TM Management G330
TM Management G330
TM Management G330
Torque in
Nm
Gear ratios
Clutch actuator
Tugas
Clutch actuator (A93) mengubah sinyal kontrol electric menjadi aktuasi pneumatic untuk menggerakkan cylinder dan engoperasikan
komponen mechanical clutch. Pada waktu yang sama, membaca pergerakan clutch dan menyediakan sinyal electric.
Desain
Komponen berikut terintegrasi di dalam clutch actuator (A93):
• Clutch air admission solenoid valve 1 (Y39.1)
• Clutch air admission solenoid valve 1 (Y39.2)
• Clutch air release 1 solenoid valve (Y39.3)
• Clutch air release 1 solenoid valve (Y39.4)
• Clutch travel sensor (B2)
• Actuator cylinder
MKUB1
(Y39.1) Clutch air admission solenoid valve with restrictor
MKUE2
(Y39.4) Clutch air release solenoid valve
MKUB2
(Y39.2) Clutch air admission solenoid valve
1 Safety valve: 1 mm hole, open from 0 – 1.9 bar
MKUE1
Clutch actuator
(Y39.3) Clutch air release solenoid valve with restrictor
Clutch actuator
Clutch actuator
Fungsi
Empat solenoid valves dibutuhkan untuk mengalirkan udara tekan masuk dan keluar pada cylinder dengan porsi yang tepat. MKUB2
dan MKUE2 memiliki saluran udara yang besar. Mereka digunakan untuk mengatur pergerakan clutch travel dengan cepat.
MKUB1 dan MKUE1 bekerja dengan area aliran yang diperkecil dan
menyediakan tingkatan yang halus dan sangat presisi untuk mengatur
posisi clutch. Clutch travel sensor (B2) mendeteksi posisi terkini dari
clutch actuator. Clutch actuator mengaktuasi secara langsung clutch
mechanical system.
Setiap posisi clutch dapat didekati dan dipertahankan melalui empat
solenoid valve.
Poin-poin dasar berikut bisa diaplikasi:
Cylinder extended (memanjang) - clutch open
Cylinder retracted (memendek) - clutch closed
1 Clutch actuator
2 Filter screen
Penggantian filter
Putar dan tarik keluar fine-mesh filter (2) dari clutch actuator (1) dengan tang long nose.
Bongkar/pasang clutch actuator
Peringatan! Resiko kecelakaan!
Ketika membongkar clutch actuator, Anda harus memastikan bahwa baut ventilasi (vent screw - panah) dikendurkan
sampai dengan 90° dan kunci kontak kondisi off. Dengan fault codes tertentu, udara secara terus menerus masuk ke
dalam clutch actuator (clutch open) dan actuator tetap bertekanan. Jika clutch actuator dibongkar dengan posisi seperti ini,
piston pada bagian depan clutch actuator mungkin melesat keluar (8.5 bar!). Contoh: Thrust bearing robek pada pressure
plate. Clutch actuator memanjang penuh dan Anda tidak memperhatikan ketika membongkar clutch actuator.
Untuk memudahkan
pemasangan clutch
actuator baru, vent screw
(panah) juga harus
dibuka 90°.
1 Input shaft
2 Countershaft
3 Main shaft
4 Output shaft
5 Countershaft brake (VGW-B)
6 Shift rail
7 Transverse shift gate
8 Range cylinder
9 Splitter sliding sleeve
10 3rd/2nd gear sliding sleeve
11 1st/R gear sliding sleeve
12 Range sliding sleeve
a Splitter group
b 3-speed main transmission
c Range group
Lokasi shift rails, split dan range cylinders, transmission vent
(top view)
1 Shift finger
2 Neutral position spring
3 1st/R gate shift rail
4 3rd/2nd gate shift rail
5 Gate module with integrated GS II control unit
6 Gate cylinder
7 Gear catch
8 Locking bar
9 Manual emergency shifting
Desain
Transmission
1 Bolt 1 Housing
2 Countershaft brake (VGW-B) 2 Sealing rings
3 O-ring 3 Support ring
4 Shim 4 Piston
5 Pressure pin 5 Externally toothed plates (steel disks)
6 Compression spring 6 Internally toothed plates (friction disks)
7 O-rings 7 Disc
8 Countershaft 8 Circlip
Catatan untuk semua countershaft brakes:
* Alur oli/oil grooves (panah) pada coated disks (6) harus diluruskan.
* Ketika mengganti coated disks (6), coated disks (6) harus direndam di dalam oli transmissi yang dingin paling tidak 8 jam
atau di dalam oli transmissi yang hangat (sekitar 70°C) selama 10 menit
Countershaft brake, Fungsi
Ketika penambahan gigi, countershaft harus direm untuk menyesuaikan rpm antara countershaft dan main shaft. Untuk
itu, kecepatan putar dibaca dan direkam oleh countershaft rpm sensor (B3) dan transmission main shaft rpm sensor
(B181) dan dibaca nilainya di gear control control unit. Pengereman countershaft dapat diatur dengan tepat.
