481-Article Text-2650-1-10-20231016

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

JURNAL RISET KESEHATAN NASIONAL

P - ISSN : 2580-6173 | E – ISSN : 2548-6144


VOL. 7 NO. 2 Oktober 2023 | DOI :https://doi.org/10.37294
Available Online https://ejournal.itekes-bali.ac.id/jrkn
Publishing : LPPM ITEKES Bali

POLA KUMAN PADA MANSET SPHYGMOMANOMETER :


STUDI DESKRIPTIF DI RSD MANGUSADA

(Germs Pattern On The Sphygmomanometer Cuff: A Descriptive Study At


Mangusada Hospital)

I Nengah Suarmayasa 1
1
Rumah Sakit Daerah Mangusada, Bali, Indonesia

Corresponding author: suarmayasa77@gmail .com

Received : Maret, 2023 Accepted : September, 2023 Published : Oktober, 2023

Abstract
Patient infections during hospitalization still occur now, and various efforts are being made to find
places where these germs or microorganisms are located and multiply. Medical devices such as
Sphygmomanometer cuffs have the risk of becoming a place for germs and causing them to infect
patients. This study aims to identify the type and number of germs present in the Sphygmomanometer cuff.
This study used a descriptive observational design conducted at the Mangusada Regional Hospital (RSD)
in Badung Regency. The measuring instrument for the number and type of microorganisms on the
Sphygmomanometer cuff was based on laboratory tests. The smear was taken from the
sphygmomanometer cuff, examined using a sterile cotton swab, put into the transport medium, and then
sent to the Clinical Pathology Laboratory, Microbiology Sub-District Hospital, Mangusada Hospital. The
results of the study showed that there were five types of germs found on the sphygmomanometer cuff in
the treatment room, which included: 1) Staphylococcus xylosus germs were the most, namely 46%; 2)
Staphylococcus haemolyticus 23%; 3) Bacillus spp. 15%; 4) Acinetobacter baummani 8%; 5)
Enterobacter cloaceae 8%. This study concluded that there are various types of germs in the
Spigmomanometer cuff, so it is very important for nurses to maintain the cleanliness of the
Spigmomanometer cuff so that it does not become a medium for germs that infect patients during hospital
care.

Keywords: germs, manset, Spigmomanometer, hospital

Abstrak
Infeksi pasien selama perawatan di rumah sakit sampai sejauh ini masih terjadi dan berbagai upaya terus
dilakukan untuk menemukan tempat dimana kuman atau mikroorganisme tersebut berada dan
memperbanyak diri. Alat kesehatan seperti manset Spigmomanometer berisiko menjadi tempat kuman
dan menyebabkan menginfeksi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan jumlah
kuman yang ada pada manset Spigmomanometer. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
observasional yang dilakukan di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Kabupaten Badung. Alat ukur
yang digunakan terkait jumlah dan jenis mikroorganisme pada manset Spigmomanometer didasarkan
pada uji laboratorium. Apusan diambil dari manset Spigmomanometer yang akan diperiksa dengan
menggunakan lidi kapas steril dan dimasukan ke dalam media transpor lalu di kirim ke Laboratorium
Patologi Klinik sub Mikrobiologi RSD Mangusada. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 5 jenis
kuman yang didapatkan pada manset sphygmomanometer di ruang perawatan yang meliputi : 1) Kuman
Staphylococcus xylosus paling banyak yaitu 46%; 2) Staphylococcus haemolyticus 23%; 3) Bacillus
spp. 15%; 4) Kuman Acinetobacter baummani 8%; 5) Enterobacter cloaceae 8%. Penelitian ini

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 163


menyimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis kuman pada manset Spigmomanometer, sehingga sangat
penting bagi perawat menjaga kebersihan manset Spigmomanometer, agar tidak menjadi media kuman
yang menginfeksi pasien selama perawatan di rumah sakit.

