Contoh Jurnal

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Fakultas Hukum

Universitas Sam Ratulangi


Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS PENDAHULUAN


PENCIPTA MUSIK INDEPENDENT DI ERA A. Latar Belakang
DIGITAL 4.0 DI INDONESIA 1 Manusia merupakan salah satu karya seni Sang
Pencipta yang paling sempurna dengan segala
Ganesha Hizkia Ticonuwu 2 keberadaan yang dimiliki manusia melebihi
ganeshaticonuwu@gmail.com ciptaan lainnya, oleh sebabbnya manusia dikenal
Tommy F. Sumakul 3 sebagai makhluk yang dianugerahi dengan
Marhcel R. Maramis 4 kemampuan kreatifitas yang tinggi tentu memiliki
keinginan untuk berkreasi serta terinspirasi untuk
ABSTRAK menghasilkan sebuah karya atau ciptaan. Karya
musik adalah salah satu bentuk seni yang tidak
Tujuan penelitian adalah untuk bentuk asing digunakan untuk memenuhi keinginan
perlindungan hukum nasional terhadap music kreatif manusia, oleh karena itu, mendengarkan
independen di era digital 4.0 di Indonesia, apakah musik serta mengapresiasinya melekat sangat erat
sudah cukup efektif dalam upaya untuk dengan kehidupan manusia, sehingga membuat
memajukan industri kreatif nasional dan untuk industri musik sebagai salah satu industri yang
mengetahui lingkup Undang-undang Nomor 28 akan terus berkembang seiring waktu berjalan.
Tahun 2014 tentang Hak Cipta, apakah memiliki Era digital 4.0 merupakan zaman di mana
efek jerat yang cukup untuk melindungi karya manusia dituntut untuk mengembangkan diri.
musisi local berbasis independen di era digital. Masing-masing individu memiliki tujuan-tujuan
Dengan metode penelitian yuridis normatif, tertentu. Dalam hal ini manusia diharapkan
kesimpulan yang didapat: 1. Pada hakikatnya mampu memilih dan menentukan tujuan hidupnya
perlindungan hukum terhadap suatu karya ciptaan sendiri. Segala tujuan dan cita manusia sangat
sudah mendapatkan perlindungan terhadap karya dimungkinkan teraih karena topangan kapasitas
ciptaanya secara otomatis. Namun dalam hal lain manusiawinya berupa intelegensi. Manusia
seperti ide atau gagasan tidak mendapatkan disebut homo sapiens sekaligus homo faber.
perlindungan hak cipta karena karya cipta harus Sebutan pertama mewakili kemampuan manusia
menunjukkan keaslian sebagai bentuk karya cipta untuk berbahasa. Sebutan yang kedua
nyata dan lahir berdasarkan kempuan sehingga menunjukkan kapasitas mental dan kemampuan
ciptaan dapat didengar, dibaca,atau dilihat. untuk mencipta tidak hanya alat-alat praktis,
Perlindungan hukum terhadap pencipta lagu teknis, tapi juga kuasa membuat kreasi-kreasi
terkait musik independen yang dikomersilkan artistik. Artistik identik dengan seni, karena itulah
dapat ditempuh dengan dua cara yaitu tindakan manusia sering disebut makhluk berkesenian.
preventif (mencegah) dan tidakan represif Perkembangan teknologi telah memberikan
(menekan). 2. Aggregator Musik adalah fasilitator peluang bagi industri musik untuk terus
bagi musisi untuk menjual musik mereka secara berkembang dari segi efisiensi dan kualitas
online dengan cakupan yang luas, bahkan hingga rekaman. Hal tersebut telah mendorong para
ke tingkat internasional. Aggregator Musik akan musisi nasional untuk giat menjalani
fokus pada urusan distribusi karya dan terhubung keterampilannya sehingga mengelahirkan karya-
dengan berbagai toko musik online di seluruh karya musik yang berkualitas serta layak untuk
dunia. Namun, distribusi di sini tidak hanya soal dinikmati oleh masyarakat. Di sisi lain,
bagaimana menjual lagu lewat toko musik digital perkembangan teknologi pun dapat disalah
saja, tetapi bagaimana mengemas artis dan gunakan bagi penggiat industri musik di Indonesia
karyanya secara utuh. Aggregator Musik juga terutama sekitar tahun 1985-an dimana label
akan terhubung dengan berbagai media sosial, rekaman giat berlomba-lomba untuk
website artis, hingga aplikasi smartphone. mengeluarkan kompilasi lagu barat terbaru tanpa
seizin pihak yang bersangkutan untuk dijual ke
Kata Kunci : pencipta musik independent, masyarakat. Demikian juga pada era digital 4.0
aggregator musik dengan kecangihan teknologi semakin
memudahkan suatu karangan musik dibajak.
Praktek pembajakan lagu barat tersebut telah

1 Artikel Skripsi
2 Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM 16071101281
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum
4 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

