Stability

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JOURNAL OF PHARMACEUTICAL AND SCIENCES

Electronic ISSN: 2656-3088


Homepage: https://www.journal-jps.com

JPS |Volume 6 | No. 3 | JULI-SEP | 2023 |pp.951-957

Formulation and Stability Test of Transparent Solis Soap Nutmeg Extract (Myristica
fragrans Houtt)

Formulasi Dan Uji Stabilitas Sabun Padat Transparan Ekstrak Biji Pala (Myristica
fragrans Houtt)

Fauziah1*, Nurmalia Zakaria2, Azmalina Adriani2 , Nazirah2, Khamdiyah Indah Kurniasih1


1
Universitas Harapan Bangsa, Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia.
2
Akademi Analisis Farmasi dan Makanan Banda Aceh, Aceh, Indonesia.
*e-mail Author: [email protected]

ABSTRACT
Transparent solid soap is a solid texture soap. Solid soap formulated with the addition of nutmeg extract
serves as a drug agent to treat infections of the skin that cause bacteria. This study aims to determine the
formulation and stability of the solid soap from the nutmeg seed extract. The research method is an
experimental method. The treatments used were concentrated in formula 1 (0.5%), formula 2 (1%) and
formula 3 (1.5%). The research parameters were organoleptic test, pH test, foam stability test, moisture
content test. The results showed that the form of transparent solid soap from nutmeg seed extract was very
dense, varied in color, namely clear chocolate (Formula 1), brown (Formula 2) and dark chocolate (Formula
3) with a less nutmeg odor. This soap has a pH of 11 and has different levels of foam. Formula 1 with initial
foam height of 6.7 cm and final foam height of 5.5 cm (moisture content 5.17%). Formula 2 has a foam
height of 7.4 cm and a final foam height of 5.8 cm (water content 4.99%), while formula 3 has a foam height
of 8 cm and a final foam height of 6.3 cm (moisture content is 4.96%). The conclusion is the transparent solid
soap made from nutmeg extract has met the soap requirements as stipulated by the Indonesian National
Standard for the soap stability test (SNI 3532-2016).

Keywords: Transparent solid soap, Nutmeg seed extract (Myristica fragrans Houtt)

ABSTRAK
Sabun padat transparan merupakan salah satu sabun teksturnya padat. Sabun padat diformulasikan dengan
penambahan ekstrak biji pala berfungsi sebagai pengantar obat untuk mengatasi infeksi pada kulit penyebab
bakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui formulasi dan stabilitas sabun padat dari ekstrak biji pala.
Metode penelitian merupakan metode eksperimental. Perlakuan yang digunakan dengan konsentrasi, pada
formula 1 (0,5%), formula 2 (1%) dan formula 3 (1,5%). Parameter penelitian adalah uji organoleptik, uji pH,
uji stabilitas busa, uji kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bentuk sabun padat transparan dari ekstrak biji
pala sangat padat, warna yang bervariasi yaitu coklat bening (Formula 1), coklat (Formula 2) dan coklat
pekat (Formula 3) dengan bau yang tidak terlalu bau pala.

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.3|JULI-SEP|2023|pp.951-957 951


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
Sabun ini memiliki pH 11 dan memiliki tinggi busa yang berbeda-beda. Formula 1 dengan tinggi busa awal
6,7 cm dan tinggi busa akhir 5,5 cm (kadar air 5,17%). Formula 2 memiliki tinggi busa 7,4 cm dan tinggi busa
akhir 5,8 cm (kadar air 4,99%), sedangkan formula 3 tinggi busa awal 8 cm dan tinggi busa akhir 6,3 cm
(kadar air 4,96%). Kesimpulannya, sabun padat transparan yang terbuat dari ekstrak biji pala telah
memenuhi persyaratan sabun sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia untuk uji
stabiltas sabun (SNI 3532-2016).

