296-Article Text-1336-3-10-20220630 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

JOURNAL ECONOMIC AND STRATEGY (JES)

Electronic ISSN : 2745-6544


Homepage :https://journal.utnd.ac.id/index.php/jes

ORIGINAL ARTICEL JES |Volume 3|No.1|Januari-Juni 2022|pp. 70-85

Arah Penataan Dan Pengembangan Konsep Waterfront


City Pada Objek Wisata Pantai Soge Pacitan

Iqbal Abdul Aziz Zain


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya
[email protected]

Abstract
Soge Beach is a tourist attraction that has many tourist attractions. However, the use of space in it is still
not structured and neatly arranged. This causes a decrease in tourist attraction, the quality of natural
resources and the existing ecosystem. The concept of a waterfront city is a concept of structuring a
waterfront area that emphasizes the principle of sustainability. The purpose of this study is to provide an
overview of the direction of the arrangement and development of the waterfront city concept at the Soge
Pacitan Beach tourist attraction. The research method used is a qualitative descriptive method to explain,
explain, describe, describe, and answer the problems at Soge Beach in more detail. The results obtained
are the spatial arrangement of the Soge Beach waterfront directed at land use, building planning,
circulation and parking, open space, pedestrian paths, supporting activities, marking and preservation
and conservation. As for the development of the waterfront, it is directed towards infrastructure,
architecture, facilities and tourism activities. With these results, it is hoped that it will have an impact on
the new face of the Soge Beach tourism object so that it can encourage rapid economic growth.

Keywords: Arrangement, Development, Waterfront, Tourism Object.

Abstrak
Pantai Soge merupakan objek wisata yang memiliki banyak dari tarik wisata. Namun, pemanfaatan ruang
di dalamnya masih belum terstruktur dan tertata rapi. Sehingga menyebabkan turunnya daya tarik wisara,
kualitas sumber daya alam dan ekosistem yang ada. Konsep waterfront city merupakan konsep penataan
kawasan terpian air yang mengedepankan prinsip keberanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan dan menggambarkan arah penataan dan pengembangan konsep waterfront city pada objek
wisata Pantai Soge Pacitan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deksriptif kualitatif untuk
menerangkan, menjelaskan, menggambarkan, melukiskan, dan menjawab permasalahan di Pantai Soge
secara lebih rinci. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu penataan ruang waterfrontPantai Soge diarahkan
pada tata guna lahan dan bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, jalur pejalan kaki, aktivitas
pendukung, penandaan serta preservasi dan konservasi. Sedangkan untuk pengembanganwaterfront,
diarahkan infrastruktur, arsitektur, fasilitas dan aktivitas wisata. Dengan hasil tersebut, diharapkan dapat
memberikan dampak bagi wajah baru ovjek wisata Pantai Soge sehingga mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi dengan cepat.
Kata kunci: Penataan, Pengembangan, Waterfront, Objek Wisata.

Journal Economic And Strategy (JES) |Volume 3|No 1|Januari-Juli|2022|pp. 70-85

70
PENDAHULUAN (laut, sungai, danau) dapat disebut
Pariwisata adalah salah satu sebagai waterfront. Konsep waterfront
jenis industri yang mampu mendorong city telah lama diterapkan di berbagai
pertumbuhan ekonomi dengan cepat, negara, sebagai bagian dari wilayah
baik dalam hal pendapatan, yang dicirikan berbatasan dengan air,
menciptakan lapangan kerja, serta baik laut, sungai, maupun
mampu mengaktifkan kinerja sektor danau.(Echols dalam Munandar, 2013).
lain. Perencanaan sektor pariwisata Konsep waterfront city merupakan
berdasarkan prinsip berkelanjutan alternative pengembangan kawasan
(suistanable) merupakan tugas penting tepian air, sebagai upaya menciptakan
bagi masyarakat, swasta dan kawasan yang tertata, memiliki kualitas
pemerintah. Hal ini didasarkan pada lingkungan yang baik dan menjadi
pemikiran bahwa kawasanwisata secara penopang kegiatan perekonomian.
ekologis dan ekonomis sangat potensial Pengembangan kawasan dengan konsep
untuk dikembangkan serta waterfront city merupakan investasi
dimanfaatkan sumber daya alamnya yang besar serta menjadi alternative
demi terwujud kesejahteraan penataan wilayah secara menyeluruh.
masyarakat. Perencanaan sektor Pembangunan daerah pesisir secara
pariwisata memiliki tingkatan berkelanjutan menjadi alternatif
pelaksanaan, mulai dari tingkat nasional kebijakan penataan dan pengembangan
hingga tingkat lokal terendah. Setiap tata ruang wilayah bagi pemerintah.
tingkatan tersebut berfokus pada
Indonesia merupakan negara
berbagai aspek pertimbangan dan
dengan garis pantai terpanjang kedua di
variable yang berbeda serta bersifat
dunia yakni sepanjang 91.181
komprehensif.
km(Kementerian Kelautan dan
Pengembangan kawasan dengan
Perikanan, 2019). Garis pantai yang
konsep waterfront city merupakan salah
panjang mengakibatkan kota-kota di
satu solusi perencanaan pembangunan
Indonesia sebagian besar berada di tepi
sektor pariwisata. Secara bahasa,
air. Peraturan Pemerintah Nomor 47
waterfront diartikan sebagai area tepian
Tahun 1997 menjelaskan
air. Semua kawasan yang menjadi batas
bahwasebanyak 216 kota andalandi
antara daratan dan wilayah perairan
Indonesia berada di tepi laut (pantai),

