1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.

4 Agustus 2023 | Page 2369

Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada


Bagian Pengadaan Barang Dan Jasa Kabupaten Mimika Papua

Muhammad Ainur Ridho1, Triaji Prio Pratomo2


1
Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom, Indonesia,
[email protected]
2
Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom, Indonesia,
[email protected]

Abstract
Mimika Regency Papua for the Procurement of Goods and Services, in helping to realize the implementation of good
governance, optimal performance is needed from all stakeholders including employees as a form of dedication and
service to the wider community. Good performance is certainly related to how the motivation is given and work
discipline is applied. The purpose of this study was to determine and analyze the effect of motivation and work
discipline on the performance of the employees of the Procurement Section of the Mimika Regency of Papua. The
research method used in this research is quantitative method with descriptive-causality research type. Sampling was
done by non-probability sampling technique used was saturated sampling with 80 employees of the Procurement of
Goods and Services Section of Mimika Regency, Papua. The data analysis technique used was descriptive analysis
and multiple regression analysis. Based on the results of the descriptive analysis showed that the variables of work
motivation, work discipline and employee performance were in the good category. Based on the results of the study,
it shows that motivation and work discipline partially and simultaneously have a significant effect on the performance
of the employees of the Procurement of Goods and Services Section of Mimika Regency, Papua.

Keywords-motivation, discipline, employee performance.


Abstrak
Kabupaten Mimika Papua bagian Pengadaan Barang dan Jasa, dalam membantu mewujudkan penyelenggaraan tata
pemerintahan yang baik (Good Governance), maka diperlukan kinerja yang optimal dari seluruh pemangku
kepentingan termasuk karyawan sebagai bentuk dedikasi dan pengabdian terhadap masyarakat luas. Kinerja yang baik
tentunya berhubungan dengan bagaimana motivasi yang diberikan dan disiplin kerja yang diterapkan. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Mimika Papua. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif-kausalitas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik non probability sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan 80 karyawan Bagian Pengadaan
Barang dan Jasa Kabupaten Mimika Papua. teknik analisis data yang digunakan analisis deskriptif dan analisis regresi
berganda. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa variabel motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja
karyawan sudah dalam kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi dan disiplin kerja
secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
Kabupaten Mimika Papua.

Kata Kunci-motivasi, disiplin, kinerja karyawan.


I. PENDAHULUAN
Memiliki karyawan dengan kinerja terbaik merupakan dambaan bagi setiap organisasi atau perusahaan, sebab hal
tersebut merupakan modal berharga bagi organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Namun
pada kenyataannya, mengelola karyawan bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu berbagai upaya dapat dilakukan
oleh organisasi atau perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawannya. Salah satu dari sekian banyak cara yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan motivasi kerja. Hasibuan (2016:4) menjelaksan bahwa motivasi pada
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2370

