Sudah Edit. ADAB-ADAB KEHIDUPAN MUSLIM SEHARI-HARI.
Sudah Edit. ADAB-ADAB KEHIDUPAN MUSLIM SEHARI-HARI.
Sudah Edit. ADAB-ADAB KEHIDUPAN MUSLIM SEHARI-HARI.
KEHIDUPAN MUSLIM
SEHARI-HARI
Karya :
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
-Rahimahulloh-
Catatan: risalah ini kami cetak untuk diajarkan kepada santri di Pon-Pes Tahfidhzul
Qur'an Assunnah Ds Kanie, Sidrap, Sulsel. Dan rata-rata santri tersebut berusia kurang-
lebih 10 s/d 14 th. Risalah yang kami cetak ini Juga bisa dimanfaatkan oleh selain
mereka , Insyaallah. Karena alasan usia santri kami tersebut, maka pembahasan tentang
adab suami istri kami undurkan penjelasannya dan tidak kami sertakan di lembaran-
lembaran risalah ini, semikian juga alasannya terhadap sedikit perubahan penyusunan bab
dari aslinya, wallohu muwafiq.
"Dengan menyebut nama- Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup "
(HR. Al Bukhari).
11. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa
ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo'a dengan do‘a
berikut ini :
10. Makruh mencuci kotoran dengan tangan kanan, karena hadits yang
bersumber dari Abi Qatadah Radhiallaahu 'anhu menyebutkan
bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan
sekali-kali seorang diantara kamu memegang dzakar (kemaluan)nya
dengan tangan kanannya di saat ia kencing, dan jangan pula bersuci
dari buang air dengan tangan kanannya." (Muttafaq'alaih).
11. Dianjurkan kencing dalam keadaan duduk, tetapi boleh jika sambil
berdiri. Pada dasarnya buang air kecil itu di lakukan sambil duduk,
berdasarkan hadits 'Aisyah Radhiallaahu 'anha yang berkata: Siapa
yang telah memberitakan kepada kamu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam kencing sambil berdiri, maka jangan
kamu percaya, sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak
pernah kencing kecuali sambil duduk. (HR. An-Nasa'i dan dinilai
shahih oleh Al- Albani). Sekalipun demikian seseorang dibolehkan
kencing sambil berdiri dengan syarat badan dan pakaiannya aman dari
percikan air kencingnya dan aman dari pandangan orang lain
kepadanya. ada hadits yang bersumber dari Hudzaifah, ia berkata:
"Aku pernah bersama Nabi Shallallaahu alalhi wa (di suatu
perjalanan) dan kadab-adab sampai di tempat pembuangan sampah
suatu kaum beliau buang air kecil sambil berdiri, maka akupun
menjauh daripadanya. Maka beliau bersabda: "Mendekatlah kemari".
Maka aku mendekati beliau hingga aku berdiri di sisi kedua mata
kakinya. Lalu beliau berwudhu dan mengusap kedua khuf-nya."
(Muttafaq alaih).
2. Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa
dapat beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari
makan dan minummu itu.
4. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang
ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu
anhu di dalam haditsnya menuturkan: "Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka
sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan".
(Muttafaq'alaih).
11. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat
minum. Hadits Ibnu Abbas menuturkan "Bahwasanya Nabi
Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana
minuman atau meniupnya". (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh
Al-Albani).
15. Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa
merasa jijik, seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu
mendekatkan kepalamu kepada tempat makanan di saat makan, atau
berbicara dengan nada-nada yang mengandung makna kotor dan
menjijik-kan.
16. Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu
Abbas beliau berkata, "Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang
minum dari bibir bejana wadah air." (HR. Al Bukhari)
17. Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di
dalam hadits Anas disebutkan "Bahwa sesungguhnya Nabi
Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri". (HR.
Muslim).
7. Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar
salib, karena hadits yang bersumber dari Aisyah Radhiallaahu 'anha
menyatakan bahwasanya beliau berkata: "Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam tidak pernah membiarkan pakaian yang ada gambar
salibnya melainkan Nabi menghapusnya". (HR. Al-Bukhari dan
Ahmad).
8. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam
keadaan terpaksa. Karena hadits yang bersumber dari Ali
Radhiallaahu 'anhu mengatakan: "Sesungguhnya Nabi Allah
Subhaanahu wa Ta'ala pernah membawa kain sutera di tangan
kanannya dan emas di tangan kirinya, Ialu beliau bersabda:
Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum Ielaki dari
umatku". (HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
ADAB-ADAB DI JALANAN
1. Berjalan dengan sikap wajar dan tawadhu, tidak berlagak sombong di
saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau
mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur. Allah
Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:
5. Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal. Ini
hukumnya wajib, karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda:"Ada lima perkara wajib bagi seorang muslim terhadap
saudaranya- diantaranya: menjawab salam". (Muttafaq alaih).
6. Beramal ma’ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib dilakukan oleh setiap
muslim, masing-masing sesuai kemampuannya.
13. Dilarang memberi salam dengan isyarat kecuali ada uzur, seperti
karena sedang shalat atau bisa atau karena orang yang akan diberi
salam itu jauh jaraknya. Di dalam hadits Jabir bin Abdillah
Radhiallaahu 'anhu diriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian memberi salam seperti
orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena sesungguhnya pemberian
salam mereka memakai isyarat dengan tangan". (HR. Al-Baihaqi dan
dinilai hasan oleh Al-Albani).
2. Hendaknya orang yang akan minta izin mengetuk pintu rumah orang
yang akan dikunjunginya secara pelan. Anas Radhiallaahu 'anhu
meriwayatkan bahwasanya ia telah berkata: Sesung-guhnya pintu-
pintu kediaman Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam diketuk (oleh para
tamunya) dengan ujung kuku". (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab
Al-Mufrad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
5. Minta izin itu sampai tiga kali, jika sesudah tiga kaji tidak ada
jawaban maka hendaknya pulang. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu minta
izin sudah tiga kali, lalu tidak diberi izin, maka hendaklah ia pulang".
(Muttafaq'alaih).
6. Apabila orang yang minta izin itu ditanya tentang namanya, maka
hendakiah ia menyebutkan nama dan panggilannya, dan jangan
mengatakan: "Saya". Jabir Radhiallaahu 'anhu menuturkan: "Aku
pernah datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk
menanyakan hutang yang ada pada ayah saya. Maka aku ketuk pintu
(rumah Nabi). Lalu Nabi berkata: "Siapa itu?". Maka aku jawab:
Saya. Maka Nabi berkata: "Saya! Saya!" dengan nad'a tidak suka."
(Muttafaq'alaih).
ADAB-ADAB MAJLIS
1. Hendaknya memberi salam kepada orang-orang yang di dalam majlis
di saat masuk dan keluar dari majlis tersebut. Abu Hurairah
Radhiallaahu 'anhu telah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila salah seorang
kamu sampai di suatu majlis, maka hendaklah memberi salam, lalu
jika dilihat Iayak baginya duduk maka duduklah ia. Kemudian jika
bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam pula.
Bukanlah yang pertama lebih berhak daripada yang selanjutnya. (HR.
Abu Daud dan At-Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-Albani).
5. Tidak duduk di antara dua orang yang sedang duduk kecuali seizin
mereka. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak
halal bagi seseorang memisah di antara dua orang kecuali seizin
keduanya". (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
ADAB-ADAB BERCANDA
1. Hendaknya percandaan tidak mengandung nama Allah, ayat-ayat-
Nya, Sunnah rasul-Nya atau syar-syar Islam. Karena Allah telah
berfirman tentang orang- orang yang memperolok-olokan shahabat
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam , yang ahli baca al-Qur'an:
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka
lakukan), tentulah mereka menjawab: "Sesungguh-nya kami hanyalah
bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan
Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?".
Tidak usah kamu minta ma'af, karena kamu kafir sesudah beriman".
(At-Taubah: 65-66).
2. Hendaknya percandaan itu adalah benar tidak mengandung dusta.
Dan hendaknya pecanda tidak mengada-ada cerita-cerita khayalan
supaya orang lain tertawa. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya
dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan
celakalah". (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
4. Bercanda tidak boleh dilakukan terhadap orang yang lebih tua darimu,
atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat
menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu.
