1650 3356 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 9 Nomor 2, Desember 2020

p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

PERBANDINGAN KADAR SIANIDA MENGGUNAKAN METODE ASAM PIKRAT


DAN NINHIDRIN PADA UMBI GADUNG YANG DIREBUS

Miranti Dwi Arianti


Jurusan Analis kesehatan, Poltekkes Kemenkes Surabaya; [email protected]
Indah Lestari
Jurusan Analis kesehatan, Poltekkes Kemenkes Surabaya; [email protected]
Ayu Puspitasari
Jurusan Analis kesehatan, Poltekkes Kemenkes Surabaya; ayupuspitasari25@ gmail.com

ABSTRACT

Gadung (Dioscore hispida Dennst) is one of the tubers that contain high enough carbo hydrates a nd co ntain
cyanide which can cause poisoning to death. Cyanide is a compound that is toxic and is widely found in p la nt s
as a cyanogenic glucoside. The cyanide content can be minimized by boiling based on t h e nat ure o f cyanid e
which is easily soluble in water and volatile. People also often process gadung by boiling with th e a d dit io n o f
salt to the tubers. The method used in cyanide analysis involving a spectrophotometer based on color formatio n
is the picric acid method and the ninhydrin method. This study aimed to determine the d if ference in cy a nid e
levels of fresh gadung tubers and after boiling with salt for 15 minutes using picric acid and ninhydrin methods.
This research is experimental and was carried out at the Health Analyst Toxicology laboratory in Surabaya a nd
the Institute for Tropical Diseases Campus C UNAIR Surabaya in January-June 2019. The readings were carried
out using a spectrophotometer at 510 nm and 522 nm wavelengths. Based on the results of research u sin g t wo
methods of picric acid and ninhydrin, it was found that there was a decrease in cyanide levels a fter b oilin g t o
0.418 ppm and 0.671 ppm. From the research results, the picric acid method has a better validation v alu e t ha n
the ninhydrin method, so the picric acid method is more suitable for cyanide analysis.
Keywords: Cyanide Levels; Picric Acid; Ninhydrin; Tuber Gadung (Dioscore hispida Dennst)

ABSTRAK

Gadung (Dioscore hispida Dennst) merupakan salah satu umbi-umbian yang mengandung karbohidrat cu ku p
tinggi dan mengandung sianida yang dapat menyebabkan keracunan hingga mematikan. Sia nida m eru pakan
salah satu senyawa yang bersifat racun dan banyak terdapat pada tumbuhan sebagai glu k o sid a sia nogenik .
Kandungan sianida dapat diminimalkan dengan perebusan berdasarkan sifat sianida yang mudah la ru t d alam
air dan mudah menguap. Masyarakat juga sering mengolah gadung dengan cara merebus dengan penambahan
garam pada umbi. Metode yang digunakan dalam analisis sianida yang melibatkan Spektrofotometer
berdasarkan pembentukan warna adalah metode asam pikrat dan metode ninhidrin. Penelit ia n in i b ert u juan
untuk mengetahui perbedaan kadar sianida umbi gadung segar dan setelah perebusan dengan garam selama 1 5
menit menggunakan metode asam pikrat dan ninhidrin. Penelitian ini bersifat eksperimental dan dila kukan d i
laboratorium Toksikologi Analis Kesehatan Surabaya dan Lembaga Penyakit Tro p is Ka mpus C UNAI R
Surabaya pada bulan Januari-Juni 2019. Pembacaan dilakukan dengan menggunakan spektrof otometer p ada
panjang gelombang 510 nm dan 522 nm. Berdasarkan hasil penelitian dengan d ua metod e asam p ik rat dan
ninhidrin, diperoleh adanya penurunan kadar sianida setelah mengalami perebusan hingga 0,418 ppm dan 0,671
ppm. Dari hasil penelitian, metode asam pikrat memiliki nilai validasi yang lebih baik d ib adingk an m et ode
ninhidrin, sehingga metode asam pikrat lebih cocok untuk analisa sianida.
Kata Kunci : Kadar Sianida; Asam Pikrat; Ninhidrin; Umbi Gadung (Dioscore hispida Dennst)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian dibidang
pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan u n tu k wa rga
negaranya sendiri. Namun kenyataannya Indonesia masih mengimport bahan pangan seperti b eras d an b ij i
gandum dari negara lain (4). Hal ini sangat memprihatikan, melihat sumber pangan Indonesia yang m elim pah

