1 PB
1 PB
1 PB
Abstract
Mimika Regency Papua for the Procurement of Goods and Services, in helping to realize the implementation of good
governance, optimal performance is needed from all stakeholders including employees as a form of dedication and
service to the wider community. Good performance is certainly related to how the motivation is given and work
discipline is applied. The purpose of this study was to determine and analyze the effect of motivation and work
discipline on the performance of the employees of the Procurement Section of the Mimika Regency of Papua. The
research method used in this research is quantitative method with descriptive-causality research type. Sampling was
done by non-probability sampling technique used was saturated sampling with 80 employees of the Procurement of
Goods and Services Section of Mimika Regency, Papua. The data analysis technique used was descriptive analysis
and multiple regression analysis. Based on the results of the descriptive analysis showed that the variables of work
motivation, work discipline and employee performance were in the good category. Based on the results of the study,
it shows that motivation and work discipline partially and simultaneously have a significant effect on the performance
of the employees of the Procurement of Goods and Services Section of Mimika Regency, Papua.
dasarnya merupakan dorongan yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama, bekerja dengan
efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai tujuan. Adapun Madyarti (2021) dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa motivasi menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang,
termasuk perilaku kerja karyawan. Pentingnya memberikan motivasi kerja karena merupakan hal yang akan
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku karyawan agar mampu bekerja dengan giat dan ambisius
mencapai hasil yang optimal. Lebih jauh, motivasi menjadi semakin penting ketika pimpinan membagikan pekerjaan
kepada bawahan untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Selain motivasi kerja, aspek lain yang juga penting dalam menekankan kinerja karyawan yang diharapkan oleh
suatu organisasi yaitu kedisiplinan. Suatu organisasi atau perusahaan akan mencapai performa terbaiknya jika setiap
karyawan mampu menjaga kedisiplinan mereka dengan baik. Untuk itu, maka perlu peran atasan atau manajer dalam
mewujudkan hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Veithzal (2017:599) bahwa disiplin kerja adalah suatu
alat yang dapat di gunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah
suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan Mahyanaila (2016)
yang menjelaskan bahwa disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar
peraturan atau nilai yang berlaku dalam organisasi. Organisasi yang senantiasa menjaga dan memelihara kedisiplinan
dalam lingkungan kerjanya, akan lebih dekat menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Tercapainya tujuan suatu lembaga atau organisasi tidak hanya bergantung pada sarana, prasarana yang lengkap,
dan teknologi canggih yang dimiliki saja, namun hasilnya akan jelas terlihat ketika peran manusia (karyawan) mampu
menjalankan tugasnya sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku melalui motivasi yang diberikan dan
kedisiplinan dalam bekerja. Sehingga jelas apa yang disampaikan oleh Rumpak (2016) bahwa kinerja karyawan
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan kepadanya.
Karyawan dengan kinerja yang baik akan memberikan hasil kerja yang baik pula dan sebaliknya.
Begitupun pada lingkungan kerja Kabupaten Mimika Papua bagian Pengadaan Barang dan Jasa, dalam membantu
mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance), maka diperlukan kinerja yang
optimal pula dari seluruh pemangku kepentingan termasuk karyawan sebagai bentuk dedikasi dan pengabdian
terhadap masyarakat luas. Kinerja yang baik tentunya berhubungan dengan bagaimana motivasi yang diberikan dan
disiplin yang diterapkan pemimpin atau atasannya sebagaimana telah banyak teori menjelaskan hal tersebut. Untuk
mencapai kinerja yang optimal, organisasi atau lembaga tersebut harus mampu meningkatkan kinerja individu atau
karyawannya, karena baik secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja dan citra organisasi
dimata masyarakat luas. Hal tersebut sesuai pernyataan Kasmir (2016) bahwa usaha untuk dapat meningkatkan kinerja
karyawan adalah dengan memberikan motivasi bagi karyawannya. Adapun pendapat Hakim dan Alfiyah (2018)
bahwa atasan kerja juga memiliki peran penting untuk menumbuhkan motivasi karyawannya, karena dengan dorongan
baik secara moral maupun materi diharapkan dapat memacu dirinya untuk lebih meningkatkan hasil kerja. Selain itu
pelatihan yang diberikan organisasi juga merupakan salah satu motivasi non-materi daalam menumbuhkan tingkat
kedisiplinan karyawan yang hasilnya dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu organisai maupun
karyawannya.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
<Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
Kabupaten Mimika Papua=
pemutusan hubungan kerja, yang ditujukan untuk peningkatan kontribusi produktif dari SDM organisasi terhadap
pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan efisien.
