Law No. 2 of 2012 Indonesia Land Acquisition (Wishnu Basuki)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 33

INDONESIA

PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN


UNTUK KEPENTINGAN UMUM

ACQUISITION OF LAND FOR DEVELOPMENT
IN THE PUBLIC INTEREST



LAW NO. 2 OF 2012
State Gazette No. 22 of 2012; Supplement No. 5280
January, 14, 2012
















Translated by: Wishnu Basuki
[email protected]
Bitext


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2012
TENTANG
PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
LAW OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
NUMBER 2 OF 2012
CONCERNING
ACQUISITION OF LAND FOR DEVELOPMENT IN
THE PUBLIC INTEREST

Daftar Isi / Arrangement of Sections
Pasal / Article
BAB I: KETENTUAN UMUM 1 CHAP. I GENERAL PROVISIONS
BAB II: ASAS DAN TUJ UAN 2 3 CHAP. II: PRINCIPLES AND OBJ ECTIVES
BAB III: POKOK-POKOK PENGADAAN
TANAH
4 9 CHAP. III: FUNDAMENTALS OF THE
ACQUISITION OF LAND
BAB IV: PENYELENGGARAAN
PENGADAAN TANAH
10 51 CHAP. IV: PERFORMANCE OF ACQUISITION
OF LAND
Bagian Kesatu: Umum 10 13 Part One: General
Bagian Kedua: Perencanaan Pengadaan Tanah 14 15 Part Two: Land Acquisition Plan
Bagian Ketiga: Persiapan Pengadaan Tanah 16 26 Part Three: Land Acquisition Preparation
Bagian Keempat: Pelaksanaan Pengadaan Tanah 27-47 Part Four: Land Acquisition Implementation
Paragraf 1: Umum 27 Paragraph 1: General
Paragraf 2: Inventarisasi dan Identifikasi
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, serta
Pemanfaatan Tanah
28 30 Paragraph 2: Inventory and Identification of
Possession, Ownership, Use and Utilization
of Land
Paragraf 3: Penilaian Ganti Kerugian 31 36 Paragraph 3: Appraisal of Compensation
Paragraf 4: Musyawarah Penetapan Ganti
Kerugian
37 39 Paragraph 4: Negotiations on Determination
of Compensation
Paragraf 5: Pemberian Ganti Kerugian 40 44 Paragraph 5: The Giving of Compensation
Paragraf 6: Pelepasan Tanah Instansi 45 47 Paragraph 6: Disposition of the Agencies
Land
Bagian Kelima: Penyerahan Hasil Pengadaan
Tanah
48 50 Part Five: Delivery of Land Acquisition Results
Bagian Keenam: Pemantauan dan Evaluasi 51 Part Six: Monitoring and Evaluation
BAB V: SUMBER DANA PENGADAAN
TANAH
52 54 CHAP. V: SOURCES OF FUND FOR
ACQUISITION OF LAND
Bagian Kesatu: Sumber Pendanaan 52 53 Part One: Sources of Funding
Bagian Kedua: Penyediaan dan Penggunaan
Pendanaan
54 Part Two: Availability and Allocation of Fund
BAB VI: HAK, KEWAJ IBAN, DAN PERAN
SERTA MASYARAKAT
55 57 CHAP. VI: RIGHTS, OBLIGATIONS, AND
PUBLIC PARTICIPATION
BAB VII: KETENTUAN PERALIHAN 58 CHAP. VII: TRANSITIONAL PROVISIONS
BAB VIII: KETENTUAN PENUTUP 59 61 CHAP. VIII: CONCLUDING PROVISIONS


Translated by: Wishnu Basuki
[email protected]
1






UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2012
TENTANG
PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM

LAW OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
NUMBER 2 OF 2012
CONCERNING
ACQUISITION OF LAND FOR DEVELOPMENT IN
THE PUBLIC INTEREST
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WITH THE BLESSING OF GOD ALMIGHTY

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF
INDONESIA,

Menimbang: Considering:
a. bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah
perlu melaksanakan pembangunan;
a. that to realize just, prosperous and welfare
society under Pancasila and the 1945
Constitution of the Republic of Indonesia, the
government needs to serve development;
b. bahwa untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan untuk kepentingan umum,
diperlukan tanah yang pengadaannya
dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip
kemanusiaan, demokratis, dan adil;
b. that to guarantee the realization of development
in the public interest, land is needed through
acquisition made by giving preference for the
principles of humanity, democracy and justice;
c. bahwa peraturan perundang-undangan di bidang
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum belum dapat menjamin
perolehan tanah untuk pelaksanaan
pembangunan;
c. that the laws and regulations concerning
acquisition of land for development in the public
interest have not yet guaranteed the acquisition
of land to serve development;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,
perlu membentuk Undang-Undang tentang
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum;

d. that in consideration of point (a), point (b) and
point (c), it is necessary to make a Law
concerning Acquisition of Land for Development
in the Public Interest;
Mengingat: Bearing in Mind:
l. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 20,
Pasal 28G ayat (1), Pasal 28H, Pasal 28I ayat (5),
Pasal 28J ayat (2), serta Pasal 33 ayat (3) dan
ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
l. Article 5 section (1), Article 18B section (2),
Article 20, Article 28G section (1), Article 28H,
Article 28I section (5), Article 28J section (2),
and Article 33 section (3) and section (4) of the
1945 Constitution of the Republic of Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2034);

2. Law Number 5 of 1960 concerning Basic
Regulations of Agrarian Affairs (State Gazette of
the Republic of Indonesia Number 104 of 1960,
Supplement to State Gazette Number 2034);
Translated by: Wishnu Basuki
[email protected]
2
Dengan Persetujuan Bersama With the J oint Consent of
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA
THE HOUSE OF REPRESENTATIVES OF THE
REPUBLIC OF INDONESIA
dan and
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF
INDONESIA

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG
PENGADAAN TANAH BAGI
PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM.