Kata Kunci: Kuman, Manset, Spigmomanometer, Rumah Sakit

1. LATAR BELAKANG pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas


Pelayanan kesehatan maupun pelayanan kesehatan. Setiap Fasilitas Pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh petugas Kesehatan harus melakukan pencatatan dan
kesehatan di rumah sakit diharapkan memenuhi pelaporan penyelenggaraan PPI. Pencatatan dan
berbagai aspek, salah satunya adalah keamanan pelaporan tersebut disampaikan kepada Dinas
pasien termasuk terhindarnya pasien dari infeksi Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
yang terjadi di rumah sakit. Infeksi Terkait Provinsi, dan Kementerian Kesehatan secara
Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated berkala setiap 6 (enam) bulan sekali atau sesuai
Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs dengan kebutuhan (Permenkes, 2017).
adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama Hasil studi sebelumnya terkait dengan
perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan infeksi nosokomial menemukan bahwa Ada
kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak korelasi antara pengetahuan responden terhadap
ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, pencegahan dan pengendalian HAIs yang
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul berarti ada hubungan antara tingkat
setelah pasien pulang, juga infeksi karena pengetahuan terhadap pencegahan dan
pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga pengendalian infeksi nosokomial di Rumah
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene
fasilitas pelayanan kesehatan (Permenkes, (Heriyati & Astuti, 2020). Sementara itu, studi
2017), (Heriyati & Astuti, 2020). Infeksi lainnya menemukan bahwa tidak ada hubungan
tersebut biasanya didapat setelah rawat inap dan signifikan antara planning, organisasi,
bermanifestasi 48 jam setelah masuk ke rumah pengawasan dengan infeksi nosokomial akibat
sakit (Haque, Sartelli, McKimm, & Bakar, tindakan invasif, dan ada hubungan signifikan
2018), (Lobdell, Stamou, & Sanchez, 2012), antara ketenagaan, pengarahan dengan infeksi
(Monegro, Muppidi, & Regunath, 2022). nosokomial akibat tindakan invasif serta tidak
Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit ada hubungan signifikan antara planning,
sebagai sarana pelayanan kesehatan dapat organisasi, ketenagaan, pengarahan,
menjadi sumber infeksi bagi orang sakit yang pengawasan dengan infeksi nosokomial akibat
dirawat, tenaga kesehatan dan setiap orang yang tindakan non-invasif (Achmad, 2017). Temuan
datang ke rumah sakit. Infeksi yang ada di pusat lainnya menemukan bahwa di Ruang ICU
pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan atau di ditemukan 5 spesies bakteri yaitu Vibrio
peroleh melalui petugas kesehatan, orang sakit, cholerae, Escherichia coli, Klebsiella
pengunjung yang berstatus karier atau karena pneumoniae, Coccus gram positif dan di Ruang
kondisi rumah sakit. Di Indonesia, penelitian Hanna ditemukan 9 spesies bakteri
yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella
Jakarta menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat pneumoniae, Escherichia coli, Enterobacter sp,
inap mendapat infeksi nosokomial. Penelitian Proteus sp, Shigella sp, Yersinia enterocolitica,
World Health Organization (WHO) dan lainnya Coccus gram positif, Basil gram positif
menunjukan bahwa prevalensi tertinggi infeksi (Konoralma, 2019). Beberapa faktor yang
nosokomial terjadi pada intensive care unit berhubungan dengan infeksi nosokomial adalah
(ICU), bangsal bedah, dan ortopedi lebih dari personal hygiene, pemakaian APD, imunisasi
30% infeksi nosokomial terjadi di ICU. Infeksi dan pengetahuan (Kasumayanti, 2017). Studi
nosokomial tersering adalah infeksi pada luka sebelumnya menemukan bahwa responden yang
operasi, infeksi saluran kemih, infeksi saluran memiliki pengetahuan baik dan memiliki
nafas bawah, dan infeksi pada aliran darah perilaku pencegahan infeksi nosokomial dengan
(Achmad, 2017). baik adalah 38,5% sedangkan yang memiliki
Tindakan pencegahan dan pengetahuan kurang Baik dan perilaku
pengendalian infeksi (PPI) di rumah sakit sangat pencegahan infeksi nosokomial dengan baik
diperlukan. Pencegahan dan Pengendalian sebesar 19,2%. Sementara itu responden yang
Infeksi yang selanjutnya disingkat PPI adalah memiliki pengetahuan rendah dan kurang
upaya untuk mencegah dan meminimalkan mampu dalam melakukan upaya pencegahan
terjadinya infeksi pada pasien, petugas,