71
sungai atau danau (PP No. 47 Tahun di Kabupaten Pacitan adalah Pantai
1997, n.d.). Pertumbuhan wilayah tepi Soge yang terletak di Dusun Soge, Desa
air terutama pantai relative lebih cepat Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo,
dibandingkan wilayah lain. Hal ini Pacitan yang berjarak kurang lebih 30
dikarenakan letak geografisnya berada km dari pusat kota. Pantai Soge
di daerah endapan yang subur dan memiliki luas 15, 643 ha dengan pasir
memiliki mobilitas yang lebih mudah. putih, ombak sedang, pepohonan
Pertumbuhan yang cepat ini cemara yang rindang serta berada tepat
menimbulkan berbagai permasalahan di tepi Jalur Lintas Selatan (JLS).
seperti meningkatnya kebutuhan lahan Letaknya tersebut mengakibatkan
untuk perumahan, pelabuhan, tambak, kawasan Pantai Soge menjadi salah satu
dan objek wisata. Selain itu, kawasan wisata yang ramai di
pemanfaatan ruang tepi pantai sering Kabupaten Pacitan karena akses
kali tidak sesuai dengan Rencana Tata transportasinya yang mudah. Saat ini,
Ruang Wilayah (RTRW). Hal ini Pantai Soge sedang dalam tahap
kemudian menyebabkan wilayah tepian pengembangan yang ditandai dengan
air kehilangan potensi unggulannya mulai dibangunnya SPBU, infrastruktur
karena pemanfaatan ruang yang tidak dan sarana-prasarana penunjang
efektif. Padahal, RTRW bertujuan lainnya. Namun dalam prosesnya,
untuk mewujudkan pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang yang ada di Pantai
agar mampu memenuhi kebutuhan Soge masih belum terstruktur dan
pembangunan yang bersinergi, efektif, tertata rapi. Hal ini dapat dilihat dari
efisien, dan berwawasan lingkungan masih bercampurnya antara kawasan
serta dijadikan acuan program tambak, kawasan objek wisata dan
pembangunan untuk tercapainya pemukiman. Pertumbuhanbangunan
kesejahteraan masyarakat. yang tidak terkendali juga menyebabkan
pengaruh negative bagi tata ruang di
Kabupaten Pacitan merupakan
Pantai Soge yang pada akhirnya
salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
merusak potensi wisata yang ada. Rata-
Timur yang terkenal akan keindahan
rata bangunan berbentuk gubuk-gubuk
pantainya, karena wilayahnya yang
yang difungsikan sebagai warung dan
berbatasan langsung dengan Samudera
pemukiman baik oleh masyarakat
Hindia. Salah satu pantai yang terkenal

72
sekitar maupun pendatang. Selain itu, wisata dalam jangka waktu sementara.
masih banyak lahan kosong yang hanya Sedangkan pariwisata adalah berbagai
dimanfaatkan sebagai area parkir karena macam kegiatan wisata yang didukung
dirasa lebih menguntungkan. Aktivitas berbagai fasilitas serta layanan yang
tersebut tentunya dapat menurukan disediakan oleh masyarakat, swasta
kualitas sumber daya alam dan maupun pemerintah. (UU Nomor
ekosistem yang ada di Pantai Soge. 10.Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, 2009). Tujuan
Peraturan Menteri No. 17 Tahun
pariwisata adalah untuk mendorong
2008 menjelaskan bahwa kawasan
pertumbuhan ekonomi, mengurangi
pantai merupakan daerah konservasi
tingkat kemiskinan dan pengangguran
sumber daya yang harus dijaga
serta melestarikan alam, lingkungan dan
kelestariannya serta dimanfaatkan
kebudayaan. Sektor pariwisata
secara berkelanjutan (Kementerian
merupakan jenis industri yang majemuk
Kelautan dan Perikanan RI, 2008).
karena memiliki rantai ikatan yang kuat
Penataan kawasan Pantai Soge perlu
dengan berbagai aspek pembangunan.
dilakuhkan dengan menerapkan strategi
perencanaan yang terintegrasi dan Pariwisata memberikan dampak
berkelanjutan guna memaksimalkan ke semua lini aset negara.Sebagai
potensi dan keunikannya, baik yang industri, pariwisata akan meningkatkan
sudah ada ataupun belum. Tak hanya penerimaan devisa yang sangat
itu, penataan kawasan juga bermaksud dibutuhkan dalam pembangunan.
untuk mengembalikan fungsi awalnya, Penerimaan devisa lebih cepat
termasuk sebagai zona penanggulangan dibandingkan dengan kegiatan ekspor
bencana dan konservasi sumber daya. yang membutukan waktu relative lebih
lama. Pariwisata termasuk jenis
TINJAUAN PUSTAKA
invisible export(ekspor tidak nyata)
Pariwisata
karena tidak ada barang atau komoditi
Wisata adalah aktivitas seseorang
yang dikirim ke luar negeri
atau sekelompok orang untuk
(Andrasmoro, 2018). Menurut Bennet,
mengunjungi suatu tempat, dengan
keberhasilan pariwisata tidak hanya
tujuan berekreasi, mengembangkan diri,
bersifat top down namun juga bottom
serta mempelajari keunikan daya tarik
up. Artinya pariwisata tidak hanya

