSIKOM Vol. 7 NO. 1 Juni 2019 ISSN : 2338-4093

service in enterprise resource planning


implementation and use.Thesis, School of Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
Business IT and Logistics, College of dan Kualitatif.Bandung: CV. Alfabeta.
Business, RMIT University
Turban, Efraim, Rainer, R. Kelly Jr. and Potter,
Ferdinand, Agusty (2002). Structural Equation Richard E. (2005). Wiley International
Modelling dalam Penelitian Edition Introduction to Information
Manajemen.Semarang: Seri Pustaka Kunci Technology Third Edition.New York:
03/BP UNDIP Efraim Turban, R. Kelly Rainer, JR.
Richard E. Potter. John Wiley & Sons, Inc.
Garcia-Sanchez, Noe, and Perez Bernal, Luis E.
(2007). Determination of Critical Success Wijayanto, Heri (2013). Pengaruh Budaya
Factors in Implementing an ERP System: Organisasi terhadap Kesuksesan
A Field Study in Mexican Implementasi Enterprise Resources
Enterprises.Information Technology for Planning dengan pendekatan Updated
Development Vol. 13 (3), 293-309 DeLone and McLean Information System
Success Model.” Tesis, Universitas
Hair, Joseph F., Black, William C., Babin, Muhammadiyah Ponorogo.
Barry J., Anderson, Rolph E., Tatham,
Ronald L. (2006). Multivariate Data Winahyu, Titis Restu (2005). Analisis Faktor-
Analysis – Sixth Edition. New Jersey: faktor Penentu Keberhasilan dalam
Pearson Education, Inc. Implementasi Paket Sistem Enterprise
Resource System (ERP) untuk Mencapai
Koentjaraningrat (1997). Metode-Metode Keunggulan Bersaing Perusahaan. Tesis,
Penelitian Masyarakat.Jakarta: PT. Universitas Diponegoro Semarang.
Gramedia Pustaka Utama.
Yingjie, Jiang (2005). Critical Succes Factors
Martin (2005). Pengenalan Teknologi Informasi in ERP Implementation in Finland. The
dan Komunikasi.Yogyakarta:Andi Swedish School of Economics and
Publisher. Business Administration.

Nah, Fiona Fui-Hoon and Lee-Shang Lau, Zhang, Liang, Matthew K.O. Lee, Zhe Zhang
Janiet (2006). Critical factors for and Probir Banerjee (2003). Critical
successful implementation of enterprise Success Factors of Enterprise Resource
systems. Journal of Computer Information Planning Systems : Implementation
Systems, Special Issue Success in China. In Proceedings of The
36th Hawaii International Conference on
Purwoastuti, TH. Endang dan Wilyani, System Sciences.
Elisabeth Siwi (2014). Metodologi
Penelitian.Yogyakarta:Pustakabarupress.

Radityo, Dody dan Zulaikha (2007). Pengujian


Model DeLone and McLean dalam
Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen (Kajian Sebuah Kasus).
Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas
Makassar.

Scott, George M. (2001). Prinsip-Prinsip


Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:Raja
Grafindo Persada.
14

You might also like