Kata kunci: Sabun Padat Transparan, Ekstrak Biji Pala (Myristica fragrans Houtt)

PENDAHULUAN empiris, masyarakat menggunakan biji pala untuk


pengobatan beberapa penyakit seperti
Sabun padat sering digunakan dalam
pengobatan muntaber dan gangguan saluran
kehidupan sehari-hari. Sabun padat dibedakan
pencernaan, mengatasi gangguan pada telinga,
menjadi 3 jenis yaitu translucent, opaque, dan
mengatasi muntah dan sebagai pewangi (Drazat,
transparan. Salah satunya adalah sabun
2007). Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%.
transparan yang memiliki busa lembut dan
Bubuk pala digunakan untuk penyedap untuk roti
tampak tembus pandang. Formula sabun padat
atau kue, puding, saus, sayuran dan minuman
dengan penambahan ekstrak biji pala berfungsi
segar, minyak ini juga dapat di pakai sebagai
sebagai penghantar obat untuk mengatasi infeksi
campuran parfum atau sabun. Minyak biji pala
pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
mengandung senyawa trimiristin bersama dengan
Staphylococcus aureus. Penambahan biji pala
asam miristat dan miristisin yang memiliki aktivitas
terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
sebagai antioksidan, anti jamur dan anti bakteri
Penelitian ini dilakukan oleh Romupa, dkk (2016),
(Asgarpanah & Nastaran, 2012).
hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan
Dalam penelitian ini digunakan biji pala
konsentrasi 12,5 mg/ml dapat menghambat
karena biji pala banyak dimanfaatkan oleh
pertumbuhan bakteri sebesar 16,16 mm. Pada
masyarakat Aceh sebagai makanan dan juga
konsentrasi 25 mg/ml sebesar 19,16 mm,
kesehatan. Oleh sebab itu, digunakan biji pala
konsentrasi 50 mg/ml sebesar 21 mm dan
sebagai bahan pembuatan sabun mandi dengan
pemberian ekstrak biji pala pada konsentrasi 100
mengekstraksi biji pala. Berdasarkan hasil
mg/ml mampu menghambat Staphylococcus
penelitian Pramushinta dan Ajiningrum (2018),
aureus sebesar 25,16 mm. Hasil penelitian
dalam formulasi sediaan sabun padat transparan
tersebut dapat dilanjutkan dengan pembuatan
dari ekstrak biji bunga matahari (Helianthus annus
produk Kesehatan seperti sabun. Pembuatan
L.) bahwa pada uji pH yang telah dilakukan pada
sabun dengan kandungan bahan aktif yang
formula 4 dengan konsentrasi 1,5 % nilai pH yang
terdapat dalam biji pala tersebut akan
dihasilkan adalah 11. Meningkatnya derajat
memberikan manfaat bagi penggunanya. Buah
keasaman pada sabun disebabkan oleh
pala merupakan tanaman asli Indonesia berasal
penambahan ekstrak biji bunga matahari dalam
dari Kepulauan Banda dan Maluku kemudian
jumlah yang lebih besar. Sabun dengan pH yang
menyebar dan berkembang ke pulau-pulau
terlalu basa dapat meningkatkan daya absorpsi
seperti di Aceh, Sulawesi Utara dan Papua
kulit sehingga dapat menyebabkan kulit menjadi
(Drazat, 2007). Buah pala sangat digemari oleh
iritasi dan kering (Nurhadi, 2012). Sedangkan
masyarakat dikarenakan daging buahnya
menurut Widyasanti dan Hasna Widyasanti
dijadikan makanan ringan, manisan pala, selai
(2016), dalam pembuatan sabun padat transparan
pada dan Kristal buah pala. Sedangkan biji pala
basis minyak kelapa murni dengan penambahan
oleh masyarakat digunakan sebagai obat
bahan aktif ekstrak teh putih. Hasil analisis
penghilang rasa sakit dan nyeri yang disebabkan
stabilitas busa pada penelitian ini yang tertinggi
oleh kedinginan dan masuk angin. Secara
adalah 80,48% dan yang terendah 68,06%. Hal ini

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.3|JULI-SEP|2023|pp.951-957 952


