Other 46721 1 10 20230630

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).

11469 P-ISSN 2527-9610


E-ISSN 2549-8770

Konstruksi Berpikir Kritis dalam Pendidikan Islam:


Analisis Tafsir Maudhu’i Berdasarkan Al-Qur’an

Muslim Fikri*, & Elya Munfarida


Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia
Jl. A. Yani No. 40A, Karanganjing, Purwanegara, Purwokerto Utara, Banyumas
E-mail: [email protected]*, [email protected]

Abstract: The pattern of pedagogical education has hampered students' critical power
thereby limiting their creativity. It is appropriate for critical thinking skills to be
improved along with the development of the world of education. The Qur'an always
advocates the primacy of thinking in human life, and many verses in the Qur'an invite
people to think (ulul albab). The purpose of this study is to study in more detail the
following: critical thinking education in the Qur'an; and the implications of critical
thinking in the Koran on contemporary Islamic education. This study used a qualitative
approach, with a type of library research. Efforts to collect data using primary data and
secondary data. As well as analyzing literacy verses in the Koran using the content
analysis method with the maudhu'i interpretation approach (thematic interpretation).
The results of this study indicate that critical thinking education in the Qur'an is a
continuous process that binds knowledge through tafakkur, tafaqquh, tadzakkur and
tadabbur. While the implications of critical education in contemporary Islamic religious
education through the concept of Bloom's taxonomy and learning based on Higher Order
Thinking Skills (HOTS), the more critical thinking students are expected to be, the more
they understand the concept of creation and getting closer to God.

Keywords: Critical Education, Interpretation of Maudhu'i, Al-Qur'an.

Abstrak: Pola pendidikan pedagogik telah menghambat daya kritis peserta didik
sehingga membatasi kreativitas mereka. Sudah selayaknya keterampilan berpikir kritis
ditingkatkan seiring dengan perkembangan dunia pendidikan. Al-Qur’an selalu
menganjurkan keutamaan berpikir dalam kehidupan manusia, dan banyak ayat dalam al-
Qur’an yang mengajak manusia untuk berpikir (ulul albab). Tujuan penelitian ini guna
mempelajari secara lebih rinci pada: pendidikan berpikir kritis dalam al-Qur’an; dan
implikasi berpikir kritis dalam al-Qur’an pada pendidikan Islam kontemporer. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian pustaka (library
research). Upaya pengumpulan datanya menggunakan data primer dan data sekunder.
Serta menganalisis ayat-ayat literasi dalam al-Qur’an menggunakan metode content
analysis dengan pendekatan tafsir maudhu’i (tafsir tematik). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Pendidikan berpikir kritis dalam al-Qur’an adalah proses
berkesinambungan yang mengikat pengetahuan melalui tafakkur, tafaqquh, tadzakkur
dan tadabbur. Sedangkan implikasi pendidikan kritis dalam pendidikan Agama Islam
kontemporer melalui konsep taksonomi Bloom dan pembelajaran berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS), semakin kritis berpikir peserta didik diharapkan semakin paham
konsep penciptaan dan semakin dekat dengan Allah.

Kata Kunci: Pendidikan Kritis, Tafsir Maudhu’i, Al-Qur’an.

Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 8, No. 1, Januari - Juni 2023
Received: 24 December 2022; Accepted 28 January 2023; Published 30 June 2023
*Corresponding Author: [email protected]
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

PENDAHULUAN manusia yang mandiri, bebas dari


Seiring mengalirnya arus modernisasi, penindasan kepentingan material atau
sistem pendidikan saat ini tak ubahnya ideologi tertentu.
dengan sistem kapitalis (Setiarsih, 2017). Sekolah punya slogan “mencerdaskan
Institusi pendidikan di Indonesia anak bangsa”, tapi pada prakteknya hanya
sepertinya telah ‘berselingkuh’ dengan untuk anak bangsa yang punya modal dan
industri. Anehnya, bukan industri yang capital. Sekolah punya visi untuk
mengikuti hasrat pendidikan, sebaliknya menjunjung tinggi persamaan derajat dan
pendidikan dicekoki oleh teori-teori anti diskriminasi, tapi pada prakteknya
efisiensi dan efektifitas industrialisasi. tidak mengakomodasi kelompok
Pendidikan di Indonesia layaknya minoritas, utamanya kaum difabel. Sekolah
perusahaan yang setiap tahun terlanjur dipersepsi sebagai media belajar
memproduksi ‘robot animasi’ yang siap bagi semua, tapi dalam prakteknya hanya
bekerja memenuhi ‘nafsu birahi’ mengakomodir anak yang pintar, pandai,
kapitalisme. Pendidikan tidak menjadikan dan cerdas dan mengeksklusi mereka yang
masyarakat Indonesia maju, bermutu, dan punya keterbatasan intelektual. Wajah
menghasilkan sumber daya manusia yang paradoksal pendidikan seperti ini harus
kompeten untuk mencapai kemandirian, segera diakhiri agar tidak muncul sindiran-
tetapi mendorong ketidakmerdekaan sindiran tajam di publik (Nuryatno, 2011).
karena terpapar mitos prestasi sosial dan Sangat disayangkan ketika pendidikan
kilatan materi. lebih condong dan dominan menggunakan
Pola pendidikan pedagogik yang gaya naratif di dalam kelas. Sebaliknya,
diumpamakan dengan model pendidikan gaya mengajar kritis seperti dialog, diskusi,
‘perbankan’ telah menghambat daya kritis debat, dan pemecahan masalah (problem
peserta didik sehingga membatasi solving) yang sebenarnya mengandung
kreativitas mereka. Peserta didik makna perubahan positif dalam perilaku
dipandang hanya sebagai ‘gudang kehidupan sehari-hari seseorang justru
penyimpanan’ yang sama sekali tidak tidak banyak digunakan dan
kreatif dalam mengembangkan ilmu yang dikesampingkan (Datunsolang, 2017).
diberikan oleh guru. Mereka tidak Dengan berpijak pada paradigma
memiliki keberanian untuk mengkritisi pendidikan kritis, maka pendidikan
pelajaran serta menjadi sangat terpola diharapkan mampu membuahkan proses
serta terpaku pada model dan contoh yang dan produk pendidikan yang humanis.
diberikan oleh guru. Alhasil, pendidikan Untuk itu, pola pedagogik yang menjadi
hanya menjadi alat legitimator untuk patron utama digunakan dalam proses
melanggengkan status struktur sosial yang belajar mengajar pada sistem pendidikan
mendominasi dan menindas masyarakat selama ini harus diganti dengan pola
(Jamaluddin et al, 2022). Pendidikan pendidikan andragogi yang lebih
mempunyai dampak langsung terhadap membuka peluang kepada peserta didik
pola pikir, pola hidup dan masalah untuk berpartisipasi secara aktif, kritis,
humanis, ekonomis dan sosiologis manusia dan kreatif dalam proses belajar mengajar.
(Sariman et al., 2021). Disadari atau tidak, Berpikir kritis merupakan
pendidikan merupakan sarana yang paling kemampuan yang dapat mengarahkan
penting untuk menyalurkan pengetahuan seseorang tepat dalam dalam berpikir dan
dan membentuk kesadaran sosial budaya, dapat menentukan sesuatu dengan akurat
ekonomi, politik, dan agama. Hal yang (Fahrurrozi, 2021). Dalam al-Qur’an juga
paling penting adalah membentuk sejak dahulu kala selalu menganjurkan
paradigma kritis dalam membaca dan keutamaan berpikir dalam kehidupan
mengungkapkan perilaku dalam manusia, dan banyak ayat dalam al-Qur’an
masyarakat dan juga menciptakan yang mengajak manusia untuk berpikir