846 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES


Email : [email protected]
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 9 Nomor 2, Desember 2020
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

dan beragam justru tidak dioptimalkan. Peningkatan pertumbuhan p en dudu k m engakib atkan k ebu tuhan
pangan ikut meningkat, maka perlu adanya pemanfaatan sumber pangan alternatif untuk mencegah kekurangan
sumber pangan. Ada banyak sumber pangan alternatif non beras yang dapat dimanfaatkan dari berbagai macam
umbi (27).
Gadung (Dioscore hispida Dennst) merupakan salah satu tanaman u mbi-umb ian y ang b elu m b anyak
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber pangan. Selama ini gadung d imanfaat kan o leh masyarakat
terbatas hanya diolah sebagai keripik. Sementara potensi gadung cuk up p ro spektif u n tuk d ik embangkan
karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Namun selain kandungan karbohidrat, umbi gadung j u ga
mengandung racun sianida yang dapat menyebabkan keracunan hingga mematikan ( 4 ) . Ka ndu ngan sia nida
umbi gadung segar yaitu 1,131 ppm (24). Berdasarkan standar SNI , b atas sia nid a d alam p rodu k p angan
(makanan) maksimal 1 ppm (Badan Standardisasi Nasional, 2006).
Kandungan sianida dapat diminimalkan dengan beberapa cara pengolahan diantaranya dengan
perendaman, pengeringan, pengukusan dan perebusan berdasarkan sifat sianida yang mudah larut dalam a ir
dan mudah menguap (11). Pemanasan memiliki kelebihan antara lain prosesnya cepat, relatif mudah, d an b isa
dilakukan dengan biaya murah. Asam sianida adalah asam yang bersifat volatil, dengan pemanasan sen yawa
ini akan mudah menguap (20). Menurut Ardiansari (2012) pada beberapa jenis umbi-umbian yang melibat kan
proses pemanasan yaitu dengan cara perebusan, dapat dit u runan k adar a sam sia nida seb esar 6 0 -90%.
Pramitha & Wulan (2017) dalam penelitiannya “Detoksifikasi Sianida Umb i Gad ung (Di o score h ispi da
Dennst) dengan Kombinasi Perendaman dalam Abu Sekam dan Perebusan” menyatakan bah wa p en urunan
kadar sianida dengan metode kombinasi tersebut dapat mencapai 99,57% pada umbi gadung segar.
Kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki selera makanan bercita rasa tinggi. Hal tersebut
mengakibatkan proses pengolahan pada makanan akan melibatkan berbagai bumbu. Dalam mengolah u mbi-
umbian yang sebenarnya dapat dikonsumsi dengan pengolahan sederhana, biasanya akan ditambahkan garam
untuk menambah rasa. Masyarakat juga sering mengolah gadung dengan cara merebus dengan penambahan
garam pada umbi. Perebusan dengan penamabahan garam bertujuan untuk menambah cita rasa p ada b a han
pangan. Perebusan merupakan cara pengolahan yang dapat menurunkan sifat sianogenik karena sianida dapat
menguap dengan pemanasan dan sianida juga luruh dengan adanya air (37).
Ada berbagai metode yang dikenal dalam analisis sianida yang melibatkan penggunaan instrument, sa lah
satunya dengan spektrofotometer berdasarkan pembentukan warna d engan m enggu nakan asam p ik rat ,
fenolftalin, reagen klorino- tolidin dan asam barbiturat-piridin (21). Namun metode yang sering digunakan pada
analisa kadar sianida dalam bahan pangan adalah metode asam pikrat, karena dinilai m et odenya sederhana,
waktu yang dibutuhkan juga relatif singkat (34). Selain metode yang telah disebutkan, banyak metode
pengembangan yang digunakan untuk menganalisa sianida pada baha n pangan. Salah satu metode
pengembangan dalam analisa sianida adalah metode ninhidrin, Aprilia (2018) pada penelitiannya menyatakan
bahwa penambahan reagen pada analisis sianida lebih baik menggunakan Na 2CO3 dengan nin hid rin, k a rena
warna lebih stabil. Metode ini memiliki langkah yang mudah dan akurat untuk penentuan sianida,
menggunakan ninhidrin sebagai reagen yang tunggal dan murah. Metode ini sensit if , u m umnya b ebas dari
gangguan, dan tidak membutuhkan pemanasan atau ekstraksi. (16). Kedua metode tersebu t m en jadi m eto de
yang sangat sering digunakan dalam menganalisa kadar sianida Sehingga perlu dilakukan p enelit ian u n tu k
membandingkan metode asam pikrat dan ninhydrin pada umbi gadung dengan perebusan.

