Makalah Penyimpangan Teologi Dalam Islam

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

MAKALAH

PENYIMPANGAN DALAM TEOLOGI ISLAM

DOSEN PENGAMPU

ASWIR, Sd.i, M.Pd

DISUSUN OLEH :

 MIFTAMIL HUSNA ( T.MPI.1.2023.040)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI MENAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SYEKH MAULANA QORI BANGKO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, karna hanya atas rahmat dan
karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah kami. Makalah kami disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah teologi islam. Makalah ini membahas tentang
penyimpangan dalam teologi islam . penulis sangat berterimakasih kepada dosen
pemimbing mata kuliah teologi islam yang telah membimbing kami. Dan kepada semua
yang membantu dalam penyusunanya. Tentunya dalam makalah ini dengan segala
keterbatasan tidak lepas dari kekurangan, oleh karna itu, sangat di harapkan kritik dan
saran dari dossen pembimbing dan semua pembaca unyuk perkembangan pengetahuan
penulis. Semoga bermampaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...
C. Tujuan Penulis……………………………………………………………….…

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyimpangan Teologi Islam………………………………………


1. Kafir ………………………………………………………………………..
2. Syirik………………………………………………………………………..
3. Murtad………………………………………………………………………
4. Munafik…………………………………………………………………….
B. Penyimpangan-penyimpangan dalam teologi islam…………………………….
1. Syi’ah……………………………………………………………………….
2. Khawarij …………………………………………………………………...
3. Qodariyah…………………………………………………………………..
4. Jabariyah…………………………………………………………………....
5. Murji’ah…………………………………………………………………….
6. Mu’tazilah………………………………………………………………….
7. Asy’ariah…………………………………………………………………. .

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia adalah makluk terakhir ciptaan Allah, karna jika itu dibandingkan dengan
makluk makluk paling bagus. Manusia merupakan yang paling mulia bahkan di
angkat menjadi wali (khalifah) Allah di muka bumi.bahkan Djohan Efendi dalam
bukunya “ insane kamil : Konsep manusia menurut islam “ mengatakan bahwa
manusia merupakan tujuan utama yang ada di balik penciptaan alam, karena tiada
ciptaan lain yang mempunyai sifat sifat yang di perlakukan untuk menjadi cerminan
sifat ilahi yang sesungguhnya. Penciptaan makluk makluk lain sebelum manusia,
dimaksudkan tuhan hanyalah sebagai pengantar menuju penciptaan manusia itu
sendiri.
Karena itu, bertauhid atau mengesankan Allah secara terus menerus dalam
pikiran, hati, ucapan dan perbuataan adalah sesuatu yang di wajibkan tuhan kepada
umat manusia melebihi dari makluk makluk lain.
Agar manusia dapat menghindari jalan hidupnya masih senantiasa berada dalam
koordinat tauhid manusia wajib mengetahui hal hal apa saja sikap dan perilaku yang
menyalahi tauhid tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyimpangan teologi islam ?
2. Bagaimana penyimpangan dalam aliran teologi islam ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana penyimpangan teologi islam
2. Untuk mengetahui bagaimana penyimpangan dalam aliran dalam teologi islam
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penyimpangan – penyimpangan teologi islam


Secara garis besar, masalah-masalah yang bertentangan dengan tauhid adalah
kekafiran , kesyirikan, kemurtadan dan kemunafikan.

1. Kafir
Kafir memang mempunyai bnyak arti. Yang dimaksud kafir dalam pembahasan
ini adalah org yang tidak percaya atau beriman kepada allah SWT, baik orang
tersebut bertuhan lain selain Allah maupun tidak bertuhan sama sekali ( atheis).
Kekafiran jelas bertentangan dengan tauhid karna tauhid adalah kepercaan dan
keimanan akan adanya allah SWT.
Kekafiran secara bahasa berati menyembunyikan atau menutupi (QS. 57:4).
Sedangkan menurut istilah kafir ialah menolak kebenaran dari Allah yang di
sampaikan rasul-Nya (Departemen Agama RI, Ensislopedi islam di Indonesia, hal
531).
Menurut pendekatan istilah, kafir itu dapat di bagi menjadi empat macam, yaitu :
1. Kafir ilahiyat
Kafir ilahiyat disebut juga kafir murtad artinya adalah menolak kebenaran
adanya tuhan (atheist). Menurut ajaran islam kafir mulhid adalah sikap yang
menyalahi tauhid , sebab kebenaran utama yang di sampaikan semua rasul
adalah atau menegaskan allah dan beribadah kepadanya, seperti di jelaskan Al
qur’an dalam surah surat al-anbiya ayat 25 :

‫َو َم ا َأْر َس ْلَنا ِم ن َقْبِلَك ِم ن َّرُسوٍل ِإاَّل ُنوِح ي ِإَلْيِه َأَّنُه اَل ِإَلَه ِإاَّل َأَنا َفاْع ُبُدون‬
Artinya : Dan kami tidak mengutusseorang rasul pun sebelum kamu melain
Kami mewahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada tuhan (yang hak)
melaikan aku, maka sembah lah olehmu sekalian akan aku”.