73
bertujuan untuk menarik kunjungan pemerintah, swasta dan masyarakat
wisatawan, namun lebih diarahkan pada dalam mendukung pengembangan
pengembangan peluang-peluang usaha pariwisata antara lain (Conoras, 2016) :
yang ada di masyarakat agar maju dan
1. Penataan, pemeliharaan dan
berkembang (Conoras, 2016).
pelestarian objek wisata
Pengembangan pariwisata adalah 2. Pemasaran objek wisata (promosi)
upaya untuk meningkatkan kualitas dan 3. Pembinaan produk wisata dan
kuantitas objek wisata. Pengembangan produk pendukung lainnya
pariwisata merupakan wujud intergrasi 4. Penyusunan kebijakan Rencana dan
dan kepaduan sumber daya pariwisata Pembanguan Pariwisata Daerah
dengan aspek-aspek diluar pariwisata. 5. Pembinaan masyarakat mengenai
Adanya pengembangan pariwisata kepariwisataan
diharapkan sebuah objek wisata mampu
Waterfront City
lebih baik dan lebih menarik dari segi
Konsep waterfront city pertama
tata ruang kawasan maupun fasilitas-
kali diterapkan pada abad ke-19 oleh
fasilitas yang ada di
James Rouse untuk merevitalisasi
dalamnya(Wiriantari, 2021).
kawasan industri di kawasan pesisir San
Pengembangan pariwisata bertujuan
Fransisco, Boston, Amerika Serikat.
untuk meningkatkan perolehan devisa
Waterfront secara bahasa berarti daerah
serta diharapkan menjadi agent of
tepi laut atau bagian daratan yang
development sehingga mampu
berbatasan dengan air (Munandar,
memberikan dampak bagi kesejahteraan
2013). Umumnya waterfront terdapat di
daerah di sekitarnya. Untuk
pelabuhan sebagai pusat kesibukan lalu
mengembangkan sektor pariwisata
lintas perdagangan dengan sarana
secara professional tidak dapat lepas
transportasi seperti kapal, perahu dan
dari partisipasi pemerintah, masyarakat
boat. Menurut Malone (1996),
dan swasta. Partisipasi pemerintah lebih
Waterfront City adalah area yang
diarahkan pada kebijakan atau tata
berada di perbatasan daratan dan
aturan, sedangkan partisipasi
perairan dimana didalamnya terdapat
masyarakat dan swatsa lebih diarahkan
beragam kegiatan seperti ekonomi,
pada kegiatan pembinaan. Adapun
sosial dan budaya(Rivai Notanubun,
upaya yang dapat dilakuhkan baik
2017). Waterfront city mengembangkan

74
konsep pengelolaan wilayah yang dipenuhi untuk merancang waterfront
didalamya menampung berbagai macam city, antara lain(Prameswari, 2018):
kegiatan masyarakat, baik ekonomi,
1. Lokasinya berada di tepi wilayah
sosial, maupun lingkungan tepi air,
perairan yang besar
dimana bentuk pembangunannya
2. Terdapat area pemukiman,
berorientasi kearah perairan.
perdagangan, pelabuhan, serta
Pembangunan waterfront city pariwisata
harus disesuaikan dengan karakteristik 3. Fungsi utamanya sebagai kawasan
dan keunikan kawasannya, baik secara wisata, pemukiman, industri dan
fisik maupun non fisik. Kawasan pelabuhan
waterfrontmerupakan pertemuan antara 4. Pembangunan berorientasi kearah
daratan dan perairan, yang sering terjadi perairan
erosi/abrasi serta pendangkalan akibat 5. Pembanguan dilakuhkan ke arah
sedimen yang berlebih. Secara vertical horizontal
hidrologi, kawasan waterfront
Menurut Breen dan Rigby (1996),
merupakan daerah pasang surut yang
waterfront city diklasifikasikan menjadi
rawan akan banjir. Sehingga, perlu
2, berdasarkan tipe pembangunan dan
dibuat struktur perlindungan tepi air
berdasarkan fungsinya(Rivai
terutama bila dilakuhkan reklamasi.
Notanubun, 2017). Berdasarkan tipe
Secara tata guna lahan, kawasan
pembangunannya, waterfront dibagi
tersebut mempunyai hubungan yang
menjadi 3, yaitu:
erat antara perairan dan elemen-
elemenyang ada di perkotaan. Secara 1. Conservation yaitu penataan dan

