3758 10689 1 SM
3758 10689 1 SM
3758 10689 1 SM
php/visikes
Author’s contribution
This work was carried out in collaboration with between both authors. Authors Damairia
Hayu Parmasari designed the study, perfomed the statistical analysis, wrote the protocol and
wrote the first draft of the manuscript. Author Damairia Hayu Parmasari and Budi Sulistyo
Nugroho managed the analysis of the study. Author Damairia Hayu Parmasari managed the
literature searches. Both authors read and approved the final manuscript.
Correspondence author: [email protected]
ABSTRACT
Background: 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) is a work culture that must be
applied in all workplaces in both the formal and informal sectors. The application of the 5R
aims to make workers feel comfortable and safe when working. Besides, the application of
the 5R can make work more effective and efficient because it can eliminate time wasted
because more time to search for goods, work areas that look full due to overload of
equipment and goods that are not needed or dirty environment. Machine shop X in Mlati
Subdistrict, Sleman, Yogyakarta is one of the informal sectors that has not implemented 5R.
This can be seen from the condition of the work area which is full of unnecessary, messy,
and dirty equipment and goods. Therefore researchers researched the analysis of the
application of 5R in Machine shop X. Objectives: The purpose of the study was to find out
the application of the 5R principle in Machine shop X. Methods: This research design
qualitative design. The research was conducted by direct observation and using the 5R
checklist. Research results: The results showed that the application of 5R in Machine shop
X was still poor. This can be seen from the achievement of the overall 5R which is below
50%. Conclusion: The research concludes that the implementation of the 5R in Machine
shop X is still poor so that training on 5R and internal audits is needed periodically.
1
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
tujuan suatu organisasi. Salah satu cara memiliki kesadaran untuk menjalankan
membentuk sumber daya manusia yang 5R.5
berkualitas dalam bekerja adalah dengan Hasil penelitian terdahulu
2
cara membentuk budaya kerja. Salah menunjukkan bahwa terdapat hubungan
satu cara membentuk sumber daya yang signifikan antara sikap 5R dengan
manusia yang berkualitas dalam bekerja produktivitas kerja pada pekerja
adalah dengan cara membentuk budaya perusahaan manufaktur PT Sanoh
6
kerja. Budaya kerja terbentuk ketika suatu Indonesia. Selain itu, penelitian terdahulu
satuan kerja berdiri.3 juga menunjukkan bahwa terdapat
Salah satu prinsip kerja yang hubungan yang signifikan antara
banyak diterapkan di sektor industri penerapan budaya 5R dengan kinerja
adalah 5R. Prinsip 5R merupakan budaya karyawan di CV Cahaya Mandiri.7 Selain
untuk mengatur kondisi tempat kerja agar itu, sebuah penelitian menjelaskan bahwa
1
pekerja efektif dan efisien dalam bekerja. perlu dilakukan implementasi 5R untuk
Penerapan 5R dapat membuat mencegah penyakit akibat kerja pada gigi,
perusahaan atau institusi kerja dapat mulut, dan saluran pernapasan di industri
mengatur dan mengelola ruang kerja, informal batik di Sragen.8
sumber daya manusia (pekerja), waktu, Bengkel merupakan salah satu
kualitas, dan modal untuk menghasilkan lingkungan kerja yang perlu dilakukan
produk dengan kegagalan yang lebih penerapan 5R. Hasil penelitian terdahulu
kecil, membuat tempat kerja yang sesuai, menunjukkan bahwa Bengkel Pemesinan
4
bersih, dan disiplin. Prinsip 5 merupakan SMK PGRI 3 Malang melaksanakan 5R
singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, dengan baik. Penerapan 5R dilakukan
Rawat dan Rajin. Prinsip 5R dalam karena bengkel atau laboratorium di
Bahasa Jepang dikenal dengan 5S (Seiri, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Rapi merupakan sarana yang menjadi ciri
adalah menyusun dan menyimpan secara khusus dari SMK. Penerapan 5R di
rapi barang-barang yang digunakan dalam bengkel dilakukan supaya mendukung
proses kerja sehingga apabila barang- produktivitas kerja praktik melalui kerja
barang akan digunakan kembali, pekerja yang cepat, akurat, nyaman, dan aman.9
mudah untuk mencari barang-barang Lingkungan kerja yang berantakan dan
tersebut. Resik adalah membersihkan tidak tersusun rapi pada perusahaan
lingkungan kerja dan barang-barang di bengkel dan service mobil PT Jasa
area kerja. Rawat adalah tindakan untuk Barutama Perkasa menyebabkan ruang
menjaga 3 pilar “R”. Sedangkan Rajin kerja yang kurang nyaman seperti volume
adalah memastikan bahwa pekerja ruang kerja menjadi kecil sehingga
2
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
dilakukan analisis prinsip kerja 5R dengan Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah
motivasi karyawan yang hasilnya adalah untuk mengetahui penerapan prinsip 5R
terdapat hubungan antara motivasi pada Bengkel X di Kecamatan Melati,
karyawan dengan penerapan 5R di Sleman, Yogyakarta.