2. Kafir nabuwat
Kafr nabuwat artinya menolak kebenaran atau tidak mengakui nabi dan rasul
rasul allah. Mereka menduskan para nabi dan rasul sebagai pembawa kitap
dan ajaran dari allah untuk menjadi petunjuk hidup bagi manusia. Seperti yang
di jelaskan dalam surah An-Nahl ayat 36
‫َّٰط‬
: ‫ٱَو َلَقْد َبَع ْثَنا ِفى ُك ِّل ُأَّمٍة َّرُس واًل َأِن ٱْع ُبُدو۟ا ٱَهَّلل َو ٱْج َتِنُبو۟ا ٱل ُغ وَت ۖ َفِم ْنُهم َّم ْن َهَدى ٱُهَّلل َوِم ْنُهم َّم ْن َح َّقْت‬
‫َع َلْيِه ٱلَّض َٰل َلُةۚ َفِس يُرو۟ا َأْلْر ضِفىِ َفٱنُظُرو۟ا َكْيَف َك اَن َٰع ِقَبُة ٱْلُم َك ِّذ ِبيَن‬

Artinya: Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap tiap
umat (untuk menyerukan) : “sembahlah allah (saja), dan jauhilah itu “.
Maka di antara umat itu ada orang yang di beri petunjuk oleh allah dan
ada pula di antaranya orang orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikan lah bagai mana
orang orang yang mendustakan rasul rasul.

3. Kafir perintah
Kafir perintah artinya adalah menolak melaksanakan atau dengan kata lain
tidak mematuhi perintah allah. Orang ini bukan atheis, karena meraka
mengakui kebenaran adanya allah dan juga mengakui kitab kitab allah yang di
bawa oleh para rasul tersebut.

4. Kafir nikmat
Kafir nikmat adalah sikap menolak bahwa nikmat dan rezki yang di milikinya
merupakan pemberian allah tetapi di yakini mutlak sebagai hasil kerjanya atau
hasil kepintaranya. Mereka ini meyakini adanya allah,meyakini kitab dan
rasul, terkadang juga mereka beribadah kepada allah.

Sikap dan perbuatan kafir sangat menyalahi tauhid, maka orang orang
kafir oleh tauhid di pandang sebagai seburuk-buruk makluk yang kelak akan
masuk neraka serta akan kekal di dalm nya.

2. Syirik
Syirik adalah kebalikan (lawan kata) dari tauhid. Jika tuhid merupakan pengesaan
allah dalam pikiran, hati, ucapan dan perbuatan, maka syirik adalah
menyekutukan allah atau mengakui bnyak tauhid (mahmug yunus,1979:197).
Orang yang melakukan perbuatan syirik ini pada dasarnya mengakui adanya
tuhan, tetapi perbuatan mereka menjadi salah mereka mengakui tuhan itu lebih
dari satu(bukan esa). Atau mungkin mereka mengakui bahwa tuhan itu esa tetapi
mereka jug mengakui adanya kekuatan lain yang sama dengan allah, sehingga
tidak sepenuhnya percaya akan ke esa an dan kemahakuasaan allah.
Syirik dapat di bagi menjadi 2 macam yaitu : syirik yang nyata dan syirik yang
tersembunyi. Syirik nyata misalny, apabila orang tersebut bukan beribadah
kepada allah, tetapi kepada kekuatan lain atau melakukan keramat;
kuburan,patung, pohon rindang dan sebagainya. Sedangkan syirik tersembunyi
apabila melakukan suatu perbuatan ibadah tetapi niatnya dalam hati hanyalah
ingin pamer (riya).
Jadi syirik adalah suatu perbuatan yang benar-benar menyalahi tauhid. Karna itu,
allah SWT menegaskan bahwa dosa yang tidak terampuni oleh-Nya adalah dosa
akibat perbuatan syirik. Syirik adalah orang yang menyekutukan allah. Pada
dasarnya orang syirik memiliki kepercayaan akan adanya allah, tetapi di
campurkan dengan kepercayaan kepada yang lain, sehingga tidak sepenuhnya
mempercayai keesaan dan kemahakuasaan allah SWT.
Ke syirikan bertentangan dengan tauhid, karna tauhid adalah keyakinan dan
kemaha esaan Allah : sedangkan ke syirikan tidak dengan demikian. Orang syirik
mempercayai adanya kekuatan lain selain allah dan zat lain selain zat allah yang
dapat menentukan sesuatu. Kesyirikan adalah dosa yang paling besar dan tidak
terampunkan.
Hal-hal yang dapat di kategorikan kesyirikan bisa berbentuk khurafat, takhyul dan
tawasul. Bahkan mengagungkan seseorang ataupun satu benda secara berlebihan
dapat disebut syirik.

