25584-Article Text-69500-1-10-20220228
25584-Article Text-69500-1-10-20220228
25584-Article Text-69500-1-10-20220228
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
Hilman Syafei1,a), Lutfia Miftah Palah1,b), Tiara Fahriza1,c), Amelia Sabella1,d), Shynta
Ramadhan1,e), Mega Gladiani Sutrisno1,f) , Yussi Pratiwi1,g), Neneng Siti Silfi Ambarwati2,h)
Setia Budi1,i)*
1)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia
2)
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia Email: a)
[email protected] b) [email protected] c) [email protected] d)
[email protected] e) [email protected], f)[email protected],
g)
[email protected], h)[email protected] , i) [email protected]
*Corresponding author: [email protected]
Abstract
The rapid development of technology has influenced many aspects, one of which is the food aspect. The ease of
getting food instantly makes people less vigilant in choosing healthy food and not contaminated with food
additives, one of which is borax. Borax, which is a preservative used in several manufacturing industries, is
dangerous at excessive levels, which can harm the health of the body if ingested, even the biggest impact is death.
The purpose of this community service is to provide counseling and training on borax detection kits to the
community, especially students of SMPIT An-Nahla Al-Islamy who are surrounded by lots of instant snacks. The
method used in this service was carried out through a zoom meeting which consisted of counseling on the dangers
of food additives, the dangers of borax, and how to detect borax. The result of this community service is that
91.78% of the students of SMPIT An-Nahla Al- Islamy have felt the benefits of participating in this event. This
includes additional knowledge of food, borax, and exploration of borax using an easily available kitchen
ingredient, namely turmeric.
Keywords: Food Additives, Borax, Borax Identification Kit, Community Service
Abstrak
Perkembangan teknologi yang serba cepat telah memengaruhi banyak aspek, salah satunya aspek pangan.
Kemudahan dalam mendapatkan makanan secara instan membuat masyarakat kurang waspada dalam memilih
makanan sehat dan tidak tercemar bahan tambahan pangan, salah satunya boraks. Boraks yang merupakan
pengawet yang digunakan untuk beberapa industri manufaktur bersifat berbahaya dengan kadar yang berlebih
akan membahayakan kesehatan tubuh jika tertelan, bahkan dampak terbesarnya adalah kematian. Tujuan dari
pengabdian masyarakat kali ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan kit pendeteksi boraks ke
masyarakat, khususnya pelajar SMPIT An-Nahla Al-Islamy yang dikelilingi oleh banyak jajanan instan. Metode
yang digunakan pada pengabdian kali ini dilakukan melalui zoom meeting yang terdiri dari penyuluhan bahaya
bahan tambahan pangan, bahaya boraks, dan cara mendeteksi boraks. Hasil dari pengabdian masyarakat kali
ini adalah para siswi SMPIT An-Nahla Al- Islamy telah merasakan kebermanfaatan dalam mengikuti acara ini
sebesar 91,78%. Hal ini meliputi pengetahuan bahan tambahan pangan, boraks, dan identifikasi boraks dengan
menggunakan bahan dapur yang mudah didapat, yaitu kunyit.
Kata kunci: Bahan Tambahan Pangan, Boraks, Kit Identifikasi Boraks, Pengabdian Masyarakat
1. PENDAHULUAN (Introduction)
Teknologi pada era revolusi industri 4.0 telah memberikan kemudahan dalam kebutuhan
manusia dengan cepat. Hal ini tentu membuat segala kebutuhan manusia baik primer maupun
SNPPM2021ST-131
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
sekunder dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Semua bidang pada kehidupan manusia
telah menggunakan teknologi untuk memudahkan kegiatan manusia, salah satunya adalah
produk pangan.