ekonomi dan sosial budaya, waterfront pemeliharaan kawasan bersejarah

memiliki keunggulan dibandingkan agar tetap bisa dinikmati

kawasan lain yaitu mampu menjadi masyarakat

pusat pertumbuhan ekonomi, tempat 2. Redevelopment yaitu

pariwisata dan konservasi lingkungan. memanfaatkan kembali fungsi


awalwaterfront lama, dengan
Pembangunan waterfront city
merekonstruksi dan merevitalisasi
dapat diterapkan apabila memenuhi
fasilitas-fasilitas yang telah ada
beberapa syarat. Prabudiantoro (1997)
untuk kepentingan khalayak umum.
memaparkan 5 syarat umum yang harus

75
3. Development yaitu menciptakan kenyamanan serta mampu menjangkau
waterfront(mereklamasi pantai) keseluruhan area dengan leluasa.
dengan tujuan untul memenuhi Ketiga, penataan kawasan tepian air
kebutuhan masyarakat. harus mampu menciptakan beragam
kegiatan (Wiriantari, 2021).
Sedangkan waterfront berdasarkan
fungsinya dibagi menjadi 4, yaitu: METODE PENELITIAN

1. Mixed-used Waterfront, yaitu Penelitian ini menggunakan

mengkombinasikan pemanfaatan metode penelitian deskriptif kualitatif.

ruang waterfront. Menurut Sugiyono (2016), metode

2. Recreational Waterfront, yaitu deskriptif kualitatif adalah metode

sebagai penyedia sarana rekreasi penelitian yang manapeneliti sebagai

(taman, area bermain, objek wisata) instrument kunci dari teknik

3. Residential Waterfront, yaitu pengumpulan data secara trigulasi

sebagai kawasan (gabungan) menganalisa data dan hasil

tinggal/pemukiman. penelitian bersifat kualitatif yang lebih

4. Working Waterfront, yaitu sebagai menekankan makna daripada

tempat aktivitas industri. generalisasi. Metode penelitian


inibertujuan untuk menjelaskan,
Nicholas Falk menjelaskan bahwa
menggambarkan dan menjawab
terdapat tiga prinsip penataan suatu
permasalahan yang akan diteliti secara
waterfront. Pertama, adanya daya tarik
lebih rinci dan mendalam. Dalam hal
berupa keunikan dan desain penataan
ini, arah penataan dan pengembangan
area. Daya tarik tersebut kemudian
konsep waterfront citypada kawasan
mampu dimanfaatkan untuk
objek wisata Pantai Soge dianalisis
memanjakan mata para pengunjung
secara deskriptif kualitatif dengan
serta memberikan kesan yang berbeda
menginterpretasikan fakta yang
dari tempat lain. Kedua, adanya
ditemukan secara teoritis dan
integrasi wilayah, dimana didalamnya
berdasarkan perspektif penulis.
terdapat akses untuk pejalan kaki dan
kendaraan. Ketersediaan kedua akses ini Jenis data dalam penelitian ini