menarik perhatian dan dicekam dunia Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
5
internasional. Cipta yang sekarang berlaku.
Salah satu aspek hukum yang melindungi hak- Pengaturan Hak Cipta internasional,
hak manusia dalam hak intelektualnya adalah perlindungan karya-karya seni dilindungi oleh
Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Sebagai ketentuan HKI Internasional yang berada dibawah
bentuk penghargaan atas Hak Kepemilikan naungan World Intellectual Property
Intelektual (HKI), perlindungan hukum atas hak- Organization (WIPO). WIPO adalah organisasi
hak tersebut memerlukan perangkat hukum dan internasional yang didirikan pada tahun 1967 dan
mekanisme perlindungan yang memadai. Melalui merupakan badan PBB7 yang bertujuan untuk
cara inilah HKI akan mendapat tempat yang layak memajukan perkembangan Kekayaan Intelektual
sebagai salah satu bentuk hak yang memiliki nilai dunia agar kebebasan inovasi dan kreatifitas dapat
ekonomis. tercapai dan menjadi kegunaan bagi seluruh
Hukum HKI adalah hukum yang mengatur dunia.8 Indonesia telah meratifikasi perjanjian
perlindungan bagi para pencipta dan penemu WIPO sehingga telah menjadi anggota WIPO
karya-karya inovatif sehubungan dengan melalui Keputusan Republik Indonesia No. 74
pemanfaatan karya-karya mereka secara luas Tahun 2004 tentang Pengesahan Traktat WIPO
dalam masyarakat. Oleh sebab itu tujuan hukum Mengenai Pertunjukan dan Rekaman, dan juga
HKI adalah menyalurkan kreativitas individu telah menjadi anggota WIPO.
untuk kemanfaatan manusia secara luas sebagai Lebih lanjut terkait dengan karya seni musik,
suatu hak ekslusif, HKI secara hukum mendapat WIPO sudah mengeluarkan beberapa pedoman
tempat yang sama dengan hak-hak milik lainnya. serta mekanisme tentang proses perlindungan
Adanya permasalahan yang timbul akibat dari hukum atas karya seni musik. Menurut WIPO,
perkembangan zaman dan teknologi, khususnya karya seni musik dilengkapi dengan hak cipta
berkaitan dengan perlindungan hukum atas Hak yang dimiliki oleh seniman dengan music
Kekayaan Intelektual terhadap music independent publisher7. Sebuah karya musik yang telah
maka sudah seyogyanya diterbitkan sebuah diciptakan oleh musisi dikelola oleh music
peraturan yang dapat melindungi hak pencipta. publisher. Music Publisher akan menyalurkan
Setelah Indonesia merdeka, pengaturan Hak ciptaan tersebut kepada industri-industri lainnya
Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia seperti industri rekaman serta industri siaran.8
merupakan salah satu aturan hukum yang masih Music Publisher juga membantu musisi untuk
menggunakan pengaturan dari negara Belanda. mengelola aspek legal dari sebuah karya seni
Pada tahun 1958, Indonesia mengundurkan diri musik. Hal tersebut juga dikenal dengan
dari Konvensi Bern yang merupakan salah satu Collective Rights Management yang merupakan
fondasi dari HKI dunia. Pemerintah Indonesia badan yang merepresentasikan hak-hak dari
pada saat itu beralasan bahwa dengan tiadanya sekumpulan seniman yang memiliki karya-karya
pengaturan HKI Internasional maka karya yang membutuhkan perlindungan.
intelektual yang berasal dari luar negeri lebih Memasuki awal era digital 4.0 disekitar tahun
mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.6 2000-2005, telah terjadi pergerakan dari format
Undang-Undang yang mengatur Hak Cipta fisik berbentuk Compact Disk (CD) atau kaset ke
sendiri dirancang pada tahun 1982 dalam bentuk distribusi produk secara digital. Ini dapat dilihat
Undang-Undang No. 6 tahun 1982 tentang Hak dari perkembangan sosial media online music
Cipta untuk menggantikan pengaturan Undang- streaming atau bisa kita kenal juga sebagai toko
Undang Hak Cipta peninggalan Belanda musik online yang menjual musik melalui internet
Auteurswet 1912 Staatsblad Nomor 600 yang seperti iTunes, Bandcamp, Spotify, Tidal,
diterbitkan pada tahun 1912. Semenjak itu Soundcloud, dan sebagainya.9 Media toko musik
undang-undang Hak Cipta telah diperbaharui online ini lahir sebagai bentuk upaya untuk
berkali-kali dengan Undang-Undang No. 7 Tahun memberantas maraknya pembajakan musik yang
1987, Undang-Undang No. 12 Tahun 1997,
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002, dan
7 Tarja Koskinen-Olesson & Nicholas Lowe, “Educational
Material on Collective Management of Copyrights and
Related Rights, Module 2: Management of Copyright and
5 Dellyana, Dina, Fikri Hadiansyah, Adib Hidayat, Widhi Related Rights in The Field of Music”. (Norway: World
Asmoro, Rencana Pengembangan Musik Nasional, Intellectual Property Organization, 2012) hlm, 12.
8
(Jakarta: PT. Republik Solusi, 2015) hlm. 16. Ibid
6 Intellectual Porperty and US Relations with Indonesia, 9 Parker Hall, “The Best Music Streaming Services”
Malaysia, Singapore and Thailand, Elisabeth Uphoff https://www.digitaltrends.com/music/bestmusic-streaming-
southeast asia program, Cornell University, 1991 services/ diakses pada tanggal 20 Februari 2018

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

berformat fisik (CD, DVD dan kaset), yang dalam kerja sama dalam bentuk digital, akan tetapi,
perkembangannya adalah juga untuk masih ada permasalahan yang timbul dari music
meningkatkan industri permusikan di dunia. aggregator seperti, contoh kasus dialami band
Beberapa ahli serta pengamat musik setuju ((AUMAN)) sebagai band yang berbasis
dengan pendapat dan upaya tersebut.10 independen.
Banyak pengguna internet menyatakan Dalam pasal 8 Undang-Undang No. 28 Tahun
identitas internet adalah bahwa apapun yang 2014 tentang Hak Cipta, menyatakan bahwa hak
diunggah di internet dapat di upload, download, ekonomi merupakan sebuah hak eksklusif yang
copied.11 Banyaknya kasus pembajakan musik dimiliki oleh pemegang hak cipta dari sebuah
melalui internet dengan sistem Peer-2-Peer (P2P), karya seni agar pemegang hak cipta dapat
maka toko musik online lahir sebagai salah satu memanfaatkan keuntungan ekonomis atas ciptaan
bentuk upaya untuk memberantas permasalahan yang diciptakannya. Karya seni tersebut termasuk
tersebut.12 karya seni musik. Hak eksklusif merupakan
Music aggregator dalam industri musik sebuah hak yang hanya bisa dimanfaatkan oleh
merupakan content aggregator yang menyediakan pemegang hak cipta. Setelah mengetahui bahwa
layanan yang dapat digunakan oleh musisi atau keunggulan dari situs online music streaming
pencipta untuk mendistribusikan karya seni musik itulah yang memungkinkan musisi yang karya
secara digital dengan bekerja sama dengan oknum seninya diunggah ke situs tersebut untuk
lain untuk mendistribusikan karya tersebut mendapatkan royalti yang merupakan keuntungan
secara.13 Selain itu juga mengurus kerja sama, ekonomis.
music aggregator juga menyediakan jasa untuk Keadaan industri musik di Indonesia terutama
mengurus proses administrasi serta royalti terhadap musisi independen sudah pasti memicu
terhadap karya cipta musik.14 Musisi populer atau banyak pertanyaan yang tidak mudah untuk
signed artist maupun independen atau unsigned dijawab. Nampak terlihat bahwa keterlibatan
artist dapat menikmati kemudahan yang sediakan music aggregator dalam tragedi pelanggaran hak
toko musik online melalui music aggregator cipta tersebut lumayan signifikan, serta melihat
tersebut untuk membagikan hasil karya mereka kekurangan dari upaya hukum yang dapat
masing-masing ke masyarakat nasional maupun dilakukan atas kejadian yang telah melanda
internasional. Adanya kemudahan untuk musisi independen kepada music aggregator tentu
membagikan hasil karya musik serta mekanisme mempersempit peluang dari musisi independen
royalti yang disediakan oleh toko musik online, untuk terus berkarya serta mengancam keamanan
para musisi dapat menikmati hak ekonomi dari musisi independen untuk berkarya. Penggunaan
musik yang mereka bagikan melalui internet sebuah karya seni musik harus menjalani proses
dengan layanan-layanan distribusi musik online perizinan sesuai dengan ketentuan perundang-
tersebut.15 Music aggregator merupakan oknum undangan yang berlaku, akan tetapi dengan
yang menyediakan layanan yang sangat adanya music aggregator pendistribusian sebuah
menguntungkan terutama bagi musisi independen karya cipta musik semakin dimudahkan. Untuk
atau label rekaman independen yang masih menghargai jerih payah serta kualitas dan
membutuhkan jasa yang disediakan oleh music kapasitas berpikir dari musisi yang menciptakan
aggregator dalam proses pendistribusian serta lagu, serta waktu yang dipakai untuk menciptakan
dan melatih lagu tersebut untuk direkam dan
10 Daniela Evgeniva, “The Impact of Streaming on the Music
dimainkan secara langsung yang biayanya tentu
Industry” https://www.thriveglobal.com/stories/12286-the- tidak sedikit.
impact-of-music-streaming diakses pada tanggal 20
Februari 2018. B. Perumusan Masalah
11 Áron Balogh, “The Internet & copyright” 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap
https://ucomm.wsu.edu/the-internet-copyright/ diakses
pada tanggal 20 Februari 2018. musik independent di era digital 4.0 di
12 Ernesto, “Sportify: A Massive P2P Network, Blessed by Indonesia ?
Record Labels” https://torrentfreak.com/spotify-a-massive- 2. Bagaimana peran serta music aggregator
p2p-network-blessed-by-record-labels-110617/ diakses dalam dalam industri musik independent di
pada tanggal 20 Februari 2018.
13 Nuran Wibisono, Menimbang Musik Digital di Indonesia era digital 4.0?
https://tirto.id/menimbang-musik-digital-di-indonesia-bvv6 C. Metode Penelitian
diakses pada tanggal 15 July 2019 Penelitian dalam tulisan ini adalah penelitian
14 Ibid.
hukum yuridis-normatif.
15 Muhammad, Abdulkadir, Kajian Hukum Ekonomi Hak

