Ular Ndaung Baru
Ular Ndaung Baru
Ular Ndaung Baru
(nah teman-teman itulah gurindam dua belas pasal 10 goresan tinta Raja Ali Haji)
Dewan juri dan sahabat literasi perkenalkan nama saya Nafisah Dzikrina Burrahman dari
SDIT Baitul Izzah kota bengkulu. Kali ini saya akan bertutur tentang sebuah cerita rakyat
bengkulu yang berjudul Ular Ndaung. Cerita ini diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan
kebudayaan provinsi Bengkulu yang ditulis oleh Abu syahid dan kawan-kawan.
Nah teman-teman begini kisahnya
Pada zaman dahulu hiduplah seorang ibu beserta ketiga orang anaknya di kaki sebuah
gunung di Bengkulu. Kehidupan mereka sangat miskin. Pada suatu ketika sang ibu
mengalami sakit keras. Hal ini membuat ketiga anaknya menjadi sangat sedih.kondisio sang
ibu sudah tidak berdaya lagi, iya sudah terbaring lemas tanpa bisa apa-apa.
Melihat kondisi ibunya yang parah itu, cepat-cepatlah si Bungsu memanggil tabib desa. Sang
Tabib pun segera memeriksa keadaan ibu.
Tabib : wahai bungsu, keadaan ibumu sudah semakin parah. Ibumu hanya bisa diobati oleh
daun-daun khusus yang ada di puncak gunung. Daun-daunan tersebut harus direbus oleh bara
ajaib yang terdapat di dalam sebuah gua di puncak gunung.
Nah teman-teman, Sayangnya di dalam gua tersebut hidup seekor ular sakti bernama ular
N'daung. Menurut para leluhur desa, ular N'daung akan memakan siapa saja yang berada di
puncak gunung. Anak-anak ibu tersebut tidak berani pergi ke puncak gunung untuk
mengambil bara ajaib kecuali anak bungsu. Bungsu bergegas pulang dan berpamitan kepada
kaka-kakanya
Bungsu : kakak, aku tidak peduli dengan seberapa mengerikan ular itu aku akan berusaha
sebisaku.
Uuuuuuk uuuukk ukkkk ukk
Pagi itu bungsu berjalan menuju puncak gunung saat ular ndaung sedang tertidur pulas
Ular ndaung : sssssssssssssssssss brisik sekali ayam ini, hey ayam jangankan kamu. Manusia
saja akan kumakan kalau dia mencuri bara ajaibku, apalagi kamu yang sudah
menggangguku
Nah teman-teman Ular N’Daung adalah seekor ular raksasa yang tinggal di sebuah puncak
gunung di daerah Bengkulu. Ular N’Daung itu terkenal buas dan ganas yang akan memangsa
siapa saja yang mendekati puncak gunung tersebut.
Si bungsu sudah semakin dekat dengan puncak gunung, ditemapat tersebut tumbuh pohon-
pohon besar yang sangat menakutkan. Tiba-tiba ia mendengar desis ular yang sangat
mengerikan
Ular ndaung : sssssssssssssss.sssssssssssss.sssssssssssssss
Si bungsu sangat ketakutan ia berusaha bersembunyi dibalik pepohonan namun sayangnya
belum sempat ia bersembunyi ular ndaung sudah berada tepap didepannya
Ular ndaung : huahahah apa yang yang sedang kau cari wahai manusia, tahukah kau aku akan
memakan memakan manusia yang berani mengangguku
Bungsu : to to tolonglah ular sakti, ibuku sedang sakit keras. Aku kemari hendak meminta
bara ajaib untuk mengobati ibuku
Ular ndaung : berani sekali kau meminta bara ajaibku, aku tidak akan memberikannya dan
sekarang aku akan memakanmu. Huahaha
Bungsu pun terus memohon kepada ular itu, hingga akhirnya ular menyetujui dengan sebuah
persyaratan yaitu bungsu harus menjadi istrinya.
Nah teman-teman kira-kira apa yang akan dilakukan bungsu ? apakah bungsu menyetujuinya
Ternyata bungsu mengangguk tanda setuju, ia rela melakukan apa saja demi kesehatan
ibunya. Akhirnay ular ndaung memberikan bara ajaib kepada si bungsu
Ular ndaung : ambilah bara ajibku ini bungsu.........
Si bungsu sangat senang dan kemudia pulang mengabtarkan bara ajaib kepada keluarganya.
Selanjutnya bia kembali kepuncak gunung untuk menikah dengan ular ndaung. Namun
sebuah keanehan terjadi ular tersebut seketika berubah menjadi seorang pemuda yang sangat
tampan. Ternyata ular ndaung sebenarnya adalah seorang pangeran abdurahman alamsyah
sang pangeran ternayta terkena sebuah kutukan.
Nah teman-teman ternyata kejadian ini semua disaksikan oleh kaka si bungsu tanpa
sepengetahuan si bungsu. Kaka si bungsu tidak senang melihat adiknya yang akan hidup
bagia. Kaka si bungsu merasa iri dan bermaksud membakar kulit ular dengan tujuan agar
pangeran marah kepada si bungsu dan mengusir bungsu. Namun yang terjadi malah
sebaliknya pangeran abdurahman alamsyah merasa gembira karena dengan dibakar kulit ular
tersebut maka kutukannya akan hilang untuk selamnya. Akhirnya pangeran tampan dan si
bungsu hidup bahagia selama-lamnya. Nah teman-teman begitulah cerita ular ndaung. Pesan
moral yang dapat kita petik yakni jangan pernah berputus asa dalam melakukan kebaikan
apalagi melakukan kebaikan untuk orang tua kita sendiri karena allah akan selalu membantu
hambanya dalam melakukan kebaikan dan jauhilah sifat iri, karena seshunggunhnya sifat iri
itu dibenci oleh allah