dimaksudkan agar masyarakat adalah data sekunder yang diperoleh

mendapatkan keamanan dan secara tidak langsung dan sudah pernah

76
dipublikasikan sebelumnya. Data memiliki ketinggian wilayah antara 0-
sekunder yang digunakan bersifat 300 meter diatas permukaan air laut
kualitatif yang bersumber dari beberapa (Mdpl). Dataran di kawasan ini
jurnal ilmiah mengenai konsep merupakan delta Sungai Soge yang
waterfront city yang telah terbentuk akibat proses sedimentasi
dipublikasikan secara elektonik selama bertahun-tahun. Pantai Soge
sebelumnya, kemudian menyeleksi memiliki garis pantai yang panjang
data-data yang relevan dan dirasa valid. dengan tipe pasir putih lembut dan
Tidak hanya jurnal ilmiah, penulis juga bentuk pantai yang landau. Tipe pantai
menggunakan data-data yang landai biasanya digunakan oleh
dipublikasikan oleh pemerintah daerah masyarakat sebagai tempat bersantai
terkait melalui website resmi, yang menikmati sunrise dan sunset di pagi
dalam hal adalah Pemerintah Kabupaten dan sore hari. Ombak di pantai ini
Pacitan. tergolong jenis ombak sedang hingga
besar dengan ketinggian muka air laut
Pengumpulan data dilakuhkan
yang cenderung mengalami kenaikan
dengan cara mengamati, memahami
setiap tahunnya. Kenaikan muka air laut
serta menganalisis dokumen-dokumen
sangat berpengaruh dengan perubahan
yang sudah pernah dipublikasikan
kondisi fisik pantai, terutama terhadap
sebelumnya. Dokumen-dokumen
kedalaman air. Semakin dalam perairan
tersebut berisi data-data mengenai
pantai maka kekuatan gelombang yang
implementasi konsep waterfront city di
menghempas ke pantai juga semakin
berbagai tempat.
besar. Semakin besar gelombang
HASIL DAN PEMBAHASAN menyebabkan kecenderungan pantai
Kondisi Fisik Objek Wisata Pantai mengalami abrasi semakin tinggi.
Soge
Pantai Soge merupakan salah satu
pantai di Kabupaten Pacitanyang berada
tepat di pinggir Jalur Lintas Selatan
(JLS) Jawa Total luas kawasan pantai
mencapai 15, 643 ha. Karakteristik
dataran di sekitar kawasan Pantai Soge

77
meyebabkan air tidak dapat keluar
sehingga terbentuklah danau payau
tersebut. Di bagian barat terdapat
area pepohonan cemara dan kelapa
yang memberikan kesan asri dan
alami. Sedangkan di bagian utara
terdapat pemukiman, pertokoan,
resort dan penginapan, serta

Gambar 1. Peta Satelit Pantai Soge kawasan tambak udang.Pantai Soge

Sumber: (Google Maps, 2022) juga terkenal akan jembatannya


yang sangat iconic yaitu Jembatan
Soge. Jembatan ini memiliki
panjang kurang lebih 50 m dan
sering dikenal Sidney Harbour
Bridge Pacitan karena memiliki ciri
khas rangka baja melengkung
(Medigo, 2021). Fasilitas yang ada
di sekitar Pantai Soge diantaranya
area parkir kendaraan, warung-
warung makanan dan minuman dan
kamar mandi umum.

Gambar 2. Landscap Pantai Soge


Sumber: (Rizki A Tiara, n.d.)
Di bagian timur pantai, terdapat
danau kecil yang terbentuk akibat
Gambar 3. Danau Payau Pantai Soge
adanya gundukan pasir pada area
Sumber: (Pantai Soge, n.d.)
muara sungai. Gundukan ini

78
dimana pada pendekatan ini masyarakat
harus terlibat dalam tahap penataan
objek wisata Pantai Soge. Prinsip dasar
partisipasi masyarakat dalam
pengembangan dan penataan objek
wisata antara lain(Conoras, 2016) :

1. Melibatkan masyarakat dalam proses


perencanaan dan pengambilan
keputusan terkait objek wisata Pantai
Gambar 3. Jembatan Pantai Soge
Sumber: (Pantai Soge, n.d.) Soge. Khusunyamasyarakat sekitar

Pendekatan Pengembangan pantai mempunyai hak sebagai


Objek Wisata Pantai Soge stakeholder dalam pengembangan
Pendekatan yang digunakan
dan penataan objek wisata. Selain
dalam pengembangan objek wisata
itu, masyarakat juga wajib menerima
Pantai Soge dibagi menjadi dua.
pendapatan atau keuntungan dari
Pertama, yaitu pendekatan terintegrasi
aktivitas pariwisata di Pantai Soge.
adalah jenis pendekatan dengan sistem
2. Pengembangan dan penataan objek
yang terintegrasi tidak hanya pada
wisata Pantai Soge harus dilakuhkan
rencana pengembangan objek wisata
secara berkelanjutan. Hal ini
Pantai Soge saja, namun juga
dimaksudkan untuk terus menjaga
terintegrasi dengan pembangunan
keberlangsungan sumber daya agar
perekonomian secara makro khususnya
tetap ada di masa mendatang.
di Kabupaten Pacitan. Pada pendekatan
Pelibatan masyarakat dalam
terintegrasi, penyelesaian masalah objek
pengembangan dan penataan objek
wisata tidak hanya diselesaikan pada
wisata akan berdampak pada
sektor pariwisata saja, tapi juga
keikutsertaan masyarakat dalam
didasarkan pada dokumen perencanaan
menjada dan melestarikan
antar sektor pembangunan. Hal ini
lingkungan, sehingga aspek
merupakan perwujudan dari koordinasi
keberlanjutan dapat terwujud.
dan sinkronisasi antar sektor satu
dengan sektor lainnya. Kedua, yaitu
pendekatan partisipasi masyarakat,