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
disebabkan karena semakin banyak penambahan ditambahkan larutan NaOH 30%. Kemudian
ekstrak teh putih yang digunakan pada ditambahkan bahan lainnya seperti etanol 96%,
pembuatan sabun transparan tersebut maka daya gula pasir, gliserin, dan aquadest yang dicairkan
stabilitas busa semakin rendah, menurunnya terlebih dahulu, TEA, NaCl. Dan ditambahkan
kadar stabilitas busa ini disebabkan karena pewangi (parfum). Selanjutnya semua bahan
adanya etanol dalam ekstrak teh putih. diaduk hingga tercampur homogen. Turunkan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, suhu adonan sampai sekitar 50-60 0C. Setelah itu
perlu dilakukan penelitian terkait Formulasi dan ditambah ekstrak biji pala dan diaduk sempurna
Uji Stabilitas Sabun Padat Transparan dari Estrak dengan menggunakan batang pengaduk,
Biji Pala (Myristica fragrans Houtt). kemudian adonan dituangkan dalam cetakan
ditunggu 24 jam sampai sabun mengeras.
METODE PENELITIAN
4. Pengujian Organoleptis.
Alat-alat dan bahan
Dilakukan pengamatan penampilan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
sediaan meliputi bentuk, warna, dan bau sabun
ini diantaranya peralatan gelas, pipet tetes, hot
selama penyimpanan selama 12 hari (SNI 3532-
plate, pH indikator, cawan porselin, timbangan
2016).
analitik, oven, desikator, kertas saring, corong,
batang pengaduk. Sedangkan bahan yang akan
5. Pengujian Derajat Keasaman (pH).
digunakan dalam penelitian adalah ekstrak biji
Sampel dihaluskan kemudian ditimbang
pala, minyak kelapa sawit, NaOH 30%, Etanol
sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam
96%, NaCl, Asam Stearat, Gliserin, Gula pasir,
beaker glass yang berisi 10 mL aquadest.
Aquades, Trietanolamine (TEA) dan parfum.
Kemudian dilakukan pengukuran pH dengan cara
memasukkan indikator universal. Didiamkan
Prosedur Penelitian
sebentar sehingga didapat pH selama 12 hari.
1. Persiapan simplisia.
Diambil biji pala yang dipetik buahnya 6. Pengujian Tinggi Busa dan Stabilitas Busa.
dari pohon pala langsung, kemudian dicuci bersih Dimasukkan 1 gram sabun ke dalam
dan ditumbuk kasar, lalu di kering-anginkan. tabung reaksi yang berisi 10 mL aquadest, lalu
Kemudian di blender biji pala sampai menjadi dikocok selama 1 menit, diukur tinggi busa awal
serbuk simplisia. dengan penggaris dan diukur kembali tinggi busa
akhir setelah 5 menit. Stabilitas busa dihitung
2. Pembuatan Ekstrak Biji Pala. menggunakan rumus (Jannah, 2012).
Penggunaan metode maserasi pelarut
etanol 96%. Dimasukkan 1 bagian serbuk
simplisia (100 gram) ke dalam bejana maserasi
ditambahkan 10 bagian etanol 96% (1000 ml)
ditutup mulut wadah dan dilapisi dengan
7. Pengujian Kadar Air.
aluminium foil. Dilakukan maserasi selama 3 hari
Ditimbang cawan yang sudah dikeringkan
dengan pengadukan 1-2 kali sehari selama 24
dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105
jam. Dilakukan penyaringan dengan menggu- 0C selama 30 menit (W0). Ditimbang sampel
nakan kain planel dan diuapkan ekstrak di atas
sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam
hot plate sampai dapat ekstrak pekat .
cawan yang telah dikeringkan (W1). Dipanaskan
selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam
3. Pembuatan Sabun Padat Transparan.
desikator sampai suhu ruang dan ditimbang
Proses pembuatan sabun yang dilakukan
kembali (W2). Dihitung dengan rumus:
menggunakan metode hot prosess pada suhu
700C. Minyak kelapa sawit dimasukkan kedalam
beker glass kemudian dipanaskan dengan water
bath. Ditambahkan asam stearat lalu diaduk keterangan:
hingga tercampur homogen, setelah itu W = berat cawan kosong

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.3|JULI-SEP|2023|pp.951-957 953