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 164


infeksi nosokomial adalah 38,5% (Sumaryati, Spigmomanometer selesai melakukan tindakan,
2017). 3) Spigmomanometer baru diganti apabila
Rumah Sakit Daerah (RSD) mengalami kerusakan, 4) Belum adanya standar
Mangusada Kabupaten Badung merupakan prosedur operasional (SPO) tentang
rumah sakit tipe B pendidikan dengan fasilitas pembersihan (dekontaminasi) peralatan tersebut,
cukup memadai diharapkan dapat memberikan 5) 98% perawat mengatakan belum pernah
pelayanan kesehatan yang optimal kepada melakukan dekontaminasi atau steril mulai alat
masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat tersebut digunakan sampai sekarang. Sehingga
akan arti kesehatan menuntut profesionalisme menurut peneliti manset Spigmomanometer
tinggi dalam suatu pelayanan rumah sakit. dapat diduga mengandung bakteri patogen yang
Selain untuk mencari kesembuhan, rumah sakit dapat menyebabkan terjadinya HAIs.
merupakan sumber berbagai penyakit, baik yang Kebutuhan akan pencengahan dan
berasal dari penderita maupun pengunjung yang pengendalian HAIs akan semakin meningkat.
berstatus karier. Salah satu penyakit infeksi Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat
yang menyebabkan angka kesakitan dan angka dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan
kematian di rumah sakit adalah HAIs secara konsisten melaksanakan program
(Permenkes, 2017). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). PPI
Alat kesehatan memiliki peranan merupakan upaya untuk memastikan
penting dalam menentukan kesehatan seseorang perlindungan kepada setiap orang terhadap
serta proses kesembuhan dari penyakit meliputi kemungkinan tertular infeksi dari sumber
ketersediaan alat, perbandingan dengan pasien masyarakat umum dan disaat menerima
serta bagaimana alat kesehatan tersebut pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas
dibersihkan atau disterikan sehingga dapat kesehatan. Dalam upaya pencegahan dan
memberi rasa aman terhadap penularan HAIs. pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
Hasil observasi yang peneliti lakukan pada unit kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu
ruang perawatan RSD Mangusada, alat petugas dan pengambil kebijakan memahami
kesehatan yang paling sering digunakan adalah konsep dasar penyakit infeksi karena berbagai
tensimeter (Spigmomanometer) dan stetoskop. prosedur penangan pasien memungkinkan
Dalam satu unit ruang perawatan perbandingan petugas kesehatan dan pasien terpajan oleh
alat tersebut satu berbanding enam (satu alat kuman yang berasal dari pasien atau alat
tensimeter dengan 6 pasien). Kedua alat ini kesehatan yang digunakan selama proses
patut diduga sebagai media perkembangbiakan hospitalisasi. Berdasarkan uraian tersebut
mikrorganisme patogen yang memicu terjadinya peneliti ingin mengetahui berbagai jenis
HAIs pada pasien yang sedang menjalani mikroorganisme pada manset
hospitalisasi. Spigmomanometer yang berpotensi
Spigmomanometer menjadi salah satu menyebabkan HAIs pada pasien maupun
alat kesehatan yang esensial yang digunakan petugas kesehatan.
oleh profesi medis maupun paramedis, Mengidentifikasi jenis serta jumlah
dikarenakan tensimeter digunakan sebagai mikroorganisme yang terdapat pada manset
standar pengukuran tekanan darah. Tekanan Spigmomanometer di RSD Mangusada yang
darah merupakan faktor yang amat penting pada berpotensi menimbulkan HAIs untuk pasien
sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan ataupun petugas kesehatan
tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis
di dalam tubuh. Tekanan darah selalu 2. METODE
diperlukan untuk daya dorong mengalirnya Desain yang dipakai dalam penelitian ini
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan adalah observational descriptive study. Peneliti
sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran menganalisa jenis dan jumlah mikroorganisme
darah yang menetap. Saat ini, disinfeksi yang terdapat pada manset Spigmomanometer
tensimeter di RSD Mangusada dilakukan melalui uji laboratorium. Adapun kriteria
dengan cara manual yaitu dengan mencuci inklusi adalah sebagai berikut: manset
manset Spigmomanometer. Namun, belum ada Spigmomanometer digunakan di RSD
penelitian yang mengevaluasi kandungan Mangusada Mangusada di unit perawatan,
mikroorganisme pada tensimeter. Observasi maupun unit gawat darurat; manset
yang dilakukan peneliti selama dua minggu Spigmomanometer yang digunakan lebih dari 1
pada ruang perawatan kelas III didapatkan: 1) bulan (30 hari); manset Spigmomanometer
Spigmomanometer digunakan secara langsung masih dalam kondisi baik dan layak untuk
pada banyak pasien setiap hari, 2) Perawat tidak digunakan. Sementara itu, kriteria eksklusinya
melakukan pembersihan pada manset mencakup : manset Spigmomanometer sudah