Kekayaan Intelektual, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,


2007) hlm. 23. PEMBAHASAN

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

A. Perlindungan Hukum Terhadap Musik perlindungan terhadap karya ciptaanya secara


Independen di era digital 4.0 otomatis.18 Namun dalam hal lain seperti ide atau
Di era digital ini ketersediaan informasi sangat gagasan tidak mendapatkan perlindungan hak
melimpah dan sangat mudah diperoleh, cipta karena karya cipta harus menunjukkan
dipertukarkan, diakses, dan didistribusikan serta keaslian sebagai bentuk karya cipta nyata dan
ditransmisikan kapan saja, dimana saja melalui lahir berdasarkan kempuan sehingga ciptaan dapat
media yang menyediakan fasilitas internet. didengar,dibaca,atau dilihat.19
Karakteristik era digital seperti dipaparkan Pelanggaran Hak Cipta yang menjadi suatu hal
sebelumnya telah melahirkan suatu tantangan yang krusial saat ini yaitu pelanggaran hak cipta
baru. Demikian juga dengan adanya revolusi musik/lagu dimana terdapat orang melakukan
teknologi dan digitalisasi music independent juga kegiatan komersial menyiaarkan musik/lagu tanpa
telah memunculkan banyak kemungkinan dan membayar royalti atau tanpa meminta izin kepada
tantangan baru. Salah satunya dirasakan pada penciptanya. Perlindungan hukum dalam hak
bidang hak cipta. Bentuk nyata dari ciptaan cipta bagi pencipta lagu sudah diatur dalam
tersebut bisa di bidang teknologi, ilmu UUHC. Meskipun dalam hukum hak cipta
pengetahuan, seni dan sastra.16 perlindungan hak cipta tidak harus melalui proses
Jika melihat pada kompleksitas hak cipta di era pencatatan dalam KI dikenal dengan sebutan
digital, maka dapat diidentifikasikan beberapa pendaftaran, tetapi akan sangat baik jika
tantangan dan permasalahan baru dalam bidang didaftarkan karena menguntungkan bagi pencipta.
hak cipta. Para pengguna medium digital dapat Untuk itu jika terdapat penjiplakan atau peniruan
bebas menentukan music independent di medium karya cipta, si pencipta dengan mudah untuk
tersebut. Selain itu, teknologi memungkinkan membuktikan karena adanya bukti tertulis
penyebaran informasi secara luas dan dapat pendaftaran.20
dengan cepat diakses serta berbiaya murah yang Perlindungan hukum terhadap pencipta lagu
langsung terhubung dengan sumbernya oleh terkait musik independen yang dikomersilkan
pengguna tanpa melalui perantara. Melalui dapat ditempuh dengan dua cara yaitu tindakan
digitalisasi music independen akan sangat preventif (mencegah) dan tidakan represif
memudahkan pelaku untuk melakukan manipulasi (menekan).Tindakan preventif dapat di liat dari
sehingga karya hasil manipulasi ini akan sangat UUHC Pasal 66-67 yang dimana harus melakukan
sulit dibedakan dari karya aslinya. pencatatan atau pendaftaran ciptaan. Ciptaan
Kehadiran internet telah mendorong keadaan sebenarnya sudah dilindungi sejak ciptaan itu
ini semakin jauh dan berkembang pesat yang lahir sehinga tidak wajib untuk didaftarkan atau
berdampak pada terbukanya akses informasi ini dicatatkan tetapi fungsi dari pendaftaran hak cipta
dan membuka peluang bagi siapapun untuk dapat tersebut dimaksudkan agar mempermudah
mengakses informasi tersebut. Agar proses pembuktian bila terjadi sangketa dalam hak cipta
mengakses informasi yang ada di internet, di tersebut. Sedangkan tindakan represif dapat
mana informasi tersebut mungkin saja dilindungi dilihat dari ketentuan pasal 95 sampai pasal 120
hak cipta, maka perlu dipahami secara UUHC yaitu penyelesaian sangketa arbitrase
menyeluruh dan utuh konsep hak cipta yang (pengadilan) dengan gugatan perdata dan tututan
sifatnya memberikan hak eksklusif di satu sisi, pidana diajukan ke Pengadilan Negeri.21 Adanya
namun di sisi lain memberikan pembatasan dan perlindungan hukum yang preventif yaitu untuk
pengecualian hak cipta itu sendiri. Dengan mencegah terjadinya sengketa dalam hak
memiliki pemahaman yang menyeluruh dan utuh cipta,sedangkan sebaliknya bahwa perlindungan
ini dapat meminimalisir pelanggaran hak cipta di hukum represif untuk menyelesaikan sangketa
era digital dapat diminimalisir sedemikian rupa. dalam hak cipta yang gugatannya diajukan ke
Perlindungan Hukum adalah perbuatan untuk pengadilan niaga,sementara itu untuk tuntutan
melindungi hak seseorang yang dilakukan untuk pidana ke pengadilan negeri yang dimana
mendapatkan suatu keadilan berdasarkan hukum
yang tengah berlaku secara preventif dan
18
refresif.17 Pada hakikatnya perlindungan hukum Ni Ketut Supasti Dharmawan, dkk, 2016,Hak Kekayaan
Intelektual (HKI), Deepublish,Yogyakarta,hlm.38-39
terhadap suatu karya ciptaan sudah mendapatkan 19 Adrian Sutedi,2009,Hak Atas Kekayaan Intelektual,Sinar

Grafika, Jakarta,hlm.115
20 Ibid,hlm.39
16 21 Dewi,A.A.M.S.(2017).Perlindungan Hukum Hak Cipta
Riswandi, Budi Agus. Sumartiah, Siti. 2006. Masalah -
Masalah HAKI Kontemporer. Yogyakarta: Gitanagari Terhadap Cover Version Lagu Di Youtube.Jurnal Magister
17 Abiantoro Prakoso,2016,Hukum Perlindungan Anak, Hukum udayana (Udayana Master Law Journal),6(4),516-
LaksBang Pressindo,Yogyakarta,hlm.6 518