109
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

(ulul albab) (Anwar, 2016). Sebagaimana Oleh karena itu, sangat menarik untuk
ayat al-Qur’an yang terkandung di dalam mempelajari gambaran di atas secara lebih
Surat al-Mujaadilah ayat 11, yang rinci, maka fokus penelitian ini adalah
menjelaskan bahwa orang-orang beriman, pendidikan berpikir kritis dalam al-Qur’an;
yang berlapang di dalam sebuah majelis, di dan implikasi berpikir kritis dalam al-
mana Allah akan memberikan kelapangan Qur’an pada pendidikan Islam
hidup. Ketika diminta oleh Allah untuk kontemporer.
berdiri, maka Allah akan meninggikan
derajatnya dengan ilmu pengetahuan (RI, KONSEP TEORI
2009). Keterampilan berpikir kritis Berpikir Kritis
semestinya perlu ditingkatkan seiring Berpikir kritis atau critical thinking
dengan perkembangan dunia pendidikan. adalah suatu keterampilan kognitif yang
Dalam penelitiannya, Pia Nurapipah dapat digunakan untuk menciptakan
mengatakan bahwa, konstruksi situasi, masalah, pertanyaan, atau
pendidikan moderat dalam model fenomena agar dapat membuat suatu
pendidikan kritis Muthahhari dapat terjadi pertimbangan atau keputusan. Berpikir
pada poin aktualisasi fitrah manusia, kritis adalah sebuah konsekuensi dari
dimana aktualisasi yang diarahkan oleh salah satu bagian terluas dari otak
pendidikan kritis berujung pada manusia, yaitu cerebrum (otak depan)
penggunaan seimbang seluruh potensi (Soyomukti, 2015).
manusia. Ini sehingga seluruh potensi Pendapat lain mengatakan bahwa
manusia berujung pada aktualitas yang berpikir kritis dapat dipahami sebagai
seimbang dimana tidak ekstrim. menganalisis gagasan, memisahkannya
Pendidikan kritis Muthahhari menekankan secara tajam, mengidentifikasi, dan
aktualitas fitrah sebagai basis keberhasilan mengembangkannya ke arah yang lebih
dalam upaya mendidik (Nuraripah et al., utuh. Berpikir kritis mengacu pada asumsi
2020). Selain itu, Ifa Afida dalam bahwa berpikir merupakan potensi dalam
penelitiannya juga menyebutkan diri seseorang yang harus dikembangkan
paradigma pendidikan kritis adalah secara optimal (Susanto, 2013). Berpikir
paradigma pendidikan yang mengarahkan kritis sangat penting dalam kaitannya
pendidikan untuk melakukan refleksi dengan pembentukan moral, penyesuaian
kritis terhadap ideologi dominan ke arah sosial, pengembangan spiritual,
transformasi sosial. Pendidikan kritis pengembangan kognitif, dan strukturisasi
adalah pendidikan yang berusaha sains (Putri, 2021).
menciptakan ruang untuk Proses pendidikan jadi lebih
mengidentifikasi dan menganalisis mengutamakan bagaimana cara berpikir
segenap potensi yang dimiliki oleh peserta (how to think) daripada apa yang harus
didik secara bebas dan kritis untuk dipikirkan (what to think) (Al-Fadhil,
mewujudkan proses transformasi sosial 2016). Sehingga dalam pendidikan, yang
(Afida, 2016). diprioritaskan adalah bagaimana peserta
Di dalam Islam sendiri dengan jelas didik dapat memahami dan mengikuti
mengatakan bahwa, kemampuan berpikir proses pendidikan dengan baik. Dari sini,
kritis menjadi sesuatu yang sangat metode pembelajaran menjadi lebih
diperlukan untuk menghadapi tantangan penting, termasuk berpikir, berdebat,
zaman. Apalagi persoalan menyangkut berdiskusi (dialog), dan mengapreasi ide-
kehidupan sehari-hari. Orang yang telah ide orang lain.
terbiasa dalam berpikir kritis sangat sulit Berpikir secara kritis bukanlah sesuatu
untuk dibodohi, ditipu, dimanipulasi, dan yang baru. Hal ini karena kemampuan
disesatkan, baik cara berpikirnya maupun berpikir secara kritis amat penting dalam
tindakannya. mewujudkan pengajaran inovasi untuk

110
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

meningkatkan kualitas pendidikan. disusun untuk mengatasi masalah-


Keupayaan guru dalam menerapkan masalah yang terjadi sesuai dengan setting
strategi pengajaran dengan zaman. Pendidikan kritis mengarahkan
memperkenalkan inovasi dalam bahan peserta didik untuk berani membicarakan
pengajaran dan kaidah akan membantu masalah-masalah yang terjadi dalam
pelajar memberi tumpuan dan memahami lingkungannya, serta berani untuk turun
konsep pelajaran itu (Mohamed et al., tangan langsung dalam menyelesaikan
2019). permasalahan tersebut. Sekolah yang
membebaskan tentu bukan model
Pendidikan Kritis instruktif yang menyebabkan motivasi
Pendidikan kritis pada dasarnya manusia perlu meninggalkan pilihan yang
merupakan aliran atau paham pendidikan diambil orang lain. Tetapi, pendidikan yang
dalam rangka untuk pemberdayaan atau mampu membangkitkan kesadaran kritis
pembebasan (Afida, 2016). Pengertian lain manusia, sehingga mampu memahami
menyebutkan pendidikan kritis adalah bahaya danmasalah yang dihadapinya,
paradigma pendidikan yang menerapkan serta menumbuhkan kepercayaan diri
pola pikir kritis, kreatif, dan aktif kepada yang mendalam untuk mengatasi bahaya
peserta didik dalam menempuh proses dan menyelesaikan masalah tersebut
pembelajaran. Pendidikan kritis juga dengan baik (Eran, 2001).
sebagai proses pendidikan yang hendak Karakteristik utama pendidikan kritis
memanusiakan kembali manusia yang adalah proses yang dinamakan dengan
telah mengalami dehumanisasi karena konsintisasi. Konsintisasi adalah dimana
adanya struktur dan sistem yang tidak adil manusia berproses, secara aktif
(Nuraripah et al., 2020). Pendidikan berpartisipasi dan kritis pada segala
berpikir kritis juga bisa diartikan sebagai tindakan perubahan (Prihantoro and Arif,
kemampuan untuk berpikir secara esensial 2004). Oleh karena itu, perhatian yang
untuk menganalisis dan mereduksi atas disinggung dalam stabilitas tidak boleh
segala konsep dan masalah untuk direduksi menjadi kesan sederhana
dipecahkan agar dapat mencapai tujuan tentang realitas yang tidak digabungkan
pembelajaran (Liwaul et al., 2022). dengan aktivitas ringan. Konsistensi
Visi pendidikan kritis dilandaskan adalah jalan perhatian yang dialogis dan
pada suatu pemahaman bahwa pendidikan terbuka dan bukan usaha perhatian yang
tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial, emosional, tanpa berpikir, dan
kultural, ekonomi, dan politik yang lebih ditanamkan. Jenis-jenis kesadaran yang
luas. Institusi pendidikan tidaklah netral, dilakukan secara emosional, tanpa
independen, dan bebas dari pelbagai berpikir, maupun secara indoktrinatif
kepentingan, tetapi justru menjadi bagian hanya akan menciptakan kesadaran yang
dari institusi sosial lain yang menjadi ajang mistis dan lugu (dalam bahasa Jurgen
pertarungan kepentingan (Nuryatno, Habermas, disebut kesadaran yang
2011). Berdasarkan pengertian di atas, menyesatkan atau pseudo-counsisness)
disimpulkan bahwa pendidikan kritis yang tidak memurnikan, namun justru
merupakan proses penanaman pola pikir membelenggu orang itu sendiri. Pendidik,
yang mampu mengeksplor suatu peserta didik, dan masyarakat bersama-
pengetahuan sehingga akan menghasilkan sama melakukan konsintisasi, dalam
tindakan yang sesuai dengan potensi yang sebuah gerakan dialektis yang
dimiliki oleh manusia. menghubungkan refleksi kritis tentang
aksi-aksi dimasa lampau dengan usaha-
Karakteristik Pendidikan Kritis usaha yang sedang dan terus akan
Karakteristik paradigma pendidikan dilakukan.
kritis adalah pengajaran yang selalu