Produk pangan yang diandalkan oleh masyarakat pada zaman sekarang adalah kemudahan
dalam mendapatkannya, murah, dan cepat. Produk pangan ini lebih sering disebut sebagai
makanan cepat saji atau instan. Makanan instan dapat dikatakan sebagai makanan yang
disajikan dan dikemas dengan cara yang sederhana dan cepat. Kebiasaan masyarakat dalam
mengonsumsi makanan cepat saji atau instan dikarenakan tidak memiliki waktu banyak dalam
mengolah makanan sendiri. Makanan instan yang menawarkan kemudahan tersebut dapat
menjadi bahaya yang menanti kedepannya. Hal ini dikarenakan produksi produk pangan
tersebut yang berasal dari rumah tangga atau industri makanan menggunakan bahan atau zat
aditif dalam membuat makanan tersebut (Widodo, 2013). Data dari Badan Inteligen Negara
pada tahun 2012 menyatakan bahwa 6 ibu kota provinsi yang berada pada pulau jawa telah
dilakukan survei bahwa sebesar 72,06% makanannya mengandung zat aditif. Zat aditif yang
seringkali digunakan untuk menunjang waktu lamanya makanan tersebut dapat bertahan adalah
boraks.
Zat aditif boraks digunakan sebagai pengawet makanan instan. Hal ini dikarenakan sifatnya
yang dapat merubah sifat makanan yang mudah busuk menjadi lebih tahan lama dan merubah
tampilannya menjadi menarik. Sifatnya yang dapat meningkatkan mutu suatu makanan
berbanding terbalik dengan sifatnya yang berbahaya bagi tubuh. Salah satu bahaya jangka
pendek apabila mengonsumsi makanan mengandung boraks adalah keracunan, sakit perut,
muntah dan tidak nafsu makan dan untuk jangka panjang dapat membahayakan sirkulasi darah
dan bahkan kematian (Erniati, 2017).
Bahaya yang mengintai tersebut harus dijadikan pengetahuan dan wawasan bagi semua
kalangan masyarakat dalam memilih makanan instan yang tepat. Penambahan beberapa zat
aditif, seperti boraks diakui sulit terlihat secara kasat mata. Oleh karena itu, diperlukan suatu
terobosan dalam memilih makanan yang tidak mengandung zat aditif, yaitu boraks secara cepat
dan tepat.
Pada permasalahan tersebut, ide untuk memberikan edukasi ke masyarakat mengenai bahaya
boraks dan cara mengidentifikasinya secara cepat dapat dilakukan. Target yang akan diberikan
pelatihan dan penyuluhan ini adalah siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy yang merupakan pelajar
SMP yang memiliki varian jajanan instan di sekitar sekolahnya.
SNPPM2021ST-132
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
seharusnya berada pada makanan dengan tujuan mengawetkan, memberikan rasa tambahan,
dan tujuan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia. (Khairi, 2020)
Boraks pada dasarnya adalah senyawa atau bahan kimia yang seringkali digunakan sebagai
pengawet di berbagai macam industri. Selain itu, boraks seringkali digunakan untuk berabgai
macam kegiatan manufaktur atau pengelasan. Sifatnya yang efektif sebagai pengawet
menjadikan boraks digunakan beberapa industri rumah tangga dalam pembuatan makanan
instan atau jajanan pasar, seperti bakso dan mie (Utami, 2017). Hal ini didukung oleh sifatnya
yang dapat mengawetkan makanan dengan efektif dan harganya yang murah
Penggunaan boraks yang banyak digunakan oleh industri rumah tangga menyebabkan makanan
yang sehat dan bergizi sangat sulit dicari. Pemberian boraks pada makanan sangat sulit
dibedakan Pendeteksian dari boraks ini dapat dilakukan dengan pembuatan kit sederhana yang
dapat dibuat dari bahan dapur, yaitu kunyit. Kunyit mengandung senyawa antosianin yang
dapat memberikan warna tertentu kepada larutan kunyit, yaitu warna merah kecoklatan (Rahma
& Hidjrawan, 2021).