dasarnya merupakan dorongan yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama, bekerja dengan
efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai tujuan. Adapun Madyarti (2021) dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa motivasi menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang,
termasuk perilaku kerja karyawan. Pentingnya memberikan motivasi kerja karena merupakan hal yang akan
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku karyawan agar mampu bekerja dengan giat dan ambisius
mencapai hasil yang optimal. Lebih jauh, motivasi menjadi semakin penting ketika pimpinan membagikan pekerjaan
kepada bawahan untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Selain motivasi kerja, aspek lain yang juga penting dalam menekankan kinerja karyawan yang diharapkan oleh
suatu organisasi yaitu kedisiplinan. Suatu organisasi atau perusahaan akan mencapai performa terbaiknya jika setiap
karyawan mampu menjaga kedisiplinan mereka dengan baik. Untuk itu, maka perlu peran atasan atau manajer dalam
mewujudkan hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Veithzal (2017:599) bahwa disiplin kerja adalah suatu
alat yang dapat di gunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah
suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan Mahyanaila (2016)
yang menjelaskan bahwa disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar
peraturan atau nilai yang berlaku dalam organisasi. Organisasi yang senantiasa menjaga dan memelihara kedisiplinan
dalam lingkungan kerjanya, akan lebih dekat menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Tercapainya tujuan suatu lembaga atau organisasi tidak hanya bergantung pada sarana, prasarana yang lengkap,
dan teknologi canggih yang dimiliki saja, namun hasilnya akan jelas terlihat ketika peran manusia (karyawan) mampu
menjalankan tugasnya sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku melalui motivasi yang diberikan dan
kedisiplinan dalam bekerja. Sehingga jelas apa yang disampaikan oleh Rumpak (2016) bahwa kinerja karyawan
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan kepadanya.
Karyawan dengan kinerja yang baik akan memberikan hasil kerja yang baik pula dan sebaliknya.
Begitupun pada lingkungan kerja Kabupaten Mimika Papua bagian Pengadaan Barang dan Jasa, dalam membantu
mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance), maka diperlukan kinerja yang
optimal pula dari seluruh pemangku kepentingan termasuk karyawan sebagai bentuk dedikasi dan pengabdian
terhadap masyarakat luas. Kinerja yang baik tentunya berhubungan dengan bagaimana motivasi yang diberikan dan
disiplin yang diterapkan pemimpin atau atasannya sebagaimana telah banyak teori menjelaskan hal tersebut. Untuk
mencapai kinerja yang optimal, organisasi atau lembaga tersebut harus mampu meningkatkan kinerja individu atau
karyawannya, karena baik secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja dan citra organisasi
dimata masyarakat luas. Hal tersebut sesuai pernyataan Kasmir (2016) bahwa usaha untuk dapat meningkatkan kinerja
karyawan adalah dengan memberikan motivasi bagi karyawannya. Adapun pendapat Hakim dan Alfiyah (2018)
bahwa atasan kerja juga memiliki peran penting untuk menumbuhkan motivasi karyawannya, karena dengan dorongan
baik secara moral maupun materi diharapkan dapat memacu dirinya untuk lebih meningkatkan hasil kerja. Selain itu
pelatihan yang diberikan organisasi juga merupakan salah satu motivasi non-materi daalam menumbuhkan tingkat
kedisiplinan karyawan yang hasilnya dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu organisai maupun
karyawannya.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
<Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
Kabupaten Mimika Papua=

II. TINJAUAN LITERATUR


A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Edison et l (2016:10) manajemen Sumber (MSDM) merupakan manejemen yang memfokuskan diri
dengan memaksimalkan kemampuan pada karyawan atau pegawainya dengan melalui berbagai langkah strategis
untuk meningkatkan kinerja pegawai/karyawan menuju pengoptimalan tujuan organisasi. Selain itu, Hasibuan (2016:
10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dalam mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja yang efektif
dan efesien untuk membantu mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Menurut Supomo dan Nurhayati (2018:6) menyebutkan manajemen sumber daya manusia yaitu strategi
dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen mulai dari planning, organizing, leading, dan controlling dalam setiap
aktivitas operasional SDM mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penempatan yang
meliputi promosi, demosi, transfer, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrialisasi, hingga
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2371

pemutusan hubungan kerja, yang ditujukan untuk peningkatan kontribusi produktif dari SDM organisasi terhadap
pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan efisien.

B. Motivasi Kerja
Menurut Sedarmayanti (2017: 154) motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu tindakan atau tidak yang pada hakikatnya ada secara internal dan eksternal posotif atau negarif, motivasi kerja
adalah suatu yang menimbulkan dorongan/semangat kerja/pendorong semangat kerja. Menurut Alderfer dalam
Sedarmayanti (2017: 156) meyakini ada tiga tingkatan kebutuhan inti, yaitu eksistensi (existence), berhubungan atau
kekerabatan (relatedness) dan pertumbuhan (growth). Ketiga tingkat persyaratan inti tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kebutuhan Eksistensi
Kebutuhan eksistensi yaitu kebutuhan material dasar untuk bertahan hidup, meliputi kebutuhan keselamatan dan
kebutuhan fisiologis contohnya seperti upah, kondisi kerja, perlengkapan kerja atau kebutuhan dasar kelangsungan
hidup manusia.

2. Kebutuhan Berhubungan
Kebutuhan berhubungan adalah keinginan kita untuk memelihara hubungan interpersonal yang bermanfaat.
Keinginan dan status sosial membutuhkan interaksi dengan orang lain agar dipuaskan, dan keinginan ini konsisten
dengan kebutuhan sosial.

3. Kebutuhan Pertumbuhan
Kebutuhan untuk pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari seseorang
untuk maju dengan meningkatkan potensi yang dimiliki di dalam diri seseorang. Kebutuhan yang melekat yaitu untuk
pengembangan pribadi, termasuk konten pengajaran kategori penghargaan dan karakteristik yang terlibat dalam
realisasi diri.

C. Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2017:193) kedisiplinan adalah fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik
disiplin pegawai semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Menurut Fahmi (2017:75) disiplin kerja
merupakan tingkat kepatuhan dan ketaatan karyawan kepada aturan yang berlaku serta bersedia menerima sanksi atau
hukuman apabila melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan baik berupa sanksi dalam bentuk teguran lisan
maupun teguran tertulis. Pada dasanya dimensi kedisiplinan karyawan pada suatu organisasi. Menurut Hasibuan
(2017:194-198) yaitu :
1. Kehadiran
Kehadiran merupakan indikator dasar dalam mengukur tingkat dua indikator yaitu :
a. Kehadiran pegawai tepat waktu di tempat kerja
b. Intensitas kehadiran pegawai selama bekerja

2. Tingkat Kewaspadaan Karyawan


Karyawan dalam pelaksanaan pekerjaannya harus penuh perhitungan dan memiliki tingkat kewaspadaan yang
tinggi terhadap dirinya maupun pekerjaannya. Dimensi tingkat kewaspadaan diukur dengan menggunakan dua
indikator yaitu :
a. Kewaspadaan dan hati-hati dalam bekerja
b. Menjaga dan merawat peralatan kerja

3. Ketaatan pada Standar Kerja


Dalam melaksanakan pekerjaannya karyawan diharuskan mengikuti semua standar kerja yang telah ditetapkan
sesuai dengan aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat dihindari. Dimensi ketaatan
pada standar kerja diukur dengan menggunakan tiga indikator yaitu :
a. Memiliki rasa tanggung jawab dalam bekerja
b. Bekerja sesuai fungsi dan tugasnya
c. Bekerja sesuai jam kerja
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2372

4. Ketaatan pada Peraturan kerja


Dimaksudkan demi kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja. Dimensi ketaatan pada peraturan kerja diukur
dengan dua indikator yaitu :
a. Pemahaman pegawai atas peraturan kerja
b. Menyelesaikan pekerjaan sesuai peraturan kerja

5. Etika Kerja
Diperlukan oleh setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya agar tercipta suasana harmonis, saling
menghargai antara sesama karyawan. Dimensi etika kerja diukur dengan menggunakan satu indikator yaitu:
a. Memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam bekerja

D. Kinerja Karyawan
Menurut Kasmir (2016:182) menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Sodikin et al
(2017:130) menjelaskan kinerja (performance) merupakan hasil kerja secara total dan berkualitas yang dicapai seorang
karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Kasmir
(2016: 208), evaluasi dan pengukuran kinerja pegawai dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator,
yaitu:
1. Kualitas
Mengukur kinerja karyawan dapat dilakukan dengan melihat kualitas pekerjaan yang dihasilkan melalui proses
tertentu. Karyawan dengan kinerja yang baik akan menghasilkan produk dan hasil kerja yang berkualitas tinggi, begitu
pula sebaliknya, apabila kualitas pekerjaan yang dihasilkan rendah maka kinerja juga akan rendah.

2. Kuantitas
Cara mengukur kinerja karyawan adalah dengan melihat kuantitas yang dihasilkan seseorang. Kuantitas mengacu
pada produk yang diproduksi, yang dapat dinyatakan dalam unit mata uang, jumlah unit atau jumlah siklus aktivitas
yang diselesaikan. Perusahaan mengharapkan karyawannya dapat mencapai atau melampaui jumlah target.

3. Waktu
Jenis pekerjaan tertentu memiliki tenggat waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya, yang berarti batasan waktu
minimum dan maksimum harus dipenuhi. Pada jenis pekerjaan tertentu, semakin cepat pekerjaan selesai, semakin
baik kinerjanya, begitu pula sebaliknya, semakin lambat pekerjaan diselesaikan, semakin buruk kinerjanya.

4. Penekanan biaya
Sebelum melaksanakan aktivitas, perusahaan telah menganggarkan seluruh biaya. Artinya, biaya yang
dianggarkan akan menjadi acuan agar tidak melebihi biaya yang dianggarkan.

5. Pengawasan
Setiap aktivitas di perusahaan perlu dipantau agar tidak terjadi penyimpangan dari aturan yang telah ditetapkan.
Pengawasan diperlukan untuk mengendalikan aktivitas karyawan perusahaan agar menghasilkan kinerja yang baik.