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

merupakan delik aduan pasal 120 UUHC.22 pengecualian hak cipta terdiri dari Konvensi Bern,
Mengacu pada ketentuan pasal 16 ayat (2) Perjanjian TRIPs, WCT dan WPPT, sedangkan
UUHC yang tersirat menyatakan bahwa hak cipta peraturan perundangan nasional dalam konteks ini
selain dapat beralih dan dialihkan juga dapat di- adalah Undang-undang No. 28 Tahun 2014
lisensikan .Menurut sifatnya hak cipta merupakan tentang Hak Cipta. Konvensi Bern merupakan
benda bergerak yang dapat dialihkan melalui peraturan internasional pertama yang mengatur
proses pewarisan,hibah,wakaf,wasiat,perjanjian serta melindungi karyakarya cipta memiliki lebih
tertulis yang dibenarkan oleh kentuan perundang- banyak ketentuan dibandingkan dengan peraturan
undangan yang berlaku.23 Lisensi merupakan izin internasional lainnya. Tapi bukan berarti yang
yang diperoleh dari pemegang hak cipta yang lainnya tidak penting. Dengan hadirnya peraturan
diberikan kepada pihak lain untuk menggunakan internasional setelah Konvensi Bern, maka telah
ciptaannya atau memperbanyak ciptaanya dengan terjadi suatu penyesuaian satu dengan yang lain
berbagai persyaratan tertentu dianatara kedua sehingga saling melengkapi.
belah pihak yang berkaitan dengan jangka waktu Secara subjek, peraturan internasional
dan rolalty fee. Dalam hal lisensi ini haruslah mencantumkan subjek yang berbeda-beda. Dalam
dibuat dengan perjanjian tertulis yang akan Konvensi Bern dan WCT menggunakan subjek
dilakukan dengan akta dan harus dicatatatkan oleh hak cipta dengan sebutan “author” atau penulis,
menteri dalam daftar umum perjanjian lisensi Hak sebagai subjek hak cipta dalam perjanjian TRIPs,
Cipta yang akan dikenakan biaya. Objek dari dan “performances” dan ”producer of
lisensi itu sendiri bukan hanya hak cipta saja phonogram” sebagai subjek hak cipta dalam
tetapi hak lain yang terkait dengan hak cipta WPPT. Sedangkan dalam UU Hak Cipta No.28
tersebut contohnya dalam bidang musik/lagu yang Tahun 2014 mencantumkan semua yaitu
identik dengan suara yang dapat direkam dan akan “pencipta”, “pemegang hak cipta”, “produser
menimbulkan hak rekaman lalu apabila rekaman rekaman suara”, “pelaku pertunjukkan”, serta
itu disiarkan kepada masyarakat akan “lembaga penyiaran”. Pencantuman semua subjek
menimbulkan hak siar ,jadi hak rekam dan hak di dalam UU Hak Cipta No.28 Tahun 2014
siar merupakan hak lingkup objek lisensi. Maka merupakan upaya penyesuaian terhadap semua
dari itu Lisensi wajib diatur dalam pasal 80 konvensi internasional sekaligus sebagai bentuk
sampai pasal 86 UUHC tetapi perjanjian lisensi kepatuhan terhadap upaya ratifikasi atas semua
itu berlaku selama jangka waktu yang disepekati konvensi tersebut.
lazimnya adalah kurang dari jangka waktu Di dalam peraturan international hak cipta,
perlindungan hak cipta dan hak terkait itu sendiri. khususnya dalam Konvensi Bern, Perjanjian
Pada hakikatnya konsep perlindungan hak TRIPs, WCT dan WPPT, telah lama diatur
cipta sebagai hak eksklusif tidak bersifat absolut. mengenai three-step test sebagai metode
Hal ini diperjelas dengan adanya pembatasan dan pembatasan. Three-step test sendiri merupakan
pengecualian hak cipta yang mengindikasikan suatu klausa yang terdapat di dalam peraturan
bahwa tidak semua ciptaan bisa diberi internasional yang berfungsi untuk menguji suatu
perlindungan hak cipta secara tetap. Pembatasan pembatasan dan pengecualian hak cipta yang
dan pengecualian hak cipta telah diatur dalam dapat diterapkan di negara-negara yang tergabung
beberapa perjanjian internasional seperti di dalam peraturan internasional tersebut. Di
Konvensi Bern. Dalam konteks perlindungan hak Indonesia sendiri, peraturan mengenai three-step
cipta, ketika sebuah negara mengatur tentang test telah diatur mengenai pembatasan hak cipta
pembatasan dan pengecualian hak cipta, maka hak sekaligus merupakan hasil pengujian itu sendiri.
cipta tidak bersifat monopoli absolut. Three-step test terdiri dari tiga langkah pengujian
Kepentingan pencipta senantiasa disesuaikan yaitu :
dengan kepentingan masyarakat umum. 1. Suatu karya satra dan seni dapat
Pada hakekatnya konvensi internasional hak diperbolehkan untuk direproduksi di suatu
cipta yang menyangkut pembatasan dan kondisi atau kasus-kasus tertentu.
2. Selama reproduksi tidak bertentangan dengan
22
eksploitasi atau penggunaan yang wajar dari
Fadhila,G.,&Sudjana,U.(2018).Perlindungan Karya Cipta
Lagu Dan/Musik Yang Dinyanyikan Ulang (Cover Song)
sebuah karya, serta
Di Jejaring Media Sosial Dikaitkan Dengan Hak Ekonomi 3. Selama tidak merugikan kepentingan
Berdasarkan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2014 pencipta/pengarang.
Tentang Hak Cipta.Acta Diurnal Jurnal Ilmu Hukum Semuanya diatur secara parsial dan keseluruhan di
Kenotariatan dan ke-PPAT-an,1(2),230-231 dalam pembatasan hak cipta di Indonesia.
23 Ni Ketut Supasti Dharmawan,dkk,2016,Hak Kekayaan

Intelektual (HKI), Deepublish, Yogyakarta, hlm.38-39 Pembatasan Hak Cipta dapat dilakukan selama