To Enact: LAW CONCERNING ACQUISITION OF
LAND FOR DEVELOPMENT IN THE
PUBLIC INTEREST.
PENJELASAN UMUM GENERAL ELUCIDATION
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, pemerintah perlu menyelenggarakan
pembangunan.
To realize just, prosperous and welfare society under
Pancasila and the 1945 Constitution of the State of the
Republic of Indonesia, the government needs to serve
development.
Salah satu upaya pembangunan dalam kerangka
pembangunan nasional yang diselenggarakan
Pemerintah adalah pembangunan untuk Kepentingan
Umum. Pembangunan untuk Kepentingan Umum
tersebut memerlukan tanah yang pengadaannya
dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip yang
terkandung di dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan hukum tanah
nasional, antara lain prinsip kemanusiaan, keadilan,
kemanfaatan, kepastian, keterbukaan, kesepakatan,
keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan, dan
keselarasan sesuai dengan nilai-nilai berbangsa dan
bernegara.
One of the development efforts in the scope of the
national development made by the Government is
development in the Public Interest. Development in the
Public Interest needs land through acquisition to be made
by giving preference for the principles as contained in the
1945 Constitution of the State of the Republic of
Indonesia and the national land law, inter alia, the
principles of humanity, justice, benefit, certainty,
transparency, agreement, participation, welfare,
sustainability, and harmony as consistent with the values
of the nation and the state.
Hukum tanah nasional mengakui dan menghormati
hak masyarakat atas tanah dan benda yang berkaitan
dengan tanah, serta memberikan wewenang yang bersifat
publik kepada negara berupa kewenangan untuk
mengadakan pengaturan, membuat kebijakan,
mengadakan pengelolaan, serta menyelenggarakan dan
mengadakan pengawasan yang tertuang dalam pokok-
pokok Pengadaan Tanah sebagai berikut:
The national land law acknowledges and upholds the
public rights to land and objects related to land, and
confers the public powers on the state through powers to
make regulation, make policy, manage, and exercise and
make supervision as stated in the fundamentals of the
Acquisition of Land, as follows:
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin
tersedianya tanah untuk Kepentingan Umum dan
pendanaannya.
1. The Government and the Regional Governments
guarantees the availability of land in the Public
Interest and funding.
2. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
diselenggarakan sesuai dengan:
2. Acquisition of Land in the Public Interest shall be
performed in accordance with:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah; a. the Regional Spatial Planning;
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah; b. the National/Regional Development Plan;
c. Rencana Strategis; dan c. the Strategic Plan; and
d. Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan
tanah.
d. the Working Plan of each Agency needing land.
3. Pengadaan Tanah diselenggarakan melalui
perencanaan dengan melibatkan semua pemangku
dan pengampu kepentingan.
3. Acquisition of Land shall be performed through
planning with involving all the guardians and
stakeholders.
4. Penyelenggaran Pengadaan Tanah memperhatikan 4. Performance of Acquisition of Land shall consider
3
keseimbangan antara kepentingan pembangunan dan
kepentingan masyarakat.
the balance between the interest of development and
the interest of the public.
5. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
dilaksanakan dengan pemberian Ganti Kerugian
yang layak dan adil.
5. Acquisition of Land in the Public Interest shall be
performed by giving reasonable and fair
Compensation.