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
W1 = berat sampel dan cawan sebelum dapat membuat kulit menjadi kering. Data hasil
pemanasan pengamatan dapat dilihat pada tabel 3.
W2 = berat sampel dan cawan setelah Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
pemanasan (SNI 3532-2016) ketiga formula yang diuji sudah memenuhi syarat.
Syarat tinggi busa sabun adalah 1,3 – 22 cm
HASIL DAN PEMBAHASAN (Apgar, 2010). Ketiga formula yang diuji
menghasilkan tinggi busa yang meningkat,
1. Pengujian Organoleptis
dikarenakan dalam biji mengandung saponin.
Pengujian organoleptis yang diamati
Saponin merupakan salah satu senyawa
meliputi warna, bentuk, dan bau dari sabun. Hasil
metabolit sekunder yang sifatnya seperti sabun
pengamatan dilihat pada tabel 1.
sehigga saponin disebut juga sebagai surfaktan
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
alami. Semakin banyak jumlah ekstrak biji yang
bahwa baik bentuk, warna dan bau sesuai dengan
ditambahkan maka stabilitas busa akan semakin
SNI yang telah ditetapkan yaitu bentuk yang
meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
sangat padat, berwarna coklat bening dan bau
dilakukan oleh Widyasanti dan Hasna,(2016) yang
yang tidak terlalu khas pala.
menyatakan bahwa formulasi sabun pada
transparan dari ekstrak teh putih menunjukkan
2. Pengujian pH Sabun.
persentase busa sebesar 36,35 – 59,36%. Hal ini
pH pengujian sabun yang digunakan
disebabkan dalam teh putih mengandung
untuk sabun padat adalah 8 – 11 (SNI, 2016). pH
saponin, sehingga semakin banyak penambahan
sabun bersifat basa karena bahan dasar yang
ekstrak stabilitas busa juga akan semakin
digunakan adalah NaOH yang dapat
meningkat. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
menghasilkan reaksi saponifikasi dengan minyak.
yang digunakan semakin tinggi daya busa yang
Data hasil pengamatan dilihat pada tabel 2.
didapatkan. Tinggi busa yang dihasilkan dari
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa
sediaan sabun disebabkan karena adanya
sabun transparan ini sudah memenuhi syarat
kandungan saponin dalam ekstrak daun pala,
sabun dari SNI yaitu dengan pH 11. Nilai pH dari
adapun karakteristik busa sabun dipengaruhi oleh
ketiga formula sabun yang dihasilkan adalah
beberapa faktor yaitu adanya bahan surfaktan,
sama yaitu basa dikarenakan konsentrasi alkali
penstabil busa dan bahan-bahan penyusun sabun
(NaOH) yang digunakan sama dan dengan
cair lainnya (Amin, 2006).
adanya penambahan minyak pala.
Uji pH sabun yang tidak sesuai dengan
4. Pengujian Kadar Air
SNI, baik pH yang terlalu rendah dan terlalu tinggi
Pengujian kadar air diperlukan untuk
akan menyebabkan iritasi pada kulit (Romupa,
menentukan kualitas sabun. Kadar air dalam
dkk, 2016). Berdasarkan penelitian yang
sabun berdasarkan SNI 3532-2016, maksimal
dilakukan oleh Sari (2016) menyatakan bahwa
15%. Hasil uji kadar air dapat dilihat pada tabel 4.
besarnya pH sediaan sabun cair dipengaruhi oleh
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa
banyaknya KOH yang digunakan dalam proses
kadar air yang diuji mengalami penurunan. Hal ini
pembuatan sabun yang dilakukan dalam
disebabkan karena ekstrak biji pala yang
penyimpanan 2 bulan. Dalam proses
mengandung senyawa saponin. Menurut
penyimpanan 2 bulan ini, pH sediaan sabun cair
Widyasanti dan Hasna (2016), saponin adalah
menurun. Pada umumnya proses pembuatan
senyawa glikosida kompleks bila di hidrolisis akan
sabun menggunakan bahan dasar penyusun
menghasilkan gula (glikom) dan non gula (aglikon).
sabun cair yaitu KOH yang bersifat basa kuat.
Gula bersifat hidroskopis sehingga mampu
Namun seringkali terjadi penurunan pH dalam
menyerap uap air. Semakin banyak ekstrak biji
pembuatan sabun (Pratiwi dan Siti, 2019).
pala yang ditambahkan dalam formula sabun maka
semakin banyak air yang diserap oleh gula
3. Pengujian Stabilitas Basa
sehingga kadar air nya berkurang akan tetapi dari
Tujuan stabilitas busa untuk mengetahui
ketiga formula sabun padat transparan ini kadar air
seberapa tinggi busa yang dihasilkan oleh suatu
yang telah memenuhi syarat SNI yaitu tidak lebih
sabun. Sabun yang banyak mengandung busa
dari 15%. Ketiga formula sabun padat transparan

