Jurnal Safflower

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Farmasi Indonesia: Volume 15 Nomor 1 (2023)

https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.71

Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan dan Kadar


Total Fitokimia dari Ekstrak Etanol Kasumba Turate
(Carthamus tinctorius)
Nurshalati Tahar1, Fais Satrianegara2, Rusmadi Rukmana3, Nursalam
Hamzah1, Sitti Rukmana1, Fitria Alwi1, Abdul Roni4, Mukhriani1*
Abstract: Kasumba turate had been used extensively in the treatment of varicella,
Artikel but studies of safety, efficacy, and quality are incomplete. The objectives of these
studies were to determine brine shrimp lethality, antioxidant activities and
Penelitian phytochemical contents of safflower ethanolic extract. The studies began with
extraction, which soaked simplicia in 70% ethanol. Dried extract was determined
for toxicity used brine shrimp lethality method. Although, antioxidant activities
were measured by three methods, i.e., free radical scavenging (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazil), cupric reducing antioxidant capacity, and ferric reducing
antioxidant power. The phytochemicals total contents that measured were
phenols, flavonoids and carotenoids. Based on studies result, rendemen extraction
1 Program
was 14.7%. The lethality level for brine shrimp was 109.64 ± 5.29 mg/L. The free
Studi Farmasi,
radical scavenging, cupric reducing, and ferric reducing antioxidant activities
Fakultas Kedokteran dan
were 35.40 ± 1.62 mg/L, 12.42 ± 0.95 mg/L and 36.47 ± 2.79 mg/L. Although, the
Ilmu Kesehatan, Universitas
phenol, flavonoid and carotenoid contents per gram were 135.40 ± 0.12 g gallic
Islam Negeri Alauddin,
acid equivalent, 124.54 ± 3.38 mg quercetin equivalent and 27.25 ± 0.83 mg β-
Makassar, Sulawesi Selatan,
carotene equivalent. Based on these data it can be concluded that the ethanol
Indonesia
2 Program Studi Kesehatan
extract of kasumba turate has high phytochemical and antioxidant potential and
low toxicity.
Masyarakat Fakultas
Kedokteran dan Ilmu
Keywords: phenolic, flavonoid, carotenoid, free radical scavenging activity, FRAP,
Kesehatan Universitas Islam
CUPRAC, toxicity.
Negeri Alauddin, Makassar,
Sulawesi Selatan, Indonesia
3 Jurusan Biologi Fakultas Abstrak: Kasumba turate telah lama secara tradisional digunakan dalam
pengobatan varicella, tetapi kajian keamanan, efikasi dan kualitasnya belum
Sains dan Teknologi
mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Brine Shrimp lethality,
Universitas Islam Negeri
aktivitas antioksidan, dan kadar total fitokimia dari ekstrak etanol kesumba.
Alauddin, Makassar,
Penelitian dimulai dengan ekstraksi, yaitu merendam simplisia dengan etanol
Sulawesi Selatan, Indonesia
4 Jurusan Farmasi, Fakultas 70%. Ekstrak yang telah kering ditentukan toksisitasnya dengan metode Brine
Shrimp lethality. Sedangkan aktivitas antioksidan diukur dengan tiga metode,
Kesehatan, Universitas
yaitu peredaman radikal bebas (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), cupric reducing
Ngudi Waluyo, Semarang,
antioxidant capacity, dan ferric reducing antioxidant power. Kadar total
Jawa Tengah, Indonesia
fitokimia yang diukur adalah fenolik, flavonoid dan karotenoid. Berdasarkan
hasil penelitian, dilaporkan rendemen ekstraksi sebesar 14.7%. Toksisitas
terhadap Brine Shrimp adalah sebesar 109.64 ± 5.29 mg/L. Aktivitas
antioksidan peredaman radikal bebas, cupric reducing antioxidant capacity, dan
Korespondensi: ferric reducing antioxidant power, berturut-turut, adalah 35.40 ± 1.62 mg/L,
12.42 ± 0.95 mg/L, dan 36.47 ± 2.79 mg/L. Sedangkan kandungan fenolik,
Mukhriani flavonoid dan karotenoid pergram ekstrak, berturut-turut, adalah 135.40 ± 0.12
mukhriani.tetty@uin- g ekuivalen asam galat, 124.54 ± 3.38 mg ekuivalen kuersetin dan 27.25 ± 0.83
alauddin.ac.id mg ekuivalen β-karoten. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
ekstrak etanol kasumba turate memiliki potensi fitokimia dan antioksidan
tinggi serta toksisitas yang rendah.