79
Arah Penataan Ruang Objek Wisata pada waterfront city bertujuan untuk
Pantai Soge Berdasarkan Konsep
memaksimalkan potensi lahan kawasan
Waterfront City
Suatu objek wisata pasti memiliki secara efektif dan berkelanjutan.
ciri khusus, baik dalam hal bentuk, Sedangkan untuk tata bangunan
lokasi dan karakteristik yang akan merupakan penataan komposisi
berdampak terhadap penggunaan lahan, bangunan meliputi ketinggiannya,
fungsi, dan kegiatan pendukungnya. koefisien lantai, garis sempadan,
Oleh karena itu, sangat diperlukan material bangunan dan lain-lain. Tata
adanya rancangan penataan ruang. bangunan akan berdampak pada kualitas
Penataan ruang merupakan suatu sistem bangunan dan lingkungan. Semakin
perencanaan, pemanfaatan dan baik kualitas tata bangunan kawasan
pengendalian tata ruang. Arah penataan waterfront maka semakin baik pula
ruang bertujuan untuk menciptakan tata kualitas bangunan dan lingkungannya.
ruang yang rapi dan terstruktur sehingga Perencanaan tata guna lahan dan
mampu menciptakan daya tarik bangunan di Pantai Soge perlu
tambahan bagi objek wisata. dirancang sesuai lokasi dan fungsi
Berdasarkan RDTRW Kabupaten tersebut. Seperti kawasan ekonomi dan
Pacitan Tahun 2016-2036, kawasan perdagangan sebisa mungkin
waterfrontdiarahkan sebagai pusat ditempatkan pada lokasi dekat area
kegiatan pariwisata dan kelautan yang parkir pengunjung dan jauh dari bibir
didukung dengan kegiatan perdagangan pantai. Berdasarkan peraturan,
dan jasa, sarana prasarana umum, dan sempadan pantai merupakan zona
pemukiman (Peraturan Daerah Nomor perlindungan setempat dengan kriteria
7 Tahun 2016, 2016). Arah penataan daratan sepanjang tepian yang lebarnya
kawasan waterfrontmeliputi (Shirvani proporsional dengan bentuk dan kondisi
dalam Firmansyah, 2014): fisik pantai minimum 100 m dari titik
pasang tertinggi (Peraturan Daerah
1. Tata guna lahan (land use) dan tata
Nomor 7 Tahun 2016, 2016).
bangunan (building form and
2. Sirkulasidan parkir (circulation dan
massing)
parking)
Tata guna lahan merupakan
Sirkulasi dan parkir adalah elemen
gambaran/peta penataan lahan
penting dalam penataan kawasan.
perkotaan. Kebijakan tata guna lahan

80
Sirkulasi dan parkir secara langsung pertunjukan seni dan kearifan local
akan membentuk pola aktivitas lainnya.
kawasan. Sirkulasi yang dimaksud 5. Penandaan (signage)
dalam hal ini meliputi jalan utama Penandaan bertujuan untuk
kawasan, jalur pejalan kaki, jalur sepeda memudahkan masyarakat untuk
serta unsur-unsur penghubung lainya. mengenali kawasan. Penandaan
3. Ruang terbuka (open space) dan dapat berupa peta lokasi, penunjuk
jalur pedestrian (pedestrian ways) jalan, papan informasi dan lainnya.
Penataan ruang terbuka bertujuan 6. Preservasi (preservation) dan
untuk menggabungkan antara konservasi (conservation)
aktivitas manusia dan lingkungan. Preservasi dapat diartikan sebagai
Sedangkan untuk jalur pendestrian upaya untuk menjaga kawasan
bertujuan untuk memudahkan tempat tinggal dan kelestarian
mobilitas dan meciptakan interaksi bangunan sejarah tanpa
antara manusia dan lingkungan. merubahnya, sedangkan konservasi
Penataan ruang terbuka yaitu adalah upaya untuk menjaga
berupa taman dan lahan camping kelestarian lingkungan sekitar
pengunjung. walaupun mengalami perubahan
4. Aktivitas pendukung (activity fungsi. Upaya preservasi di
support) kawasan Pantai Soge dapat berupa
Aktivitas pendukung yaitu pembebasan lahan yang digunakan
kegiatan-kegiatan yang mampu sebagai gubuk pedagang untuk
mendukung interaksi pada dialihfungsikan sebagai kawasan
kawasan. Aktivitas pendukung ini terbuka, pembebasan lahan di area
dapat disesuaikan dengan kondisi Sungai Soge yang difungsikan
fisik dan non fisik kawasan. Dalam sebagai untuk zona hijau serta
konsep waterfront aktivitas pembebasan lahan area tambak
pendukung harus berorientasi pada untuk dialihfungsikan sebagai area
perairan seperti kegiatan olah raga parkir dan perdagangan. Sedangkan
air. Dapat pula berupa aktivitas untuk upaya konservasi dapat
budaya seperti upacara adat, berupa mengembaikan fungsi
pepohonan cemara sebagai zona