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: In this Law:
1. Instansi adalah lembaga negara, kementerian
dan lembaga pemerintah nonkementerian,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
dan Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha
Milik Negara yang mendapat penugasan khusus
Pemerintah.
1. Agency means any state institution, ministry
and non-ministry government institution,
provincial government, district/city government,
and State-Owned Legal Entity/State-Owned
Entity which is specially assigned by the
Government.
2. Pengadaan Tanah adalah kegiatan
menyediakan tanah dengan cara memberi ganti
kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang
berhak.
2. Acquisition of Land means any activity to
make land available by giving reasonable and
fair compensation to the entitled party.
3. Pihak yang Berhak adalah pihak yang
menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah.
3. Entitled Party means any party by whom
objects of the acquired land are possessed or
owned.
4. Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang
atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman,
benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya
yang dapat dinilai.
4. Object of the Acquired Land means land,
overground and underground space, buildings,
plants, objects related to land, or others
appraisable.
5. Hak atas Tanah adalah hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria dan hak lain yang akan
ditetapkan dengan undang-undang.
5. Title to Land means a title to land as intended
by Law Number 5 of 1960 concerning Basic
Regulations of Agrarian Affairs and other titles
as to be stated by law.
6. Kepentingan Umum adalah kepentingan
bangsa, negara, dan masyarakat yang harus
diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
6. Public Interest means the interest of the
people, state, and society that must be realized by
the government for best prosperity of the people.
7. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari
negara yang kewenangan pelaksanaannya
sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
7. Land Concession means land tenure that is
conceded by the state, the power to exercise
which is partially delegated to its holder.
8. Konsultasi Publik adalah proses komunikasi
dialogis atau musyawarah antarpihak yang
berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan
kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah
bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
8. Public Consultation means any communication
process by a dialogue and consultation among
parties in interest to achieve understanding and
agreement in the planning of acquisition of land
for development in the public interest.
9. Pelepasan Hak adalah kegiatan pemutusan
hubungan hukum dari pihak yang berhak kepada
negara melalui Lembaga Pertanahan.
9. Release of Title means termination of legal
relationship of the entitled party in favor of the
state through a Land Administrator.
10. Ganti Kerugian adalah penggantian yang layak
dan adil kepada pihak yang berhak dalam proses
pengadaan tanah.
10. Compensation means any reasonable and fair
reward given to the entitled party in exchange for
acquisition of land.
11. Penilai Pertanahan, yang selanjutnya disebut
Penilai, adalah orang perseorangan yang
melakukan penilaian secara independen dan
11. Land Appraiser, hereinafter called
Appraiser, means any individual who makes
an appraisal independently and professionally to
4
profesional yang telah mendapat izin praktik
penilaian dari Menteri Keuangan dan telah
mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan untuk
menghitung nilai/harga objek pengadaan tanah.
calculate the value/price of the objects of the
acquired land, and has received an appraising
permit from the Minister of Finance and a license
from the Land Administrator.
12. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut
Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
12. Central Government, hereinafter called the
Government means the President of the
Republic of Indonesia holding the powers in the
government of the state of the Republic of
Indonesia as intended by the 1945 Constitution
of the Republic of Indonesia.
13. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati,
atau wali kota, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
13. Regional Government means the governors,
the regents, or the mayors, and the regional
instrumentalities as the elements of the regional
administrators.
14. Lembaga Pertanahan adalah Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia, lembaga
pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan.
14. Land Administrator means the National Land
Agency of the Republic of Indonesia, a
government institution that administers
governmental affairs in the field of land.
Penjelasan Pasal 1: Cukup jelas Elucidation of Article 1: Sufficiently clear

BAB II
ASAS DAN TUJ UAN
Pasal 2
CHAPTER II
PRINCIPLES AND OBJ ECTIVES
Article 2
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
dilaksanakan berdasarkan asas:
Acquisition of Land in the Public Interest shall be
implemented under the principles of:
a. kemanusiaan; a. humanity;
Penjelasan Pasal 2 (a): Elucidation of Article 2 (a):
Yang dimaksud dengan asas kemanusiaan adalah
Pengadaan Tanah harus memberikan pelindungan serta
penghormatan terhadap hak asasi manusia, harkat, dan
martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia
secara proporsional.

Principle of humanity means that the Acquisition of
Land must proportionally protect and honor the human
rights, dignity, and degrees of every citizen and residents
of Indonesia.
b. keadilan; b. justice;
Penjelasan Pasal 2 (b): Elucidation of Article 2 (b):
Yang dimaksud dengan asas keadilan adalah
memberikan jaminan penggantian yang layak kepada
Pihak yang Berhak dalam proses Pengadaan Tanah
sehingga mendapatkan kesempatan untuk dapat
melangsungkan kehidupan yang lebih baik.

Principle of justice means to guarantee any reasonable
reward in exchange for the acquired land to the entitled
parties in the process of Acquisition of Land such that
they have opportunity to live their better life.
c. kemanfaatan; c. benefit;
Penjelasan Pasal 2 (c): Elucidation of Article 2 (c):
Yang dimaksud dengan asas kemanfaatan adalah hasil
Pengadaan Tanah mampu memberikan manfaat secara
luas bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Principle of benefit means that the outcome of the
Acquisition of Land can give to a large extent benefit to
the public, the nation, and the state.

d. kepastian; d. certainty;
Penjelasan Pasal 2 (d): Elucidation of Article 2 (d):
Yang dimaksud dengan asas kepastian adalah Principle of certainty means to give legal certainty on
5
memberikan kepastian hukum tersedianya tanah dalam
proses Pengadaan Tanah untuk pembangunan dan
memberikan jaminan kepada Pihak yang Berhak untuk
mendapatkan Ganti Kerugian yang layak.

the availability of land for the process of Acquisition of
Land for development and to guarantee that the Entitled
Parties will recover reasonable Compensation.
e. keterbukaan; e. transparency;
Penjelasan Pasal 2 (e): Elucidation of Article 2 (e):
Yang dimaksud dengan asas keterbukaan adalah
bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan
dilaksanakan dengan memberikan akses kepada
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan Pengadaan Tanah.