Kata kunci: fenolik, flavonoid, karotenoid, peredaman radikal bebas, FRAP,


CUPRAC, toksisitas

Tahar et al “Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan ………………” 72


Jurnal Farmasi Indonesia: Volume 15 Nomor 1 (2023)
https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.71

Pendahuluan kartamin, hidroksi-saflor kuning A, saflor kuning


A, saflamin C, saflamin A, and saflomin (8).
Kasumba turate merupakan salah satu herbal
bahan alam yang digunakan dalam pengobatan. Walaupun luas digunakan, terapi dengan
Di Sulawesi Selatan, kasumba turate umumnya kasumba turate masih digunakan secara
digunakan sebagai obat sarampa (cacar) dengan tradisional sehingga belum terstandarisasi.
cara merendam bagian bunga dalam air panas, Walaupun digunakan secara luas selama ribuan
hingga larutan berwarna orange kemerahan (1, tahun, obat herbal terus digunakan berdasarkan
2). Pengobatan cacar diduga berhubungan pengamatan empiris daripada berbasis bukti
dengan aktivitasnya sebagai imunomodulator. ilmiah. Studi farmakologis natural product relatif
Bunga, biji dan daun kasumba turate telah diteliti diabaikan dan uji klinis terkontrol yang tepat dari
meningkatkan imunitas melalui efeknya terhadap obat-obatan herbal masih jarang dilakukan.
sel makrofag dan limfosit. Ekstrak metanol daun Masalah khusus yang menghambat
kasumba turate merangsang proliferasi limfosit pengembangan obat herbal adalah kurangnya
limpa dan produksi oksida nitrat, serta metodologi standar untuk mengevaluasi obat-
menghambat viabilitas sel tumor yang diujikan obatan alami (9). Untuk menjamin keberhasilan
terhadap kultur sel limfosit dan makrofag dari terapi, obat yang digunakan harus
ayam (3). Ekstrak air bunga kasumba turate terstandarisasi. Mutu ekstrak tanaman obat
menghambat produksi nitric oxide (NO) dan ditentukan terhadap keamanan, kandungan dan
prostaglandin melalui mereduksi ekspresi gen aktivitas (10). Sebelum diproduksi dalam skala
inducible nitric oxide synthase (iNOS) dan industri, ekstrak tanaman obat obat perlu
cyclooxygenase-2 (COX-2) dari sel makrofag dilakukan standarisasi agar menghasilkan
RAW264.7 yang diinduksi inflamasi dengan ekstrak yang berkualitas tinggi (9). Diharapkan
lipopolisakarida. Senyawa carthamus yellow, nantinya, terapi dengan menggunakan ekstrak
komponen kimia dari bunga kasumba turate, juga standar dalam bentuk sediaan modern, dapat
memiliki aktivitas yang sama, sehingga dianggap lebih menjamin keamanan, khasiat dan kualitas,
berperan terhadap aktivitas imunomodulator serta memudahkan dalam penggunaannya.
dari kasumba turate (4). Ekstrak etil asetat biji
Bahan dan Metode
kasumba turate menghambat produksi NO dan
sitokin pro-inflamasi. Kadar protein iNOS dan Bahan
COX-2 secara signifikan diturunkan oleh senyawa Kasumba turate diperoleh dari Desa Watang
N-feruloyl serotonin dan N-(p-coumaroyl) Padacenga Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten
serotonin yang diamati pada makrofag RAW Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia.
264,7 yang diinduksi lipopolisakarida (5).
Asam Galat, Neocuproin, DPPH, Kuersetin,
Safflower mengandung banyak komponen CuCl2. 2H2O, AlCl3, FeCl3.6H2O, TPTZ, Troloks,
kimia yang memiliki aktivitas farmakologis yang Etanol P.A, etanol 70%, HCl, aquadest, Kalium
luas termasuk aktivitas terhadap saraf pusat, Asetat, Buffer Amonium Asetat pH 7, Buffer Asetat
jantung, pembuluh darah, antikoagulan, pH 3,6, Aluminium (III) Klorida 2%, Larva udang
reproduksi, gastrointestinal, antioksidan, air asin (Artemia salina Leach), DMSO, Kertas
hipolipidemik, dan metabolisme, yang Saring, Kertas Perkamen.
memberikan banyak manfaat kesehatan manusia
lainnya (6). Komponen kimia yang telah Alat
ditemukan dalam bunga kasumba turate adalah Visible Spectrophotometer (Thermo Scientific™
golongan kuinokalkon, flavonoid, alkaloid, GENESYS™), deksikator, neraca analitik (Kern),
poliasetilen, alkana-diol, asam lemak, steroid, Pipet Mikro (Dragonlab), Rotavapor (Ika Rv 10),
lignan, dan lain-lain (7). Senyawa-senyawa Sonikator (Krisbow).
golongan kuinokalkon dan flavonoid menjadi
senyawa penciri dan bahan aktif dari safflower. Metode
Beberapa senyawa golongan kuinokalkon Penyiapan sampel dan ekstraksi
merupakan pigmen warna, seperti misalnya