Analisis situasi di atas memberikan ide untuk memberikan penyuluhan dalam kegiatan
pengabdian masyarakat untuk pendeteksi senyawa boraks pada makanan instan ke siswi
SMPIT An-Nahla Al-Islamy. Sasaran yang berupa siswi SMP didasarkan pada banyaknya
jajanan instan di sekitar sekolah yang belum tentu bebas dari bahan berbahaya boraks.
Penyuluhan ini akan ada praktek langsung ke masyarakat dalam pembuatan kit kertas kunyit.
Diharapkan akan adanya kebermanfaatan bagi para siswi SMPIT An- Nahla Al-Islamy untuk
berhati-hati dalam memilih makanan dan mendeteksi terlebih dahulu makanan yang sehat dan
terbebas dari bahaya boraks.
100 gram kunyit segar dipotong kecil dan diblender hingga halus dengan tambahan air. Hasil
dari penghalusan oleh blender kemudian disaring dengan bantuan saringan 60 mesh untuk
pemisahan filtrat (cairan) dengan residu (padatan) dari hasil penghalusan kunyit. Kertas saring
yang telah dipotong kecil dengan ukuran 2x4 cm dicelupkan ke filtrat kunyit dan kertas kunyit
dibiarkan terus hingga kering. Kertas kunyit siap digunakan untuk identifikasi boraks pada
makanan (Rahma & Hidjrawan, 2020)
Pengujian makanan
SNPPM2021ST-133
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
Kertas kunyit yang telah kering pada langkah sebelumnya disiapkan. Sampel makanan yang
dianggap mengandung boraks dipotong kecil. Sampel makanan yang telah dipotong kemudian
langsung ditotolkan ke kertas kunyit yang telah kering. Perubahan warna pada kertas kunyit
kemudian diamati. Perubahan warna dari kertas saring yang diberikan ekstrak kunyit akan
berubah warna menjadi merah bata atau merah kecoklatan yang menandakan adanya boraks di
dalamnya (Rahma & Hidjrawan, 2020). Gambar keseluruhan dari persiapan dan pengujian ini
dapat diamati pada gambar :
Gambar 1. Skema Pembuatan dan Pengujian Kertas Kunyit Ke Makanan yang Mnegandung
Boraks
SNPPM2021ST-134
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
Jumlah 45 100%
Tabel 2. Respon Siswi SMPIT An-Nahla Al-Islami Mengenai Pengetahuan Boraks dan
Bahayanya
Jumlah 45 100%
Jumlah 45 100%
SNPPM2021ST-135
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
Tabel 4. Respon Siswi SMPIT An-Nahla Al-Islami Mengenai Media Pelatihan Kit Kunyit
Untuk Mendeteksi Boraks
Tabel 5. Respon Siswi SMPIT An-Nahla Al-Islami Mengenai Kebermanfaatan Pelatihan Kit
Kunyit Untuk Mendeteksi Boraks
Pembahasan
Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini dilaksanakan di SMPIT An-Nahla Al- Islamy pada
tanggal 20 Oktober 2021 pada pukul 09:00 - 12:00 WIB. Acara dilaksanakan melalui media
zoom meeting dikarenakan adanya situasi pandemi yang tidak terlalu baik untuk diadakannya
kerumunan. Target pengabdian ini adalah siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy. Berdasarkan data
yang telah diperoleh, para siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy sangat antusias mengikuti acara
kali ini. Hal ini dibuktikan dari data pada tabel 1 yang menyatakan bahwa 93,33% siswi sangat
tertarik mengikuti pelatihan pendeteksi boraks pada makanan.
Agenda dimulai dari pendahuluan mengenai pengarahan bahayanya bahan tambahan pangan
yang beredar pada makanan di lingkungan masyarakat. Bahan tambahan pangan (BTP) adalah
bahan yang dicampurkan ke dalam bahan makanan atau ke makanan tersebut yang dapat
memengaruhi sifat dari makanan tersebut dan juga bentuk pangan tersebut. Syarat bahan
tambahan pangan yang diizinkan adalah pengonsumsian secara tidak langsung atau menjadi
bahan baku makanan tersebut, memiliki atau tidak memiliki nilai gizi, dan ditambahkan pada
kondisi sewajarnya untuk keperluan dari makanan tersebut. BTP dapat digunakan dalam
makanan namun tidak baik jika berlebihan, hanya bahan yang diperbolehkan saja yang dapat
digunakan sebagai BTP.