2.1. Membuang jauh-jauh kemusyrikan merupakan asas dakwah para


nabi
Pokok utama setiap dakwah para nabi dan rasul sepanjang masa ialah
menyeru manusia agar hanya menunjukan ibadah hanya kepada allah
YME,seraya menjauhkan diri dari menunjukanya kepada apa dan siapapun
selainya.
Tauhid dalam ibadah, serta pembebasan diri belegu ke musyrikan dan
keberhalaan, merupakan yang terpenting di antara ajaran-ajaran agama
samawi, dan yang paling menonjol diantara risalah-risalah para nabi.
Sedemikian pentingnya, sehingga seolah olah para nabi dan rasul tidak di utus
kecuali demi satu sasaraan saja, yaitu memperkukuh pondasi tiang-tiang
pancang tauhid serta pemberantasan kemusyrikan. Dengan amat jelas al quran
menyebut tentang hakikat ini.
2.2. Asal mula timbulnya kemusyirikan dan keberhalaan
Amat sulit memberikan uraian tentang akar-akar keberhalaan, asal mula
penyimpangan akidah ini, serta pertumbuhan di lingkungan manusia. Apa lagi
mengingat bahwa persoalan keberhalaan ini bukan hanya terbatas pada satu
atau dua daerah. Hal ini tentunya membuat sulitnya mengajukan pendapat
yang pasti tentangnya atau tentang pertumbuhanya.
Suku arab yang telah punah, seperti suku ‘Ad dan tsamud, umat nabi hud dan
saleh penghuni daerah madyan dan saba’, serta umat nabi-nabi syuib dan
sulaiman, mereka itu hidup di antara penyembah matahari dan berhala.
Kepercayaan-kepercayaan dan cara berpikir mereka bnyak di sebut dalam al
quran al karim. Bangsa arab dari keturunan nabi ismail, untuk masa-masa
tertentu, adalah kaum yang bertauhid dan mengikuti ajaran-ajaran nabi
Ibrahim dan nabi ismail, akan tetapi lama kelamaan, akibat pergaulan dengan
suku-suku penyembah berhala dalam masyarakat arab jahiliyah, secara
berangsur-rangsur timbul pula kepercayaan-kepercayaan sebagai ganti akidah
tauhid. Demikian itulah keadaan bangsa arab yang hidup di daerah-daerah
tersebut.
Kesimpulanya, keberhalaan ini mulanya di buat demi mengabadikan
kenangan para pemimpin agama dan tokoh-tokohbesar Negara. Namun
dengan berlalunya masa dan pengertian generasi-generasi, tujuan ini
menyimpang dari asalnya, dan berubahlah berhala ini menjadi sesembahan
atau sebagai tuhan-tuhan buatan.
2.3. Penyebab-penyebab timbulnya kesyirikan dalam ibadah
Di bawah ini di sebutkan tiga di antara penyebab-penyebab timbulnya
kemusyirikan dalam ibadah.

A. Kepercayaan akan adanya lebih dari satu pencipta


Kaum penyembah berhala dan orang-orang lainya seperti mereka, yang
mempercayai adanya dua atau tiga tuhan (atau lebih), terpaksa oleh
kepecayaannya itu untuk memuja (beribadah kepada) lebih dari satu tuhan.
Dalam agama budha, tuhan yang azali dan abadi memanifestasikan dirinya
dalam tiga tahun atau tiga bentuk berikut dengan nama-nama sebagaai
berikut:
1. Brahmana, tuhan pencipta.
2. Wisnu, tuhan pemelihara.
3. Shiva, tuhan penghancur.

Dalam agama nasrani dikenaal tiga nama.

1. Bapa
2. Putra
3. Roh kudus

Dalam agama Zoroaster, di simpang ahura mazda, masih ada lagi dua
tuhan yaitu:

1. Yazdan
2. Ahrman
B. Anggapan tentang jauhnya al-khaliq dari makhluk-Nya
Penyebab kedua adanya ibadak kepada selain allah ialah anggapan tentang
jauhnya allah dari makhuknya, dalam artii allah tidak mendengar ucapan
mereka, dan tidak sampai kepadanya segala doa dan permohonan
merekakarna itu, mereka memilih sebagai wasilah (perantara) yang di
pikirkan dapat mewakili dalam menyampaikan doa-doa mereka. Seolah-
olah kedudukanya sama seperti kedudukan manusia-manusia pemegang
jabatan tinggi, tidak mungkin seseorang dapat menghadap mereka kecuali
melalui perantara-perantara. Untuk itu mereka menyembah ( beribadah
kepada) orang yang di anggap suci,malaikat, jin, dan arwah, agar
penyampaian doa-doa mereka kehadapan allah.
C. Pelimpahan wewenang pentadbiran kepada tuhan-tuhan kecil
Dalam hati kecilnya, manusia merasakan khudhu’ (ketundukan) tertentu
kepadasuatu kekuatan tertinggi, seraya menggangap dirinya kecil sekali di
hadapan kekuatan seperti itu. Perasaan fitri seperti ini, meskipun tidak
terungkap dengan lisan dan anggota tubuh lainya, selalu bersemayam jauh
dalam hati sanubarinya dalam bentuk perasaan khudu’ dan pasrah. Di sisi
lain ia sudah terbiasa berhubungan dengan benda-benda indrawi, sehingga
menjadikanya selalu ingin menuangkan segala sesuatu dalam acuan
inderawi.
Atas dasar ini musyirik ingin mewujudkan kekuatan-kekuataan gaib dalam
bentuk benda-benda yang dapat di lihat. Tambahan lagi, di sebabkan
kepikiranya, ia membayangkan segala peristiwa di alam raya ini telah di
serahkan wewenagnya atau pemenangnya kepada satu kekuatan dasyat
yang juga di ciptakan oleh allah seperti “tuhan lautan”, “tuhan perang”,
dan “ tuhan damai”. Seolah-olah pemerintahan alam semesta sama saja
seperti pemerintahan-pemerintahan bumi, masing-masing segi kekuatan
yang bebas melakukan apa saja yang di kehendakinya.
Karna itu lah para penghuni pantai-pantai menyembah “tuhan lautan”,
agar ia mau melimpahkan kekayaan lautan untuk mereka dan mencegah
bahaya-bahaya dan bencan-bencana yang berasal darinya, seperti angin
topan dan sebagainya. Sementara itu, para penghuni daratan dan padang-
padang luas menyembah “tuhan daratan”, agar ia mau memberikan kepada
mereka segala isi bumi yang bermampaat, dan mencegah mereka dari
segala bencananya, seperti gempa dan sebangainya.