Tahar et al “Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan ………………” 73


Jurnal Farmasi Indonesia: Volume 15 Nomor 1 (2023)
https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.71

Sampel yang digunakan adalah bunga volumenya dengan etanol hingga 5.0 mL.
safflower yang dipetik pada jam 9-12. Sampel Campuran kemudian didiamkan di tempat gelap
yang sudah bersih kemudian dikeringkan. selama 20 menit pada suhu kamar. Absorbansi
Simplisia sebanyak 80 g dimaserasi dengan 150 sampel (𝐴𝑠 )diukur pada 515 nm menggunakan
mL etanol 70% selama 1 x 24 jam. Sampel spektrofotometer UV-VIS. Absorbansi blangko
disaring, lalu ampas diremaserasi sebanyak dua (𝐴0 ) DPPH diukur tanpa ekstrak/troloks.
kali. Filtrat dikeringkan hingga diperoleh ekstrak Persentase inhibisi radikal (% IC) dihitung
kering. dengan menggunakan rumus berikut:
Uji toksisitas 𝐴0 − 𝐴 𝑠
% 𝐼𝐶 = 𝑥 100%
Toksisitas diuji menggunakan metode Brine 𝐴0
Shrimp Lethality Test (BSLT) berdasarkan Nilai % IC dikonversi ke nilai probit dan
prosedur yang dilakukan oleh (11). Ekstrak dibuat kurva linear vs konsentrasi. Konsentrasi
kering dilarutkan dalam seri konsentrasi 5-500 inhibisi 50% (IC50) dilaporkan sebagai jumlah
mg/L). Larva udang air asin (Artemia salina antioksidan yang dibutuhkan untuk menurunkan
Leach) digunakan sebagai organisme uji. Untuk konsentrasi DPPH awal sebesar 50%. Prosedur
penetasan, telur disimpan dalam air laut buatan yang sama juga dilakukan terhadap troloks
(25 g per-L) dengan suplai oksigen konstan dimana variasi konsentrasi dalam larutan adalah
selama 48 jam. Larva udang yang telah menetas 1-5 mg/L.
kemudian digunakan dalam percobaan. DMSO
2. Metode cupric ion reducing antioxidant
digunakan sebagai pelarut dan juga sebagai
capacity (CUPRAC)
kontrol negatif. Jumlah larva udang yang hidup
setelah 24 jam dihitung. Larva dianggap mati jika Prosedur penentuan kadar metode yang
tidak menunjukkan gerakan internal atau dilakukan oleh Sethi, Arora, Bhowmik, Sharma, &
eksternal selama beberapa detik pengamatan. Kumar (13) dengan sedikit perubahan. Reagen
Larva tidak diberikan makanan. Kematian yang CUPRAC dibuat dengan mencampurkan larutan
diamati merupakan akibat senyawa bioaktif dan CuCl2.2H2O 0,01 M, neocuproin 7,5 mM (dalam
bukan karena kelaparan; perlu dibandingkan etanol absolut), dan dapar ammonium asetat pH 7
larva mati di setiap perlakuan dengan larva mati (1 M) dengan perbandingan 1:1:1. Reagen
di kontrol. Konsentrasi letal median (LC50) dari CUPRAC dibuat baru setiap hari. Larutan ekstrak
sampel uji dihitung menggunakan metode dilarutkan dan diencerkan hingga diperoleh deret
analisis probit, sebagai ukuran toksisitas ekstrak konsentrasi 20-120 mg/L. Sebagai pembanding,
tumbuhan. dibuat larutan troloks dengan variasi konsentrasi
10-30 mg/L. Setiap larutan ekstrak sebanyak 1.0
Uji aktivitas antioksidan:
mL ditambahkan dengan 3.0 mL reagen FRAP,
Aktivitas antioksidan diukur dengan 3 campuran diinkubasi selama 60 menit pada suhu
metode, yaitu metode peredaman radikal bebas 37oC. Absorbansi blangko (𝐴0 ) CUPRAC diukur
menggunakan reagen DPPH (1,1-difenil-2- tanpa ekstrak/troloks. Kemudian larutan diukur
pikrilhidrazil), CUPRAC (cupric reducing serapannya (𝐴𝑠 ) dengan spektrofotometer pada λ
antioxidant capacity), dan FRAP (ferric reducing 452 nM. Pengujian CUPRAC juga dilakukan
antioxidant power). terhadap troloks. Persentase inhibisi radikal (%
1. Metode peredaman radikal bebas IC) dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
Aktivitas antioksidan ekstrak diukur dengan
𝐴𝑠 − 𝐴 0
DPPH berdasarkan metode yang dilakukan oleh % 𝐼𝐶 = 𝑥 100%
Do dkk (12) dengan sedikit modifikasi. Larutan 𝐴𝑠
ekstrak dilarutkan dalam etanol sehingga Nilai %IC dikonversi ke nilai probit. Aktivitas
diperoleh deret konsentrasi 10-90 mg/L. Masing- antioksidan dihitung sebagai IC50, yaitu
masing konsentrasi larutan ekstrak sebanyak 1 konsentrasi ketika probit %IC adalah 0.5,
mL ditambahkan 1 mL reagen DPPH 0.343 mM dihitung terhadap kurva linear %IC vs
(dalam pelarut etanol) dan dicukupkan konsentrasi (sampel dan troloks).