METODE

Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan posttest only control g ro up d esi gn. Sa mpel
yang digunakan dalam penelitian adalah umbi Gadung yang diambil secara p u rpisi ve sa mpl in g d engan
kriteria umur 12 bulan, akar masih melekat, warna kulit umbi coklat kekuningan yang diperoleh dari d a erah
Probolinggo. Reagen yang digunkan adalah asam pikrat, ninhidrin, Na2CO3, H 2SO4, NaOH. Da n a lat y an g
digunakan dalam penelitian adalah Gelas arloji, labu ukur, timbangan analitik, pip et v olu me, m ik rop ipet,
aluminium foil, bulb, kuvet, gelas ukur, batang pengaduk, gelas beaker, spektrofotometer UV-Vis.

Persiapan Sampel
Mengupas kulit umbi gadung lalu membilasnya dengan air. Mengirisnya dengan ketebalan ±2 mm
menggunakan pisau. Menimbang umbi gadung putih yang telah diiris tipis masin g- m asin g sebanyak ± 2 0
gram.
847 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES
Email : [email protected]
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 9 Nomor 2, Desember 2020
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

Perlakuan Sampel
Membagi sampel menjadi dua bagian untuk masing-masing metode asam pikrat dan ninhidrin , sebanyak 2 0
gram sampel umbi gadung putih segar (kontrol) dan yang telah diberi perlakuan perebusan dengan
penambahan garam 8 % pada umbi gadung untuk dianalisa secara kuantit atif k adar sia nida m enggu naan
metode asam pikrat dan ninhidrin.

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


Asam pikrat 1,4 gram dilarutkan dalam 100 mL Na 2CO3 2,5% (w/v), kemud ian d ih omogenkan. Wh atman
paper dipotong - potong dengan ukuran 4 cm x 7 cm. Whatman paper tersebut kemudian dicelupkan k e d alam
larutan pikrat selama 2-3 menit dan dikeringkan. Kertas pikrat digantungkan p ada b otol y ang b erisi 5 m L
larutan KCN 15 ppm dan 5 mLH 2SO4 25% ditutup rapat, dan diinkubasi selama 18-24 jam pada su hu ru an g,
kertas pikrat direndam pada 5 mL akuadest selama 30 menit lalu diukur absorbansinya dengan menggu nakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 500-600 nm.
Pada metode ninhidrin hidrindantin dibuat dengan mereaksikan 5 mL la ru tan KC N 1 5 p pm d en gan 2 m L
larutan ninhidrin 1%pada kondisi pH 12 dengan penambahan NaOH 1 M. Hidrindantin kuning diukur
absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 500-600 nm

A. Penentuan Kadar Sianida Dengan Metode Asam Pikratan Ninhidrin


Pada metode asam pikrat potongan umbi 5 gram dimasukkan ke dalam botol bertutup, yang b erisi d a n 5 m L
H 2SO4 25%, kemudian dihomogenkan. Selanjutnya kertas asam pikrat digantungkan dibibir t a bun g, d it utu p
rapat, dan diinkubasi selama 16-24 jam pada suhu ruang. Penentuan sianida secara kuantitatif dilakukan dengan
cara meredam kertas asam pikrat tersebut ke dalam 5 mL akuadest selama 30 m en it k emud ian k andu ngan
sianida ditentukan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang.
Pada metode ninhidrin potongan umbi gadung ditimbang 5 gram umbi gadung dihaluskan dan d isarin g. H asil
penyaringan ditambahkan aquades 100 mL. Sebanyak 5 mL larutan sampel d it ambahkan d engan la ru tan
ninhidrin 1% pada kondisi pH 12 dengan penambahan NaOH 1 M (Nagaraja dkk, 2002).

Validasi Metode Asam Pikrat dan Ninhidrin


Parameter validasi metode antara lain lineritas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi dan presisi. Berdasarkan
data kurva kalibrasi, dapat dilakukan validasi metode yaiu linearit as, b atas k uant itasi, d an b atas d eteksi.
Pembuatan larutan standart KCN untuk kurva kalibrasi dilakukan dengan konsentrasi (1 ppm, 4 ppm, 8 ppm, 1 0
ppm, 16 ppm). Sementara untuk akurasi dan presisi dilakukan dengan cara adisi yakni penambahan sej umlah
analit yang diketahui pda umbi gadung yang direbus garam selama 15 menit. Konsentrasi analit yang
ditambahkan adalah 12,5 ppm, 17,5 ppm, dan 22,5 ppm. Kecermatan metode dapat dilihat dari persen perolehan
kembali KCN pada umbi gadung yang telah direbus. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau sim pangan
baku relative (koeisien variasi). Kriteria presisi dikatakan memenuhi sy a rat a pab ila m etode m emberikan
simpangan baku relative atau koefisien variasi 2% atau kurang (Harmita, 2006).