6. Hubungan antar karyawan


Karyawan yang dapat membangun rasa saling menghormati, niat baik dan kerjasama antara satu karyawan dengan
karyawan lainnya akan menciptakan suasana kerjasama yang nyaman, memungkinkan satu sama lain untuk saling
mendukung dan dengan demikian dapat melaksanakan aktivitas kerja dengan lebih baik.

E. Kerangka Pemikiran
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2373

Gambar 1 Kerangka Pemikiran


Sumber: Olahan Data Penulis

F. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2018:99), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan latar belakang,
penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya serta tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dan akan dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini, yaitu <Terdapat
Pengaruh yang Signifikan antara Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Bagian Pengadaan
Barang dan Jasa Kabupaten Mimika Papua=

III. METODOLOGI PENELITIAN


Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
deskriptif dan kausal. Teknik sampel pada penelitian ini adalah Teknik non probability sampling dengan sampling
jenuh. .Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Mimika Papua
sebanyak 80 karyawan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Variabel Motivasi Kerja
Berdasarkan hasil rata-rata skor total variabel motivasi kerja yaitu sebesar 82,91%. Sehingga dengan hasil
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan pada bagian pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua
memiliki motivasi kerja yang baik.

B. Variabel Disiplin Kerja


Berdasarkan hasil rata-rata skor total variabel sistem Disiplin Kerja yaitu sebesar 83,75%. Sehingga dengan hasil
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan pada bagian pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua
memiliki disiplin kerja yang baik.

C. Variabel Kinerja Karyawan


Berdasarkan hasil rata-rata skor total variabel kinerja karyawan yaitu sebesar 83,75%. Sehingga dengan hasil
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan pada bagian pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua
memiliki kinerja kerja yang baik.

D. Analisis Regresi Berganda


ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2374

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan output Tabel 4.1 didapat koefisien regresi sehingga persamaannya adalah sebagai berikut:
Y= 0.920 + 0.399 X1+ 0.412 X2
Persamaan regresi linear berganda dapat diartikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 0.920 menyatakan jika tidak ada motivasi kerja dan disiplin kerja (X) maka nilai
konsisten kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 0.920.
2. Nilai koefisien regresi X1 bersifat positif sebesar 0.399 artinya variabel X1 memiliki hubungan searah dengan
Y dan setiap pertambahan satu satuan motivasi kerja (X1) akan meningkatkan kinerja karyawan (Y) sebesar
0.399.
3. Nilai koefisien regresi X2 bersifat positif sebesar 0.412, artinya variabel X2 memiliki hubungan searah dengan
Y dan setiap pertambahan satu satuan disiplin kerja (X2) akan meningkatkan kinerja karyawan (Y) sebesar
0.412.

E. Pengujian Hipotesis
Tabel 2 Uji t (Parsial)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa:


1. Variabel motivasi kerja (X1) memiliki Thitung (4.295) > Ttabel (1.66488) dan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05, maka H0 di tolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan
dari motivasi kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y).
2. Variabel disiplin kerja (X2) memiliki Thitung (4.107) > Ttabel (1.66488) dan tingkat signifikansi 0,000
<0,05, maka H0 di tolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan
dari disiplin kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Tabel 3 Uji F (Simultan)


ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2375

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat Fhitung adalah 58.260 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena itu, pada kedua
perhitungan yaitu Fhitung > Ftabel (58.260 > 3.11) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua .

F. Koefisien Determinasi
Tabel 4 Hasil Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.12 bahwa nilai R sebesar 0,776 dan Rsquare (R2) adalah sebesar 0,602. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh variabel independen yaitu motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja
karyawan adalah 60,2% sedangkan sisanya 39,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti kepemimpinan, budaya organisasi dan pengembangan karir.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Karyawan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Mimika Papua, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Motivasi kerja karyawan pada bagian pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua sudah dalam
kategori baik.
2. Disiplin kerja karyawan pada bagian pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua sudah dalam
kategori baik.
3. Kinerja karyawan karyawan pada bagian pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua sudah dalam
kategori baik.
4. Motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap Kinerja
Karyawan pada bagian pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua.