Tahar et al “Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan ………………” 74


Jurnal Farmasi Indonesia: Volume 15 Nomor 1 (2023)
https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.71

3. Metode ferric reducing antioxidant power dengan prosedur sebagaimana yang disebutkan
(FRAP) dalam Farmakope Herbal dengan sedikit
modifikasi (14). Ekstrak kering dilarutkan dalam
Prosedur pengujian FRAP untuk aktivitas
etanol 70% dengan konsentrasi 700 mg/L. Kurva
antioksidan dilakukan berdasarkan penelitian
kalibrasi dibuat menggunakan asam galat
oleh Sethi, Arora, Bhowmik, Sharma, & Kumar
dilarutkan dalam etanol 70% dengan deret
(13) dengan sedikit modifikasi. Reagen FRAP
konsentrasi 5–100 mg/L. Uji kadar fenolik total
terdiri atas 3 larutan, yaitu larutan Fe(III) 0,02 M
ditentukan dengan mencampur 0.5 mL sampel
(540 mg FeCl3.6H2O sedang dan 2,0 ml asam
dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteau (7,5%
klorida (1 M) dilarutkan dalam air deionisasi
dalam air) dan 4.0 mL larutan Na2CO3 1 M, dan
untuk membuat larutan 100 mL), larutan TPTZ
didiamkan selama 15 menit. Absorbansi
0,01 M (312 mg 2,4,6-Tris( 2-Pyridyl)-S-Triazine
campuran diukur dengan spektrofotometer
dilarutkan dalam 96% untuk membuat larutan
uv/vis pada panjang gelombang 798 nm, diukur
100 mL), larutan dapar asetat pH 3.6 (3,1 g
terhadap blangko. Kadar fenolik dihitung
natrium asetat dan 16 mL asam asetat glasial
berdasarkan kurva Asam Galat (80-200 mg/L).
dilarutkan dalam air untuk membuat larutan
Hasil pengukuran dinyatakan dalam miligram
1000 mL). Pereaksi FRAP disiapkan baru dengan
ekuivalen asam galat per gram ekstrak (mg EAG/g
pencampuran larutan Fe (III) 0,02 M, larutan
ekstrak).
TPTZ 0,01 M dan dapar asetat pH 3.6 dengan
perbandingan 1:1:10. Ekstrak dibuat dalam 2. Uji kadar flavonoid total
beberapa deret konsentrasi dengan cara
Uji kolorimetri dengan reagen aluminium
dilarutkan dan diencerkan hingga diperoleh
klorida digunakan untuk menentukan kandungan
konsentrasi 20-320 mg/L. Sedangkan baku
total flavonoid, sesuai dengan prosedur
troloks dibuat dalam variasi konsentrasi 3-15
sebagaimana yang disebutkan dalam Farmakope
mg/L. Untuk pengujian, 1.0 mL larutan ekstrak