3. Murtad
Murtad adalah istilah yang di berikan untuk menyebut orang yang
keluar dari islam. Pada mulanya orang ini beriman kepada allah dan
merupakan muslim, tetapi kemudian ia meningagal kan keimananya
untuk selanjutnya beriman kepada selain allah atau tidak beriman sama
sekali.
Bedanya dengan kafir, kalau orang kafir sejak mulainya memanhg
tidak beriman kepada allah, sedangkan murtad, sebelumnya beriman
kepada allah kemudian keluar dari keimanan itu. Apabila seorang
muslim menjadi murtad, segala segala amal ibadah dan kebaikan nya
di dunia tidak di perhitungkan lagi di akhirat, semua gugur akubat
murtadnya itu, seperti jelaskan al qur’an surah Al Baqarah ayat 217
yang berbunyi
: ‫َيْس َٔـُلوَنَك َع ِن ٱلَّش ْهِر ٱْلَح َر اِم ِقَتاٍل ِفيِهۖ ُقْل ِقَتاٌل ِفيِه َك ِبيٌرۖ َو َص ٌّد َعن َس ِبيِل ٱِهَّلل َو ُك ْفٌۢر ِبِهۦ َو ٱْلَم ْس ِج ِد ٱْلَح َر اِم‬
‫َٰق‬
‫َوِإْخ َر اُج َأْهِلِهۦ ِم ْنُه َأْك َبُر ِع نَد ٱِهَّللۚ َو ٱْلِفْتَنُة َأْك َبُر ِم َن ٱْلَقْتِل ۗ َو اَل َيَزاُلوَن ُي ِتُلوَنُك ْم َح َّتٰى َيُر ُّد وُك ْم َعن ِد يِنُك ْم ِإِن‬
‫ُأ۟و َٰٓل‬ ‫َٰٓل‬
‫ٱْسَتَٰط ُعو۟ا ۚ َوَم ن َيْر َتِد ْد ِم نُك ْم َعن ِد يِنِهۦ َفَيُم ْت َو ُهَو َكاِفٌر َفُأ۟و ِئَك َح ِبَطْت َأْعَٰم ُلُهْم ِفى ٱلُّد ْنَيا َو ٱْل َء اِخ َرِةۖ َو ِئَك‬
‫َأْص َٰح ُب ٱلَّناِر ۖ ُهْم ِفيَها َٰخ ِلُد وَن‬

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram.


Katakanlah: “berperang dalam bulan (haram) adalah dosa besar ; tetapi
menghalangi (manusia) dari jalan allah, kafir kepada allah,(melaeang masuk)
masjidil haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih
besar(dosanya) di sisi allah. Dan berbuat pitnah lebuh besar(dosanya) daripada
membunuh. Mereka tidak berhenti-henti memerangi kamu sampai mereka
(dapat) mengembalikan kamu dari agama mu( kepada kekafiran). Seandainya
mereka sanggup. Barang siapa murtad di antara kamu dari agama nya, lalu dia
mati dalam kekafiran, maka ialah yang sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat,
dan mereka ialah penghuni neraka mereka kekal di dalam nya.

Murtad adalah trem yang di gunakan untuk menyebut orang keluar dari
islam. Pada mulanya orang seperti ini beriman kepada allah dan ia seorang
muskim, kemudia ia meninggalkan keimananya untuk selanjutnya untuk
beriman kepada yang lain atau tidak beriman sama sekali (etheis). Bedanya
dengan kafir, kalau kafir memanga sejak awak tidak beriman kepada allah :
sedangkan murtad sebelumnya beriman kemudian kelua dari iman itu.

4. Munafik
Munafik adalah orang yang lahirnya menempatkan sesuatu (ucapan,
perbuatan, atau sikap) ysng sesungguhnya bertentangan dangan apa
yang tersembunyi di dalam hatinya. Ada juga yang mendefinisikan
munafik yaitu orang yang melahirkan keimanan dengan mukutnya,
tetapi(ingkar) dalam hatinya. Atau orang yang lahirnya menyatakan
diri muslim sedangkan lahirnya tidak sesuai dengan lahirnya. Jelasnya
munafik adalah orang yang tidak menjadikan pikiran, hati, ucupan dan
perbuatan sebagai sesuatu kesatuan dalam mengesahkan allah.
Karna itu dalam kehudupan sehari-hari orang munafik tersebut
mungkin akan mengaku beriman kepada allah, bahkan dalam hal-hal
tertentu Nampak seperti berbuat atau bertindak seolah-olah bribadah
kepada allah, tetapi dalam hatinya sesungguhnya bahwa perbuatan itu
di lakukan bukan untuk mengesakan allah, bukan untuk
menghambakan (mengabdi) kepada allah tapi hanya untuk
kepentingan dirinya sendiri seperti ingin pamer kekayaan atau supaya
di puji orang ramai, atau ingin menjadi terkenal.
B. Penyimpangan-penyimpang dalam aliran teologi islam
Dalam sebuah pepatah arab di katakan : aku mengenal keburukan bukan untuk
berbuat keburukan, tetapi untuk menjauhinya. Barang siapa tidak mengenal
keburukan dari kebaikan,, maka ia akan terjerumus kedalamya”.
Pepatah di atas benar adanya, beberapa orang banyak terjerumus pada keburukan
atau penyimpangan karena ketidak tahuan. Banya sekali kelompok menyimpang yang
mengatas namakan islam.
Di antaranya syi’ah, khawarij, qodariyah, jabariyah, murju’ah, mu’tazilah,
asy,ariah, dan lainya. Masing-masing memiliki penyimpangan yang berbahaya bagi
kaum muslim baik berupa keyakinan, ucapan maupun perbuatan. Seringkali
penyimpangan mereka begitu samar sehingga sebagian kaum muslimin terkecoh
sehinga terjerumus padanya. Hendaknya setiap muslim bersemangat mempelajari
agamanya secara benar sesuai dengan apa yang di ajarkan rasullulah dan di amalkan
para sahabat sehingga mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Selain itu hendaknya berusaha mengenal tiap-tiap kelompok menyimpang agar tudak
jatuh kepada penyimpangan-penyimpangan mereka. Berikit kami berusaha meringkas
sedikit pelajelasan penyimpangan kelompok tersebut. Semoga kita dan kaum
musllimin dapat berhati00hati darinya.