HASIL

Panjang Gelombang Maksimum


Penentuan panjang gelombang maksimum pada metode Asam Pikrat dan Ninhidrin dilakukan dengan membuat
larutan standart KCN 15 ppm, kemudian dilakukan pengukuran absorbansi dengan spektrofot omet er UV-Vis
pada panjang gelombang 500 nm hingga 600 nm. Panjang gelombang maksimum p ada met ode asam p ik rat
diperoleh pada panjang gelombang 510 nm dengan absorbansi 1,040 sedangkan pada m et ode n in hid rin 5 22
dengan absorbansi 1,031.

Penentuan Kadar Sianida Umbi Gadung Metode Asam Pikrat dan Ninhidrin
Setelah dilakukan penelitian tentang uji kadar sianida pada umbi gadung didapakan hasil yang
ditunjukkan pada tabel 1 sebagai berikut.

848 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES


Email : [email protected]
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 9 Nomor 2, Desember 2020
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

Tabel 1. Hasil uji kadar sianida pada umbi gadung


Ninhidrin Asam Pikrat
Sampel
Kadar Rata-rata Presentase Kadar Rata-rata Presentase
sianida Penurunan sianida Penurunan

1,430 1,429
1,426 1,437 52,65% 1,493 1,493 67,59%
Kontrol 51,05% 65,05%
1,465 1,458
54,94% 66,04%
0,677 0,463
Perebusan 0,698 0,571 0,432 0,428
15
menit
0,660 52,88% 0,429 66,22%

Pada tabel 3. dapat diketahui rata-rata kadar sianida pada umbi gadung segar dengan metode asam pik rat
1,493 ppm dan 1,437 ppm menggunakan metode ninhidrin. Pada umbi gadung yang telah mengalami perebusan
didapatkan rata-rata menggunakan meted asam pikrat dengan nilai 0 ,4 28 p pm d an menggu nakan meto de
ninhidrin sebesar 0,571 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada umbi gadung ang direbus air
garam 8% selama 15 menit.
Hasil analisa data statistik Uji-Paired T-Test menunjukkan bahwa ada perb edaan sign if ik an t erhadap
penurunan kadar sianida pada umbi gadung segar dan umbi gadung yang direb u s air ga ram 8 % selama 1 5
menit menggunakan metode asam pikrat. Sedanglan data statistik Uji-Paired T-Test sepert i p ada la mpiran 5
menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan terhadap penurunan kadar sianida pada umbi gadung sega r d an
umbi gadung yang direbus air garam 8% selama 15 menit menggunakan metode ninhidrin.

PEMBAHASAN

Penurunan tersebut dipengaruhi karena beberapa faktor diantaranya sifat sianida yang mu dah m enguap
akibat pengaruh suhu, ditambah lagi sianida dapat larut dalam air, selain itu garam yang d igu nakan sebagai
bahan penyedap juga berfungsi untuk menarik sianida keluar lebih cepat dari jaringan tumbuhan (13). M en urut
Ardiansari (2012) pada penelitianya, penurunan rata-rata kadar sianida tertinggi terdapat p ada ga dun g h asil
perebusan selama 15 menit yaitu penurunan sebesar 0,424 ppm. Penambahan garam juga memilik i p en garuh
dalam penurunan kadar sianida pada umbi gadung. Ketika dit ambah kan garam, ga ram akan m elarutkan
sianida, dimana salah satu sifat dari sianida mudah bereaksi dengan garam hal ini semakin mempermudah d an
mempercepat proses penarikan sianida. Natrium klorida apabila bereaksi dengan asam sianida akan
membentuk natrium sianida dan asam klorida. Sehingga molekul CN- yang terikat dengan Na + akan ikut la rut
bersama air yang nantinya sangat berpengaruh dalam penurunan kadar sin id a d alam sin gk o ng. Sela in it u
penambahan garam jauh lebih baik dan lebih mudah diperoleh serta lebih ekonomis u n tu k d igu nakan o leh
masyarakat umum (36).
Pada hasil analisa kadar sianida umbi gadung segar dan set elah d ireb us air ga ram selama 1 5 m en it
menunjukkan hasil yang menurun pada metode asam pikrat maupun ninhidrin. Namun hasil kadar sianida kedua
metode tersebut memiliki perbedaan nilai pada umbi gadung yang direbus. Pada metode asam pikrat dip erole h
rata-rata kadar sianida umbi gadung setelah perebusan sebesar 0,418 ppm, sedangkan metode ninhidrin seb esar
0,671. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya massa garam yang digunakan p ada
metode ninhidrin lebih banyak yang dapat mempengaruhi kadar sianida dalam umbi gadung tersebut. M enu rut
Usman (2015) natrium klorida apabila bereaksi dengan asam sianida akan membentuk natrium sianida dan asam
klorida. Sehingga molekul CN- yang terikat dengan Na + akan ikut larut b ersama air y ang n an tin ya sangat
berpengaruh dalam penurunan kadar sinida dalam singkong. Faktor lain y ang m empen garu hi, p a da p ro ses
analisa sianida pada metode ninhidrin, ditambahkan NaOH hingga pH 12 sehingga sianida yang ada didalamnya
hanya terlarut dalam air dan tidak menguap sehingga proses analisa jauh lebih selek tif ( 9 ) . M en uru t Yu lia nt i