Jurnal Riset Kesehatan Nasional 165


rusak atau tidak dapat digunakan; manset haemolyticus 23%; 3) Bacillus spp. 15%; 4)
Spigmomanometer masih baru atau digunakan Kuman Acinetobacter baummani 8%; 5)
kurang dari 30 hari. Alat ukur yang digunakan Enterobacter cloaceae 8%.
terkait jumlah dan jenis mikroorganisme yang
terdapat pada manset Spigmomanometer
berdasarkan uji laboratorium. Apusan diambil 3.2 Pembahasan
dari manset Spigmomanometer yang akan Manset Spigmomanometer merupakan
diperiksa dengan menggunakan lidi kapas steril alat kesehatan yang paling sering digunakan
dan dimasukan ke dalam media transpor lalu di oleh para petugas kesehatan. Namun, manset
kirim ke Laboratorium Patologi Klinik sub Spigmomanometer ini dapat menjadi sumber
Mikrobiologi RSD Mangusada Mangusada. dari penyebaran infeksi karena manset
Pemeriksaan kuman dilakukan dengan Spigmomanometer digunakan secara bersama
mempergunakan alat Vitek 2 Compact yang pada pasien yang banyak. Manset
merupakan sistem identifikasi otomatis untuk Spigmomanometer yang digunakan secara
mikroorganisme. Apusan diinkubasi dengan langsung pada banyak pasien setiap harinya
suhu 37oC selama 24 jam kemudian dilihat mengandung bakteri di manset
koloni yang tumbuh pada media tersebut. Spigmomanometer. Infeksi yang disebabakan
Dalam penelitian ini, analisa yang penggunaan manset Spigmomanometer akan
digunakan dengan metode distribusi frekuensi mempengaruhi kualitas pelayanan dan
terkait jumlah dan jenis mikroorganisme, asal merupakan penyebab morbiditas, mortalitas dan
sampel (ruangan), lama penggunaan serta peningkatan biaya pemeliharaan kesehatan.
potensi infeksi nosokomial yang mungkin Bakteri dapat menyebabkan HAIs
ditimbulkan dibagi ke dalam kelompok bakteri komensal
yang merupakan flora normal pada manusia
yang sehat dan bakteri patogen dengan tingkat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN virulensi tinggi yang dapat menyebabkan
3.1 Hasil infeksi tidak tergantung pada kondisi tubuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Bakteri komensal menyebabkan infeksi jika
manset Spigmomanometer ditemukan berbagai pasien mengalami penurunan pada sistem
kuman pathogen yaitu Bacillus spp, kekebalan tubuh. Bakteri menyebabkan
Acinetobacter baummani. Staphylococcus infeksimelalui beberapa cara. Cara pertama
xylosus, Enterobacter cloaceae, dan adalah infeksi endogen oleh bakteri normal
Staphylococcus haemolyticus seperti tertera pata tubuh yang dapat menyebabkan infeksi
table 5.1 di bawah ini. dikarenakan berpindah tempat dari lingkungan
alaminya, kerusakan jaringan, dan juga terapi
Tabel 1. Karakteristik Jenis Kuman pada antibiotik yang tidak rasional (Heriyati &
Apusan Astuti, 2020).
Kode Kode Jumlah Koloni (CFU/ml) Mekanisme lainnya, infeksi silang
Lokasi Alat Acinetob Staphylo eksogen yang disebabkan oleh mikro-organisme
Bacill Staphyloco Enterob
acter coccus dari pasien lain atau petugas kesehatan. Bakteri
us ccus acter
baumma haemoly
spp. xylosus cloaceae ditransmisikan antarpasien dengan kontak
ni ticus
A A1 0 2 koloni 100 0 0 langsung melalui tangan, air liur, droplet, atau
A A2 0 0 100 100 0 cairan tubuh lainnya. Selain itu, dapat pula,
B B1 0 0 3 koloni 0 0 melalui udara akibat droplet atau debu yang
B B2 0 0 100 0 0 terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari
C C1 1000 0 0 0 100 pasien. Mekanisme lain, yaitu melalui petugas
C C2 0 0 0 0 2 koloni kesehatan yang terkontaminasi saat merawat
D D1 0 0 0 0 100 pasien lain (tangan, pakaian, hidung, dan juga
D D2 1000 0 100 0 0 tenggorokan) serta merupakan carrier yangtetap
E E1 0 0 4 koloni 0 0 atau sementara. Selain itu, dapat pula alat
E D2 0 0 100 0 0 kesehatan yang terkontaminasi bakteri dari
pasien, dari tangan petugas kesehatan,
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengunjung rumah sakit, dan sumber lain dari
terdapat 5 jenis kuman yang didapatkan pada lingkungan sekitar (air, makanan, dan cairan
manset sphygmomanometer di ruang perawatan lainnya).
RSUD Kabupaten Badung Mangusada yang Dalam penelitian ini kuman yang
meliputi : 1) Kuman Staphylococcus xylosus paling banyak di temukan adalah
paling banyak yaitu 46%; 2) Staphylococcus Staphylococcus xylosus sebanyak 46.1%.