81
hijau. Selain itu, dapat juga dengan dilakuhkan penguatan dan penataan
pembuatan dermaga kecil sebagai infastruktur dasar seperti jalan utama
tempat bersandar perahu. objek wisata, saluran air dan limbah,
tempat pembuangan sampah, tanggul
Arah Pengembangan Objek Wisata
Pantai Soge Berdasarkan Konsep pencegah banjir/pasang, serta ROB.
Waterfront City Berkaitan dengan arsitektur,
Pengembangan Pantai Soge sebagai pengembangan objek wisata dengan
Waterfront City diarahkan sesuai fungsi konsep waterfront city harus mampu
awalnya sebagai Recreational menciptakan wajah kawasan yang
Waterfront. Adapun luas memiliki nilai estetika dan kenyamanan.
pengembangan objek wisata di Nilai estetika dan kenyamanan tersebut
Kabupaten Pacitan yang diperbolehkan dititikberatkan pada bentuk kawasan,
untuk dimanfaatkan secara reguler norma (aturan masyarakat setempat),
sebagai bangunan sarana dan prasarana zonasi (integrase antara aktivitas darat
pariwisata dibatasi maksimum 40% dan dan air), tampilan (image kawasan dari
ruang terbuka hijau minimum 10% dari segi budaya dan historis) dan tata masa
luas keseluruhan area serta dilengkapi (pengelompokan orientasi kegiatan
fasililtas parkir yang memadai. Dalam pariwisata) (Conoras, 2016).
prosesnya, harus memperhatikan aspek Pada objek wisata Pantai Soge,
keindahan, ketertiban, kebersihan, dapat dibagi menjadi 2 zonasi yaitu:
kenyamanan, keamanan dan a. Zona 1 yakni berada di wilayah darat
keselamatan (Peraturan Daerah Nomor yang di dalamnya meliputi: area
7 Tahun 2016, 2016). parkir, taman/ruang terbuka hijau,
Arahpengembangan yang dapat area wisata kuliner, area
dilakuhkan adalah sebagai berikut: perbelanjaan (cideramata), panggung
1. Infrastruktur dan Arsitektur pertunjukan, resort dan penginapan,
Waterfront memiliki karakteristik café dan masjid.
yang multi fungsidan open access, b. Zona 2 yakni berada di wilayah
tetapi sangat rentan akan kerusakan baik perairan yang didalamnya meliputi
yang disebabkan oleh faktor alam area oleh raga air (canoing dan
maupun manusia. Oleh karenanya, surfing) dan area susur sungai.
untuk mengantisipasi hal tersebut perlu 2. Fasilitas

82
Fasilitas yang dikembangkan dalam daya tarik wisata yang dimiliki serta
konsep waterfront terbagi menjadi dua senantiasa memperhatikan aspek
yaitu fasilitas interpretasi dan fasilitas keberlanjutan. Aktivitas yang
pendukung waterfront. Fasilitas dikembangkan dapat disesuaikan
interpetasi adalah fasilitas yang dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
bertujuan untuk memberikan edukasi Dalam hal ini, disesuaikan dengan
kepada wisatawan terkait waterfront aktivitas budaya maupun non budaya
city. Fasilitas interpretasi yang perlu yang dimiliki masyarakat sekitar Pantai
dikembangkan antara lain papan Soge. Aktivitas budaya antara lain
penunjuk arah, peta kawasan, dan Upacara Jangkrik Genggong, Tradisi
bangunan informasi lainnya. Sedangkan Eret, Kethek Ogleng, tari-taria dan
fasilitas pendukung waterfront adalah pencak silat. Sedangkan untuk aktivitas
fasilitas yang mampu memberikan non budaya dapat dilakuhkan dengan
keamanan dan kenyamanan bagi mengintegrasikan antara wilayah darat
pengunjung. Selain itu, fasilitas dan wilayah lautseperti berkuda,ATV,
penunjang wajib mempertimbangkan susur sungai, canoing, surfing, wisata
komponen-komponen ekosistem guna perahu dan olahraga air lainnya.
menjada dan meningkatkan kualitas
KESIMPULAN
ekosistem tersebut. Fasilitas pendukung
Pantai Soge memiliki karakteristik
tersebut antara lain panggung
dataran dengan rata-rata ketinggian
pertunjukan, gazebo, zona camping,
wilayah antara 0-300 meter diatas
taman, jalur pejalan kaki, fasilitas
permukaan air laut. Dataran terbentuk
olahraga air, perahu/canoe, dan fasilitas
akibat proses sedimentasi selama
transportasi wisata lainnya. Fasilitas-
bertahun-tahun. Ombak di Pantai Soge
fasilitas ini diharapkan mampu
tergolong jenis ombak sedang hingga
memberikan keamanan dan kenyaman
besar dengan ketinggian muka air laut
pengunjung saat mengunjungi kawasan
yang cenderung mengalami kenaikan
waterfront.
setiap tahunnya.
3. Aktivitas Wisata Pendekatan yang digunakan dalam
penataan dan pengembangan konsep
Aktivitas yang dikembangkan
waterfront city padaobjek wisata Pantai
dalam konsep waterfront city harus
Soge yaitu pendekatan terintegrasi dan
mengacu pada jenis objek wisata dan