111
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Pendidikan Abad 21 dalam Islam Quran tidak membicarakan masalah


Islam pada hakikatnya telah komunikasi, namun menurut para mufasir
menggariskan berbagai kemampuan ditemukan istilah ucapan yang baik
pendidik zaman sekarang melanjutkan al- (qaulan ma’rufa) (al-Baqarah, 2: 59; 235;
Qur’an sebagaimana telah dibicarakan oleh al-Nisa’, 4: 5, 8; al-Ahzab, 33: 32), ucapan
Allah kepada pendidik terulung dunia yaitu yang benar (qaulan sadida) (al-Nisa’, 4: 9;
Nabi Muhammad untuk diteladani dan al-Ahzab, 33: 70), ucapan yang mulia
dicontoh kepada seluruh pendidik di (qaulan kariman) (al-Isra’, 17: 23), ucapan
dunia. yang lemah lembut (qaulan maisuran) (al-
Termasuk seluruh elemen Isra’, 17: 28), ucapan yang lunak (qaulan
pembelajaran yang memiliki tujuan untuk layyinan) (Taha, 20: 44). Ayat-ayat ini telah
pendidikan manusia segalanya telah diatur memberi gambaran umum tentang pola
oleh Allah dalam al-Qur’an dengan sebaik- komunikasi yang telah diterapkan di dalam
baiknya. Berawal dari teori ketauhidan al-Quran (Kurniawan, 2011). Prinsip
kepada Allah dalam pembelajaran komunikasi dalam pendidikan yaitu guru
berkembang kepada kurikulum, strategi berkomunikasi dengan peserta didik
pembelajaran, metode pembelajaran, dengan tetap memperhatikan kecerdasan
perangkat pembelajaran dan sebagainya. berpikir peserta didik sesuai dengan
Terdapat empat aspek yang menunjang tingkat usianya.
pendidikan dalam Islam sekarang, yaitu
kemampuan komunikasi, kemampuan Kemampuan Kolaborasi
kolaborasi, kemampuan berpikir kritis dan Kolaborasi dan kerja sama tim dapat
kreatif, serta nilai dan etika yang telah dikembangkan melalui pengalaman yang
diatur oleh Allah dalam al-Qur’an. ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di
luar sekolah. Peserta didik dapat bekerja
Kemampuan Komunikasi bersama-sama secara kolaboratif pada
Kemampuan komunikasi yang baik tugas berbasis proyek yang autentik dan
merupakan keterampilan yang sangat mengembangkan keterampilannya melalui
berharga di dunia kerja dan kehidupan pembelajaran tutor sebaya dalam
sehari-hari. Kemampuan komunikasi kelompok. Pada dunia kerja di masa depan,
mencakup keterampilan dalam keterampilan berkolaborasi juga harus
menyampaikan pemikiran dengan jelas diterapkan ketika menghadapi rekan kerja
dan persuasif secara oral maupun tertulis, yang berada pada lokasi yang saling
kemampuan menyampaikan opini dengan berjauhan (Prihadi, 2018).
kalimat yang jelas, menyampaikan Konsep kolaborasi yang dibincangkan
perintah dengan jelas, dan dapat dalam Islam adalah kolaborasi dalam
memotivasi orang lain melalui pembelajaran sebagai ta’awun dalam
kemampuan berbicara (Prihadi, 2018). perkara kebaikan, karena tujuannya
Komunikasi dalam Islam telah lama adalah untuk meningkatkan kualitas
wujud setelah kedatangan al-Quran pendidikan. Oleh kerana itu, selain arahan
sebagai sumber pendidikan utama umat untuk berkolaborasi di dalam ayat al-
Islam. Kitab suci ini telah mengemukakan Qur’an, Allah juga telah mengemukakan
beberapa contoh praktikal bagaimana contoh dalam bentuk cerita berkaitan
Allah selalu berkomunikasi dengan kepentingan berkolaborasi dalam
hamba-Nya melalui wahyu. Komunikasi menghadapi sesuatu perkara. Sebagai
dalam al-Qur’an ini mempunyai nilai yang contoh, pada kisah Nabi Musa dan Nabi
sangat tinggi dan penting kerana padanya Harun di dalam al-Qur’an, didapati mereka
terdapat unsur dakwah yang bersifat berdua juga telah mempraktekkan
rabbani kepada seluruh umat manusia. kolaborasi dalam mengemban misi
Walaupun secara saintifiknya dikatakan al- dakwah mereka agar masyarakat ketika itu