Principle of transparency means that the Acquisition
of Land for development shall be implemented by
provision of public access to information concerning
Acquisition of Land.
f. kesepakatan; f. agreement;
Penjelasan Pasal 2 (f): Elucidation of Article 2 (f):
Yang dimaksud dengan asas kesepakatan adalah
bahwa proses Pengadaan Tanah dilakukan dengan
musyawarah para pihak tanpa unsur paksaan untuk
mendapatkan kesepakatan bersama.

Principle of agreement means that the process of
Acquisition of Land shall be carried out by negotiation
between parties to reach mutual agreement under no
duress.
g. keikutsertaan; g. participation;
Penjelasan Pasal 2 (g): Elucidation of Article 2 (g):
Yang dimaksud dengan asas keikutsertaan adalah
dukungan dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah
melalui partisipasi masyarakat, baik secara langsung
maupun tidak langsung, sejak perencanaan sampai
dengan kegiatan pembangunan.

Principle of participation means any support through
public participation in the performance of Acquisition of
Land, either directly or indirectly, from planning to
construction activity.
h. kesejahteraan; h. welfare;
Penjelasan Pasal 2 (h): Elucidation of Article 2 (h):
Yang dimaksud dengan asas kesejahteraan adalah
bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan dapat
memberikan nilai tambah bagi kelangsungan kehidupan
Pihak yang Berhak dan masyarakat secara luas.

Principle of welfare means that the Acquisition of
Land for development can bring added value to the
viability of the Entitled Parties and the public in general.
i. keberlanjutan; dan i. sustainability; and
Penjelasan Pasal 2 (i): Elucidation of Article 2 (i):
Yang dimaksud dengan asas keberlanjutan adalah
kegiatan pembangunan dapat berlangsung secara terus-
menerus, berkesinambungan, untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.

Principle of sustainability means that the development
activities may take place continuously and sustainably to
reach the expected purposes.
j. keselarasan. j. harmony.
Penjelasan Pasal 2 (j): Elucidation of Article 2 (j):
Yang dimaksud dengan asas keselarasan adalah
bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan dapat
seimbang dan sejalan dengan kepentingan masyarakat
dan negara.




Principle of harmony means that the Acquisition of
Land for development can be balanced and aligned with
the interest of the public and the state.
6
Pasal 3 Article 3
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan
tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang
Berhak.
Acquisition of Land in the Public Interest shall have
the objectives to make land available for
development to improve the welfare and prosperity
of the people, state and society by guaranteeing the
legal interest of the Entitled Party.
Penjelasan Pasal 3: Cukup jelas Elucidation of Article 3: Sufficiently clear

BAB III
POKOK-POKOK PENGADAAN TANAH
Pasal 4
CHAPTER III
FUNDAMENTALS OF THE ACQUISITION OF LAND
Article 4
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
menjamin tersedianya tanah untuk Kepentingan
Umum.
(1) The Government and/or the Regional
Government shall guarantee the availability of
land in the Public Interest.
(2) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
menjamin tersedianya pendanaan untuk
Kepentingan Umum.
(2) The Government and/or the Regional
Government shall guarantee the availability of
funding in the Public Interest.
Penjelasan Pasal 4: Cukup jelas Elucidation of Article 4: Sufficiently clear

Pasal 5 Article 5
Pihak yang Berhak wajib melepaskan tanahnya pada
saat pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum setelah pemberian Ganti
Kerugian atau berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
The Entitled Party must release his/her land during
the implementation of the Acquisition of Land in the
Public Interest upon the giving of Compensation or
under a final and binding court decision.
Penjelasan Pasal 5: Cukup jelas

Elucidation of Article 5: Sufficiently clear
Pasal 6 Article 6
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
diselenggarakan oleh Pemerintah.
Acquisition of Land in the Public Interest shall be
performed by the Government.
Penjelasan Pasal 6: Cukup jelas

Elucidation of Article 6: Sufficiently clear
Pasal 7 Article 7
(1) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
diselenggarakan sesuai dengan:
(1) Acquisition of Land in the Public Interest shall
be performed in accordance with:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah; a. the Regional Spatial Planning;
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah; b. the National/Regional Development Plan;
c. Rencana Strategis; dan c. the Strategic Plan; and
d. Rencana Kerja setiap Instansi yang
memerlukan tanah.
d. the Working Plan of each Agency needing
land.
Penjelasan Pasal 7 (1): Cukup jelas Elucidation of Article 7 (1): Sufficiently clear
(2) Dalam hal Pengadaan Tanah dilakukan untuk
infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi,
pengadaannya diselenggarakan berdasarkan
Rencana Strategis dan Rencana Kerja Instansi
yang memerlukan tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dan huruf d.
(2) Where Acquisition of Land is made for oil, gas,
and geothermal energy infrastructure, the
acquisition shall be performed with reference to
the Strategic Plan and the Working Plan of the
Agencies needing land as intended by section (1)
point (c) and point (d).
7
Penjelasan Pasal 7 (2): Elucidation of Article 7 (2):
Yang dimaksud dengan infrastruktur minyak, gas, dan
panas bumi adalah infrastruktur yang terkait dengan
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi yang
mencakup kegiatan eksplorasi, eksploitasi, transmisi,
dan/atau distribusi.
Oil, gas, and geothermal energy infrastructure means
infrastructure related to the upstream oil and natural gas
business activities that includes the activities of
exploration, exploitation, transmission, and/or
distribution.
Karakteristik dari kegiatan minyak, gas, dan panas bumi
mengandung ketidakpastian tinggi. Kebutuhan tanah
untuk eksplorasi, eksploitasi, transmisi, dan/atau
distribusi tidak dapat ditentukan secara pasti sejak awal
sehingga membutuhkan fleksibilitas perencanaan untuk
menjamin efektivitas pelaksanaan pengendalian minyak,
gas, dan panas bumi sebagai sumber daya alam serta
sumber daya pembangunan yang bersifat strategis dan
vital.