B. Saran
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2376

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian Pengaruh Motivasi kerja dan Disiplin kerja terhadap Kinerja
Karyawan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya yang dapat
dijadikan solusi pertimbangan selanjutnya, antara lain sebagai berikut:

1. Saran Bagi Perusahaan


Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa
saran yang diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan untuk perbaikan perusahaan dari kekurangan
yang ada adalah sebagai berikut:
a. Saran yang pertama yaitu untuk variabel motivasi kerja. Mengacu kepada poin terendah, saran peneliti bagi
perusahaan kesempatan pengembangan potensi karyawan yang mendapatkan tanggapan terendah adalah
sebaiknya perusahaan atau Instansi mulai secara rutin memberikan tugas tambahan lain secara merata kepada
karyawan sebagai bentuk pengembangan potensi dalam bentuk tanggung jawab kerja atau lebih dikenal
dengan istilah job enrichment. Job enrichment ini diberikan agar ketika karyawan hendak atau akan
mendapatkan tantangan baru, mereka sudah sedikit siap karena telah mendapatkan pengalaman tersebut.
Adapun saran bagi karyawan sebaiknya untuk mengembangkan potensi diri tidak hanya menunggu kegiatan
yang difasilitasi Instansi, tetapi juga dapat dilakukan secara mandiri misalnya dengan meningkatkan taraf
pendidikan. Meningkatkan tingkat pendidikan dapat dilakukan baik secara formal melalui lanjutkan strata
diperguruan tinggi. Atau melalui informal seperti mentoring dan seminar yang temanya menyesuaikan
dengan kebutuhan karyawan dalam Instansi
b. Saran yang kedua yaitu untuk variabel disiplin kerja . mengacu kepada poin terendah, saran peneliti bagi
perusahaan terkait tanggung jawab kerja karyawannya yang memperoleh tanggapan terendah adalah
sebaiknya perusahaan / Instansi atau atasan menetapkan tujuan atau hasil kerja yang jelas, dengan itu
diharapkan karyawan akan lebih serius dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Hal
tersebut dapat di dukung dengan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman dan saling mendukung,
juga atasan perlu membuat konsekuensi yang tegas terhadap karyawan. Selain itu pola komunikasi atasan
terhadap bawahan juga memegang peran penting dalam tanggung jawab pekerjaannya.
c. Saran yang terakhir yaitu untuk variabel kinerja karyawan. Mengacu pada poin terendah, saran peneliti bagi
perusahaan terkait dukungan antar karyawan yang mendapatkan tanggapan terendah adalah sebaiknya
perusahaan menetapkan tanggung jawab kerja terhadap masing-masing karyawan sesuai pekerjaannya.
Tanggung jawab tersebut dapat berupa kuaitas hasil pekerjaan maupun waktu penyelesaian pekerjaan.
Sehingga antar karyawan dapat lebih bersinergi dalam menyelesaikan pekerjaan baik secara individu maupun
kelompok dengan tanggung jawab masing-masing yang lebih jelas.

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya


Berdasarkan hasil penelitian, berikut penulis mengajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya:
a. Melakukan penelitian perusahaan sejenis atau berbeda cabang, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan.
b. Melakukan penelitian terhadap faktor-faktor diluar faktor yang diteliti oleh peneliti yang mempengaruhi
kineja karyawan, seperti kepemimpinan, pengembangan karir dan budaya organisasi
c. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memperbanyak jumlah sampel penelitian.

REFERENSI
[1] Edison, Emron. Yohny anwar, Imas komariyah. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
[2] Elmi, F. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia . JakartaMitra Wacana Media: Mitra Wacana Media.
[3] Hasibuan. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[4] Hasibuan, Malayu S.P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
[5] Hendrayani. (2021). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Sejahtera Lilyana Jaya.
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review). Vol 12, No. 2.
[6] Hakim, H., & Alfiyah, M. (2018). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Cilacap. Jurnal Ecoment Global Manajemen. Vol. 6, No.
1.
[7] Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok: PT Rajagrafindo Persada.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2377

[8] Madyarti, M, G. (2021). Peran Pemimpin Dalam Memotivasi Dan Meningkatkan Kinerja Pegawai. Uniska MAB.
Vol 1, No,1.
[9] Mahyanaila, Rahayu. (2016). Manajemen. Addar Press. Malang.
[10] Rumpak, A.D. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Indonesia Institute
(Disertasi Doktoral, Institut Bisnis & Multimedia ASMI).
[11] Sugiyono. (2018). Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
[12] Sedarmayanti. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima (Edisi Revisi). Bandung: PT Refika
Aditama.
[13] Supomo, R & Nurhayati, E. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Yrama Widya.
[14] Veithzal Rivai., dkk. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Pers.

You might also like