112
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

beriman kepada Allah (Mariana and Nilai dan Etika


Shukri, 2019). Nilai dan etika merupakan tujuan
utama pendidikan menurut Islam, karena
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif tujuannya adalah untuk membentuk
Kemampuan berpikir kritis mencakup akhlak mulia dan membangun manusia
kemampuan mengakses, menganalisis, supaya mampu melaksanakan tanggung
mensintesis informasi yang dapat jawab yang paling penting, yaitu
dibelajarkan, dilatihkan, dan dikuasai. melaksanakan tugas khalifah Allah di bumi
Kreativitas akan semakin berkembang jika menurut syariat Islam. Akhlak salah satu
siswa memiliki kesempatan untuk berpikir manifestasi hidup yang luas mencakup
divergen. Peserta didik harus dipicu untuk hubungan manusia dengan Allah, sesama
berpikir di luar kebiasaan yang ada, manusia, dan semua makhluk Allah yang
melibatkan cara berpikir yang baru, lain di dunia ini (Mariana and Shukri,
memperoleh kesempatan untuk 2019). Oleh sebab itu, nilai dan etika sangat
menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi berkaitan dengan akhlak yang perlu ada
baru, mengajukan pertanyaan yang tidak dalam diri setiap individu yang tercermin
lazim, dan mencoba mengajukan dugaan pada suatu sikap dan sifat yang baik untuk
jawaban. Kesuksesan individu akan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
didapatkan oleh peserta didik yang
memiliki keterampilan kreatif. Individu- METODE PENELITIAN
individu yang sukses akan membuat dunia Pendekatan yang digunakan dalam
ini menjadi tempat yang lebih baik bagi penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
semuanya (Prihadi, 2018). dengan jenis penelitian pustaka (library
Islam telah menganjurkan manusia research), yaitu telaah kritis dan mendalam
agar selalu berpikir serta memberikan atas bahan-bahan pustaka yang relevan
apresiasi penuh kepada para pemikir. dengan tema penelitian. Sumber data
Beberapa perkataan di dalam al-Qura’n diperoleh dari data primer dan sekunder.
yang merujuk kepada proses berfikir Sumber data primer merupakan rujukan
adalah seperti nadara (Qaf, 50: 6-7; al- utama yang digunakan seperti al-Qur’an
Tariq, 86: 5-7; al-Ghasiyah, 88: 17), dan tafsir al-Qur’an. Sedangkan sumber
tadabbara (Sad, 38: 29; Muhammad, 47: data sekunder berupa jurnal, buku, dan
24), tafakkara (al-Nahl, 16: 68-69; al- informasi dari internet yang berkaitan
Jathiah, 45: 12-13); faqiha (al-Isra’, 17: 44; dengan masalah dalam kajian. Dalam
al-An’am, 16: 97-98; al-Taubah, 9: 122), menyusun, mengorganisasikan, serta
tazakkara (al-Nahl, 16:17; al-Zumar, 39: 9 menganalisis ayat-ayat literasi dalam al-
dan 27; al-Zariyat, 51: 47-49), dan fahima Qur’an digunakan metode content analysis
(al-Anbiya’, 21: 78-79). Orang-orang yang dengan pendekatan tafsir maudhu’i. Tafsir
menggunakan akal pikiran mereka untuk tematik (maudhu’i), yaitu metode
mencari kebenaran disebutkan oleh Allah penafsiran yang ditempuh dengan
di dalam al-Qur’an sebagai qaum ya’qilun, menghimpun seluruh ayat-ayat al-Qur’an
qaum yatafakkarun, qaum yafqahun, ulul yang berbicara tentang tema yang sama
ilmi (orang berilmu), ulul albab (orang serta mengarah pada suatu pengertian dan
yang berpikir), dan ulul absar (orang yang satu tujuan.
mempunyai pandangan) (Mariana and
Shukri, 2019). Dengan berpikir kritis dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
melahirkan modal pendidik yang Al-Qur’an menjelaskan bahwa
produktif, mempunyai daya cipta yang pendidikan kritis adalah proses
tinggi, dan kompeten. berkesinambungan yang mengikat
pengetahuan. Hal ini menunjukkan
gambaran aktivitas pemikiran manusia

113
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

yang terus menerus. Ketika seseorang diperoleh ilmu pengetahuan tentang


mengetahui suatu tanda (ayat), ia harus berbagai hal yang Allah jelaskan tersebut
memikirkan sifat yang terkandung di dan mampu memanfaatkannya bagi
dalamnya (tafakkur). Ketika seseorang kehidupan manusia. Selain memperoleh
menerima pelajaran tentang kegiatan ilmu, dengan berpikir, manusia juga akan
berpikir, ia harus memahaminya dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah
benar dan mendalam (tafaqquh). Setelah pada semua ciptaan-Nya, sehingga
pengetahuan yang diperoleh dipahami diharapkan akan melahirkan
dengan benar, proses selanjutnya adalah keimanan/meningkat keimanannya
mengingat apa yang ia pahami tentang (Kurniasih, 2022). Sebagaimana dalam QS.
esensi itu (tadzakkur). Kemudian, apabila An-Nahl: 68-69:
seseorang selalu ingat ilmu yang dipahami, َٰ‫ل بُيُوتًا َومِ ن‬ ِٰ ‫ن ٱتَّخِ ذِى مِ نَٰ ْٱل ِجبَا‬ ِٰ َ ‫ل أ‬ِٰ ‫َوأ َ ْو َحىٰ َربُّكَٰ إِلَى ٱلنَّ ْح‬
maka hendaknya ia melakukan (tadabbur) ٰ‫ت فَٱ ْسلُ ِكى‬ ِٰ ‫ل ٱلثَّ َم َر‬ ِٰ ‫شونَٰ () ث ُ َّٰم ُكلِى مِ ن ُك‬ ُ ‫ش َج ِٰر َومِ َّما يَ ْع ِر‬ َّ ‫ٱل‬
atau merenungkan kembali hakikat suatu ‫طونِ َها ش ََرابٰ ُّم ْختَلِفٰ أ َ ْل َونُ ۥهُ فِي ِٰه‬ ُ ُ‫ج مِ نٰ ب‬ ُٰ ‫ل ٰۚ يَ ْخ ُر‬ ٰ ً ُ‫ل َربِكِٰ ذُل‬ َٰ ُ‫سب‬ ُ
peristiwa atau ilmu yang dipelajari َّ َ َ َ ً
)( َٰ‫ن فِى ذلِكَٰ َل َءايَ ٰة ِلق ْومٰ يَتفك ُرون‬ َ َّ
ٰ ِ‫اس ٰۚ إ‬ َّ ٓ
ٰ ِ ‫ِشفاءٰ لِلن‬ َ
sebelumnya (Julianai, 2020).
Sebenarnya istilah pendidikan tidak “Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada
disebutkan secara langsung dan jelas lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung,
dalam al-Qur’an maupun Hadist. Adapun pohon-pohon kayu, dan tempat-tempat
istilah yang dianggap mendekati makna yang dibikin oleh manusia. Kemudian
pendidikan, di antaranya: al-tarbiyah, at- makanlah dari segala (macam) buah-
tadabbur, at-tafaqquh, al-hidayah, al- buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu
tausyiah, al-ishlah, al-ta’dib, al-tahzih, al- yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari
tazkiyah, al-ta’lim, al-siyazah, al-nash wa perut lebah itu keluar minuman (madu)
al-irsyad, al-mau’idzah, al-akhlak, at- yang bermacam-macam warnanya, di
tafakkur, dan at-tadzakkur. Dalam artikel dalamnya terdapat obat yang
ini penulis hanya akan menguraikan empat menyembuhkan bagi manusia. Sungguh,
istilah yang terkait pendidikan dalam pada yang demikian itu terdapat tanda
perspektif al-Qur’an yaitu: tafakkur, (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
tafaqquh, tadzakkur, dan tadabbur. berpikir”.
Dalam al-Qur’an, terkait pendidikan
Pendidikan Berpikir Kritis dalam al- kritis perspektif QS. An-Nahl ayat 68-69
Qur’an adalah bagi orang-orang yang mau
Pendidikan Tafakkur
berpikir, ia akan melihat tanda bukti
Tafakkur berasal dari kata tafakkara –
yatafakkaru – tafakkur, artinya hal berpikir kebesaran Tuhan yaitu melalui manfaat
atau memikirkan. Menurut ar-Raghib al- madu yang cukup kuat untuk dikatakan
Ashfahani, tafakkur adalah proses bahwa hal itu merupakan bentuk obat
menggunakan daya akal (‘aql) untuk secara fisik material (Arifin, 2020).
menemukan ilmu pengetahuan. Di dalam
al-Qur’an, tafakkur secara eksplisit diulang
18 kali dalam 13 surat yang kesemuanya Pendidikan Tafaqquh
adalah kata kerja. Mayoritas tafakkur Kata tafaqquh berasal dari tafaqqaha -
terletak di akhir ayat dan digunakan untuk yatafaqqaha artinya mempelajari.
menjelaskan tentang tanda-tanda Tafaqquh ini berasal dari kata faqiha atau
kebesaran Allah dalam segala sesuatu.
al-fiqh artinya menghubungkan dengan
Tujuan dijelaskannya berbagai ciptaan
Allah pada ayat-ayat al-Qur’an di atas informasi yang tersembunyi dalam ilmu
adalah agar manusia memikirkan, yang nyata. Tafaqquh digunakan untuk
mempelajari, dan menelitinya, sehingga mengambil hikmah dari berbagai
114
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