B. Motivasi Kerja
Menurut Sedarmayanti (2017: 154) motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu tindakan atau tidak yang pada hakikatnya ada secara internal dan eksternal posotif atau negarif, motivasi kerja
adalah suatu yang menimbulkan dorongan/semangat kerja/pendorong semangat kerja. Menurut Alderfer dalam
Sedarmayanti (2017: 156) meyakini ada tiga tingkatan kebutuhan inti, yaitu eksistensi (existence), berhubungan atau
kekerabatan (relatedness) dan pertumbuhan (growth). Ketiga tingkat persyaratan inti tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kebutuhan Eksistensi
Kebutuhan eksistensi yaitu kebutuhan material dasar untuk bertahan hidup, meliputi kebutuhan keselamatan dan
kebutuhan fisiologis contohnya seperti upah, kondisi kerja, perlengkapan kerja atau kebutuhan dasar kelangsungan
hidup manusia.
2. Kebutuhan Berhubungan
Kebutuhan berhubungan adalah keinginan kita untuk memelihara hubungan interpersonal yang bermanfaat.
Keinginan dan status sosial membutuhkan interaksi dengan orang lain agar dipuaskan, dan keinginan ini konsisten
dengan kebutuhan sosial.
3. Kebutuhan Pertumbuhan
Kebutuhan untuk pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari seseorang
untuk maju dengan meningkatkan potensi yang dimiliki di dalam diri seseorang. Kebutuhan yang melekat yaitu untuk
pengembangan pribadi, termasuk konten pengajaran kategori penghargaan dan karakteristik yang terlibat dalam
realisasi diri.
C. Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2017:193) kedisiplinan adalah fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik
disiplin pegawai semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Menurut Fahmi (2017:75) disiplin kerja
merupakan tingkat kepatuhan dan ketaatan karyawan kepada aturan yang berlaku serta bersedia menerima sanksi atau
hukuman apabila melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan baik berupa sanksi dalam bentuk teguran lisan
maupun teguran tertulis. Pada dasanya dimensi kedisiplinan karyawan pada suatu organisasi. Menurut Hasibuan
(2017:194-198) yaitu :
1. Kehadiran
Kehadiran merupakan indikator dasar dalam mengukur tingkat dua indikator yaitu :
a. Kehadiran pegawai tepat waktu di tempat kerja
b. Intensitas kehadiran pegawai selama bekerja
5. Etika Kerja
Diperlukan oleh setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya agar tercipta suasana harmonis, saling
menghargai antara sesama karyawan. Dimensi etika kerja diukur dengan menggunakan satu indikator yaitu:
a. Memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam bekerja
D. Kinerja Karyawan
Menurut Kasmir (2016:182) menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Sodikin et al
(2017:130) menjelaskan kinerja (performance) merupakan hasil kerja secara total dan berkualitas yang dicapai seorang
karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Kasmir
(2016: 208), evaluasi dan pengukuran kinerja pegawai dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator,
yaitu:
1. Kualitas
Mengukur kinerja karyawan dapat dilakukan dengan melihat kualitas pekerjaan yang dihasilkan melalui proses
tertentu. Karyawan dengan kinerja yang baik akan menghasilkan produk dan hasil kerja yang berkualitas tinggi, begitu
pula sebaliknya, apabila kualitas pekerjaan yang dihasilkan rendah maka kinerja juga akan rendah.
2. Kuantitas
Cara mengukur kinerja karyawan adalah dengan melihat kuantitas yang dihasilkan seseorang. Kuantitas mengacu
pada produk yang diproduksi, yang dapat dinyatakan dalam unit mata uang, jumlah unit atau jumlah siklus aktivitas
yang diselesaikan. Perusahaan mengharapkan karyawannya dapat mencapai atau melampaui jumlah target.