1. Syi’ah
Syi’ah adalah kelompok penyimpang yang cukup awal muncul dari tubuh kaum
muslimmin. Awalnya penyimpangan ini hanya sekedar melebihkam ali dan
ahlibait rasulullah. Lalu penyimpangan mereka semakin parah. Demikian setiap
penyimpangan dan bid’ah pada umat ini, awalnya kecil bahkan menyerupai
kebenaran, kemudian membesar bahkan dapat mengeluarkan pelakunya dari
islam.
Di antara pokok penyimpanhgan syi’ah:
 Syi’ah meyakini bahwa kitab suci al quran yang ada sekarang tidak otentik
lagi alias telah mengalami penambahan dan pengurangan.
 Orang syi’ah mengkafirkan para sahabat rasulullah kecuali segelintir
orang saja seperti abu Dzar, Salman al farisi, dan lainya. Termasuk yang
di kafirkan oleh mereka adalah abu bakar ash-shiddiq, umar bin khatab,
usman bin affan, dan ummul mukminin aisyah radhiyallah anhum
ajma’in.
 Orang syi’ah (khususnya rafidhah) meyakini bahwa imamah/
kepemimpinan kaum muslim hanya ada para imam mereka yang
berjumlah 12. Meyakini imamah adalah salah satu rukun islam bagi
mereka. Mereka memiliki bnyak keyakinanyang berlebihan tentang imam-
imam mereka seperti keyakinan bahwa imam-imam mereka maksum dan
mengetahui hal yang ghaib.
 Orang syi’ah menghalal kan bahkan menganjurkan nikah kontrak, yaitu
nikah dalam durasi tertentu missal sehari atau sepekan. Padahal jelas
bahwa nikah kontrak di larang dalm islam karena pada hakikatnya nikah
kontrak adalah zina yang terselubung.

Penyimpanga yang telah di jelaskan para ulama tersebut bukan sekedar tuduhan
semata tetapi benar-benar di sebut dalam kitab rujukan mereka seperti kitab Al
Kafi, Al Istibshar, Biharul Anwar, dan lainya. Masih bnayk sekali penyimpangan
yang di miliki kaum syiah. Tetapi mereka selalu berupaya membungkus kesesatan
dan penyimpangan mereka dengan sesuatu yang indah agar orang-orang awam
tertarik. Seperti klaim mereka bahwa mereka mencintai dan dan membela aklu
bait. Mereka juga gemar melakukan dusta dan tagilah (pura-pura) untuk
menutupi penyimpangan mereka. Imam syafi’I rahimatullah mengatakan, “saya
tidak pernah satu orang pun melihat penganut hawa nafsu yang lebih dusta
dalam pengakuan dan lebih bnyak bereaksi palsu melebihi kaum rafidhah”.

Sekarang ini syi’ah menjadi aliran yang sangat berbahaya karna selain sebagai
gerakan indiologis juga sebagai gerakan politik. Banyak sekali gerakan aliran atau
firqah dalam syi’ah, sebagianya lebih parah dari yang lain.

2. Khawarij
Bersama dengan syi’ah, khawarij adalah kelompok penyimpangan yang
pertama kali muncul dalam tubuh umat islam ( sekitar tahun 37-40 H). bahkan
benih-benih mereka telah muncul sejak zaman nabi. di dalam tubuh khawarij
terdapat bnyak sekali fiqah atau kelompok. Tetapi inti aqidah pemikiran mereka
hanmpir sama, di antaranya:
1) Mengkafirkan pelaku kabair (dosa besar)
2) Mengkafirkan kaum muslimin secara umum dan Negara kaum muslimin
3) Mereka adalah orang-orang yang menarik tangan (keluar baiat) dari pemimpin
kaum muslimin dan melakukan pemberontakan baik dalam hati, dengan lisan
atau bahkan dengan mengangkat senjata.

Mulai nampak munculnya khawwarij adalah saat terjadi perang shifiin yang
terjadi antara khalifah ali dan ahli syam. Saat itu, ahli syam menawarkan kepada
ali untuk melakukan takhim (perundingan) yang di wakili dua orang laki-laki
(satu dari Iraq dan satu dari syam) khalifah ali pin menyetujuinya. Orang-orang
khawarj ( yang mana awalnya berada di dalam barisan ali) mengingkari ururan
takhim lewat perwakilan ini. Mereka mengatakan bahwa itu berakti berhukum
dengan selain hukum allah sambul mengulang-ngulang firman allah
“sesunggunya hukum hanya milik allah” (QS yusuf:40).
Singkat cerita lalu orang-orang khawarij pun membangkang dan keluar dari
barisan pasukan ali. Mereka lalu membunuh Abdullah bin Khatab dan membelah
dada budak wanitanya dalam komdisi hamil lalu membunuhnya. Ali pun
memerintahkan mereka untuk bertaubat dan menyerahkan diri. Orang-orang
khawarij pun engan bertaubat dan menyerahkan diri. Ali pun mengirim pasukan
untuk menempaskan mereka. Terjadilah perang Nahrawan yang terkenal, di mana
dalam waktu yang singkat orang-orang khawarij dapat di tumpas sehingga tidak
tersisa kecuali segelintir. Namun demikian, pemikiran khawarij yang rusak
tersebut semakin menyebar. Mereka senantiasa muncul di setiap zaman dengan
berbagai ‘warna’, tetapi inti aqidah dan pemikiran mereka sama yaitu pengafiran
kaum muslimin dan pemberontakan kepada penguasa kaum muslimin.