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

tidak bertentangan dengan moral, agama, berkembang, kolom konten yang dapat disalin,
ketertiban umum, kesusilaan, pertahanan dan didistribusikan, digubah, dan dibuat ciptaan
keamanan negara. turunannya, dan semua dalam batas-batas hukum
Namun jika kita menghubungkan dengan hak cipta.
permasalahan internet copying, salah satu proteksi Lisensi Creative Commons memiliki kelebihan
yang tepat untuk memberikan perlindungan dengan banyak fitur penting yang serupa. Setiap
adalah dengan teknologi Encryption. Metode lisensi membantu para pencipta tetap memegang
Encryption dapat ditemukan dalam suatu hak cipta walau mengizinkan orang lain untuk
teknologi yang disebut Technology Protection menyalin, menyebarluaskan, dan menggunakan
Measure, yang merupakan teknologi yang dapat ciptaan mereka, paling tidak untuk kepentingan
digunakan untuk melindungi materi dari suatu hak non komersial. Setiap lisensi Creative Commons
cipta. Technology Protection Measure merupakan juga menjamin pencipta memiliki kredit yang
sebuah perangkat lunak ataupun komponen yang pantas atas apa yang mereke ciptakan. Setiap
digunakan oleh pemilik hak cipta untuk lisensi Creative Commons dapat digunakan di
melindungi materi dari hak cipta, seperti misalnya seluruh dunia dan berlaku sepanjang masa berlaku
menggunakan enkripsi kode software dan hak cipta (karena mereka dibuat berdasarkan
password. Technology Protection Measure aturan hak cipta). Fitur tersebut merupakan titik
diciptakan untuk mengamankan integritas, pangkal lisensi, dan pemberi lisensi dapat
menjaga kerahasiaan, dan otentifikasi dari sebuah memberikan izin tambahan saat memutuskan
karya cipta yang berbentuk internet. Technology batasan lain untuk setiap orang mempergunakan
Protection Measure digunakan oleh pemilik hasil ciptaan mereka.
ciptaan intelektual untuk melindungi ciptaannya B. Peran Serta Music Aggregator Dalam
dari pelanggaran dan penggunakan yang tidak Industri Musik Independent di Era Digital
semestinya24 Apabila memperhatikan karakteristik 4.0
dan kegunaan Technology Protection Measure Sebelum era digital datang, banyak musisi
sebagai salah satu teknologi yang dapat menggantungkan hidup dari penghasilan royalti.
memberikan perlindungan pada ciptaan. Besaran royalti ini bermacam-macam. Jumlah
Di Indonesia, pengaturan mengenai royalti yang diterima musisi jelas tergantung pada
Technology Protection Measure sebagai sebuah penjualan album. Karena itu, banyak musisi,
teknologi yang dapat memberikan perlindungan terutama dari label besar yang marah karena
terhadap ciptaan dapat dilihat di dalam UU No. 28 pendapatannya tergerus oleh pembajakan.
Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Meskipun dalam Pembajakan terhadap karya orisinal pun marak
Undang-undang Hak Cipta tersebut belum terjadi. Pola konsumsi
dijelaskan secara eksplisit mengenai metode dan masyarakat cenderung mengarah untuk
penggunaannya, namun dapat dikualifikasikan melakukan pengunduhan musik secara ilegal,
kedalam pengaturan tentang sarana kontrol seperti pada CD bajakan yang marak ditemukan,
teknologinya. Sarana control teknologi adalah dan tidak hanya itu saja sewaktu penggunaan
setiap teknologi, perangkat atau komponen yang beralih pada media internet, pembajakan terhadap
dirancang untuk mencegah atau membatasi karya orisinal pun juga banyak beredar. Apalagi
tindakan yang tidak diizinkan oleh pencipta, sekarang di era digital, penjualan album fisik juga
pemegang hak cipta, pemilik hak terkait dan yang semakin terus menurun.
dilarang oleh perundang undangan. Evolusi dari media fisik ke media digital
Ketiga, perlindungan alternative hak cipta disebabkan oleh modernisasi pada segala aspek
digital melalui Creative Commons. lisensi hak kehidupan yang menimbulkan dampak pada
cipta Creative Commons dan alat-alatnya budaya masyarakat yang cenderung lebih memilih
membentuk keseimbangan dalam pengaturan kemudahan akses dalam hal apapun.
tradisional yang ada pada hukum hak cipta. Pengembangan pada teknologi yang tidak ada
Lisensi ini memberikan setiap orang, dari pencipta habisnya pun turut menjadi salah satu unsur
individu sampai dengan perusahaan dan lembaga evolusi dari media biasa ke media digital ini.
besar, cara sederhana standar untuk memberikan Media digital dalam industri musik dapat
izin hak cipta atas ciptaan kreatif mereka. berupa toko musik digital dan platform streaming
Kombinasi dari Creative Commons merupakan musik online seperti Spotify, Apple Music, Joox
kumpulan komunitas digital yang luas dan dan lain sebagainya. Proses pendistribusian pada
platform-platform tersebut sebenarnya belum
24
dapat leluasa mengaksesnya, hanya beberapa
Review of Technological Protection Measures Exceptions,
Canberra, Australia: 2006, Page 8 pihak saja yang bisa seperti major label yang

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

biasanya sudah memiliki akses tersendiri kepada internasional, dan mereka mendominasi promosi
platform-platform tersebut, sedangkan yang tidak di seluruh media massa, mulai dari media cetak,
memilikinya membutuhkan seorang perantara media elektronik hingga multimedia dan mereka
untuk mengaksesnya, atau yang biasa disebut terekspos dengan baik26
sebagai Aggregator Musik. Wendi Putranto mengatakan bahwa sebagai
Singkatnya, Aggregator Musik adalah investor maka kontrol label (Major Label) atas
fasilitator bagi musisi untuk menjual musik karya musik yang diciptakan artis akan semakin
mereka secara online dengan cakupan yang luas, besar. Dalam artian, suka atau tidak suka, artis
bahkan hingga ke tingkat internasional. harus tunduk kepada keinginan dan arahan label
Aggregator Musik akan fokus pada urusan jika karier mereka ingin berkembang dan
distribusi karya dan terhubung dengan berbagai mendapat prioritas utama.27
toko musik online di seluruh dunia. Namun, Pengertian independen dalam musik
distribusi di sini tidak hanya soal bagaimana berbanding terbalik dengan mainstream yang
menjual lagu lewat toko musik digital saja, tetapi dapat dikatakan sebagai arus utama, tempat
bagaimana mengemas artis dan karyanya secara musisi-musisi bernaung di bawah label besar,
utuh. Aggregator Musik juga akan terhubung sebuah industry mapan. Karya musisi tersebut
dengan berbagai media sosial, website artis, dipasarkan secara meluas yang coverage
hingga aplikasi smartphone. Selain itu, promosinya juga secara meluas nasional maupun
Aggregator Musik dianggap mampu mewadahi internasional, dan mereka mendominasi promosi
karya-karya musisi baru atau musisi independen di seluruh media massa dari media cetak, media
yang seringkali mengalami kesulitan luar biasa elektronik hingga multimedia. Hal ini tentunya
untuk memperkenalkan karyanya.25 terjadi karena Major Label menempatkan dirinya
Proses penciptaan sebuah lagu maupun musik sebagai perusahaan yang menaruh investasi besar
tentunya melibatkan beberapa peran seperti kepada hasil karya musisi, sehingga yang diincar
pencipta lagu, produser rekaman, dan penyanyi. adalah profit.28
Peranperan tersebut dapat diperankan hanya Perkembangan teknologi dan informasi
dengan satu orang saja namun bisa melibatkan membuat proses produksi dalam industri musik
beberapa pihak. Singkatnya, proses ini diawali Major Label maupun Indie Label sepadan.
dengan diciptakannya lagu maupun musik oleh Teknologi yang serba digital mempermudah
pencipta, dalam hal ini pun bisa terbagi menjadi musisi memproduksi karyanya dengan modal
beberapa peran yakni pencipta irama atau yang terbilang murah, karena tidak perlu
musiknya dan ada pencipta lirik, tetap saja kedua menggunakan cara lama seperti pada era analog
peran tersebut dipandang sebagai satu kesatuan (era piringan hitam) yang dalam produksinya
yakni pencipta lagu/musik. Kemudian setelah sangat perlu modal besar. Kini proses produksi
lagu tercipta, lagu direkam yang akan ditampilkan musik secara independen bahkan dapat dengan
oleh seorang penyanyi dan dipandu oleh seorang mudah dilakukan di rumah musisi itu sendiri.29
produser. Sebelum era digital, seorang musisi Pada zaman dimana era digital mulai
dalam menciptakan sebuah karya ke dalam bentuk merambah pada industri musik yang merubah alur
sebuah lagu maupun musik yang siap rilis pendistribusian musik. Awal mulanya, musik
membutuhkan sebuah label rekaman. dinikmati secara kaset tape atau CD yang dapat
Label rekaman seperti yang banyak orang dibeli pada toko-toko musik banyak musisi
ketahui, terbagi menjadi dua jenis, yaitu Major menggantungkan hidup dari penghasilan royalti.
Label dan Independent Label atau sering dikenal Jumlah royalti yang diterima musisi jelas
sebagai Indie Label. Major Label juga biasa tergantung pada penjualan album. Banyaknya
disebut sebagai industri musik rekaman yang musisi, terutama dari label besar yang marah
mainstream. Menurut Wenz, yang dimaksud karena pendapatannya tergerus oleh pembajakan.
mainstream adalah arus utama, tempat band-band Pembajakan terhadap karya orisinal pun marak
yang bernaung di bawah label besar, sebuah terjadi. Pola konsumsi masyarakat cenderung
industri yang mapan. Band-band tersebut
dipasarkan secara meluas yang coverage 26 Resmadi, I. (2017). Music Records Indie Label: Cara
promosinya juga secara luas, nasional maupun Membuat Album Independen! Bandung: Dar! Mizan.
27 Putranto, W. (2009). Rolling Stone Music Biz.
25 Wardhana, Y. W. (2014, Maret 13). Aggregator Musik, Yogyakarta: Penerbit B-First (PT. Bentang Pustaka)
28 Ibid.
Distribusi Era Digital. Retrieved from
29 Lestari, N. D. (2019). Proses Produksi Dalam Industri
CompusicianNews.com:
https://compusiciannews.com/Aggregator-Musik- Musik Independen Di Indonesia. Jurnal Komunikasi,
Distribusi-EraDigital-1007/ London School of Public Relations, Vol. 10, No. 2, 165.