peristiwa (Holimi, 2020). Sebagaimana Sebagaimana dalam QS. Ali Imran: 190-
dalam QS. Al-Isra’: 44: 191:

ٰ‫ار َّليت‬ِٰ ‫ل َوالنَّ َه‬ ِٰ ‫ض َواخت َِلفِٰ الَّي‬ ٰ ِ ‫ت َواّلَر‬ ِٰ ‫ق السَّمو‬ ِٰ ‫ِن فِىٰ خَل‬ َّٰ ‫ا‬
‫ن ٰۚ َوإِن ِمن‬ َّٰ ‫ضٰ َو َمن فِي ِه‬ ُ ‫س ْب ُعٰ َو ْٱْل َ ْر‬
َّ ‫س َم َوتُٰ ٱل‬ َّ ‫ح لَ ٰهُ ٱل‬ َ ُ‫ت‬
ُٰ ِ‫سب‬ ‫ع لى‬ ‫و‬ ‫ًا‬ ‫د‬ ‫و‬ ‫ع‬ُ
َ َّ ُ َّ ً َ ِ َ ٰ‫ق‬ ‫و‬ ٰ
‫ا‬ ‫م‬‫ا‬ ‫ي‬‫ق‬ ٰ
‫ّللا‬ َٰ‫ن‬ ‫و‬ ‫ر‬
ُ َُ
‫ك‬ ‫ذ‬ ‫ي‬ َٰ‫ن‬ ‫ِي‬‫ذ‬ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ )( ٰ
‫ب‬ ‫ا‬
ِ َ ‫ب‬‫ل‬ َ ‫اّل‬ ‫ِى‬
‫ل‬ ‫و‬ ُ‫ِّل‬
ٰ َّ ‫ح بِ َح ْم ِدِۦه َولَكِن‬
َٰ‫ّل ت َ ْفقَ ُهونَٰ ت َ ْسبِي َح ُه ْمٰ ٰۚ إِنَّ ۥهُ كَان‬ ُٰ ِ‫سب‬ ٰ َّ ِ‫ش ْىءٰ إ‬
َ ُ‫ّل ي‬ َ ‫ضٰ َربَّنَاٰ َما‬ ٰ ِ ‫ت َواّلَر‬ ِٰ ‫قٰ السَّمو‬ ِ ‫ُجنُوبِ ِهمٰ َويَتَفَ َّك ُرونَٰ فِىٰ خَل‬
ٰ‫ور‬ ً ُ‫غف‬َ ‫َحلِي ًما‬ )( ‫ار‬ َٰ َ‫عذ‬
ِٰ َّ‫اب الن‬ َ ٰ‫سبحنَكَٰ فَ ِقنَا‬ ُ ٰۚ ٰ‫َخلَقتَٰ هذَا َباطِ ًل‬
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang “Sesungguhnya dalam penciptaan langit
ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan bumi, dan pergantian malam dan siang
Dan tidak ada sesuatu pun melainkan terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang-
tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia orang yang mengingat Allah sambil berdiri,
Maha Penyantun, Maha Pengampun”. duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan
Pandangan al-Qur’an terkait langit dan bumi sambil berkata, “Wahai
pendidikan kritis perspektif QS. Al-Isra’ Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
ayat 44 adalah memaksimalkan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau,
kemampuan berpikir kita dalam lindungilah kami dari azab neraka”.
merenungi betapa tingginya kekuasaan
Allah. Ayat ini berbicara mengenai Perhatian al-Qur’an terkait dengan
kekuasaan Allah yang meliputi langit dan pendidikan kritis perspektif QS. Ali Imran
bumi beserta isinya, salah satunya adalah ayat 190-191 adalah mengoptimalkan
adanya hukum gaya tarik gravitasi. fungsi otak untuk merenungkan
penciptaan langit dan bumi serta
Pendidikan Tadzakkur menggunakan potensi akalnya untuk
Tadzakkur berasal dari kata dzakara menyelidiki tanda-tanda kebesaran Allah
yang berarti mengingat. Ibn Manzur sehingga menghasilkan ide pemikiran atau
berpendapat bahwa tadzakkur adalah pengetahuan. Dalam al-Qur’an, orang yang
upaya untuk menjaga sesuatu yang pernah memiliki otak tajam dan selalu berpikir
ia ingat atau pahami. Kata dzakara diulang kritis dikiaskan dengan istilah ulul albab
284 kali dalam al-Qur’an, yang terdiri dari (Hunsouw, 2013).
kata benda sebanyak 132 kali dan kata
kerja sebanyak 152 kali. Ar-Raghib al-
Asfahany membagi makna dzikr menjadi Pendidikan Tadabbur
dua, yaitu dzikr bi al-qalb (berpikir dengan Makna tadabbur dan yudabbir dalam
hati) dan dzikr bi al-lisan (mengingat Al-Qur'an diulang di suatu tempat
dengan lisan). Jadi, dzikr tidak dilakukan beberapa kali. Kata yudabbir terdapat
oleh akal sebagamana tafakkur, melainkan
berulang kali yang bermaksud memikirkan
dilakukan oleh organ yang bernama hati
(qalb). Perbedaannya dengan tafakkur dan mempertimbangkan. Tadabbur
adalah jika tafakkur merupakan aktifitas khusus digunakan untuk al-Qur’an, yaitu
mencari ilmu pengetahuan, sedangkan mengambil hikmah/makna
tadzakkur berfungsi untuk menjaga ilmu. tersirat/maqashid dalam ayat-ayat al-
Hati inilah yang memutuskan apakah ilmu
Qur’an (Erpida et al., 2022). Sebagaimana
tersebut akan menjadi ilmu yang
bermanfaat atau tidak, apakah ilmu dalam QS. An-Nisa’: 82:
tersebut akan mendekatkan dirinya
kepada Allah atau justru sebaliknya, ٰ‫ّللا لَ َو َجد ُْوا فِ ْي ِه‬
ِٰٰ ‫ْر‬
ِٰ ‫غي‬ ْٰ ِ‫ل َيتَدَب َُّر ْونَٰ ْالقُ ْرانَٰ ٰۚ َولَ ْوٰ كَانَٰ م‬
َ ‫ن ِع ْن ِٰد‬ ٰ َ َ‫اَف‬
melahirkan kekufuran (Kurniasih, 2022). ‫ا ْخت َِلفًا َك ِثي ًْرا‬