3. Qodariyah
Di geleri qodariyah demikian mereka menafikan takdir allah dan
menyandarkan perbuatan hamba pada kehendak dan kemampuan mereka sendiri.
Ini berarti menetapkan pencipta atas perbuatan hamba selain allah. Padahal yang
benar adalah bahwa allah adalah pencipta segala sesuatu, dia yang menciptakan
makluk dan dia juga yang menciptakan perbuatan makluknya. Sebelumnya pernah
di ketahui bahwa di antara pokok akidah Ahlussunnah wal jama’ah adalah
beriman kepada takdir, baik yang baik maupun yang buruk. Rasulullah bersabda
dalam hadis jibril yang masyhur, “dan beriman kepada takdir, yang baik maupun
yang buruk” [HR Muslim]. Takdir allah ada beberapa tingkat yang mana kita
wajib mengimaninya:
1) Al ilmu, yaitu bahwa allah mengetahui segala sesuatu.
2) Al kitabah, yaitu allah telah menulis takdir dari segala sesuatu.
3) Al masyi’ah yaitu bahwa segala sesuatu adalah terjadi karena kehendak
allah.
4) Al khalq, yaitu bahwa allah yang menciptakan segala sesuatu.

Kelompok qodariyah mulai muncul tahun 62H-an, di antara pencetus dan


generasi awal mereka adalah Ma’bad Al Juhani (mati tahun 80H) dan Ghailan
Ad Dimasyqy (mati tahun 105H). ringkasan mereka mengatakan bahwa allah
tidak menakdirkan perbuatan hamba, tidak pula menulisnya ( dalam lauhul
mahfudz), dan bahwasanya segala sesuatu itu musta’nafah, yaitu tidak di
ketahui oleh allah dan tidak di takdirkan oleh allah sebelumya. Maka bangkitlah
para ulama’ dan sahabat yang masih hidup mengingkari oikiran dan ucapan
mereka. Ibnu taimiyah mengatakan “ di akhir zaman sahabat muncul bid’ah
qodariyah dan murji’ah. Maka para sahabat dan tabi’in pun mengingkari
mereka seperti Abdullah bin umar, Abdullah bin abbas, jabir bin abdillah dan
watsilah bin asqa” [minhajuz sunnah 1/309]. Setelah di ingkari oleh para
sahabat dan tabi’in kebnyakan qodariah mau mengakui ilmu dan kitab allah,
tetapi mereka tetap mengingkari bahwa allah menciptakan perbuatan hamba
atah sebagian perbuatanya. Mereka mengatakan bahwa allah tidak menciptakan
kejelekan. Ini adalah pemikiran qodariayah generasi ke dua, di antara pelopor
pemikiran ini adalah kelompok mu’tazilah.

4. Jabariah
Ada seorang bernama jaham bin sofwan, berasal dari khurasan. Mulanya ia
menjadi juru tulis dari seorang pemimipin bernama Harits bin Sureih yang
memberontak terhadap kerajaan bani Umayyahdi Khurasan. Kemudian nama
jaham bin sofwan menjadi terkenal karena ia adalah seorang yang sangat sungguh
dan rajin bertabliq, menyeru manusia kepada jalan allah dan berbakti kepadanya
Tetapi ada satu fatwan yang keliru, yang bertentangan dengan ulama-
ulamaislam yang lain, yaitu fatwa tang mengatakan bahwa manusia tidak
mempunyai daya dan tidak mempunyai upaya, tidak ada ikhtiyar dan tidak ada
kasab. Sekalian perbuatan manusia itu hanya majbur atau terpaksa di luar
kemaunya, sebagai keadaan bulu ayam yang di terbangkan angin di udara atau
sebagian potong kayu di tengah lautan yang terhempas ombak kesana kemari.
Mazhab ini dinamai mazhab Jabariah, yakni muzhab orang-orang yang
berpaham tidak ada ikhtiyar bagi manusia. Iqtikatnya pada mulanya hamper sama
dengan iqtikat kaum AhulussunahWaljama’h, yakni berpendapat bahwa yang
terjadi dalam alam ini pada halikatnya semuanya di jadika tuhan, tetapi kaum
jabariah yang di kepalai oleh jaham bin sofwan ini sangat radikal, sangat
keterlaluan, sehingga sampai pada itiqat bahwa kalau kita meninggalkan
sembahyang atau berbuat kejahatan maka semuanya tidak apa-apa, karna hal itu
di jadikan oleh tuhan.
Fatwa ini bisa di tarinya jauh-jauh upaya tikatakan bahwa manusia tidak apa-
apa kalau mencuri, kalau brzina, kalau membunuh orang karna yang
menjadikanya semuanya itu adalah allah kata mereka.
Mazhab ini di namakan mazhab jabariah, karna mereka beritiqat bahwa
sekalian gerakan manusia dipaksa adanya oleh tuhan.