83
pendekatan partisipasi masyarakat. RI. (2008). Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan RI 2008.
Penataan ruang diarahkan pada tata
1–20.
guna lahan dan bangunan, sirkulasi dan
Medigo, Y. (2021). 10 Foto Pantai
parkir, ruang terbuka, jalur pejalan kaki, Soge Pacitan 2022 Harga Tiket
Masuk Lokasi.
aktivitas pendukung, penandaan serta
https://jejakpiknik.com/pantai-
preservasi dan konservasi. Sedangkan soge/
untuk pengembangan diarahkan pada Munandar, M. W. A. (2013). Evaluasi
infrastruktur, arsitektur, fasilitas dan Konsep Design Banten Waterfront
City Kecamatan Kasemen.
aktivitas wisata Planesa, 4(02), 212965.
https://media.neliti.com/media/pub
DAFTAR PUSTAKA lications/212965-evaluasi-konsep-
design-banten-waterfront.pdf

Andrasmoro, D. (2018). Peran Pantai Soge. (n.d.). Retrieved June 22,


Waterfront City Pada Industri 2022, from
Pariwisata Taman Alun Kapuas https://www.pantainesia.com/panta
Kota Pontianak.Jurnal i-soge
SwarnabhumI : Jurnal Geografi Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
Dan Pembelajaran Geografi, 3(1), 2016 Tentang Rencana Detail Tata
36. Ruang Dan Peraturan Zonasi
https://doi.org/10.31851/swarnabh Bagian Wilayah Perkotaan
umi.v3i1.1709 Pacitan Kabupaten Pacitan 2016-
Conoras, M. A. M. (2016). Penerapan 2036. (2016).
Prinsip Waterfront City Pada PP No. 47 Tahun 1997. (n.d.).
Objek Wisata Pantai Ake Sahu Peraturan Pemerintah Republik
Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Indonesia Nomor 47 Tahun 1997
Archipelascape, III(2), 11–17. Tentang Rencana Tata Ruang
Firmansyah. (2014). Arahan Penataan Wilayah Nasional, 1, 1–5.
Kawasan Waterfront City Sambas. https://www.google.com/url?sa=t&
Jurnal Teknik Sipil Untan, Vol. 14 rct=j&q=&esrc=s&source=web&c
No. 1. d=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahU
KEwjWxrKeif7eAhVYfysKHcH
Google Maps. (2022). WAOwQFjAAegQICRAC&url=ht
https://www.google.com/maps/@- tps%3A%2F%2Fwww.ojk.go.id%
7.3180914,112.7271303,15z 2Fid%2Fkanal%2Fpasar-
Kementerian Kelautan dan Perikanan. modal%2Fregulasi%2Fundang-
(2019). Kementerian Kelautan dan undang%2FDocuments%2FPages
Perikanan. %2Fundang-undang-nomo
https://kkp.go.id/artikel/12993- Prameswari, Y. P. (2018). Waterfront
laut-masa-depan-bangsa-mari-jaga- City Development. 3(1), 51–72.
bersama https://doi.org/10.14710/jiip.v3i1.3
Kementerian Kelautan dan Perikanan 233

84
Rivai Notanubun, and M. M. (2017).
Kajian Pengembangan Konsep
Waterfront City di Kawasan
Pesisir Kota Ambon. Jurnal
Pembangunan Wilayah Dan Kota,
13(2), 243–255.
https://ejournal.undip.ac.id/index.p
hp/pwk/article/view/15836
Rizki A Tiara. (n.d.). 5 Pantai
Tersembunyi di Pacitan, Wajib
Dikunjungi Sekali Seumur Hidup -
Tribunnews.com Mobile. Retrieved
June 22, 2022, from
https://m.tribunnews.com/travel/20
18/12/13/5-pantai-tersembunyi-di-
pacitan-wajib-dikunjungi-sekali-
seumur-hidup
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10.Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan. (2009).
https://doi.org/10.1038/132817a0
Wiriantari, F. (2021). Penataan Danau
Buyan Sebagai Upaya
Pengembangan Pariwisata dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Vastuwidya, Vol. 4 No. 2.

85

You might also like