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

mengarah untuk melakukan pengunduhan musik terhadap perubahan zaman. Aggregator Musik
secara ilegal, seperti pada CD bajakan yang marak merupakan bagian dari bentuk adaptasi akan
ditemukan, dan tidak hanya itu saja sewaktu perubahan ini, namun dalam tindak lakunya ia
penggunaan beralih pada media internet, masih belum mempunyai batasan kewenangan,
pembajakan terhadap karya orisinal pun juga maka dapat memunculkan kekhawatiran jika
banyak beredar. Apalagi sekarang di era digital, aggregator melakukan sebuah kelalaian,
penjualan album fisik juga semakin terus berdasarkan hal tersebut perlu tinja uanlebih
menurun. lanjut mengenai bagaimana batasan tanggung
Pada prakteknya, toko musik digital atau jawab suatu Aggregator Musik dalam pelaksanaan
platform streaming musik online seperti iTunes, jasanya dalam distribusi musik secara digital.
Apple Music, Spotify, Joox dan lain sebagainya Tugas dan wewenang Aggregator Musik
cenderung susah untuk dijangkau bahkan bagi secara garis besar ialah pendistribusian sebuah
musisi yang dinaungi label rekaman besar (Major lagu dan musik, untuk melakukan itu aggregator
Label) maupun musisi independen, dikarenakan tentunya membutuhkan sebuah landasan dengan
toko musik digital yang jangkauannya luas hingga pemilik lagu dan musik yakni dengan sebuah
seluruh dunia tidak memungkinkan baginya untuk perjanjian.
melakukan hubungan hukum dengan masing- Menurut Sudikto Mertokusumo, pada dasarnya
masing musisi yang ingin memasukkan karya perjanjian adalah proses interaksi atau hubungan
cipta musiknya ke dalam toko musik digital hukum dari dua perbuatan hukum yang saling
tersebut, sehingga Aggregator Musik dapat berhadapan yaitu penawaran oleh pihak penawar
menjadi perantara atau distributor bagi kedua dan penerimaan oleh pihak penerima. Di antara
belah pihak tersebut untuk melakukan sebuah pihak penawar dan pihak penerima tersebut harus
kerja sama. tercapai kesepakatan untuk menentukan isi
Pada dasarnya Aggregator Musik dalam perjanjian yang akan mengikat kedua belah
menyediakan jasa, karena ia merupakan sebuah pihak.31
badan usaha maupun perseorangan yang tidak Bentuk perjanjian antara Aggregator Musik
bersifat nirlaba, sehingga dalam menjalankan dengan pencipta maupun pemegang hak cipta
jasanya ia tetap membutuhkan timbal balik berupa biasanya berbentuk perjanjian yang sudah
keuntungan materiil melalui penarikan biaya atau disiapkan oleh sang aggregator lalu pencipta
penerapan tarif atas jasa yang diberikannya. maupun pemegang hak cipta hanya tinggal
Aggregator Musik secara garis besar mempunyai menandatanganinya atau bisa disebut dengan
peran sebagai pelaku usaha, dan musisi menjadi perjanjian baku yang berasaskan take it or leave
pengguna usaha atau dapat dikatakan sebagai it. Dengan kata lain, maka timbul pernyataan ‘take
konsumen. it or leave it’ jika kamu tidak setuju dengan isi di
Tugas Aggregator Musik tidak hanya menjadi dalam kontrak yang telah dibuat oleh pihak
perantara untuk mendistribusikan sebuah karya penawar, maka mundur saja dari perjanjian ini.
cipta ke toko musik digital, namun ada beberapa Perjanjian baku inilah yang diterapkan dalam
tugas dibalik peran tersebut, yaitu30: hubungan hukum antara Aggregator Musik
a. Memantau status akan hak-hak pencipta dengan pencipta maupun pemegang hak cipta,
dan/atau pemegang hak cipta; baik oleh Major Label maupun musisi independen
b. Merubah bentuk fisik dari pencipta atau dalam naungan Indie Label.
musisi ke bentuk digital. Klausula baku telah diatur pada Pasal 18 ayat
c. Merubah dari bentuk digital, ke format digital (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
yang dihendaki beberapa toko musik digital Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) yang
seperti iTunes menggunakan Advanced Audio menyebutkan bahwa tujuan dari larangan
Coding (AAC)]; pencantuman klausula baku yaitu larangan ini
d. Mengantarkan marketing materials pada toko dimaksudkan untuk menempatkan penerima
musik digital. setara dengan pihak penawar berdasarkan prinsip
Kita tidak dapat mengelak era digital, sadar kebebasan berkontrak yang diatur pada Pasal
maupun tidak, memaksa kita untuk 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
menghadapinya siap maupun tidak. Untuk itu, (KUHPer). Pasal 18 ayat (1) UUPK mengatur
sebagai manusia kita perlu menjadi dinamis secara rinci klausula-klausula baku apa saja yang