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.3|JULI-SEP|2023|pp.951-957 954


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
ini pada formula 3 kadar air nya lebih rendah Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sehingga daya tahan sabun ini lebih lama. Anggraini (2015) tentang pembuatan sabun dari
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ekstrak daun hijau yang hasilnyaadalah dengan
oleh Widyasanti dan Hasna (2016) tentang sabun penambahan gliserin dapat membuatkadar air
padat transparan dari ekstrak teh putih kadar air sabun transparan berada di atas maksimum. Hal
yang di dapat lebih tinggi yaitu formula 0 sebanyak ini dikarenakan adanya penambahan gliserin yang
12%, formula 1 sebanyak 12,17%, formula 2 bersifat higroskopis yang dapat menyerap
sebanyak 11,83% dan formula 3 sebanyak kelembaban dari udara lembab hingga jumlah
11,33%. Kadar air yang di dapat dalam penelitian tertentu (Anggraini, dkk, 2015).
ini disebabkan dari ekstrak yang berbeda dan gula
yang ditambahkan. Sehingga berpengaruh
terhadap kadar air yang dihasilkan.

Tabel 1. Data Organoleptis Sabun Padat Transparan

Formulasi Hari Bentuk Warna Bau


Ke – 1 + Coklat bening Kurang bau pala
Formula 1 Ke - 6 ++ Coklat bening Kurang bau pala
Ke– 12 +++ Coklat bening Kurang bau pala
Ke – 1 + Coklat Kurang bau pala
Formula 2 Ke – 6 ++ Coklat Kurang bau pala
Ke – 12 +++ Coklat Kurang bau pala
Ke – 1 + Coklat pekat Kurang bau pala
Formula 3 Ke – 6 ++ Coklat pekat Kurang bau pala
Ke – 12 +++ Coklat pekat Kurang bau pala
Keterangan: + = lunak , ++ = padat, +++ = sangat padat
(Sumber: Hasil penelitian, 2021)

Tabel 2. Uji pH Sabun Padat Transparan

Formulasi pH Ketentuan SNI


Formula 1 11 Memenuhi syarat
Formula 2 11 Memenuhi syarat
Formula 3 11 Memenuhi syarat
(Sumber: Hasil Penelitian, 2021)

Tabel 3. Stabilitas Busa Sabun Padat Transparan

Tinggi busa (cm)


Formulasi Ketentuan SNI
Tinggi busa awal Tinggi busa akhir
Formula 1 6,7 cm 5,5 cm Memenuhi syarat
Formula 2 7,4 cm 5,8 cm Memenuhi syarat
Formula 3 8 cm 6,3 cm Memenuhi syarat
(Sumber: Hasil penelitian, 2021)

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.3|JULI-SEP|2023|pp.951-957 955


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
Tabel 4. Kadar Air Sabun Padat Transparan

Formulasi Kadar Air Ketentuan SNI


Formula 1 5,17% Memenuhi syarat
Formula 2 4,99% Memenuhi syarat
Formula 3 4,96% Memenuhi syarat
(Sumber: Hasil penelitian , 2021)