115
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

“Maka tidakkah mereka merenungkan al- kritis dalam menggiatkan pendidikan


Qur’an? Sekiranya (al-Qur’an) itu bukan agama Islam. Dengan demikian,
dari Allah, pastilah mereka menemukan diharapkan akan lahir generasi umat Islam
banyak hal yang bertentangan di yang tangguh, berwawasan luas, dan
dalamnya”. bertakwa.
Sebagai contoh, konsep taksonomi
Perhatian al-Qur’an terkait pendidikan Bloom dan pembelajaran berbasis Higher
kritis perspektif QS. An-Nisa’ ayat 82 Order Thinking Skills (HOTS) yang
adalah melihat apa yang terjadi di balik digunakan dalam pendidikan merupakan
suatu masalah. Memahami suatu makna implikasi dari konsep pendidikan kritis
dari lafaz-lafaz yang ada, serta memikirkan dalam pendidikan Agama Islam
makna dari tanda-tanda (ayat) yang ada kontemporer. Bloom membagi domain
dalam al-Qur’an dan mengambil manfaat kognitif menjadi 6 (enam) level berpikir:
dari makna tersebut melalui hati (qalb) (1) knowledge/pengetahuan tentang
serta menjadikannya pengalaman atau mengingat kembali infomasi yang telah
ilmu baru dengan penuh keyakinan (Arifin, dipelajari, (2) comprehension/memahami,
2019). (3) application, menggunakan
pengetahuan pada situasi baru, (4)
Implikasi Pendidikan Kritis dalam analysis, mengidentifikasi dan memahami
Pendidikan Agama Islam bagian-bagian materi atau keseluruhan
Pendidikan agama Islam adalah suatu materi, (5) synthesis, menggabungkan
proses di mana manusia secara sadar ingin elemen untuk membentuk keseluruhan
mentransformasikan pengetahuan, nilai- yang baru, dan (6) evaluation, memeriksa
nilai baik, dan keterampilan dari waktu ke atau menilai secara hati-hati berdasarkan
waktu melalui pendidikan. Pendidikan beberapa kriteria (Lestari, 2021; Tambak
agama Islam merupakan upaya et al 2022).
mempersiapkan peserta didik untuk Abad 21 ini siswa dituntut untuk
memahami, meyakini, dan mengamalkan menerapkan Higher Order Thingking Skills
ajaran Islam dari sumber utamanya: al- (HOTS), yaitu berpikir kiritis (critical
Qur’an dan Hadits. Hal ini dilakukan thingking), creative thinking/berpikir
melalui pengajaran, pelatihan, dan kreatif, problem solving/pemecahan
pengalaman (Wulandari and Suyadi, masalah, dan decision making mengambil
2019). Dari pengertian tersebut, dapat keputusan (Dinni, 2018). Pada
diketahui bahwa tujuan pendidikan agama pembelajaran HOTS, peserta didik mampu
Islam adalah untuk meningkatkan membedakan pokok pemikiran dari ide
pemahaman terhadap ajaran Islam, atau sebuah gagasan yang jelas, mampu
mengamalkannya, dan memantapkan memecahkan masalah, mampu
ketaatan terhadap ajaran Islam dalam berhipotesis, memahami hal-hal kompleks
kehidupan sehari-hari. dengan jelas, mampu berargumen dengan
Pendidikan agama Islam harus baik, dan mampu mengkontruksi penjelas.
mendalami petunjuk dari sumber Islam, Hal ini juga bisa menjadi cara untuk
yaitu al-Qur’an yang sangat menganjurkan menguji kemampuan peserta didik dalam
para pembacanya untuk menggunakan menganalisis, membandingkan, atau
akal dalam penerapan semua fungsinya, menghitung, daripada hanya sekadar
terutama dalam membaca fenomena alam menghafal atau mengingat. Khususnya
semesta dan mencari kebenaran hakiki di dalam pendidikan Islam, konsep Bloom
bawah bimbingan wahyu (Rofdli and sangat penting untuk digunakan, siswa
Suyadi, 2020). Oleh karena itu, sebagai bukan hanya mengamalkan apa yang telah
penggiat pendidikan Islam, hendaknya kita dia pelajari tapi paham apa manfaat dari
fokus memaksimalkan pengaruh nalar apa yang ia lakukan, kemudian siswa yang