Herbal dengan sedikit perubahan (14). Ekstrak
dicampur dengan 3.0 mL reagen FRAP. Campuran
kering dilarutkan dalam etanol 70% hingga
disimpan pada suhu 370C selama 30 menit.
diperoleh konsentrasi 300 mg/L. Kemudian, ke
Absorbansi blangko (𝐴0 ) FRAP diukur tanpa
dalam tabung reaksi dimasukkan 0.5 mL larutan
ekstrak/troloks. Absorbansi campuran (𝐴𝑠 )
ekstrak, 0.1 mL AlCl3 10%, 0,1 mL natrium asetat
reaksi diukur pada 596 nm menggunakan
1 M dan 2.8 mL air suling. Campuran didiamkan
spektrofotometer. Persentase inhibisi radikal (%
selama 30 menit, kemudian diukur serapannya
IC) dihitung dengan menggunakan rumus
dengan spektrofotometer uv/vis pada panjang
berikut:
gelombang 436 nm, diukur terhadap blangko.
𝐴𝑠 − 𝐴0 Kadar flavonoid total dihitung berdasarkan kurva
% 𝐼𝐶 = 𝑥 100%
𝐴𝑠 kuersetin (20-80 mg/L). Hasil pengukuran
dinyatakan dalam miligram ekuivalen kuersetin
Nilai %IC dikonversi ke nilai probit. Kurva
per gram ekstrak (mg EKu/g ekstrak).
probit %IC vs konsentrasi (sampel dan troloks)
digunakan untuk menghitung nilai IC50, yaitu nilai 3. Uji kadar karotenoid total
konsentrasi ketika probit %IC 0.5. Penentuan kadar total karotenoid mengikuti
Uji kadar fitokimia prosedur yang dilakukan oleh Fitriansyah, Aulifa,
Febriani, & Sapitri (15) yang diukur
Golongan fitokimia yang ditentukan adalah
menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan
kadar fenolik, flavonoid dan karotenoid total.
sedikit modifikasi. Absorbansi diukur pada
Kadar fenolik ditentukan sebagai asam galat,
panjang gelombang 470 nm. Ekstrak kering
flavonoid sebagai kuersetin dan karotenoid
dilarutkan dalam metanol sehingga diperoleh
sebagai β-karoten.
konsentrasi sampel 200 mg/L. Larutan β-karoten
1. Uji kadar fenolik total dalam berbagai konsentrasi (3-12 mg/L)
digunakan sebagai standar senyawa katotenoid
Pengujian kadar fenolik total berdasarkan
dan menjadi kurva standar. Persamaan regresi
prinsip kolometri dengan reagen folin-ciocalteau,
linier dari kurva stanadar digunakan untuk

Tahar et al “Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan ………………” 75


Jurnal Farmasi Indonesia: Volume 15 Nomor 1 (2023)
https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.71