The activities of oil, gas, and geothermal energy have the
characteristics that they are in high volatility condition.
The need for land for exploration, exploitation,
transmission, and/or distribution may from the outset be
uncertain that the flexible planning is required in order to
guarantee the effectiveness of the control of oil, gas, and
geothermal energy as natural resources and development
resources of strategic and vital nature.
(3) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
diselenggarakan melalui perencanaan dengan
melibatkan semua pengampu dan pemangku
kepentingan.
(3) Acquisition of Land in the Public Interest shall
be performed through planning with involving all
the guardians and stakeholders.
Penjelasan Pasal 7 (3): Elucidation of Article 7 (3):
Yang dimaksud dengan pengampu kepentingan antara
lain adalah pemuka adat dan tokoh agama.
Guardians means, inter alia, customary leaders and
clerics.
Yang dimaksud dengan pemangku kepentingan adalah
orang atau pihak yang memiliki kepentingan terhadap
objek pelepasan tanah, seperti Pihak yang Berhak,
pemerintah, dan masyarakat.

Stakeholders means any person or party having
interest in the objects of the disposed land, such as the
Entitled Parties, the government, and the community.
Pasal 8 Article 8
Pihak yang Berhak dan pihak yang menguasai Objek
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum wajib
mematuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini.
The Entitled Party and the party in possession of the
Objects of the Acquired Land in the Public Interest
must comply with the provisions of this Law.
Penjelasan Pasal 8: Cukup jelas

Elucidation of Article 8: Sufficiently clear
Pasal 9 Article 9
(1) Penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan pembangunan
dan kepentingan masyarakat.
(1) Performance of Acquisition of Land in the Public
Interest shall consider the balance between the
interest of development and the interest of the
public.
(2) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
dilaksanakan dengan pemberian Ganti Kerugian
yang layak dan adil.
(2) Acquisition of Land in the Public Interest shall
be performed by giving reasonable and fair
Compensation.
Penjelasan Pasal 9: Cukup jelas

Elucidation of Article 9: Sufficiently clear
BAB IV
PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
CHAPTER IV
PERFORMANCE OF ACQUISITION OF LAND
Part One
General
Article 10
Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) digunakan untuk
pembangunan:
Land in the Public Interest as intended by Article 4
section (1) shall be used for the development of:
8
a. pertahanan dan keamanan nasional; a. the national defense and security;
Penjelasan Pasal 10 (a): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (a): Sufficiently clear
b. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta
api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta
api;
b. public roads, toll roads, tunnels, rail lines,
railway stations, and railway operating facilities;
Penjelasan Pasal 10 (b): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (b): Sufficiently clear
c. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air
minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan
bangunan pengairan lainnya;
c. reservoirs, dams, dikes, irrigation, drinking water
mains, drainage and sanitation, and other
irrigation structures;
Penjelasan Pasal 10 (c): Elucidation of Article 10 (c):
Yang dimaksud dengan bendungan adalah bangunan
yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau
pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan
menampung air juga untuk menahan dan menampung
limbah tambang (tailing) atau lumpur sehingga terbentuk
waduk.
Dam means a structure made of earthfill, rockfill,
concrete, and/or brick erected to hold back and retain
water as well as tailing or mudflow and creating a
reservoir.
Yang dimaksud dengan bendung adalah tanggul untuk
menahan air di sungai, tepi laut, dan sebagainya.

Dike means an embankment to hold back water at the
river, at the seashore, etc.
d. pelabuhan, bandar udara, dan terminal; d. seaports, airports, and terminals;
Penjelasan Pasal 10 (d): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (d): Sufficiently clear
e. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi; e. oil, gas, and geothermal energy infrastructure;
Penjelasan Pasal 10 (e): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (e): Sufficiently clear
f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan
distribusi tenaga listrik;
f. power plants, transmission, substations, grids,
and distribution;
Penjelasan Pasal 10 (f): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (f): Sufficiently clear
g. jaringan telekomunikasi dan informatika
Pemerintah;
g. telecommunication and informatics networks of
the Government;
Penjelasan Pasal 10 (g): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (g): Sufficiently clear
h. tempat pembuangan dan pengolahan sampah; h. landfills and waste treatment sites;
Penjelasan Pasal 10 (h): Elucidation of Article 10 (h):
Yang dimaksud dengan sampah adalah sampah sesuai
dengan undang-undang yang mengatur pengelolaan
sampah.