116
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

benar-benar telah paham apa yang ia DAFTAR RUJUKAN


pelajari dalam pendidikan agama Islam Afida, Ifa. “Implikasi Pendidikan Kritis
dan telah menerapkannya dalam Dalam Pendidikan Islam.” FALASIFA:
kehidupan sehari-hari, akan membentuk Jurnal Studi Keislaman, vol. 7, no. 1,
pribadi yang taat terhadap perintah Allah 2016, pp. 1–20,
(beriman). Pemahamannya tersebut akan http://ejournal.staifas.ac.id/index.ph
terlihat dari sikapnya dalam bergaul, p/falasifa/article/view/1.
etikanya ketika menghadapi orang lain, Al-Fadhil, Musa. “Mazhab Pendidikan
caranya menanggapi sebuah Kritis.” Mudarisuna, vol. 6, no. 1, 2016.
permasalahan, caranya dalam mengambil Anwar, Bakri. “Pendidikan Islam Melalui
keputusan, serta caranya untuk Kemahiran Berfikir Membentuk
menemukan sebuah solusi. Semakin kritis Moral Dan Akhlakul Karimah Pelajar
berpikir, peserta didik diharapkan Islam.” Al Daulah : Jurnal Hukum
semakin paham konsep penciptaan dan Pidana Dan Ketatanegaraan, vol. 5, no.
semakin dekat dengan Allah. 2, 2016, pp. 341–51,
doi:10.24252/ad.v5i2.4853.
PENUTUP Arifin, Muhammad Patri. “Makna Syifa’
Pendidikan berpikir kritis dalam al- Dalam Al-Qur’an Dan Relevansinya
Qur’an yaitu menjelaskan bahwa Dengan Sains Modern.” Rausan Fikr,
pendidikan kritis proses vol. 16, no. 2, 2020, pp. 243–65.
berkesinambungan yang mengikat Arifin, Zainal. “Perspektif Psikologi Islam
pengetahuan. Ketika mengetahui suatu Tentang Konsep Critical Thinking
tanda (ayat), ia harus memikirkan sifat Dalam AlQuran.” Jurnal Warta, vol. 62,
yang terkandung di dalamnya (tafakkur). 2019, pp. 146–61,
Ketika menerima pelajaran tentang http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/in
kegiatan berpikir, ia harus memahaminya dex.php/juwarta/article/download/
(tafaqquh). Setelah pengetahuan yang 516/506.
diperoleh dipahami selanjutnya mengingat Datunsolang, Rinaldi. “Konsep Pendidikan
apa yang ia pahami tentang esensi itu Pembebasan Dalam Perspektif Islam
(tadzakkur). Kemudian, hendaknya ia (Studi Pemikiran Paulo Freire).”
melakukan (tadabbur) atau merenungkan Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
kembali hakikat suatu peristiwa atau ilmu vol. 5, no. 1, 2017.
yang dipelajari sebelumnya. Konsep Dinni. HOTS (Higher Order Thingking Skills)
taksonomi Bloom dan pembelajaran Dan Kaitannya Dengan Literasi
berbasis Higher Order Thinking Skills Matematika. Prima 1, 2018.
(HOTS) merupakan implikasi dari konsep Eran, Martin. Pendidikan Yang
pendidikan kritis dalam pendidikan Agama Membebaskan. Melibas, 2001.
Islam kontemporer. Pada pembelajaran Erpida, Juni, et al. “Konsep Pendidikan
HOTS, peserta didik mampu membedakan Dalam Al Quran.” Al-Mutharahah:
pokok pemikiran dari ide atau sebuah Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial
gagasan yang jelas, mampu memecahkan Keagamaan, vol. 19, no. 1, 2022, pp. 1–
masalah, mampu berhipotesis, memahami 12, doi:10.46781/al-
hal-hal kompleks dengan jelas, mampu mutharahah.v19i1.384.
berargumen dengan baik, dan mampu Fahrurrozi, Muhammad. “Urgensi
mengkontruksi penjelas. Semakin kritis Penguatan Keterampilan Berpikir
berpikir, peserta didik diharapkan Kritis Pada Mata Pelajaran Qur’an
semakin paham konsep penciptaan dan Hadist.” Jurnal Penelitian Keislaman,
semakin dekat dengan Allah. vol. 17, no. 1, 2021, pp. 39–50,
doi:10.20414/jpk.v17i1.3369.

117
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Hamzah, Hamzah, et al. "Implementation of vol. 7, no. 1, 2021, pp. 61–70.


Jigsaw type cooperative learning Liwaul, et al. “Model Pengelolaan Berpikir
method to increase student learning Kritis Siswa Dalam Pembelajaran
activity in Fiqh learning during COVID- Pendidikan Agama Islam: Melibatkan
19." International Journal of Health Metode Cooperative Learning.” Jurnal
Sciences I (2022): 4438-4446. Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah,
Hamzah, Hamzah, et al. "Overcoming self- vol. 7, no. 2, 2022, pp. 265–77,
confidence of Islamic religious doi:10.25299/al-
education students: The influence of thariqah.2022.vol7(2).10579.
personal learning model." Journal of Mariana, Wan, and Kamarul Shukri.
Education and Learning “Pembelajaran Abad Ke-21 Dalam Al-
(EduLearn) 14.4 (2020): 582-589. Quran: Satu Manual Pendidikan
Hamzah, Hamzah, Syahraini Tambak, and Istimewa Daripada Allah.” Journal of
Nella Ariyani. "Upaya Guru Educational and Indigeneous Studies,
Pendidikan Agama Islam dalam vol. 2, no. 1, 2019.
Pembentukan Kepribadian Islam Mohamed, Aminudin, et al. “Creativity and
Siswa di SMA Negeri 2 Kelayang Inovation As an Indigenous Pedagogy
Kabupaten Indragiri Hulu." Al- Method.” Journal of Educational
Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Research and Indigenous Studies, vol.
Pengetahuan 14.1 (2017): 76-95. 1, no. 1, 2019, p. 2019,
Holimi, Muhammad. “Implementasi www.jerisjournal.com.
Metode Pembelajaran Al-Quran Usia Nuraripah, P., et al. “Konstruksi Pendidikan
Tamyiz Di Taman Pendidikan Al- Moderat Melalui Pendidikan Kritis:
Qur’an (Tpq) Al-Firdaus Malang.” Studi Atas Al-Talim Wa Tarbiyah Fi Al-
Muhadasah: Jurnal Pendidikan Bahasa Islam Muthahhari.” Prosiding
Arab, vol. 2, no. 2, 2020, pp. 176–89, Konferensi Integrasi Interkoneksi
doi:10.51339/muhad.v2i2.202. Islam Dan Sains, vol. 2, 2020, pp. 471–
Hunsouw, M. Taib. “Ulul Albab Dalam 81,
Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an Kitab Tafsir http://sunankalijaga.org/prosiding/i
Sayyid Quthb.” Tahkim, vol. IX, 2013, ndex.php/kiiis/article/view/442.
pp. 172–97. Nuryatno, Agus. Madzhab Pendidikan
Jamaluddin, et al. Paradigma Pendidikan Kritis; Menyingkap Relasi Pengetahuan
Kritis Dalam Perspektif Pendidikan Politik Dan Kekuasaan. Resist Book,
Islam Di Madrasah Aliyah Kota 2011.
Makassar. no. 2, 2022, pp. 925–36. Prihadi, Edi. “Pengembangan
Julianai, Wikanti Iffah, et al. “Tafsir Ayat- Keterampilan 4C Melalui Metode
Ayat Neurosains Dan Implikasinya Poster Comment Pada Mata
Bagi Pengembangan Dalam Pelajarann PAI Dan Budi Pekerti.”
Pendidikan Islam.” Muaddib, vol. 10, Jurnal Pendidikan Islam Rabbani, vol.
no. 01, 2020, pp. 84–96. 2, no. 1, 2018, pp. 464–79.
Kurniasih, Imas. “Urgensi Literasi Dalam Prihantoro, Agung, and Fuad Arif. Politik
Al-Qur’an Perspektif Tafsir Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan,
Maqashidi.” Living Islam: Journal of Dan Kebebasan. Pustaka Pelajar, 2004.
Islamic Discourses, vol. 5, no. 1, 2022, Putri, Nur Azizah. “Urgensi Pendidkan
pp. 17–34. Kritis Bagi Pendidikan Islam.” At-
Kurniawan, Irpan. Etika Pola Komunikasi Tazakki, vol. 5, no. 1, 2021, pp. 160–
Dalam Al-Qur’an. UIN Jakarta, 2011. 74.
Lestari, Rani. “High Order Thinking Skills RI, Kemenag. Al-Qur’an Bayan. Bayan
(HOTS) Dalam Pendidikan Agama Qur’an, 2009.
Islam Berbasis Neurosains.” Tadrib, Rofdli, Muhammad Faiz, and Suyadi

118
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Suyadi. “Tafsir Ayat-Ayat Neurosains https://doi.org/10.23887/jpiundiksh