tempat kerja.10
Bengkel X merupakan salah satu METODE PENELITIAN
bengkel yang ada di Sendowo, Pendekatan yang digunakan adalah
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, cross sectional. Pendekatan cross
Yogyakarta. Berdasarkan hasil studi sectional adalah pengukuran yang
pendahuluan, peneliti menemukan bahwa dilakukan pada satu saat atau satu
pemilik bengkel belum menerapkan Hal periode. Jenis penelitian ini adalah
tersebut ditunjukkan dengan kondisi penelitian kombinasi (mixed method)
lingkungan bengkel dan peralatan yang dengan rancangan penelitian
tidak rapi. Banyak kardus yang tidak observasional. Mix method adalah
terpakai diletakkan di sekitar area kerja, penelitian yang diaplikasikan apabila
obeng, kunci yang tidak tertata secara peneliti mempunyai pertanyaan yang perlu
terpisah di ember, peralatan yang tidak diuji dari segi outcomes dan proses, serta
terapakai seperti kardus dan kertas yang menyangkut kombinasi antara metode
diletakkan di dalam rak, oli yang tercecer, kuantitatif dan kualitatif dalam satu
dan lantai, tembok, serta peralatan yang penelitian untuk memberikan penjelasan
kotor dan berkarat. Selain itu, yang baik terhadap suatu permasalahan.11
keterbatasan tempat kerja pemilik bengkel Penelitian kualitatif menghasilkan dan
membuat pemilik bengkel sulit untuk mengolah data yang bersifat deskriptif,
menata peralatan secara rapi. Hal seperti transkrip wawancara, catatan
tersebut, membuat peneliti perlu lapangan, gambar, foto, video, dan
12
melakukan analisis mengenai penerapan sebagainya. Penelitian ini menganalisis
5R di Bengkel X, Sendowo, Kecamatan nilai persentase setiap komponen R
Melati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. terlebih dahulu kemudian menjelaskan
Analisis penerapan 5R diharapkan dapat makna dari nilai persentase tersebut
memberikan manfaat peningkatan kedalam kalimat. Waktu penelitian adalah
produktivitas kerja nantinya bagi pemilik Februari 2019. Lokasi penelitian dilakukan
bengkel. di Bengkel X, Sendowo, Kecamatan Mlati,
Berdasarkan uraian di atas, peneliti Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Subjek
merumuskan masalah “Bagaimana penelitian adalah ruang kerja Bengkel X.
penerapan prinsip 5R pada Bengkel X di Variabel yang diteliti dalam penelitian ini
Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta?”.
3
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
4
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
5
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
Tabel 3. Penerapan Aspek Ringkas dan Rapi pada Bengkel X, Kecamatan Mlati, Sleman,
Yogyakarta
No. Variabel Pertanyaan Skor Skor Persentase
Maksimal
1. Ringkas Apakah item yang tidak digunakan 0 5 0%
sudah diberi garis merah, dievaluasi,
dan dihilangkan dari area?
Apakah material atau bahan di tempat 0 5 0%
kerja tersusun dengan rapi?
Apakah tempat kerja bebas dari item- 2 5 40 %
item yang berantakan yang
tidak diperlukan ?
Apakah tempat penyimpanan 0 5 0%
material atau bahan sesuai dengan
banyaknya penggunaan ?
Total 2 20 10%
2. Rapi Apakah mudah untuk menempatkan, 3 5 60%
menggunakan, mengambil alat dan
bahan yang diperlukan untuk
produksi?
Apakah mudah untuk 2 5 40%
mengidentifikasi bahan dan alat yang
salah atau tidak sesuai?
Apakah alat dan bahan diletakkan 2 5 40%
pada tempat yang benar setelah ia
digunakan?
Apakah ada standar yang jelas dan 2 5 40%
dapat dilihat untuk kondisi tempat kerja?
Total 9 20 45%
6
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
Tabel 4. Penerapan Aspek “Resik dan Rawat” pada Bengkel X, Kecamatan Mlati, Sleman,
Yogyakarta
No. Variabel Pertanyaan Skor Skor Persentase
Maksimal
1. Resik Apakah tempat kerja bersih dan bebas 1 5 20%
dari kotoran, debu, minyak, dan
sampah?