KESIMPULAN Virgin Coconut Oil. Skripsi. Program Studi


Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Sabun padat transparan yang diuji dengan
Pengetahuan Alam Universitas Islam
penambahan ekstrak biji pala memiliki stabilitas
Bandung. Bandung.
fisik yang baik dengan parameter uji yang
Asgarpanah, J., Nastaran, K. 2012.
digunakan yaitu pengujian organoleptis, pengujian
Pythochemistry And Pharmacologyc
pH, stabilitas busa dan kadar air dengan formula 1
Properties Of Myristica fragrans houtt.
(0,5%), formula 2 (1%), dan formula 3 (1,5%)
African journal of biotechnology. Vol
sudah memenuhi syarat sabun yang telah
11(65):12787-12793.
ditetapkan oleh SNI 3532-2016.
Drazat. 2007. Meraup Laba dari Pala. Agromedia
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat
Pustaka. Jakarta Selatan.
melihat uji antimikroba dari ekstrak biji pala dan uji
Jannah, B. 2009. Sifat Fisik Sabun Transparan
parameter lanjutan berupa total lemak, kadar
dengan Penambahan Madu pada
klorida, lemak tak tersabunkan dan asam lemak
Konsentrasi Yang Berbeda. Skripsi.
bebas terhadap ketiga formula sabun padat
Bogor: Fakultas Peternakan Institut
transparan dengan konsentrasi 0,5%, 1%, dan
Pertanian Bogor.
1,5%.
Nurhadi, S.C. 2012. Pembuatan Sabun Mandi Gel
Alami dengan Bahan Aktif Mikroalga
UCAPAN TERIMA KASIH
Chrorela Pyreoidosa Beyenrick dan
Ucapan terima kasih penulis sampaikan Minyak Atsiri dan Minyak Atsiri Lavandula
kepada Kampus Universitas Harapan Bangsa dan Lativolia Chaix. Skripsi. Program Studi
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Teknik Industri Fakultas Sains Dan
Aceh yang telah memfasilitasi terlaksananya Teknologi,Universitas Ma Chung. Malang.
penelitian, dan pihak yang terkait lainnya yang Pramushinta I.A.K dan Ajiningrum P.S. 2018.
telah mendukung proses penelitian ini sehingga Formulasi sabun padat transparan dengan
dapat terselesaikan. penambahan ekstrak biji bunga matahari
(Helianthus annus L.) 11 (1):77-84. Prodi
biologi FMIPA UNIPA Surabaya. ISSN:
DAFTAR PUSTAKA 1412-1840
Pratiwi, A., Ella, N., dan Siti, M. 2019. Uji Daya
Amin, H. 2006. Kajian Penggunaan Kitosan
Hambat Sediaan Sabun Cair Ekstrak Daun
sebagai Pengisi dalam pembuatan Sabun
Pala (Myristica fragrans Houtt) terhadap
Transparan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Propionibacterium acnes dan
Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Staphyococcus aureus. Jurnal Ilmiah Ilmu
Anggraini, T., Sahadi, D. I., and Dahlia. 2015. The
Dasar dan Lingkungan Hidup. Vol. 19, No.
Making Soap from Green Tea Extract.
2: 1411—9447.
International Journal on Advanced
Romupa Praisia M.E, AwaloEi H, dan Mambo C.
Science Engineering Information
2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Biji Pala
Technology. Vol 5. No. 4: 349 – 356.
(Myristica Fragrans) Terhadap
Apgar,S. 2010. Formulasi Sabun Mandi Cair Yang
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
Mengandung Gel Daun Lidah Buaya
(Aloe Vera (L) Webb.) dengan Basis

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.3|JULI-SEP|2023|pp.951-957 956


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
Aureus Dan Streptococcus Pyogenes.
Jurnal e-Biomedik. Vol 4 No.2.
Sari, F. I. 2016. Uji Stabilitas Fisik dan dan
Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Pala
(Myristica fragrans Houtt) terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus dalam
Formulasi Sabun Cair. Fakultas Farmasi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Widyasanti, A dan Hasna, A.H. 2016. Kajian
Pembuatan Sabun Padat Transparan
Basis Minyak Kelapa Murni dengan
Penambahan Bahan Aktif Ekstrak Teh
Putih. Fakultas Teknologi Industri
Pertanian. Universitas Padjadjaran.
Bandung.

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.3|JULI-SEP|2023|pp.951-957 957


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com

You might also like