(‘Aql Dalam Al-Qur’an Dan a.v11i3.40995.
Relevansinya Terhadap Tambak, Syahraini, and Desi Sukenti.
Pengembangan Berpikir Kritis Dalam "Strengthening Islamic behavior and
Pendidikan Islam).” JURNAL At-Tibyan Islamic psychosocial in developing
Jurnal Ilmu Alquran Dan Tafsir, vol. 5, professional madrasah
no. 1, 2020, pp. 138–52, teachers." Cakrawala Pendidikan:
doi:10.32505/tibyan.v5i1.1399. Jurnal Ilmiah Pendidikan 39.1 (2020):
Sariman, et al. “Pengembangan Mutu 65-78. doi:10.21831/cp.v39i1.26001.
Peserta Didik Dalam Pembelajaran : Tambak, Syahraini, Choirul Mahfud, Eva
Implementasi Profesionalisme Guru Latipah, and Desi Sukenti.
Madrasah.” Jurnal Pendidikan Agama "Professional Madrasah Teachers in
Islam Al-Thariqah, vol. 6, no. 2, 2021, Teaching: The Influence of Gender and
doi:10.25299/al-. the Length of Certification of Madrasah
Setiarsih, Ari. “Diskursus Pendidikan Kritis Teachers." Dinamika Ilmu 21.2 (2021):
(Critical Pedagogy) Dalam Kajian 417-
Pendidikan Kewarganegaraan.” 435. https://doi.org/10.21093/di.v2
Citizenship Jurnal Pancasila Dan 1i2.3527
Kewarganegaraan, vol. 5, no. 2, 2017, Tambak, Syahraini, Desi Sukenti, Yusuf
pp. 76–85, Hanafi, Rianawati Rianawati, and
doi:10.25273/citizenship.v5i2.1310. Amril Amril. "How Does Learner-
Soyomukti, Nurani. Teori-Teori Pendidikan. Centered Education Affect Madrasah
Ar-Ruzz Media, 2015. Teachers' Pedagogic
Susanto, Ahmad. Teori-Teori Pembelajaran Competence?." Journal of Education
Di Sekolah Dasar. PRENADAMEDIA Research and Evaluation 6.2 (2022).
GROUP, 2013. https://doi.org/10.23887/jere.v6i2.4
Sukenti, Desi, Syahraini Tambak, and 2119.
Charlina. “Developing Indonesian Tambak, Syahraini, et al. "Effectiveness of
Language Learning Assessments: Blended Learning Model Based on
Strengthening the Personal Problem-Based Learning in Islamic
Competence and Islamic Psychosocial Studies Course." International Journal
of Teachers.” International Journal of of Instruction 15.2 (2022): 775-792
Evaluation and Research in Education, Tambak, Syahraini, et al. “Profesionalisme
vol. 9, no. 4, 2020, Guru Madrasah: Internalisasi Nilai
doi:10.11591/ijere.v9i4.20677. Islam Dalam Mengembangkan Akhlak
Sukenti, Desi, Syahraini Tambak, and Aktual Siswa.” Jurnal Pendidikan
Ermalinda Siregar. “Learning Agama Islam Al-Thariqah, 2020,
Assessment for Madrasah Teacher: http://doi.org.10.25299/al-
Strengthening Islamic Psychosocial thariqah.2020.vol5(2).5885.
and Emotional Intelligence.” AL- Tambak, Syahraini, Hamzah hamzah, Desi
ISHLAH: Jurnal Pendidikan, vol. 13, no. Sukenti, and Mashitha Sabdin.
1, 2021, "Internalization of Islamic Values in
doi:10.35445/alishlah.v13i1.552 Developing Students' Actual
Sukenti, Desi, Syahrul Ramadhan, Morals." JPI (Jurnal Pendidikan
Mukhaiyar Mukhaiyar, Syahraini Indonesia) 10.4 (2021): 690-709.
Tambak. "Writing Assessment https://doi.org/10.23887/jpi-
Construction for Madrasah Teacher: undiksha.v10i4.30328
Engaging Teacher Faith and Identity Tambak, Syahraini, Hamzah Hamzah, M.
Processes." JPI (Jurnal Pendidikan Yusuf Ahmad, Erma Linda Siregar, Desi
Indonesia) 11.3 (2022): 448-456. Sukenti,Mashitah Sabdin, and Ratu Bai

119
DOI: 10.25299/al-thariqah.2023.vol8(1).11469 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Rohimah. "Discussion method Tambak, Syahraini. "Metode ceramah:


accuracy in Islamic higher education: Konsep dan aplikasi dalam
the influence of gender and teaching pembelajaran Pendidikan Agama
duration." Jurnal Cakrawala Islam." Jurnal Tarbiyah 21.2 (2014):
Pendidikan 41.2 (2022): 507-520. 375-401.
https://doi.org/10.21831/cp.v41i2.4 http://dx.doi.org/10.30829/tar.v21i2
0644 .16
Tambak, Syahraini, M. Yusuf Ahmad, Amril Tambak, Syahraini. "Profesionalisme Guru
Amril, Desi Sukenti, Hamzah Hamzah, Madrasah." Yogyakarta: Graha
and St. Marwiyah. “Madrasa Teacher Ilmu (2020).
Professionalism: Effect of Gender and Tambak, Syahraini. "The Method of
Teaching Experience in Learning.” Counteracting Radicalism in Schools:
International Journal of Evaluation and Tracing the Role of Islamic Religious
Research in Education 11.3 (2022): Education Teachers in
1490-1499. Learning." MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu
https://doi.org/10.11591/ijere.v11i3. Keislaman 45.1 (2021): 104-126.
22539. Tambak, Syahraini. “Metode Bercerita
Tambak, Syahraini, M. Yusuf Ahmad, and Dalam Pembelajaran Pendidikan
Desi Sukenti. "Strengthening Agama Islam.” Jurnal Pendidikan
Emotional Intelligence in Developing Agama Islam Al-Thariqah, 1. 1 (2016):
the Madrasah Teachers’ 1-26.
Professionalism (Penguatan https://doi.org/10.25299/althariqah.
Kecerdasan Emosional dalam 2016.vol1(1).614.
Mengembangkan Profesionalisme Tambak, Syahraini. "Metode ceramah:
Guru Madrasah)." Akademika 90.2 Konsep dan aplikasi dalam
(2020). pembelajaran Pendidikan Agama
https://doi.org/10.17576/akad- Islam." Jurnal Tarbiyah 21.2 (2014).
2020-9002-03 Wulandari, Apri, and Suyadi Suyadi.
Tambak, Syahraini, M. Yusuf Ahmad, Desi “Pengembangan Emosi Positif Dalam
Sukenti, and Ermalinda Siregar. "Faith, Pendikan Islam Perspektif
Identity Processes and Science-Based Neurosains.” Tadrib, vol. 5, no. 1, 2019,
Project Learning Methods for pp. 51–67,
Madrasah Teachers." AL-ISHLAH: doi:10.19109/tadrib.v5i1.3016.
Jurnal Pendidikan 14.1 (2022): 203-
216.
https://doi.org/10.35445/alishlah.v1
4i1.1184

120

You might also like