Untuk menyesuaikan rpm, countershaft direm oleh countershaft brake sampai perbedaan rpm antara countershaft dan
main shaft tercapai sekitar 50 rpm.
Posisi pengereman:
Jika gear control control unit meminta penurunan kecepatan countershaft ketika penambahan gigi, countershaft brake
solenoid valve (Y125) diaktuasi. Udara tekan mengalir melalui pipa dari gate module ke bell housing dan dari situ melalui
lubang ke bagian depan piston. Quick vent valve menutup selama proses tersebut. Udara tekan bekerja pada piston.
Piston menekan pressure plates dan disks bersama-sama dan countershaft direm.
Posisi pelepasan:
Jika kecepatan putar countershaft dan main shaft masih dalam toleransi, countershaft brake solenoid valve (Y125) tidak
lagi diaktuasi. Vent valve membuka dan udara tekan keluar ke bell housing. Disks dan pressure plates terbebas dan
countershaft bisa berputar bebas lagi.
Mercedes PowerShift <> Gate Module
Pengenalan Mercedes PowerShift telah membawa modifikasi pada desain dan fungsi dari gate module. Secara sekilas
ada perubahan kecil. Gate modules untuk 16-speed synchromesh transmissions dan 12 dan 16-speed Mercedes
PowerShift transmissions sedikit berbeda.
Selain 4 solenoid valves (MG1/MG2 – MS1/MS2) pada gate module yang digunakan di synchromesh transmissions, 5
solenoid valves (MG1/MG2 – MS1/MS2 – VGW-B) sekarang digunakan di 16-speed non-synchromesh transmissions. 5
solenoid valves (MG1/MG2 – MS1/MS2 – VGW-B) juga digunakan di gate module pada 12-speed transmissions dengan
Mercedes PowerShift.
Pada 12-speed transmissions dengan Mercedes PowerShift, gate 2/3 diaktuasi via MG2. MG1 digunakan untuk center
posisi gate neutral (R/1st) jika tidak dilakukan oleh spring centering mechanism.
Gate module on Mercedes PowerShift 16-speed transmissions Gate module on Mercedes PowerShift 12-speed transmissions
1 Compressed air supply
22 Splitter cylinder compressed air duct 24 Countershaft brake (VGW-B) compressed air line
23 Splitter cylinder compressed air duct 3 Vent
1 Reservoir pressure circuit 4 B61 Gate sensor (SGE) 1 Housing A16 Gear control (GC II) control unit
3 Vent connection MS1 Splitter 1 solenoid valve (Y29) 2 O-ring Y29 Splitter 1 solenoid valve (MS1)
22 Splitter 1 shift pressure MS2 Splitter 2 solenoid valve (Y30) 3 O-ring Y30 Splitter 2 solenoid valve (MS2)
23 Splitter 2 shift pressure MG1 Gate solenoid valve 1 (Y33) 4 Seal Y33 Gate 1 solenoid valve (MG1)
A Gate shift cylinder MG2 Gate 2 solenoid valve (Y34) 5 Intermediate plate Y34 Gate 2 solenoid valve (MG2)
A16 Gear control (GC II) control unit 6 Seal Y125 Countershaft brake solenoid valve
Mercedes PowerShift <> Gear Module
Pengenalan Mercedes PowerShift telah membawa modifikasi pada desain dan fungsi dari gear cylinder. Secara tampilan
luar tidak ada perubahan.
Selain 4 solenoid valves (MGB/MGE – MUB/MUE), hanya 2 solenoid valves (MGG - MUG) digunakan di sini.
Aktuasi yang rumit pada system yang dibutuhkan untuk singkronisasi synchromesh transmissions tidak lagi dibutuhkan.
Range module (A91) adalah sebuah unit yang mana terdiri dari komponen
berikut: 1 Reservoir pressure circuit 4 RH High range shift position
• Range shift cylinder 3 Vent connection RL Low range shift position
• Range sensor (SRA) (B63) A Range shift cylinder Y31 Range solenoid valve 1
• Range 1 solenoid valve (MR1) (Y31) B63 Range sensor Y32 Range solenoid valve 2
• Range 2 solenoid valve (MR2) (Y32)
Mercedes PowerShift <> Perbedaan dari
Synchromesh Transmission
Dengan pengenalan dari sistem Mercedes PowerShift, sejumlah perubahan telah dihasilkan dibandingkan dengan
synchromesh transmissions.
Main Shaft dan Countershaft Rpm Sensors
Main shaft rpm sensor
Transmission main shaft rpm sensor (B181) berlokasi di bagian tengah belakang transmission housing pada sekat dengan
range group.