3. Waktu
Jenis pekerjaan tertentu memiliki tenggat waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya, yang berarti batasan waktu
minimum dan maksimum harus dipenuhi. Pada jenis pekerjaan tertentu, semakin cepat pekerjaan selesai, semakin
baik kinerjanya, begitu pula sebaliknya, semakin lambat pekerjaan diselesaikan, semakin buruk kinerjanya.
4. Penekanan biaya
Sebelum melaksanakan aktivitas, perusahaan telah menganggarkan seluruh biaya. Artinya, biaya yang
dianggarkan akan menjadi acuan agar tidak melebihi biaya yang dianggarkan.
5. Pengawasan
Setiap aktivitas di perusahaan perlu dipantau agar tidak terjadi penyimpangan dari aturan yang telah ditetapkan.
Pengawasan diperlukan untuk mengendalikan aktivitas karyawan perusahaan agar menghasilkan kinerja yang baik.
E. Kerangka Pemikiran
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2373
F. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2018:99), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan latar belakang,
penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya serta tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dan akan dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini, yaitu <Terdapat
Pengaruh yang Signifikan antara Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Bagian Pengadaan
Barang dan Jasa Kabupaten Mimika Papua=
Berdasarkan output Tabel 4.1 didapat koefisien regresi sehingga persamaannya adalah sebagai berikut:
Y= 0.920 + 0.399 X1+ 0.412 X2
Persamaan regresi linear berganda dapat diartikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 0.920 menyatakan jika tidak ada motivasi kerja dan disiplin kerja (X) maka nilai
konsisten kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 0.920.
2. Nilai koefisien regresi X1 bersifat positif sebesar 0.399 artinya variabel X1 memiliki hubungan searah dengan
Y dan setiap pertambahan satu satuan motivasi kerja (X1) akan meningkatkan kinerja karyawan (Y) sebesar
0.399.
3. Nilai koefisien regresi X2 bersifat positif sebesar 0.412, artinya variabel X2 memiliki hubungan searah dengan
Y dan setiap pertambahan satu satuan disiplin kerja (X2) akan meningkatkan kinerja karyawan (Y) sebesar
0.412.
E. Pengujian Hipotesis
Tabel 2 Uji t (Parsial)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat Fhitung adalah 58.260 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena itu, pada kedua
perhitungan yaitu Fhitung > Ftabel (58.260 > 3.11) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan pengadaan barang dan jasa Kabupaten Mimika Papua .
F. Koefisien Determinasi
Tabel 4 Hasil Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 4.12 bahwa nilai R sebesar 0,776 dan Rsquare (R2) adalah sebesar 0,602. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh variabel independen yaitu motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja
karyawan adalah 60,2% sedangkan sisanya 39,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti kepemimpinan, budaya organisasi dan pengembangan karir.
B. Saran
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2376
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian Pengaruh Motivasi kerja dan Disiplin kerja terhadap Kinerja
Karyawan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya yang dapat
dijadikan solusi pertimbangan selanjutnya, antara lain sebagai berikut:
REFERENSI
[1] Edison, Emron. Yohny anwar, Imas komariyah. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
[2] Elmi, F. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia . JakartaMitra Wacana Media: Mitra Wacana Media.
[3] Hasibuan. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[4] Hasibuan, Malayu S.P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
[5] Hendrayani. (2021). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Sejahtera Lilyana Jaya.
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review). Vol 12, No. 2.
[6] Hakim, H., & Alfiyah, M. (2018). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Cilacap. Jurnal Ecoment Global Manajemen. Vol. 6, No.
1.
[7] Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok: PT Rajagrafindo Persada.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.10, No.4 Agustus 2023 | Page 2377
[8] Madyarti, M, G. (2021). Peran Pemimpin Dalam Memotivasi Dan Meningkatkan Kinerja Pegawai. Uniska MAB.
Vol 1, No,1.
[9] Mahyanaila, Rahayu. (2016). Manajemen. Addar Press. Malang.
[10] Rumpak, A.D. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Indonesia Institute
(Disertasi Doktoral, Institut Bisnis & Multimedia ASMI).
[11] Sugiyono. (2018). Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
[12] Sedarmayanti. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima (Edisi Revisi). Bandung: PT Refika
Aditama.
[13] Supomo, R & Nurhayati, E. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Yrama Widya.
[14] Veithzal Rivai., dkk. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Pers.