Waste means waste pursuant to the law governing
waste treatment.
i. rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah; i. hospitals of the Government/the Regional
Governments;
Penjelasan Pasal 10 (i): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (i): Sufficiently clear
j. fasilitas keselamatan umum; j. public safety facilities;
Penjelasan Pasal 10 (j): Elucidation of Article 10 (j):
Yang dimaksud fasilitas keselamatan umum adalah
semua fasilitas yang diperlukan untuk menanggulangi
akibat suatu bencana, antara lain rumah sakit darurat,
rumah penampungan darurat, serta tanggul
penanggulangan bahaya banjir, lahar, dan longsor.

Public safety facilities means all facilities required to
prevent the impacts from any disaster, such as, inter alia,
emergency hospitals, makeshift shelters, and flood, lava,
and landslide embankments.
k. tempat pemakaman umum Pemerintah/
Pemerintah Daerah;
k. public cemeteries of the Government/the
Regional Governments;
Penjelasan Pasal 10 (k): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (k): Sufficiently clear
9
l. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka
hijau publik;
l. social facilities, public facilities, and public
green open space;
Penjelasan Pasal 10 (l): Elucidation of Article 10 (l):
Yang dimaksud dengan ruang terbuka hijau publik
adalah ruang terbuka hijau sesuai dengan undang-
undang yang mengatur penataan ruang.

Public green open space means green open space
pursuant to the law concerning spatial planning.
m. cagar alam dan cagar budaya; m. nature reserves and cultural sites;
Penjelasan Pasal 10 (m): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (m): Sufficiently clear
n. kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa; n. offices of the Government/the Regional
Governments/the villages;
Penjelasan Pasal 10 (n): Elucidation of Article 10 (n):
Yang dimaksud dengan kantor Pemerintah/Pemerintah
Daerah/desa adalah sarana dan prasarana untuk
menyelenggarakan fungsi pemerintahan, termasuk
lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan negara, dan
unit pelaksana teknis lembaga pemasyarakatan lain.

Offices of the Government/the Regional Governments/
the villages means infrastructure and facilities to
perform the government functions, including correctional
institutions, state detention houses, and other technical
operating units of the correctional institutions.
o. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau
konsolidasi tanah, serta perumahan untuk
masyarakat berpenghasilan rendah dengan status
sewa;
o. urban slum planning and/or land consolidation,
and rented low-income earner housing;
Penjelasan Pasal 10 (o): Elucidation of Article 10 (o):
Yang dimaksud dengan perumahan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah adalah perumahan masyarakat
yang dibangun di atas tanah Pemerintah atau
Pemerintah Daerah dan kepada penghuninya diberikan
status rumah sewa.

Low-income earner housing means public housing
erected on the Governments or Regional Governments
land with the rental status for the dwellers.
p. prasarana pendidikan atau sekolah
Pemerintah/Pemerintah Daerah;
p. educational infrastructure or schools of the
Government/the Regional Governments;
Penjelasan Pasal 10 (p): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (p): Sufficiently clear
q. prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah
Daerah; dan
q. sport infrastructure of the Government/the
Regional Governments; and
Penjelasan Pasal 10 (q): Cukup jelas Elucidation of Article 10 (q): Sufficiently clear
r. pasar umum dan lapangan parkir umum. r. public marketplaces and public parking spaces.
Penjelasan Pasal 10 (r): Elucidation of Article 10 (r):
Yang dimaksud dengan pasar umum dan lapangan
parkir umum adalah pasar dan lapangan parkir yang
direncanakan, dilaksanakan, dikelola, dan dimiliki oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah dan
pengelolaannya dapat dilakukan dengan bekerja sama
dengan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, atau badan usaha swasta.

Public marketplaces and public parking spaces means
any marketplace and parking space as planned,
administered, managed, and owned by the
Government/the Regional Governments, with the
management being made in cooperation with State-
Owned Entities, Region-Owned Entities, or private
entities.
Pasal 11 Article 11
(1) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib
diselenggarakan oleh Pemerintah dan tanahnya
selanjutnya dimiliki Pemerintah atau Pemerintah
Daerah.
(1) Acquisition of Land in the Public Interest as
intended by Article 10 must be performed by the
Government and the land shall further be owned
by the Government or the Regional
Governments.
10
(2) Dalam hal Instansi yang memerlukan Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 adalah Badan Usaha
Milik Negara, tanahnya menjadi milik Badan
Usaha Milik Negara.
(2) Where an Agency needs to Acquire Land in the
Public Interest as intended by Article 10 is a
State-Owned Entity, the land shall be the
property of the State-Owned Entity.
Penjelasan Pasal 11: Cukup jelas

Elucidation of Article 11: Sufficiently clear
Pasal 12 Article 12
(1) Pembangunan untuk Kepentingan Umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b
sampai dengan huruf r wajib diselenggarakan
Pemerintah dan dapat bekerja sama dengan
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, atau Badan Usaha Swasta.
(1) Development in the Public Interest as intended
by Article 10 point (b) to point (r) must be
performed by the Government and in cooperation
with State-Owned Entities, Region-Owned
Entities, or Private Entities.
(2) Dalam hal pembangunan pertahanan dan
keamanan nasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 huruf a, pembangunannya
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) In the case of the national defense and security
development as intended by Article 10 point (a),
the development/construction shall be performed
in accordance with the laws and regulations.
Penjelasan Pasal 12: Cukup jelas