menghitung kadar total karotenoid. Hasil Metabolit beracun dapat mempengaruhi


pengukuran dinyatakan sebagai miligram perkembangan embrio atau membunuh telur
ekuivalen beta-karoten per g ekstrak (mg EKa/g (11). Berdasarkan nilai yang cukup tinggi, ekstrak
ekstrak). kasumba turate aman digunakan pada dosis yang
lebih rendah daripada nilai BSLT-nya
Hasil dan Diskusi
Aktivitas antioksidan
Kasumba turate merupakan tanaman tahunan
dari famili Compositae atau Asteraceae. Secara Ekstrak kaumba turate memiliki aktivitas
domestik, kelopak bunga safflower digunakan antioksidan memiliki aktivitas sangat kuat
sebagai sumber pewarna dan bumbu masak, dengan nilai IC50 kurang dari 50 mg/L atau 50
selain digunakan sebagai obat-obatan. ppm (Tabel 1). Antioksidan adalah molekul yang
Berdasarkan uji klinik, rebusan kasumba turate dapat menekan atau mencegah oksidasi molekul
telah dilaporkan menyembuhkan gastritis, lain. Antioksidan alami adalah senyawa yang
nefritis, leukemia, leukocytopenia, eritrositosis, dapat menekan atau mencegah terjadinya
purpura alergi, lupus eritematosus, gondok, fisura oksidasi senyawa lain dalam jumlah kecil. Tiga
anus, penyakit kuning dan hepatitis virus, dan metode uji aktivitas antioksidan yang digunakan
sakit kepala migrain (4). Bagian yang digunakan yaitu metode uji CUPRAC (copper ion-reducing
dapat berupa bunga, maupun biji. antioxidant capacity), metode uji DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazil), dan uji FRAP (ferric
Bunga kasumba turate diekstraksi dengan
reducing-antioxidant power).
metode maserasi, dengan rendamen sebesar 14.7
%. Ekstrak yang diperoleh berbentuk serbuk Kadar total fitokimia
dengan warna merah darah. Maserasi merupakan Kandungan total flavonoid dan fenolik dalam
metode yang sangat sederhana dengan biaya yang ekstrak kasumba turate relating tinggi,
relatif rendah sehingga menjadi pilihan favorit sedangkan senyawa karotenoid lebih rendah
dalam kebanyakan ekstraksi. (Tabel 2) Senyawa yang diduga paling berperan
Toksisitas Ekstrak adalah hydroxyl safflower yellow A (HSYA).
Senyawa tersebut merupakan zat glikosida
Toksisitas ekstrak kasumba turate (LC50)
kalkon yang larut dalam air yang diekstraksi dari
dengan metode BSLT = 109.64 ± 5.29 mg/L.
safflowers (Carthamus tinctorius L.) yang telah
Artemia salina digunakan sebagai indikator
dilaporkan menghambat pertumbuhan tumor
biologis yang digunakan secara luas dalam
(16). Selain itu, senyawa carthamus yellow juga
evaluasi toksisitas maupun sifat sitotoksik.
mereduksi ekspresi gen inducible nitric oxide
Metode BSLT dipilih karena prosedurnya yang
synthase (iNOS) dan cyclooxygenase-2 (COX-2)
sederhana sehingga cocok digunakan untuk
sehingga menghambat produksi nitric oxide (NO)
skrining ekstrak dalam proses penemuan atau
dan prostaglandin dari sel makrofag RAW264.7
pengembangan obat. Jumlah ekstrak yang
yang diinduksi dengan lipopolisakarida (4). Kadar
digunakan juga kecil, dan memungkinkan jumlah
protein iNOS dan COX-2 secara signifikan
sampel dan pengenceran yang lebih besar dalam
diturunkan oleh senyawa N-feruloyl serotonin
waktu yang lebih singkat. Efek toksisitas mungkin
dan N-(p-coumaroyl) serotonin yang diamati
karena senyawa beracun terdapat dalam ekstrak
pada makrofag RAW 264,7 yang diinduksi
yang memiliki sifat ovisidal dan larvasida.
lipopolisakarida (5).
Tabel 1. Aktivitas antioksidan
Metode Uji Aktivitas Ekstrak Aktivitas Troloks
(IC50) (IC50)
DPPH 35.40 ± 1.62 mg/L 3.68 ± 0.12 mg/L
CUPRAC 12.42 ± 0.95 mg/L 5.64 ± 0.34 mg/L
FRAP 36.47 ± 2.79 mg/L 5.42 ± 0.15 mg/L

Tahar et al “Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan ………………” 76


Jurnal Farmasi Indonesia: Volume 15 Nomor 1 (2023)
https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.71

Tabel 2. Kandungan total fenolik, flavonoid dan karotenoid ekstrak etanol kasumba turate
Parameter Uji Kadar per gram Ekstrak