Apakah kebersihan peralatan dijaga 1 5 20%
dan peralatan dengan mudah diakses
pada tempat yang sesuai?
Apakah kebersihan menjadi bagian dari 0 5 0%
pekerjaan dan apakah disebutkan di
dalam SOP?
Apakah level dari kebersihan yang 0 5 0%
ada mencapai ekspektasi untuk
mencapai kesuksesan performansi
5R?
Total 2 20 10%
2. Rawat Apakah semua area di stasiun kerja 0 5 0%
konsisten dengan level yang diminta?
Apakah tingkat kebersihan di semua 2 5 40%
area stasiun kerja sama?
Apakah standar kebersihan yang 0 5 0%
digunakan oleh mereka berdasarkan
pada evidence yang jelas?
Apakah pekerja memberikan perhatian 2 5 40%
terhadap standar
kebersihan untuk stasiun kerja?
Total 4 20 20%
7
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
Tabel 5. Penerapan Aspek “Rajin” pada Bengkel X, Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta
Variabel Pertanyaan Skor Skor Persentase
Maksimal
Rajin Apakah semua pekerja 2 5 40%
memperhatikan dan memahami konsep 5R?
Apakah ada alat untuk mengukur 0 5 0%
performansi 5R?
Apakah performansi 5R sudah baik untuk 1 5 20%
menjadi bagian dari tujuan mereka?
Apakah performansi 5R secara teratur 0 5 0%
dievaluasi dan dikomunikasikan ke
departemen?
Total 3 20 15%
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bekas, kaleng bekas, dan botol air radiator
bahwa ketercapaian aspek “Rawat” bekas. Selain itu, barang-barang tersebut
mencapai skor 3 dari skor maksimal yaitu tidak diletakkan di gudang dan tidak diberi
20. Hal ini berarti, ketercapaian aspek label merah sebagai tanda bahwa barang-
“Rawat” mencapai 15%. Selain itu, barang tersebut sudah tidak dipakai lagi.
ketercapaian perhatian dan pemahaman Pemilik Bengkel X mengatakan bahwa
terhadap 5R hanya mencapai 40 %. kurangnya informasi dan pengetahuan
Performansi 5R belum cukup baik untuk sehingga tidak mengetahui jika peralatan
mencapai performansi kerja karena hanya dan material di tempat kerja yang sudah
mencapai 20%. Belum ada alat untuk tidak dipakai lagi seharusnya diberikan
mengukur performansi 5R, mengevaluasi, label warna merah. Hal ini sejalan dengan
dan mengkomunikasikannya dengan penelitian terdahulu yang mengatakan
pekerja lain. bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dari pemberian informasi melalui
PEMBAHASAN penyuluhan terhadap pengetahuan dan
Berdasarkan data yang didapat dari sikap 5R pada tenaga kerja di sentra
hasil pengamatan langsung oleh peneliti, industri pengrajin Blangkon Serengan
13
penerapan aspek “Ringkas” pada Bengkel Surakarta. Selain itu, pemilik Bengkel
X, Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta mengatakan bahwa peralatan dan bahan-
belum terlaksana dengan baik dengan bahan yang sudah tidak dipakai masih
tingkat ketercapaian hanya 10%. Hal ini diletakkan di dalam ruang kerja karena
terlihat dari keadaan tempat kerja yang keterbatasan tempat. Hal ini
masih dipenuhi oleh peralatan dan bahan menyebabkan ruangan terlihat kecil dan
(material) yang sudah tidak diperlukan. penuh dengan barang.