Elucidation of Article 12: Sufficiently clear
Pasal 13 Article 13
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
diselenggarakan melalui tahapan:
Acquisition of Land in the Public Interest shall be
performed through the following stages:
a. perencanaan; a. planning;
b. persiapan; b. preparation;
c. pelaksanaan; dan c. implementation; and
d. penyerahan hasil. d. result delivery.
Penjelasan Pasal 13: Cukup jelas

Elucidation of Article 13: Sufficiently clear
Bagian Kedua
Perencanaan Pengadaan Tanah
Part Two
Land Acquisition Plan
Pasal 14 Article 14
(1) Instansi yang memerlukan tanah membuat
perencanaan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(1) An Agency needing land shall make a plan of
Acquisition of Land in the Public Interest in
accordance with the laws and regulations.
(2) Perencanaan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didasarkan atas Rencana Tata Ruang
Wilayah dan prioritas pembangunan yang
tercantum dalam Rencana Pembangunan J angka
Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja
Pemerintah Instansi yang bersangkutan.
(2) Land Acquisition plan in the Public Interest as
intended by section (1) shall refer to the Regional
Spatial Planning and the development priority as
stated in the Medium-Term Development Plan,
the Strategic Plan, and the Working Plan of the
relevant Agencies.
Penjelasan Pasal 14: Cukup jelas

Elucidation of Article 14: Sufficiently clear
Pasal 15 Article 15
(1) Perencanaan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud
(1) Land Acquisition plan in the Public Interest as
intended by Article 14 section (1) shall be
11
dalam Pasal 14 ayat (1) disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan Pengadaan Tanah, yang
paling sedikit memuat:
prepared in the form of Land Acquisition
planning documentation that contains at least:
a. maksud dan tujuan rencana pembangunan; a. the objectives and purposes of the
development plan;
b. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Rencana Pembangunan
Nasional dan Daerah;
b. consistency with the Regional Spatial
Planning and the National/Regional
Development Plan;
c. letak tanah; c. land location;
d. luas tanah yang dibutuhkan; d. land size needed;
e. gambaran umum status tanah; e. general description of the land status;
f. perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan
Tanah;
f. estimated period of the implementation of
Acquisition of Land;
g. perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan;
g. estimated period of the implementation of
construction;
h. perkiraan nilai tanah; dan h. estimated land value; and
i. rencana penganggaran. i. budget plan.
Penjelasan Pasal 15 (1): Elucidation of Article 15 (1):
Penyusunan dokumen perencanaan Pengadaan Tanah
dapat dilakukan secara bersama-sama oleh Instansi yang
memerlukan tanah bersama dengan instansi teknis terkait
atau dapat dibantu oleh lembaga profesional yang
ditunjuk oleh Instansi yang memerlukan tanah.

Preparation of Land Acquisition planning documentation
may be made together with the Agency needing land and
the relevant technical agency(ies) or with the assistance
of professional institutions designated by the Agency
needing land.
(2) Dokumen perencanaan Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berdasarkan studi kelayakan yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) The Land Acquisition planning documentation as
intended by section (1) shall be prepared under
the feasibility study made in accordance with the
laws and regulations.
Penjelasan Pasal 15 (2): Elucidation of Article 15 (2):
Studi kelayakan mencakup: The feasibility study shall include:
a. survei sosia1 ekonomi; a. social-economic survey;
b. kelayakan lokasi; b. location feasibility;
c. analisis biaya dan manfaat pembangunan bagi
wilayah dan masyarakat;
c. analysis of cost and development benefit to the area
and the community;
d. perkiraan nilai tanah; d. estimated land value;
e. dampak lingkungan dan dampak sosial yang mungkin
timbul akibat dari Pengadaan Tanah dan
pembangunan; dan
e. environmental impacts and social impacts that may
arise out of the Acquisition of Land and construction;
and
f. studi lain yang diperlukan.

f. other study as necessary.
(3) Dokumen perencanaan Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh Instansi yang memerlukan tanah.
(3) The Land Acquisition planning documentation as
intended by section (2) shall be certified by the
Agency needing land.
Penjelasan Pasal 15 (3): Cukup jelas Elucidation of Article 15 (3): Sufficiently clear
(4) Dokumen perencanaan Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diserahkan
kepada pemerintah provinsi.
(4) The Land Acquisition planning documentation as
intended by section (3) shall be submitted to the
provincial government.
Penjelasan Pasal 15 (4): Cukup jelas Elucidation of Article 15 (4): Sufficiently clear
12

Bagian Ketiga
Persiapan Pengadaan Tanah
Pasal 16
Part Three
Land Acquisition Preparation
Article 16
Instansi yang memerlukan tanah bersama pemerintah
provinsi berdasarkan dokumen perencanaan
Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 melaksanakan:
An Agency needing land together with the provincial
government shall under the Land Acquisition
planning documentation as intended by Article 15:
a. pemberitahuan rencana pembangunan; a. make notification of the development plan;
b. pendataan awal lokasi rencana pembangunan;
dan
b. perform preliminary data collection of the
location of the development plan; and
c. Konsultasi Publik rencana pembangunan. c. hold a Public Consultation on a development
plan.
Penjelasan Pasal 16: Cukup jelas

Elucidation of Article 16: Sufficiently clear
Pasal 17 Article 17
Pemberitahuan rencana pembangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf a disampaikan
kepada masyarakat pada rencana lokasi
pembangunan untuk Kepentingan Umum, baik
langsung maupun tidak langsung.
Notification of the development plan as intended by
Article 16 point (a) shall either directly or indirectly
be provided to the community living at the planned
location of development in the Public Interest.
Penjelasan Pasal 17: Elucidation of Article 17:
Pemberitahuan secara langsung antara lain melalui
sosialisasi, tatap muka, atau surat pemberitahuan.
Direct notification shall be, inter alia, through
socialization, in person, or notice.
Pemberitahuan secara tidak langsung antara lain melalui
media cetak atau media elektronik.