Fenolik 135.40 ± 0.12 mg EAG


Flavonoid 124.54 ± 3.38 mg EKu
Karotenoid 27.25 ± 0.83 mg EKa

Flavonoid ditemukan di banyak tanaman dan Flavonoid sebagai antioksidan dibuat dengan
termasuk dalam kelompok zat alami dengan memberikan ion hidrogen secara langsung untuk
struktur fenolik yang berbeda. Ini adalah turunan menetralisir efek toksik radikal bebas. Flavonoid
benzo-g-pirone yang dikelompokkan menurut secara tidak langsung sebagai antioksidan dengan
adanya berbagai substituen pada cincin dan cara meningkatkan ekspresi gen antioksidan
tingkat kejenuhan cincin benzo-g-pirone. Efek endogen melalui beberapa mekanisme. Salah satu
terapeutiknya sudah diketahui jauh sebelum mekanisme yang meningkatkan ekspresi gen
dipisahkan. Flavonoid menunjukkan berbagai antioksidan adalah karena aktivasi faktor nuklear
sifat biologis yang bermanfaat dan dibedakan erythroblast 2-related factor 2 (Nrf2), yang
berdasarkan struktur kimianya: flavon (misalnya terlibat dalam sintesis enzim antioksidan
apigenin, baicalein, luteolin, chrysin), flavan endogen seperti gen SOD (superoxide dismutase),
glikosida (misalnya baicalin), flavon (misalnya sehingga jumlah gen yang terlibat menjadi
hesperitin), flavon-3-ols (misalnya, katekin), meningkat.
flavonol (misalnya, kaempferol, myricetin,
quercetin), glikosida flavonol (misalnya, rutin),
Kesimpulan
avanonol (misalnya, taksifolin), dan isoflavon Hasil ekstrak etanol kasumba turate (LC50)
(misalnya, genistein, didesin). Flavonoid memiliki dengan metode BSLT menghasilkan toksisitas
banyak efek biologis penting, termasuk sebesar 109.64 ± 5.29 mg/L. untuk pengujian
antitumor, antioksidan, anti-inflamasi aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
(penghambatan siklooksigenase dan menghasilkan 35.40 ± 1.62 mg/L, metode
lipoksigenase), antivirus, antibakteri, dan efek CUPRAC menghasilkan 12.42 ± 0.95 mg/L, dan
antijamur. Mereka juga telah terbukti menjadi metode FRAP menghasilkan 36.47 ± 2.79 mg/L.
penghambat agregasi trombosit yang efektif. Sedangkan untuk Kandungan ekstrak etanol
kasumba turate dari total fenolik yaitu 135.40 ±
Aktivitas antioksidan dari sumber tumbuhan
0.12 mg EAG, flavonoid sebesar 124.54 ± 3.38 mg
sering dikaitkan dengan kandungan senyawa
EKu dan karotenoid yaitu 27.25 ± 0.83 mg Eka.
fenolik, flavonoid, dan karotenoid. Senyawa
fenolik telah dilaporkan memiliki aktivitas Referensi
antioksidan karena sifat redoksnya. Senyawa
fenolik bertindak sebagai agen pereduksi, donor 1. Imran A. Isolasi Senyawa Kimia dari Bunga
hidrogen, penyerap singlet, dan agen penghelat Kasumba Terate. 2014. Undergraduate
yang potensial. Flavonoid sangat penting dalam Thesis, Universitas Islam Negeri Alauddin.
menjaga keseimbangan antara oksidan dan Makassar.
antioksidan dalam tubuh, karena dapat berperan 2. Hamsidi R, Widyawaruyanti A, Hafid AF,
sebagai antioksidan dengan menangkap radikal Ekasari W, Kasmawati H, Akib NI, Malaka M.
bebas. Mekanisme kerja flavonoid sebagai In Vivo Antimalarial Activity of Ethanol
antioksidan dapat secara langsung maupun tidak Extract of Carthamus Tinctorius L. Flowers
langsung. Mekanisme beta karoten sebagai Against Plasmodium Berghei Strain Anka In
antioksidan terjadi secara tidak langsung, yaitu Male Mice Balb/C. 6th Int'l Conference on
dengan melindungi membran sel dan menjaga Agriculture, Environment and Biological
keutuhan membran sel dengan radikal bebas.
Sciences (ICAEBS'16), 2016, (pp. 128-130).
Oleh karena itu, dimungkinkan untuk mencegah
Kuala Lumpur.
peroksidasi lipid pada membran sel.