30 31
Galuszka, P. (2015). Music Aggregator Musiks and Mertokusumo, S. (1983). Sejarah Peradilan dan
Intermediation of The Digital Music Market. Polandia: PerundangUndangannya di Indonesia Sejak 1942, Cetakan
University of Lodz. II. Yogyakarta: Liberty

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

dilarang dicantumkan dalam sebuah perjanjian kepentingan konsumen. 32


sehingga jika klasula tersebut ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
sebuah perjanjian maka perjanjian tersebut dapat Tentang Perlindungan Konsumen membagi
dibatalkan oleh pihak penerima. penyelesaian sengketa menjadi dua bagian, yaitu :
Memang, berlakunya perjanjian baku yang 1. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan
menerapkan asas take it or leave it cenderung a. Penyelesaian sengketa secara damai, oleh
memberi kesenjangan posisi antara pihak penawar para pihak sendiri yaitu konsumen dan
dan penerima, maka dari itu sebagai penerima pelaku usaha/produsen;
harus lebih cerdik dalam hal meneliti imbangnya b. Penyelesaian sengketa melalui Badan
hak dan kewajiban antar kedua belah pihak Penyelesauan Sengketa Konsumen
sebelum menyetujui sebuah perjanjian. dengan menggunakan mekanisme
Timbulnya perjanjian antara Aggregator alternative dispute resolution, yaitu
Musik dengan pencipta maupun pemegang hak konsiliasi, mediasi dan arbitrase.
cipta mengakibatkan pemberian kuasa atas karya 2. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan
cipta yang dibuat oleh pencipta kepada Penyelesaian sengketa konsumen di luar
aggregator untuk bertindak pada karya cipta pengadilan diselenggarakan untuk mencapai
tersebut atas dirinya (pencipta) dalam melakukan kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya
kegiatan pendistribusian secara digital ini. ganti kerugian, atau mengenai tindakan
Pemberian kuasa menurut Pasal 1792 Kitab tertentu untuk menjamin tidak akan terulang
Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan kembali kerugian yang diderita oleh
bahwa pemberian kuasa ialah suatu persetujuan konsumen. Penyelesaian sengketa konsumen
yang berisikan pemberian kekuasaan kepada di luar pengadilan yang dikehendaki Undang-
orang lain yang menerimanya untuk Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
melaksanakan sesuatu atas nama orang yang Perlindungan Konsumen merupakan pilihan
memberikan kuasa. yang tepat karena jalan keluar yang
Batasan tanggung jawab suatu Aggregator dirumuskan berisikan penyelesaian yang
Musik masih sebatas sesuai dengan perjanjian memuaskan pihak yang sedang bersengketa.
yang dibuat antara aggregator dengan pencipta
maupun pemegang hak cipta, karena peraturan PENUTUP
perundang-undangan belum mengatur. Baik A. Kesimpulan
kepada pencipta dan aggregator bertindak untuk 1. Pada hakikatnya perlindungan hukum
melaksanakan kewajiban agar hak masing-masing terhadap suatu karya ciptaan sudah
pihak terpenuhi. Jika salah satu lalai dalam mendapatkan perlindungan terhadap karya
pemenuhan hak dan melaksanakan kewajiban, ciptaanya secara otomatis. Namun dalam hal
besar kemungkinan untuk terjadi sebuah sengketa. lain seperti ide atau gagasan tidak
Selain itu, jika terjadi sengketa dapat mendapatkan perlindungan hak cipta karena
melakukan penyelesaian berdasarkan peran karya cipta harus menunjukkan keaslian
Aggregator Musik sebagai pelaku usaha dan sebagai bentuk karya cipta nyata dan lahir
pencipta maupun pemegang hak cipta sebagai berdasarkan kempuan sehingga ciptaan dapat
konsumen, dilandaskan Undang-Undang Nomor 8 didengar,dibaca,atau dilihat. Perlindungan
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. hukum terhadap pencipta lagu terkait musik
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 independen yang dikomersilkan dapat
Tentang Perlindungan Konsumen pada dasarnya ditempuh dengan dua cara yaitu tindakan
telah memberikan kesetaraan kedudukan antara preventif (mencegah) dan tidakan represif
konsumen dengan pelaku usaha, tetapi konsep (menekan).
perlindungan konsumen sebagai suatu kebutuhan 2. Aggregator Musik adalah fasilitator bagi
harus senantiasa disosialisasikan untuk mencapai musisi untuk menjual musik mereka secara
prinsip kesetaraan yang berkeadilan dan untuk online dengan cakupan yang luas, bahkan
mengimbangi kegiatan pelaku usaha yang hingga ke tingkat internasional. Aggregator
menjalankan prinsip ekonomi untuk mendapatkan Musik akan fokus pada urusan distribusi karya
keuntungan yang semaksimal mungkin dengan dan terhubung dengan berbagai toko musik
modal seminimal mungkin yang dapat merugikan online di seluruh dunia. Namun, distribusi di

32 Rusli, T. (2012). Penyelesaian Sengketa Antara Konsumen


dan Pelaku Usaha Menurut Peraturan Perundang-
Undangan (Vol. 3). Keadilan Progresif.