849 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES


Email : [email protected]
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 9 Nomor 2, Desember 2020
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

(2010), ketika larutan dikondisikan pada pH 12 selain untuk menstabilkan warna ketika pengujian hal t ersebut
juga akan mencegah sianida yang terbentuk menguap. Sedangkan menurut Kurnia dan Marwatoen (2009) p ada
penelitiannya yang berjudul “Penentuan Kadar Sianida Daun Singkong Dengan Variasi Umur Daun Dan Waktu
Pemetikan”, pada proses analisa umbi gadung menggunakan metode asam pikrat, perubahan warna kertas pikrat
dari kuning ke merah bata merupakan hasil reaksi antara ion pikrat dengan sianida. Reaksi ini akan terjad i j ik a
asam pikrat dan sianida mengion. Kondisi optimum untuk terjadin ya rea ksi t ersebu t y ait u p ada p H 1 0 ,8.
Sehingga perlu ditambahkan larutan yang bersifat basa agar dapat men jamin io n p ik rat st abil d an m amp u
menangkap sianida. Hal tersebut membuktikan bahwa pH metode ninhidrin lebih basa dib and ingkan meto de
asam pikrat sehingga pada proses analisa dengan Spektrootometer UV-Vis memberikan peluang sianida d apat
menguap pada metode asam pikrat.
Sianida dalam umbi gadung akan munul saat jaringan umbi gadung dirusak, misalnya dikupas atau d iiris.
Hal ini dimungkinkan karena apabila jaringan umbi dirusak, maka akan terjadi kontak antara senyawa prekursor
(bakal racun), yaitu linamarin lotaustralin dan amygdalin yang terkandung didalamnya dengan enzim
linamarase dan oksigen, sehingga terbentuk glukosa dan sianohidrin. Sianohidrin ini pada suhu kamar dan p ada
kondisi basa (pH > 6,8) akan terpecah dengan cepat membentuk HCN dan aseton (CH3COCH3) (12) . Am y dalin
adalah salah satu glikosida sianogenik yang berasal dari fenilalanin asam amin o a romatik p ada t umbu han .
Menurut Wahyuningsi dan Haslina pada tahun 2011 bahwa pH terbaik Sianida berada p ada 5 ,6 3. Nin h id rin
digunakan untuk mendeteksi keberadaan asam amino selama lebih dari 50 tahun (9). Ketika proses analisa kadar
sianida pada umbi gadung setelah perebusan enzim yang berungsi untuk menghidrolisis glukosida sia nogenik
menhjadi sianida rusak akibat pemanasan, namun dengan menggunakan metod e n in h idrin a mygdalin y ang
merupakan salah satu glikosida sianogenik yang berasal dari fenilalanin asam amino aromat ik yang b ereaksi
dengan ninhidrin sebagai asam amino. Sehingga hasil yang diperoleh dari analisa sianid a pada u mb i ga dun g
yang direbus dengan metode ninhidrin relatif lebih besar dibandingkan dengan metode asam pikrat.