Sebuah rotor digunakan untuk memonitor kecepatan. Rotor dipasang langsung ke tapered roller bearing untuk
transmission main shaft pada bagian belakang. Rotor dan tapered roller bearing dari single unit. Transmission main shaft
rpm sensor (B181) tidak bisa diganti tanpa melepas range group (range).
Pole wheel tidak bisa diganti tanpa membongkar bagian tengah transmission housing.
1 Main shaft rpm sensor (B181) 3 Installation of lines for main shaft rpm sensor on inside
2 Installation of lines for main shaft rpm sensor, outside 4 Transmission housing center section
5 Tapered roller bearing outer race
Main Shaft and Countershaft Rpm Sensors
Main shaft speed sensing
6 1 Main shaft rpm sensor
1 (B181)
2 Pulse star
2 3 Tapered roller bearing
5 4 Reverse gearwheel
5 Main shaft
6 Bolt (for attachment B181)
4
Main Shaft and Countershaft Rpm Sensors
Countershaft rpm sensor
Countershaft rpm sensor (B13) berlokasi pada sebelah kanan di transmission housing-center part.
Sebuah pole wheel digunakan untuk memonitor kecepatan. Pole
wheel dipasang langsung ke countershaft antara 2nd and 3rd
gearwheel.
Pole wheel dan countershaft dari single unit. Pole wheel ditekan
lurus selama perakitan countershaft di production area. Pole wheel
tidak bisa diganti tanpa membongkar countershaft.
Catatan: Maneuvering mode dan rocking mode tidak bisa diaktifkan secara bersama
Rocking mode
Rocking mode memungkinkan mengayun kendaraan keluar dari terpuruk jika kendaraan tidak bisa bergerak.
Catatan: Maneuvering mode dan rocking mode tidak bisa diaktifkan secara bersama
Pindah langsung dari 1st/R dan mundur cepat
Transmission sekarang bisa dipindah secara langsung dari 1st gear ke gear mundur menggunakan tombol fungsi (Anda
tidak perlu lagi ke N dulu).
12-speed transmission
Ada empat pilihan gigi mundur:
R1 Reverse gear + low splitter group + low range group
R2 Reverse gear + high splitter group + low range group
R3 Reverse gear + low splitter group + high range group
R4 Reverse gear + high splitter group + high range group Bukan versi Indonesia
Dengan 12-speed transmission, start-off hanya bisa dilakukan dengan R1 and R2.
Fungsi EcoRoll
* Pelepasan drivetrain dilakukan dengan cara NEUTRAL
* EcoRoll teraktivasi secara otomatis pada saat kendaraan start
* Deaktivasi/aktivasi operating mode dilakukan dari tombol di switch panel, display di INS with POPUPs dan permanent
display
* Hanya aktif di mode automatic
* EcoRoll mode hanya efektif jika v > 55 km/h
* Effective hanya pada gigi 7H, 8L and 8H pada 16-speed transmissions,
pada 12-speed transmission gear-independent
EcoRoll shift conditions
* Kondisi pertautan
- Tidak ada permintaan torque (accelerator pedal, engine brake, retarder, atau shift control unit), batas nilai untuk
engine-side specified torque pada 20 Nm lebih dari 1 detik pada cruise control atau 3 detik tanpa cruise control.
- Inisiasi dari interupsi drivetrain hanya terjadi melalui beberapa kondisi operasi; trigger langsung oleh driver tidak
memungkinkan
- Engine berada pada valid rpm range
- Kendaraan pada valid speed range
- ABS tidak di-offkan atau inoperative
* Kondisi pelepasan
- Dari sisi Driver atau sisi system permintaan torque: accelerator pedal, EB/ret, service brake, ART intervention
- Aktuasi dari beberapa switch: cruise control lever, power take-off, operating mode button, A/M button
- Peningkatan kecepatan kendaraan > 10 km/h (cruise control off) atau > 6 km/h (cruise control), pada beberapa kasus
pembatasan oleh pembatas kecepatan yang diijinkan
- Penurunan kecepatan: kriteria kecepatan putar
- Engine rpm turun di bawah idle rpm
- Fault responses
Power mode
Power mode memungkinkan secara cepat menerapkan mode mengemudi dengan orientasi performa dengan
meningkatkan gigi percepatan (engine speed), missal pada tanjakan curam pada kondisi yang berat/susah.
Power mode hanya bisa diaktifkan pada automatic operating mode.
Power mode atau EcoRoll mode bisa dipilih dengan tombol Power/OFF pada switch combination di cockpit.
Mematikan
* Operasi > 10 min.
* Tombol
Display
* Pembacaan Permanent di display (P)
Catatan:
Untuk menghemat bahan bakar, power mode akan dimatikan setelah sekitar 10 menit dan bisa segera di-on-kan lagi.
THANK YOU