SNPPM2021ST-136
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
Aspek wawasan yang harus diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat terdiri dari: (Suparni
dan Desanti, 2016)
1. Pengertian khusus mengenai BTP
2. Klasifikasi BTP yang diizinkan pemerintah
3. Klasifikasi BTP yang dilarang pemerintah
4. Pengertian dan beberapa fungsi dari penambahan BTP
5. Bahaya penggunaan BTP yang tidak diizinkan
SNPPM2021ST-137
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
mengandung boraks akan terjadi perubahan warna pada kit kunyit dari warna kuning menjadi
merah bata dengan kegelapan tertentu tergantung kadar boraks yang ditambahkan. Perubahan
warna menjadi merah bata tersebut memiliki alasan bahwa boraks memiliki sifat basa dan dapat
bereaksi dengan kurkumin yang bersifat asam menghasilkan senyawa boro-kurkumin yang
akan membentuk warna merah kecoklatan (Muharrami, 2015).
SNPPM2021ST-138
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
menyatakan bahwa hasil dari makanan yang bebas dari boraks adalah bewarna kuning dan
makanan yang mengandung boraks adalah merah bata.
Gambar 4. Pelatihan Pembuatan Kit Kertas Kunyit ke Siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy
Hasil dari pengabdian masyarakat ke siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy pada tanggal 20
Oktober telah diikuti secara antusias. Selanjutnya, para siswi SMPIT An-Nahla Al- Islami
memberikan evaluasi mengenai media audio visual yang telah digunakan, yaitu zoom meeting.
Pada tabel 4, siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy menyatakan bahwa media yang telah
digunakan telah efektif dalam menyampaikan pengetahuan baru mengenai boraks dan cara
pendeteksi ke mereka. Hasil angket pada tabel 4 menyatakan bahwa sebanyak 87,40%
menyatakan media pada pengabdian masyarakat kali ini sudah baik dan efektif dalam acara
kali ini.
Pengabdian milik kelompok boraks UNJ masyarakat kali ini juga telah memberikan
kebermanfaatan ke para siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy. Hal ini dapat dilihat dari hasil
angket pada tabel 5 yang menyatakan bahwa siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy telah
memahami bahay boraks dan cara mendeteksinya dengan mudah melalui bahan yang tersedia
di dapur rumah. Pada tabel 5, sebanyak 91,67% siswi SMPIT An-Nahla Al- Islamy telah
mendapatkan pengetahuan dan sikap terkait dari acara pengabdian masyarakat kali ini.
Pengetahuan dan sikap yang telah didapatkan mengenai pendeteksian boraks kali ini akan
memberikan tindakan preventif untuk mencegah masuknya boraks ke dalam tubuh pada masa
mendatang.
5. KESIMPULAN (Conclusions)
Pengabdian masyarakat kali yang telah dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2021 mengenai
pengetahuan boraks, bahaya boraks, dan cara mengidentifikasi dengan bahan dapur bermanfaat
bagi para siswi SMPIT An-Nahla Al-Islamy. Hal ini ditunjukkan dari angket yang telah diisi
oleh para siswi dan menyatakan bahwa 91,67% memberikan pengetahuan tentang boraks dan
cara mendeteksi boraks pada makanan instan. Saran selanjutnya untuk pengabdian masyarakat
ini adalah dapat dilakukan pada semua bagian masyarakt, khususnya ibu rumah tangga dalam
memahami bahaya dan cara mendeteksi bahan makanan yang mengandung boraks.
SNPPM2021ST-139
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021) ISBN 978-623-96178-2-0
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
SNPPM2021ST-140