Uji Validasi Metode Asam Pikrat dan Ninhidrin


Dari kurva kalibrasi tersebut didapat persamaan y = 0,031x + 0,0767 denagn koefisien korelasi (r) sebesar
0,9996, sedangkan dari kurva kalibrasi didapat persamaan y = 0,0279x + 0,0431 dengan koeisien k o rela si (r)
sebesar 0,9377. Kriteria penerimaan dari koefisien korelasi adalah (r) sebesar > 0,9 9 9 0 y ang b erart i b ahwa
hasil kurva antara absorban dan konsentrasi tersebut terdapat hubungan yang linier, sed a ngkan h asil k u rv a
antara absorban dan konsentrasi tersebut memiliki hubungan yang tidak linier sebab koefisien korelasi sebesar
0,9377. Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistic melalu i ga ris regresi lin ea r d a ri k u rva
kalibrasi. Pada metode asam pikrat, di dapat nilai LOD batas detek si seb esar 0 ,0 229 p p m d an LOQ b a tas
kuantitasi sebesar 0,1309 ppm. Pada metode ninhidrin diperoleh nilai LOD batas deteksi sebesar 0 ,0 2 72 d an
LOQ batas kuantitasi sebesar 0,7483.
Rata-rata persen perolehan kembali (akurasi) yang diperoleh dengan metode asam pikrat sebesar 98,7 9 %
sedangkan pada metode ninhidrin sebesar 90,56 %. Syarat akurasi yang baik adalahh 96-105%, pada penelit ian
ini menunjukkan bahwa metode asam pikrat memiliki nilai yang meemnuhi syarat uji akurasi sedangkan, metode
ninhidrin tidak memenuhi syarat ui akurasi yang baik pada validasi metode. Kriteria presisi dikatakan
memenuhi syarat apabila metode memberikan simpangan baku relative atau koefisien variasi 2% a tau k urang
(AOAC, 2002). Parameter presisi dibentuk dengan cara mengukur absorbansi dari tiga konsentrasi a nalit y a ng
ditambahkan pada umbi gadung ang direbus. Nilai koefisien yang diperoleh dengan menggunakan metode asam
pikrat yaitu 0,4135% sedangkan metode ninhidrin sebesar 0,8551%, menunjukkan bahwa metode asam p ik rat
memiliki nilai presisi yang lebih baik dibandingkan metode ninhidrin
Dari hasil uji validitas metode yang diperoleh analisa kadar sianid a p ada umb i ga du ng y ang d ireb u s
menggunakan metode asam pikrat memenuhi kriteria dan memilik i v a lid itas y ang b aik . M et ode analisa
menggunakan metode asam pikrat memperoleh hasil ui valid it as an g b aik karena k estabilan warna y an g
terbentuk tidak mudah terdekomposisi oleh faktor luar misalnya suhu atau cahaya. Peru bahan warna k ertas
pikrat dari kuning ke merah bata merupakan hasil reaksi antara ion pikrat dengan sianida yang dapat
dipertahankan dengan kondisi basa pada kertas tersebut sehingga sianid a y ang t erik at t id ak m enguap d an
terlepas melainkan membentuk warna merah bata (12).
Ketika proses pengujian dengan menggunakan metode ninhidrin, warna yang terbentuk m emilik i wa k t u
kestabilan yang pendek sehingga penambahan larutan basa dan larutan ninhidrin harus dilakukan pada saat u ji
menggunakan instrument spektrofotometer.Hasil yang diperoleh dari uji validitas menunjukkan bahwa met ode
asam pikrat memiliki tingkat validitas lebih baik dibandingkan metode ninhidrin. H al in i d a p at d isebabkan
karena reaksi antara sianida dan ninhidrin yang tidak stabil penyebabnya warna yang terbentuk akan memudar

850 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES


Email : [email protected]
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 9 Nomor 2, Desember 2020
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