5. Murji’ah
Salafus salih berpendapat bahwa keimanan itu mencangkup pembenaran dalam
hati (keyakinan), ucapan dengan lisan dan amal dengan anggota badan. Adapun
kaum murji’ah mengatakan bahwa amal tidak termasuk dalam keimanan.
Sebagian kelompok murji’ah mengatakan “ Kemaksiatan tidak berbahaya (atau
tidak mengurangi) keimanan seseorang, sebagaimana kekuatan tidak bermamfaat
atas kekafiran”. Padahal yang benar adalah bahwa iman itu naik dan turun, naik
kerna ketaan dan turun karna kemaksiatan.
Menurut murji’ah ekstrim, iman yang merupakan terpenting dalam bragama.
Tetapi bagi mereka ini, yang di maksud dangan iman ialah mengetahui tuhan dan
kufur ialah tidak tahu pada tuhan. Iman dan kufur ini tempatnya dalam hati, bukan
dalam bagian lain tubuh manusia.
Bertolak dari kedua pengertian kedua iman di atas, murji’ah ekstrim ini
berpendapat bahwa, orang islam yang percaya kepada tuhan menyatakan
kekufuranya dengan lisan, tidak menjadi kafir. Bahkan sungguh pun ia
menyembah berhala, menjalan kan ajaran agama yahudi atau agama Kristen
dengan menyembah salib, menyatakan kepercayaan trinitas, dan kemudian mati,
dia bukanlah kafir, melaikan tetap mukmin yang sempurna imanya. Dengan
demikian, perbuatan jahat banyak atau sedikit, tidak merusak iman seseorang, dan
sebaliknya pula, perbuatan baik tidak akan mengubah kedudukan orang musyirik
atau politieist dan athetist menjadi mukmin.

6. Mu’tazilah
Mu’tazilah adalah kelompok aqlaniyah (ahli akal), kalamiyah dan filsafat.
Mereka bnyak mencampur adukan syariat dengan filsafat dan akal. Di antara
pokok pemikiran mereka adalah apa yang di sebut dengan khusnul khomsah
(pokok yang lima):
1) Manzilah baina manzilataini (kedudukan di antara kedua kedudukan):
yaitu bahwa seorang safiq (yang berbuat dosa besar) tidaklah mukmin dan
tidak pula kafir, tetapi di antara keduanya.
2) Tauhid (versi mereka) yaitu menfikan sifat allah.
3) Adl (adil) maksud mereka menafikan qodar.
4) Al Wa’ad wal Wa’id: yaitu bahwa seseorang yang berbuat dosa besar dan
tidak bertaubat maka akan kekal di neraka.
5) Amr bil Ma’ruf wan Nahyi anil munkar: maksudmereka adalah
kharuj(keluar) dari pemerintah dan melazimkan manusia dangan
pemikiran dan aqidah mereka.

Digelari mu’tazilah karemn apimpinan mereka, yaitu Washil bin atho’


(meningal 131H) memisahkan diri dari majlis hasan al bashri rahimatullah
(meninggal 110H). sebagian mengatakan digaleri mu’tazilah karena mereka
memisahkan diri dari juma’ah kaum muslimin dan para imam mereka serta
menyelisihi mereka. Kelompok ini cepat menyebar ke penjuru daerah kaum
muslimin saat ini karena mereka ahli debat dan bnyak mengirin utusan-utusan
ke oenjuru nengri.