Jurnal Riset Kesehatan Nasional 166


Bakteri Staphylococcus sebagian menjadi tangan petugas kesehatan mudah terjadi. Pada
anggota flora normal kulit dan selaput lendir penelitian ini kuman tersebut ditemukan pada
pada manusia, sebagian lagi menjadi bakteri manset Spigmomanometer sebesar 7.7%.
patogen yang menyebabkan bermacam-macam Enterobacter cloacae berbentuk batang
penyakit atau gangguan dalam tubuh seperti gram negatif dari golongan Enterobacteriaceae
radang, bernanah, sampai sepsis yang bisa pada penelitian ini ditemukan 7.7%. Bakteriini
berakibat fatal. Sehingga bakteri ini dapat hidup dengan suhu lingkungan mesofilik pada
menyebabkan hemolisis yaitu pemecahan sel-sel suhu37oC. Dapat ditemukan pada kulit manusia
darah, menggumpalkan plasma karena sifat dan jaringan buah dan sayur. Bakteri ini bukan
koagulasenya, dan menghasilkan berbagai patogen utama pada manusia, tapi berperan
macam enzim-enzim yang dapat merusak sistem penting pada HAIs. Infeksi yang sering
imun dan kandungan toksin pada bakteri ditimbulkan oleh bakteri ini antara lain
tersebut yang bersifat destruktif (Martua & bakteremia, infeksi kulit dan jaringan lunak,
Redjeki, 2016) infeksisistem pernapasan bagian bawah, infeksi
Staphylococcus haemolyticuspada saluran kemih, infeksi intra-abdominal,
penelitian ini ditemukan 23.1%. Bakteri gram osteomyelitis, infeksi mata, endokarditis dan
positif yangberupa flora normal pada kulit. septik arthritis (Pandit, 2017).
Streptococcus viridans menjadi flora tetap yang Mengingat penelitian ini adalah studi
utamasepanjang hidup. Pada jumlah normal dan deskriptif, maka hasil penelitian ini hanya
sistem kekebalan tubuh yang baik bakteribakteri terbatas memberikan deskripsi tentang pola
ini tidak akan menimbulkan infeksi, tetapi kuman pada manset sphygmomanometer.
dengan penurunan sistem kekebalan tubuh dan
kemampuan jenis Staphylococcus dalam 4. KESIMPULAN
membentuk lapisan biofilm, infeksi Berdasarkan hasil penelitian dan
Staphylococcus sulit diatasi dengan pemberian pembahasan dapat diambil simpulan bahwa
antibiotik. terdapat kuman komensal pada manset
Bacillus spp. merupakan flora normal Spigmomanometeryang akan digunakan untuk
pada mulut bagian atas dan bakteri dominan melakukan pengukuran darah pasien yaitu
yang terdapat pada lantai, dinding dan udara bakteri bacillus spp. Didapatkan gambaran
yang terdapat di ruang operasi. Bakteri ini dapat kuman patogen pada manset Spigmomanometer,
hidup bertahun-tahun di dalam lingkungan dan Acinobacter baumanii dan Staphylocuccus
juga sebagian besar tidak menimbulkan haemolyticus dan Enterobacter cloaceae.
penyakit pada manusia (Mietzner, Brooks, Manset Spigmomanometer merupakan
Carroll, Butel, & Morse, 2018). Pada penelitian komponen penting pada praktik medik yang
ini kuman Bacillus spp ditemukan hanya 7.7 %. digunakan untuk mengevaluasi tekanan darah
Kuman Acinetobacter baummani ialah pasien. Mengacu pada hasil penelitian ini, perlu
jenis bakteri yang unik karena kemampuan dilakukan evaluasi dan dibuatkan standar
untuk bertahan hidup. Acinetobacter baumannii perlakuan penggunaan dan pembersihan pada
ialah bakterigram negatif yang dapat manset Spigmomanometer berdasarkan kategori
menyebabkan infeksinosokomial pada tubuh Spaulding yaitu kritikal, Semikritikal dan Non
manusia. Bakteri-bakteri seperti Acinetobacter, kritikal di ruang perawatan RSD Mangusada
Pseudomonas, Mycobacterium ini dapat tumbuh untuk menghindari kontaminasi yang dapat
pada suhu 44°C, biasanya didapatkan di tanah, mengakibatkan HAIs.
air, daerah yang lembap, dan sediaan steril atau
desinfektan. Bakteri ini dapat menjadi salah satu PERNYATAAN PENGHARGAAN
penyebab infeksi nosokomial karena dapat Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
melakukan kolonisasi di unit operasi, medis, Bapak Direktur RSD Mangusada beserta
persalinan, dan perawatan luka bakar dalam jajaran, Komite Keperawatan, Komite PPI,
suatu rumah sakit serta berperan dalam infeksi Kepala Ruang IGD, Intersif, Rawat Inap teman-
penyakit akut seperti meningitis, pneumonia, teman sejawat Laboratorium Perawat Ruang
dan bacteremia (Morris, Dexter, Kostoulias, Cilinaya atas bantuan dan kerjasamanya
Uddin, & Peleg, 2019). Hal tersebut disebabkan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
oleh kemampuan hidup di fasilitas dan peralatan lancar.
rumah sakit berminggu-minggudan juga sifat
resistensi terhadap antimikrob. Acinetobacter
baumannii juga diketahui tahan (resisten) DAFTAR PUSTAKA
terhadap sabun dan juga antiseptik konvensional Achmad, I. (2017). Manejemen perawatan
sehingga kontaminasi koloni bakteri ini pada pasien total care dan kejadian infeksi