akibat dekomposisi oleh cahaya Waktu pembentukan dan kestabilan hidirndantin serta kon sent rasi n in h id rin
sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan reaksi pembentukan hidrindantin. Wak tu o pt imum yan g cukup
untuk pengukuran sianida menggunkan ninhidrin adalah 5 menit. Reaksi yang terbentuk antara n in hid rin d an
sianida juga sangat dipengaruhi oleh pH.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah rata-rata kadar sianida umbi gadung metode asam pik rat
kelompok kontrol dan perlakuan adalah 1,493 dan ppm 0,418 ppm. Rata- rata kadar sianida umbi gad ung p ada
metode ninhidrin pada kelompok kontrol dan perlakuan adalah 1,537 ppm dan 0 ,5 21 p pm. B erdasarkan u ji
validitas metode yang dilakukan pada metode asam pikrat diperoleh lineritas dengan nilai koeisien k o relasi (r)
0,9996; LOD sebesar 0,0229 ppm LOQ sebesar 0,1309 ppm; akurasi sebesar 98,79% ; presisi sebesar 0,4135%.
Pada metode ninhidrin diperoleh linearitas dengan nilai koeisien korelasi sebesar 0,9377; LOD sebesar 0,0272 ;
LOQ sebesar 0,7483; akurasi sebesar 90,56 %; presisi sebesar 0,8551%. Dari hasil penelitian tersebut,
menunjukkan bahhwa metode asam pikrat memiliki nilai validitas yang baik dibandingkan metode ninhidrin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Agustini, Dewi Meliati. Penentuan Waktu Optimum Pelepasan HCN dan Kadar Sia nida pada Ub i Ka y u
(Manihot esculenta Crantz). Aristoteles; 2010. 10(1).
2. Aisyah, Y. Rasdiansyah, Muhaimin. 2014. Pengaruh Pemanasan Terhadap Akt ivit as An t iok sidan p ada
Beberapa Jenis Sayuran. Jurnal; 2014. 6(2).
3. Aman, L.O. Efektifitas Penjemuran dan Perendaman dalam Air Tawar untu k M enuru nkan Ka ndun gan
Toksik HCN Ubi Hutan (Dioscorea hispida Dennst). Skripsi.Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA.
Universitas Negeri Gorontalo; 2010.
4. Aprilia, A. Pengembangan Metode Analisis Kadar Sianida Pada Umbi Gadung (Dioscore h isp ida Denn st )
dengan Spektrofotometri UV- VIS, Skripsi, Jurusan Ilmu Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta; 2018.
5. Ardiansari, Y. M. Pengaruh Jenis Gadung dan Lama Perebusan Terhadap Kadar Sianida Gadu ng. Sk rip si,
Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember; 2012.
6. Departemen Kesehatan. Daftar Komposisi Bahan Makanan; 2004.
7. Haque, M. R., Bradburry, J. H. Total cyanide determination of plants and foods using the picrat e and acid
hydrolysis methods. Botany and Zoology. Australian National University, Canberra, ACT 0200, Aust ralia ;
2002.
8. Hardjo Mulyo. Tepung Gadung (Dioscore hispida Dennst) Bebas Sianida dengan Merendam Parutan Um bi
dalam Larutan Garam, Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi; 2005. 6.
9. Julistiana, R.E. Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Kadar Sianida Dalam Limbah C air Seca ra
Spektroskopi UV-Vis. Skripsi. Departemen kimia Universitas Pertanian Bogor: Bogor; 2009.
10. Karima. Pengaruh Perendaman dan Perebusan terhadap Kadar HCN pada Biji Karet, R iset I n dustri H a sil
Hutan; 2015. 39-44.
11. Kumoro, A. C., Retnowati, D. S., & Budiyati, C. S. Removal Of Cyanides From Gadung (Dioscore hispid a
Dennst) Tuber Chips using Leaching And Steaming Techniques. Jurnal Of Ap p li ed S ciences Research;
2011.
12. Kurnia, Nova dan Fatmi Marwatoen. Penentuan Kadar Sianida Daun Sinkong dengan Variasi Um u r d an
Waktu Pemetikan. Ilmiah Pendidikan Kimia; 2012. 1(2).
13. Martalia, W. Perebusan Daun Singkong Muda Dan Tua Terhadap Kadar Klorofil dan Kadar Asam Sia nida,
Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemnkes Surabaya, Surabaya; 2016.
14. Mulyatiningsih, E. Teknik-Teknik Dasar Memasak. Buku Ajar. Yogyakarta: FT Universitas Negeri
Yogyakarta; 2007.
15. Musaiger AO, D`Souza R. The effects of different methodsof cooking on proximate, m in eral a n d h eav y
metal composition of fishand shrimps consuned in the Arabian Gulf. Jurnal of Nutrition,; 2008. 58(1): 11 -
18
16. Nagaraja P, Kumar MSH, Yathirajan HS, Prakash JS. Novel Sensitive pectrophotometric Metho d f or t h e
trace Determination of Cyanide in Industrial Effluent. J. Anal Sci; 2002. 18:1027-1030.