7. Asy’ariyah
Asy’ariyah adalah satu kelompok ahlul kalam, yakni mereka yang berbicara
tentang allah dan agamanaya tidak berlandasan al qur’an dan as-sunah, mereka
mengutamakan ra’yu (akal) mereka dalam membahas perkara agama. Oleh kerna
itu, kita akan mendapatkan penyimpangan mereka dalam ber-istidlal
(pengambilan dalil).
Di anrata prinsip mereka yang menyimpang dalam berdalil:
1) Dalil-dalil sam’I adalah dalil-dalil al qur’an dan as-sunah mutawatir, bukan
hadis-hadis ahad, karna hadis ahad bukan lah hujan dalam masalah akidah.
Ar-Razi berkata dalam asasut tadqis,” adapun berpegang dengan hadis ahad
dalam mengenal allah tidaklah di perbolehkan”.
2) Mendahulukan akal dari pada dalil, hal ini telah di sebut oleh al-jumaini, ar-
razi, al-ghazali, dan lainya. Sebagai contoh: Ar-razi menjelaskan dalam
asasut taqdis,” jika nash bergantungan dengan akal maka harus
mendahulukan akal,”
3) Nash-nash al qur’an dan as-sunahdhaniyadud adalah (kandunganya hanya
bersifat kira-kira), tidak menetapkan keyakinan dan kepastian.
4) Menakwil nash-nash al qur’an dan as-sunah tentang nama-nama dan sifat
allah.
5) Sering menukil ucapan falasifah (orang-orang filsafat), ini kental sekali
dalam kitab-kitab mereka seperti ihya ulumudin.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat di simpulkan bahwa:
1. Penyimpangan dalam teologi islam
1. Kafir
2. Syirik
3. Murtad
4. Munafik
2. Dalam aliran teologi islam, terdapat beberapa penyimpangan, antara lain :
1. Syi’ah
a. Syi’ah meyakini bahwa kitab suci al quran yang ada sekarang tidak otentik
lagi alias telah mengalami penambahan dan pengurangan.
b. Orang syi’ah mengkafirkan para sahabat rasulullah kecuali segelintir orang
saja seperti abu Dzar, Salman al farisi, dan lainya. Termasuk yang di kafirkan
oleh mereka adalah abu bakar ash-shiddiq, umar bin khatab, usman bin affan,
dan ummul mukminin aisyah radhiyallah anhum ajma’in.
c. Orang syi’ah (khususnya rafidhah) meyakini bahwa imamah/ kepemimpinan
kaum muslim hanya ada para imam mereka yang berjumlah 12. Meyakini
imamah adalah salah satu rukun islam bagi mereka. Mereka memiliki bnyak
keyakinanyang berlebihan tentang imam-imam mereka seperti keyakinan
bahwa imam-imam mereka maksum dan mengetahui hal yang ghaib.
d. Orang syi’ah menghalal kan bahkan menganjurkan nikah kontrak, yaitu nikah
dalam durasi tertentu missal sehari atau sepekan. Padahal jelas bahwa nikah
kontrak di larang dalm islam karena pada hakikatnya nikah kontrak adalah
zina yang terselubung.
2. Khawarij
a. Mengkafirkan pelaku kabair (dosa besar)
b. Mengkafirkan kaum muslimin secara umum dan Negara kaum muslimin
c. Mereka adalah orang-orang yang menarik tangan (keluar baiat) dari pemimpin
kaum muslimin dan melakukan pemberontakan baik dalam hati, dengan lisan
atau bahkan dengan mengangkat senjata.
3. Qodariyah
Allah tidak menakdirkan perbuatan hamba, tidak pula menulisnya ( dalam
lauhul mahfudz), dan bahwasanya segala sesuatu itu musta’nafah, yaitu tidak di
ketahuioleh allah dan tidak di takdirkan oleh allah sebelumnya.
4. Jabariyah
Manusia tidak mempunyai daya dan tidak mempunyai upaya, tidak ada ikhtiyar
dan tidak ada kasab. Sekalian perbuatan manusia itu hanya majbur atau terpaksa
di luar kemauan nya, mazhab orang-orang yang berpaham tidak ada ikhtiayar
bangi manusia. I’tiqal-nya pada mulanya hampirsama dengan I’tiqaad kaum
ahlussunnah Waljama’h, yakni berpendapat bahwa yang terjadi dalam alam ini
pada hakikatnya semuanya di jadikan tuhan, tetapi kaum jabarariyah yang di
kepalai oleh jaham bin sofwan ini sangaat radikal, sangat keterlaluan, sehingga
sampai kepada itiqad bahwa kalau kita meninggalkan sembahyang atau berbuat
kejahatan maka semuanya tidak apa-apa, karna hal itu di jadikan oleh tuhan.
5. Murji’ah
Kemaksiatan tidak berbahaya (atau tidak merugikan) keimanan seseorang,
sebagaimana ketaatan tidak bermamfaat atas kekafiran.
6. Mu’tazilah
a. Manzilah baina manzilataini (kedudukan di antara kedua kedudukan): yaitu
bahwa seorang safiq (yang berbuat dosa besar) tidaklah mukmin dan tidak
pula kafir, tetapi di antara keduanya.
b. Tauhid (versi mereka) yaitu menfikan sifat allah.
c. Adl (adil) maksud mereka menafikan qodar.
d. Al Wa’ad wal Wa’id: yaitu bahwa seseorang yang berbuat dosa besar dan
tidak bertaubat maka akan kekal di neraka.
e. Amr bil Ma’ruf wan Nahyi anil munkar: maksudmereka adalah kharuj(keluar)
dari pemerintah dan melazimkan manusia dangan pemikiran dan aqidah
mereka.
7. Asy’ariyah
a. Dalil-dalil sam’I adalah dalil-dalil al qur’an dan as-sunah mutawatir, bukan
hadis-hadis ahad, karna hadis ahad bukan lah hujan dalam masalah akidah.
Ar-Razi berkata dalam asasut tadqis,” adapun berpegang dengan hadis ahad
dalam mengenal allah tidaklah di perbolehkan”.
b. Mendahulukan akal dari pada dalil, hal ini telah di sebut oleh al-jumaini, ar-
razi, al-ghazali, dan lainya. Sebagai contoh: Ar-razi menjelaskan dalam asasut
taqdis,” jika nash bergantungan dengan akal maka harus mendahulukan akal,”
c. Nash-nash al qur’an dan as-sunahdhaniyadud adalah (kandunganya hanya
bersifat kira-kira), tidak menetapkan keyakinan dan kepastian.
d. Menakwil nash-nash al qur’an dan as-sunah tentang nama-nama dan sifat
allah.
e. Sering menukil ucapan falasifah (orang-orang filsafat), ini kental sekali dalam
kitab-kitab mereka seperti ihya ulumudin

B. Saran
Dalam menyusun makalah ini ataupun perjanjianya, kami sebagai manusia bisa
menyadari adanya ketidak sempurnaan terhadap apa yang kami susun dan sajikan. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
kami bisa menyempurnakan penyusunan dan pengajian makalah kami di masa
mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
Asamuni,M. Yusran. 1996. Ilmu tauhid. Jakarta : PT Raja Grafindo Persanda
purba,Hadis. 2016. Theologi Islam Ilmu Tauhid. Medan : Perdana Publishing Subhani,
Syaikh Ja’far. 1996. Tauhid dan Syirik. Bandung :Penerbitan Mizan

You might also like