Jurnal Riset Kesehatan Nasional 167


nosokomial di ruang ICU RSUD Sumaryati, M. (2017). Pengaruh Tingkat
Masohi tahun 2016. Global Health Pengetahuan Perawat dengan Perilaku
Science, 2(1), 24-33. Pencegahan Infeksi Nosokomial pada
Haque, M., Sartelli, M., McKimm, J., & Bakar, Diruang Perawatan RS Tajuddin
M. A. (2018). Health care-associated Chalik Makassar. Jurnal Ilmiah
infections–an overview. Infect Drug Kesehatan Sandi Husada, 6(2), 20-33.
Resist, 11, 2321.
Heriyati, H., & Astuti, A. (2020). Pencegahan
Dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
di Rumah Sakit. Jurnal Pendidikan
Kesehatan, 9(1), 87-92.
Kasumayanti, E. (2017). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan infeksi
nosokomial pada pengelola limbah
medis padat (cleaning service) di
RSUD Bangkinang tahun 2016. Jurnal
Ners, 1(2).
Konoralma, K. (2019). Identifikasi bakteri
penyebab infeksi nosokomial di rumah
sakit umum GMIM Pancaran Kasih
Manado. KESMAS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi, 8(1).
Lobdell, K. W., Stamou, S., & Sanchez, J. A.
(2012). Hospital-acquired infections.
Surgical Clinics, 92(1), 65-77.
Martua, E. H., & Redjeki, I. S. (2016).
Gambaran Pola Kuman pada Bilah
Laringoskop di Ruang Operasi Rumah
Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Jurnal Anestesi Perioperatif, 4(3), 162-
169.
Mietzner, T., Brooks, G., Carroll, K. C., Butel,
J., & Morse, S. (2018). Mikrobiologi
Kedokteran: Jawetz, Melnick &
Adelberg.
Monegro, A. F., Muppidi, V., & Regunath, H.
(2022). Hospital acquired infections
StatPearls [Internet]: StatPearls
Publishing.
Morris, F. C., Dexter, C., Kostoulias, X., Uddin,
M. I., & Peleg, A. Y. (2019). The
Mechanisms of Disease Caused by
Acinetobacter baumannii. Front
Microbiol, 10, 1601. doi:
10.3389/fmicb.2019.01601
Pandit, I. (2017). Penerapan teknik penanganan
yang berbeda terhadap kualitas ikan
segar sebagai bahan baku pembuatan
Ikan Pindang. Jurnal Perikanan
Universitas Gadjah Mada, 19(2), 89-
96.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan 27 C.F.R. (2017).

Jurnal Riset Kesehatan Nasional 168

You might also like