851 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES


Email : [email protected]
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 9 Nomor 2, Desember 2020
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

17. Ndaru, Hasri. Artikel Umbi Gadung. Universitas Diponegoro : Semarang; 2012.
18. Ningtyas, F. W., Asdie, A. H. Hubungan Konsumsi Goitrogenik Sianida dengan Kadar Tio sianat Urin d i
Daerah Endemik GAKI Kabupatrn Jember. Media Gizi Mikro Indonesia; 2015. 6.
19. Pagarra, H. Pengaruh Lama Fermentasi dengan Ragi Tape Terhadap Kadar Glukosa p ada Umb i Ga dun g
(Dioscore hispida Dennst), Jurnal Bionature; 2010. 11.
20. Pambayun, R. Kiat Sukses Teknologi Pengolahan Umbi Gadung, Yogyakarta, Ardana Media; 2007.
21. Pitoi, M., M. Sianida : Klasifikasi, Toksisitas, Degradasi, Dan Analisis, Jurnal MIPA UNSRAT; 2014. 4:14
22. Pramitha, A. R., Wulan, S. N. Detoksifikasi Sianida Umbi Gadung (Dioscorea hispi da Den nst .) d engan
Kombinasi Perendaman dalam Abu Sekam dan Perebusan.Jurnal Pangan dan Agroindustri; 2017.
23. Pramitha, dkk. Detoksifikasi Sianida Umbi Gadung (Dioscore hispida Dennst) dengan Kombinasi
Perendaman dalam Abu Sekam dan Perebusan, Jurnal Pangan dan Agroindustri; 2017. 5.
24. Purwanti, I., Analisis Ion Sianida (CN-) Pada Air Rendaman Umbi Ga d ung M enggu nakan Seq uential
Injection Analysys Dengan Detektor Potensiometer, Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember, Jember; 2018.
25. Purawisastra, Suryana dan Heru Yuniati. “Penurunan Kadar Sianida Singkong Pahit pada Proses Fermentasi
Cair Bakteri Brevibacterium Lactofermentemum BL-lM76”; 2004. 27(1).
26. Puspitaningrum, Dian Wahyuningtyas. “Ekstraksi Emas Dari Batuan Menggunakan Metode Sianidasi Da n
Amalgamasi Dengan Penambahan Ketela Pohon’’. Skripsi. Fakultas Matematika Dan I lm u Pen getahuan
Alam Universitas Jember, 2013.
27. Rahayu, S. Blanching dan Perendaman Gadung untuk Mengubah Kadar HCN dan Dioskorin Criping
Gadung. Scientific Journal of Agriculture Science; 2009. 11. 38-4.
28. Rahmah, D. A. Efektivitas Pengukusan Terhadap Kadar Sianida dan Fosfor pada Terung Un gu (S o l anu m
melongena L), KTI. Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya; 2017.
29. Rastiyati, A.H. & B.A. Pengaruh Konsentrasi NaCl dan Rasio Air dengan Bahan t erhadap Ka rakterist ik
Mutu Pati Umbi Gadung, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri; 2016. 4.
30. Riyani, Kapti dan Tien Setyaningtyas, 2013 Fotodegradasi Sianida dalam Limbah Cair Tapioka. M o lekul ;
2013. 8(1).
31. Sasongko, P. Detoksifikasi Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Melalui Proses Fermentasi
Menggunakan Kapang (Mucor sp.) Dikutip dari jurnal teknologi pertanian, Malang; 2009.
32. Soenandar, M. Aeni, M.N. dan Raharjo, A. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik. Jakarta:
AgroMedia Pustaka; 2010.
33. Suciati, Andi. Pengaruh Lama Perendaman Dan Fermentasi Terh adap Kan dungan H CN Pada Tempe
Kacang Koro (Canavalia ensiformis L). Skripsi Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar; 2012.
34. Sulistinah, N., Riffiani, R., Sunarko, B. Pengembangan Sistem Deteksi Senyawa Sianogen dalam Ubi Kayu
(Manihot esculenta Crantz) dengan Pendekatan Enzimatis, Jurnal Biologi Indonesia; 2014. 10(1): 77-82.
35. Surleva A dkk, Keracunan Sianida: Dari Fisiologi untuk Forensik Analisis Kimia. Internasional Journal o f
Reserse Kriminal; 2010. 79-101.
36. Usman, N. I. Penentuan Konsentrasi Optimum Natrium Klorida (NaCl) dan Waktu Perebu san Um bi d a n
Daun Singkong Pahit (Manihot Esculenta Crantz) terhadap Penu runan Ka dar Asam Sia nid a (H CN),
Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar, Makassar; 2017.
37. Wahjuningsih, S. B. & Watisaddewisasi. Pemanfaatan Koro Pedang pada Aplik asi Pro d u k Pa ngan d an
Analisis Ekonominya, Riptek; 2013..

852 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES


Email : [email protected]

You might also like