Tahar et al “Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan ………………” 77


Jurnal Farmasi Indonesia: Volume 15 Nomor 1 (2023)
https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.71

3. Lee SH, Lillehoj HS, Heckert RA, Cho SM, Tuo 44(2), 179-193. doi:10.1016/j.jgr.2019.06.
W, Lillehoj EP, Park HJ. Immune Enhancing 003
Properties of Safflower Leaf (Carthamus 11. Ullah MO, Haque M, FatimaUrmi K, Zulfiker
tinctorius) on Chicken Lymphocytes and AH, Anita ES, Begum M, & Hamid K. Anti–
Macrophages. The Journal of Poultry Science, bacterial activity and brine shrimp lethality
2008, 45(2), 147-151. bioassay of methanolic extracts of fourteen
doi:10.2141/jpsa.45.147 different edible vegetables from Bangladesh.
4. Wang CC, Choy CS, Liu YH, Cheah KP, Li JS, Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine,
Wang JTJ, Hu CM. Protective effect of dried 2013, 3(1), 1-7. doi:10.1016/S2221-
safflower petal aqueous extract and its main 1691(13)60015-5
constituent, carthamus yellow, against 12. Do QD, Angkawijaya AE, Tran-Nguyen PL,
lipopolysaccharide-induced inflammation in Huynh LH, Soetaredjo FE, Ismadji S, & Ju YH.
RAW264.7 macrophages. The Journal of the Effect of extraction solvent on total phenol
Science of Food and Agriculture, 2010, 91(2), content, total flavonoid content, and
218-225. doi:10.1002/jsfa.4172 antioxidant activity of Limnophila aromatica.
5. Kim DH, Moon YS, Park TS, Son JH. Serotonins Journal of Food and Drug Analysis, 2013,
of safflower seeds play a key role in anti- 22(3), 296-302. doi:10.1016/j.jfda.2013.11.
inflammatory effect in lipopolysaccharide- 001
stimulated RAW 264.7 macrophages. Journal 13. Sethi S, Arora AJ, Bhowmik A, Sharma RR, &
of Plant Biotechnology, 2015, 42, 364-369. Kumar P. Significance of FRAP, DPPH, and
doi:10.5010/JPB.2015.42.4.364 CUPRAC assays for antioxidant activity
6. Mani V, Lee SK, Yeo Y, Hahn BS. A Metabolic determination in apple fruit extracts.
Perspective and Opportunities in European Food Research and Technology,
Pharmacologically Important Safflower. 2020, 246, 591–598. doi:10.1007/s00217-
Metabolites, 2022, 17(10), 253. 020-03432-z
doi:10.3390/metabo10060253 14. Kementerian Kesehatan RI. 2017. Farmakope
7. Zhou X, Tang L, Xu Y, Zhou G, & Wang Z. Herbal Indonesia (II ed.). Jakarta.
Towards a better understanding of medicinal 15. Fitriansyah SN, Aulifa DL, Febriani Y, &
uses of Carthamus tinctorius L. in traditional Sapitri E. Correlation of Total Phenolic,
Chinese medicine: A phytochemical and Flavonoid and Carotenoid Content of
pharmacological review. Journal of Phyllanthus emblica Extract from Bandung
Ethnopharmacology, 2014, 151(1), 27-43. with DPPH Scavenging Activities.
doi:10.1016/j.jep.2013.10.050 Pharmacognosy Journal, 2018, 10(3), 447-
8. Asgarpanah J, Kazemivas N. Phytochemistry, 452. doi:10.5530/pj.2018.3.73
Pharmacology and Medicinal Properties of 16. Ma Y, Feng C, Wang J, Chen Z, Wei P, Fan A, Li
Carthamus tinctorius L. Chinese Journal of XH. Hydroxyl safflower yellow A regulates
Integrative Medicine, 2013, 19, 153–159. the tumor immune microenvironment to
doi:10.1007/s11655-013-1354-5 produce an anticancer effect in a mouse
9. Shan JJ, Rodgers K, Lai CT, Sutherland SK. model of hepatocellular carcinoma. Oncology
Challenges in natural health product Letters, 2019, 17(3), 3503-3510.
research: The importance of standardization. doi:10.3892/ol.2019.9946
Proceedings of the Western Pharmacology
Society, 2007, 50, 24–30
10. Bilia AR, Bergonzi MC. The G115
standardized ginseng extract: an example for
safety, efficacy, and quality of an herbal
medicine. Journal of Ginseng Research, 2020,

Tahar et al “Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan ………………” 78

You might also like