Peralatan dan bahan di dalam Bengkel X Ringkas (Seiri) merupakan prinsip
yang sudah tidak diperlukan seperti ban budaya kerja yang memiliki tujuan untuk
bekas, oli bekas, kardus dan kertas mewujudkan tempat kerja yang efektif dan
8
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
efisien sehingga pekerjaan dapat berjalan tempat kerja yang sempit dan sarana
lancar.14 Selain itu, ringkas bertujuan prasarana seperti tempat atau wadah
untuk memaksimalkan tempat kerja yang menjadi kendala penerapan Ringkas di
ada hanya untuk peralatan dan bahan Bengkel X.17
yang digunakan saja.15 Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan langsung
terdahulu yang dilakukan di PT Y, sebuah yang dilakukan oleh peneliti, penerapan
perusahaan manufaktur yang aspek “Rapi” pada Bengkel X, Kecamatan
memproduksi bahan pangan menerapkan Mlati, Sleman, Yogyakarta belum baik. Hal
praktik “Ringkas” dengan memilah semua ini terlihat dengan tingkat ketercapaian
item yang ada di tempat kerja dan aspek “Rapi” hanya sebesar 45%. Pekerja
diklasifikasikan sesuai dengan frekuensi Bengkel X, belum menempatkan
pemakaian. Item yang berstatus ragu-ragu peralatan dan bahan yang sudah
dipisahkan pada suatu area di tempat digunakan setelah bekerja ke tempatnya
kerja dan diberi batas yang jelas. Selain kembali. Bengkel X tidak mempunyai
itu, area kerja tidak menyimpan item yang tempat peralatan dan bahan. Peralatan
tidak diperlukan. Item yang tidak dan bahan hanya diletakkan dalam ember
diperlukan diletakkan diberi label merah yang sudah kotor. Peralatan dan bahan
kemudian disimpan di gudang atau tidak diklasifikasikan berdasarkan fungsi
16
dibuang. Tidak diterapkannya aspek dan frekuensi penggunaannya. Hal ini
Ringkas di Bengkel X diduga disebabkan menyebabkan peralatan dan bahan
oleh kesadaran pekerja akan penerapan terlihat berserakan dan tidak tertata
5R yang kurang. Hal ini sejalan dengan secara rapi. Hal ini terlihat dengan
Kartika dan Hastuti mengatakan bahwa peletakan kunci ring, kunci T, kunci
penerapan 5R di departemen produksi inggris, obeng, tang, palu dan gergaji
perusahaan sepatu belum dilaksanakan yang tercampur dalam satu ember.
karena masih rendahnya kesadaran Rapi (Seiton) adalah penyimpanan
pekerja untuk melaksanakan. Pekerja peralatan dan material pada tempat atau
memiliki pandangan bahwa, jika 5R lokasi yang semestinya.18 Tujuan dari
dilaksanakan tidak akan berdampak besar penerapan “Rapi” adalah untuk
karena yang melakukan hanya sedikit mempermudah dalam mencari peralatan
pekerja. Selain itu, tidak adanya atau bahan yang bersangkutan apabila
kerjasama antar pekerja dan saling dibutuhkan kembali. Penerapan “Rapi”
mengingatkan serta kurangnya akan sangat berguna terutama bagi orang
kekompakan menyebabkan minat pekerja baru yang sebelumnya tidak mengetahui
melaksanakan 5R rendah. Pekerja tidak tempat penyimpanannya.15 Peletakan
pernah mendapatkan informasi tentang peralatan dan bahan di Bengkel X
pentingnya penerapan 5R. Selain itu, seharusnya peralatan atau bahan yang
9
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
sejenis diletakkan di tempat yang sama. terbuang karena mencari peralatan atau
Kunci-kunci diletakkan pada satu rak. bahan yang dibutuhkan saat bekerja.
Palu, obeng, tang dan gergaji diletakkan Penelitian terdahulu yang tentang
pada rak lain secara terpisah. Bengkel X penerapan prinsip 5S di gudang zat kimia
perlu menyediakan rak-rak untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit
meletakan peralatan dan bahan. Hal ini menyebutkan bahwa setelah dilakukan
sejalan dengan penelitian terdahulu yang kegiatan “Rapi”, gudang penyimpanan
menyatakan bahwa solusi untuk terlihat lebih luas karena kardus-kardus
mengoptimalkan aspek “Rapi” pada CV ditata dengan rapi dan jerigen-jerigen
Kokoh Bersatu Plastik adalah melakukan bekas yang tidak dipakai dikeluarkan dari
penataan ulang tempat penyimpanan dalam gudang. Kardus-kardus yang
bahan-bahan baku produksi dengan berisikan bahan kimia diberi alat palet
menambah jumlah rak tempat untuk mencegah penguapan bahan kimia
penyimpanan. Rak-rak penyimpanan serta memudahkan petugas untuk
20
dapat diberi tanda-tanda khusus untuk melakukan pengecekan fisik barang. Hal
membedakan tempat penyimpanan ini sejalan dengan Kartika dan Rinawati
masing-masing jenis peralatan dan bahan. yang mengatakan bahwa perusahaan
Rak penyimpanan untuk kunci-kunci dapat harus efisien dalam menggunakan
diberi tanda hijau, rak penyimpanan palu ruangan. Efisiensi penggunaan ruangan
dapat diberi tanda kuning, dan rak dan sistem yang baik diperlukan agar
penyimpanan obeng dapat diberi tanda aktivitas pergudangan berjalan dengan
biru, serta rak penyimpanan tang dapat lancar, peralatan dan baha juga terjaga.