5. Hendaknya anda tidak memperbanyak canda hingga menjadi
tabiatmu, dan jatuhlah wibawamu dan akibatnya kamu mudah
dipermainkan oleh orang lain
ADAB-ADAB BERGAUL DENGAN ORANG LAIN
1. Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai
mereka cacat.
2. Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq
mereka, lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang
sepantasnya.
3. Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing
dari mereka diberi hak dan dihargai.
4. Perhatikanlah mereka, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan
tanyakanlah keadaan mereka.
5. Bersikap tawadhulah kepada orang lain dan jangan merasa lebih
tinggi atau takabbur dan bersikap angkuh terhadap mereka.
6. Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain.
7. Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kernampuan akal mereka.
8. Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai
mereka.
9. Memaafkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahan-
kesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.
10. Dengarkanlah pembicaraan mereka dan hindarilah perdebatan dan
bantah- membantah dengan mereka
ADAB-ADAB BERTETANGGA
5. Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan
seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma'ruf dan mencegah yang
munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud
menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
9. Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik mereka terhadap kita.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Ada tiga
kelompok manusia yang dicintai Allah....Disebutkan di
antaranya- :Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti
(diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu
hingga keduanya dipisah oleh kematian atau keberangkatannya". (HR.
Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
ADAB-ADAB DI MASJID
3. Berdo'a disaat masuk dan keluar masjid. Disunatkan bagi orang yang
masuk masjid mendahulukan kaki kanan, kemudian bershalawat
kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam lalu mengucapkan:
"(Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)"
9. Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat, dan disunnatkan bagi
orang yang sholat menaroh batas di depannya. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Kalau sekiranya orang yang
lewat di depan orang yang sedang sholat itu mengetahui dosa
perbuatannya, niscaya ia berdiri dari jarak empat puluh itu lebih baik
baginya daripada lewat di depannya". (Muttafaq alaih).
13. Orang yang junub, wanita haid atau nifas tidak boleh masuk masjid.
Allah berfirman: "(Dan jangan pula menghampiri masjid), sedang
kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga
kamu mandi". (an-Nisa: 43). Dan dari 'Aisyah Radhiallaahu anha
meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah
bersabda kepadanya: "Ambilkan buat saya kain alas dari masjid".
Aisyah menjawab: Sesungguhnya aku haid? Nabi bersabda:
"Sesungguhnya haidmu bukan di tanganmu". (HR. Muslim).
10. Boleh bagi wanita haid dan nifas membaca al-Qur'an dengan tidak
menyentuh mushafnya menurut salah satu pendapat ulama yang lebih
kuat, karena tidak ada hadits shahih dari Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam yang melarang hal tersebut.
ADAB-ADAB DI PASAR
1. Hendaknya berdzikir kepada Allah di saat masuk ke pasar, karena
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
yang masuk ke pasar lalu membaca:
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan
(dari) menunaikan zakat". (An-Nur:37).
5. Bertamu tidak boleh Iebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah
memaksa untuk tinggal lebih dari itu.
7. Disunnahkan berangkat safar pada pagi (dini) hari dan sore hari,
karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Ya Allah,
berkahilah bagi ummatku di dalam kediniannya". Dan juga bersabda:
"Hendaknya kalian memanfaatkan waktu senja, karena bumi dilipat di
malam hari". (Keduanya diriwayat-kan oleh Abu Daud dan
dishahihkan oleh Al-Albani).
"Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami,
padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan
sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami; Ya Allah,
sesungguhnya kami memohon kepadamu di dalam perjalanan kami
ini kebajikan dan ketaqwaan, dan amal yang Engkau ridhai; Ya Allah,
mudahkanlah perjalannan ini bagi kami dan dekatkanlah
kejauhannya; Ya Allah, Engkau adalah Penyerta kami di dalam
perjalanan ini dan Pengganti kami di keluarga kami; Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bencana safar dan
kesedihan pemandangan, dan keburukan tempat kembali pada harta
dan keluarga". (HR. Muslim).
10. Disunnahkan bertakbir di saat jalan menanjak dan bertasbih di saat
menurun, karena ada hadits Jabir yang rnenuturkan: "Apabila (jalan)
kami menanjak, maka kami bertakbir, dan apabila menurun maka
kami bertasbih". (HR. Al-Bukhari).