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

sini tidak hanya soal bagaimana menjual lagu Ni Ketut Supasti Dharmawan, dkk, 2016,Hak
lewat toko musik digital saja, tetapi Kekayaan Intelektual (HKI),
bagaimana mengemas artis dan karyanya Deepublish,Yogyakarta.
secara utuh. Aggregator Musik juga akan Putranto, W. 2009. Rolling Stone Music Biz.
terhubung dengan berbagai media sosial, Yogyakarta: Penerbit B-First (PT. Bentang
website artis, hingga aplikasi smartphone. Pustaka)
Riswandi, Budi Agus. Sumartiah, Siti. 2006.
B. Saran Masalah - Masalah HAKI Kontemporer.
1. Diharapkan kedepannya perlindungan hukum Yogyakarta: Gitanagari
secara preventif terhadap musik independent Sutedi, A. Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar
pada era digital di Indonesia yang Grafika, 2009.
menyangkut Undang-undang Hak Cipta dapat Syafrinaldi. 2010. Hukum Tentang Perlindungan
direvisi menyesuaikan dengan perkembangan Hak Milik Intelektual Dalam Menghadapi
teknologi digital dan diharapkan juga Era Globalisasi, UIR Press. ISBN 979-8885-
kedepannya perlindungan hukum secara 40-6
preventif ada inovasi terbaru dari media Theo Huijbers. 1995. Filsafat Hukum.
software digital yang dapat mencegah terjadi Kanisius.Yogyakarta.
penggandaan musik independent tanpa izin
dari sang pencipta lagu. Artikel / Website
2. Diharapkan kedepannya musik Aggregator Áron Balogh, “The Internet & copyright” 20
berperan serta dalam memantau status akan Februari 2018, https://ucomm.wsu.edu/the-
hak-hak pencipta dan/atau pemegang hak internet-copyright/ diakses pada tanggal.
cipta dapat diberikan kuasa berdasarkan CNN Indonesia, 9 Desember 2018, Wapres JK:
perjanjian oleh pencipta musik untuk Indonesia Belum Sepenuhnya Revolusi
bertindak dan mewakili pencipta musik dalam Industri 4.0, diakses tanggal 14 April 2019.
melindungi hasil ciptaannya di era digital 4.0 Daniela Evgeniva, “The Impact of Streaming on
the Music Industry”
DAFTAR PUSTAKA https://www.thriveglobal.com/stories/12286-
the-impact-of-music-streaming diakses pada
Buku tanggal 20 Februari 2018.
Abiantoro Prakoso, 2016, Hukum Perlindungan Dewi,A.A.M.S.2017.Perlindungan Hukum Hak
Anak ,LaksBang Pressindo,Yogyakarta. Cipta Terhadap Cover Version Lagu Di
Adrian Sutedi, 2009, Hak Atas Kekayaan Youtube.Jurnal Magister Hukum udayana
Intelektual,Sinar Grafika,Jakarta. (Udayana Master Law Journal),6(4),516-518
Dellyana, Dina, Fikri Hadiansyah, Adib Hidayat, Dicky Ardian, “Payung Teduh Ultimatum Para
Widhi Asmoro, 2015, Rencana Musisi yang Cover Lagu ‘Akad'"
Pengembangan Musik Nasional, Jakarta: PT. https://hot.detik.com/music/d-
Republik Solusi, 3660933/payung-teduh-ultimatum-para-
Ellul, Jaques. 2007. The Technological Society musisi-yang-cover-laguakad diakses pada
(terjemahan dari bahasa Perancis). New tanggal 23 Februari 2018.
York: Alfred A. Knopf. Fadhila,G.,&Sudjana,U.(2018).Perlindungan
Fatah Syukur NC. 2008.Teknologi Pendidikan, Karya Cipta Lagu Dan/Musik Yang
(Semarang : Rasai Media Group) Dinyanyikan Ulang (Cover Song) Di Jejaring
____________, 2006Buku Panduan Hak Media Sosial Dikaitkan Dengan Hak
Kekayaan Intelektual. Ditjen kekayaan Ekonomi Berdasarkan UndangUndang
intelektual Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak
Irwansyah, 2020, Penelitian Hukum (Yogyakarta: Cipta.Acta Diurnal Jurnal Ilmu Hukum
Mirra Buana Media) Kenotariatan dan ke-PPAT-an,1(2)
Locke, Two Treatises of Government, edited and Ernesto, “Sportify: A Massive P2P Network,
introduced by Peter Laslett, 1988. Blessed by Record Labels”
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian https://torrentfreak.com/spotify-a-massive-
Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. p2p-network-blessed-by-record-labels-
Muhammad, Abdulkadir, 2007, Kajian Hukum 110617/ diakses pada tanggal 20 Februari
Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, 2018.
(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Eka Pratama, I Putu Agus (30/06/2020).
"Memahami Peran Information Security,

Ganesha Hizkia Ticonuwu


Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

Cyber Security, dan Network Security Bagi Review of Technological Protection Measures
Organisasi di Era Industri 4.0 Udayana Exceptions, Canberra, Australia: 2006.
Networking Universitas Udayana". Ridwan Aji Pitoko (24 April 2018), Aprillia Ika,
udayananetworking.unud.ac.id. Diakses ed., Apindo: Revolusi Industri 4.0 Bisa
tanggal 2020-06-30. Mengancam Tenaga Kerja Lokal, diakses
Galuszka, P. 2015. Music Aggregator Musiks and tanggal 14 April 2019.
Intermediation of The Digital Music Market. Rusli, T. 2012. Penyelesaian Sengketa Antara
Polandia: University of Lodz. Konsumen dan Pelaku Usaha Menurut
www.kompas.com/kompas- Peraturan Perundang-Undangan (Vol. 3).
cetak/0211/05/dikbud/pemb30.htm, diakses 3 Keadilan Progresif
Agustus 2019 Schlechtendahl, J., Keinert, 2015. M.,
http://musik .htm Kretschmer, F., Lechler,A., & Verl, A.
http://pengertian-musik.html Making existing production systems Industry
http://perkembangan_musik_nusantara2.htm 4.0-ready. Production Engineering,Vol. 9,
http://www.wikipedia.org/wiki/mp3 Issue.1.
Hermann, Pentek, Otto, 2016: Design Principles Tarja Koskinen-Olesson & Nicholas Lowe,
for Industrie 4.0 Scenarios, accessed on 4 “Educational Material on Collective
May 2016 Management of Copyrights and Related
"Industrie 4.0: Mit dem Internet der Dinge auf Rights, Module 2: Management of Copyright
dem Weg zur 4. industriellen Revolution". and Related Rights in The Field of Music”.
Vdi-nachrichten.com (dalam bahasa Jerman). (Norway: World Intellectual Property
1 April 2011. Diarsipkan dari versi asli Organization, 2012)
tanggal 2013-03-04. Diakses tanggal 2016- Wardhana, Y. W. (2014, Maret 13). Aggregator
11-30. Musik, Distribusi Era Digital. Retrieved from
Industrie 4.0 Plattform Last download on 15. Juli Compusician News.com:
2013 https://compusiciannews.com/Aggregator-
Industri 4.0 Musik-Distribusi-EraDigital-1007/
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_4.0
Intellectual Porperty and US Relations with Peraturan perundang-undangan.
Indonesia, Malaysia, Singapore and Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
Thailand, Elisabeth Uphoff southeast asia Hak Cipta
program, Cornell University, 1991
Lestari, N. D. 2019. Proses Produksi Dalam
Industri Musik Independen Di Indonesia.
Jurnal Komunikasi, London School of Public
Relations, Vol. 10, No. 2.
Mertokusumo, S. 1983. Sejarah Peradilan dan
PerundangUndangannya di Indonesia Sejak
1942, Cetakan II. Yogyakarta: Liberty.
M Faisal Reza Irfan, Laris Manis Cover Lagu
"Akad", Bagaimana Hukumnya?”
https://tirto.id/laris-manis-cover-lagu-akad-
bagaimana-hukumnya-cxgV diakses pada
tanggal 23 Februari 2018
Musik Indie,
https://id.wikipedia.org/wiki/Musik_indie
Nuran Wibisono, Menimbang Musik Digital di
Indonesia https://tirto.id/menimbang-musik-
digital-di-indonesia-bvv6 diakses pada
tanggal 15 July 2019
Parker Hall, “The Best Music Streaming Services”
https://www.digitaltrends.com/music/bestmu
sic-streaming-services/ diakses pada tanggal
20 Februari 2018.
Resmadi, I. (2017). Music Records Indie Label:
Cara Membuat Album Independen Bandung:

Ganesha Hizkia Ticonuwu

You might also like