diberikan tanda coklat. Peletakan Efisiensi ruang, peralatan, bahan dan
peralatan dan bahan diurutkan sesuai pelaksanaan Sistem yang baik akan
dengan urutan proses kerja dan frekuensi mewujudkan aspek Rapi.21 Penelitian
pemakaian. Peralatan dan bahan yang Diputra menunjukkan bahwa terdapat
dibutuhkan pada tahapan pertama kerja hubungan positif sikap 5R dengan
dan sering dipakai diletakkan pada rak perilaku K3 pada siswa SMK Kartini
yang paling mudah dijangkau. Batam. Hal ini menyebabkan siswa yang
Sedangkan, peralatan dan bahan yang memiliki sikap positif terhadap 5R akan
dibutuhkan pada akhir proses kerja dan memiliki perilaku K3 yang baik dan
jarang dipakai diletakkan pada rak yang mengerti tentang hal-hal yang tidak boleh
tingkat kemudahannya lebih kecil dan tidak boleh dilakukan karena memiliki
dibandingkan dengan peralatan dan potensi bahaya dan risiko yang dapat
bahan yang sering dipakai dan dibutuhkan menimbulkan kecelakaan maupun
pada tahap awal kerja.19 Penerapan penyakit akibat kerja.22 Tidak
“Rapi” akan mengurangi waktu yang diterapkannya aspek Rapi di Bengkel X
10
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
11
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
12
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
masih jauh dari kategori baik. Perlu 2. Tangkilisan, H.N. Manajemen SDM
13
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
4. Chapman, C.D. Clean House with 11. Masrizal. Mixed Method Research.
Lean 5S. Quality Progress. 2005; 38 Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2011;
(6): 27-32. 6(1): 53-56.
5. Saikh, S., Alam, A.N., Ahmed, K.M., 12. Poerwandari. Pendekatan Kualitatif
Ishtiyak, S., Hasan, S.Z. International Untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Joournal of Science, Engineering and Perfekta. Jakarta. 2007.
Technology Research (IJESTR). 13. Muslihah. Pengaruh Penyuluhan
2015; 4(4): 927-931. terhadap Pengetahuan dan Sikap 5R
6. Supriyanto, A. Pengaruh Sikap Kerja (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Publikasi Ilmiah. Universitas
Shitsuke) terhadap Produktivitas. Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Riset Manajemen & Akuntansi. 5(9): 2016.
23-31. 14. Osada, T. Sikap Kerja 5S. Jakarta:
7. Sofiyanurriyanti, Shofi, A.I.A. 2019. PPM. 2011.
Penerapan Budaya 5R/5S dan 15. Gaspersz, V. Organizational
Pengaruhnya terhadap Kinerja Excellence. Jakarta: PT Gramedia
Karyawan di CV Cahaya Mandiri. Pustaka Utama. 2007
Jurnal MATRIK. 2014; 2(14): 31-36. 16. Rachmawati, S., Rinawati, S.,
8. Setyawan, H., and, Sjariah, I. Suryadi, I., Paskanita, M. Penerapan
Implementasi 5R Untuk Mencegah Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Penyakit Akibat Kerja Pada Gigi, Rajin, dan Rawat). dengan
Mulut, dan Saluran Pernapasan di Pendekatan SNI ISO 22000:2009 dan
Industri Informal Sragen. Jurnal Penilaiannya di PT Y Surakarta.
Kesehatan Gigi. 2015; 2(2): 84-91. Journal of Industrial Hygiene and
9. Purjayanto, P., Yoto, Basuki. Occupational Health. 2008; 2(2): 132-
Implementasi Pelaksanaan 140.
Manajemen Bengkel Berbasis 5S di 17. Kartika, H., Hastuti, T. Analisa
Bengkel Permesinan SMK PGRI 3 Pengaru Sikap Kerja 5S dan Faktor
Kota Malang. Jurnal Pendidikan Penghambat Penerapan 5S terhadap
Profesional. 2015; 4(2): 29-37. Efektifitas Kerja Departemen Produksi
10. Siska,M., Sari, L.F. Analisis Prinsip di Perusahaan Sepatu. Jurnal Ilmiah
Kerja 5S dan Motivasi Karyawan di PASTI. 2014; 5(1): 47-54.
PT Jasa Barutama Perkasa 18. Pramono, WA. Meraup Keuntungan
Pekanbaru Riau. Jurnal Sains, dengan Lean Manufacturing. PT Elex
Teknologi, dan Industri. 2016; 14(1): Media Komputindo, 2008
57-65. 19. Putra, BH., Haryadi, B. Analisis
Prinsip Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso,
14
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes
15
VISIKES (Vol. 19 No.1) April 2020