Indirect notification shall be, inter alia, through print
media or electronic media.
Pasal 18 Article 18
(1) Pendataan awal lokasi rencana pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b
meliputi kegiatan pengumpulan data awal Pihak
yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah.
(1) Preliminary data collection of the location of the
development plan as intended by Article 16 point
(b) shall include the preliminary data gathering
of the Entitled Parties and the Objects of the
Acquired Land.
(2) Pendataan awal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dalam waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari kerja sejak pemberitahuan
rencana pembangunan.
(2) Preliminary data collection as intended by
section (1) shall be made within thirty (30)
working days of the notification of the
development plan.
(3) Hasil pendataan awal lokasi rencana
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) digunakan sebagai data untuk pelaksanaan
Konsultasi Publik rencana pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c.
(3) The results of preliminary data collection as
intended by section (1) shall be used as data to
hold a Public Consultation on a development
plan as intended by Article 16 point (c).
Penjelasan Pasal 18: Cukup jelas

Elucidation of Article 18: Sufficiently clear
Pasal 19 Article 19
(1) Konsultasi Publik rencana pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3)
dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan
lokasi rencana pembangunan dari Pihak yang
(1) A Public Consultation on a development plan as
intended by Article 18 section (3) shall be held to
achieve agreement on the location of the
development plan with the Entitled Parties.
13
Berhak.
Penjelasan Pasal 19 (1): Elucidation of Article 19 (1):
Dalam Konsultasi Publik, Instansi yang memerlukan
tanah menjelaskan antara lain mengenai rencana
pembangunan dan cara penghitungan Ganti Kerugian
yang akan dilakukan oleh Penilai.

In the Public Consultation, the Agency needing land shall
explain, inter alia, the development plan and
Compensation calculation method the Appraiser may
apply.
(2) Konsultasi Publik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan melibatkan Pihak yang
Berhak dan masyarakat yang terkena dampak
serta dilaksanakan di tempat rencana
pembangunan Kepentingan Umum atau di
tempat yang disepakati.
(2) A Public Consultation as intended by section (1)
shall be convened involving the Entitled Parties
and the affected community and held at the place
of the development plan in the Public Interest or
at the agreed-upon place.
Penjelasan Pasal 19 (2): Elucidation of Article 19 (2):
Yang dimaksud dengan masyarakat yang terkena
dampak misalnya masyarakat yang berbatasan
langsung dengan lokasi Pengadaan Tanah.

Affected community is, for example, any community
directly contiguous to the location of the Acquisition of
Land.
(3) Pelibatan Pihak yang Berhak sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan melalui
perwakilan dengan surat kuasa dari dan oleh
Pihak yang Berhak atas lokasi rencana
pembangunan.
(3) Involvement of the Entitled Parties as intended
by section (2) may be through representation by
a power of attorney of and by the Parties Entitled
to the location of the development plan.
Penjelasan Pasal 19 (3): Elucidation of Article 19 (3):
Yang dimaksud dengan surat kuasa adalah surat kuasa
untuk mewakili konsultasi publik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Power of attorney means a power of attorney to
represent at the public consultation sessions in
accordance with the provisions of laws and regulations.
Yang dimaksud dengan dari dan oleh Pihak yang
Berhak adalah penerima kuasa dan pemberi kuasa
sama-sama berasal dari Pihak yang Berhak.

Of and by the Parties Entitled means that the attorney-
in-fact and the grantor of power are both from the
Entitled Parties.
(4) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dituangkan dalam bentuk berita acara
kesepakatan.
(4) Agreement as intended by section (1) shall be
stated in the form of minutes of agreement.
Penjelasan Pasal 19 (4): Cukup jelas Elucidation of Article 19 (4): Sufficiently clear
(5) Atas dasar kesepakatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), Instansi yang memerlukan tanah
mengajukan permohonan penetapan lokasi
kepada gubernur.
(5) Upon the agreement as intended by section (4),
an Agency needing land shall file with the
governor an application for confirmation of the
location.
Penjelasan Pasal 19 (5): Cukup jelas Elucidation of Article 19 (5): Sufficiently clear
(6) Gubernur menetapkan lokasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dalam waktu paling lama
14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
diterimanya pengajuan permohonan penetapan
oleh Instansi yang memerlukan tanah.
(6) The governor shall confirm the location as
intended by section (5) within fourteen (14)
working days of the receipt of the application for
confirmation by the Agency needing land.
Penjelasan Pasal 19 (6): Cukup jelas Elucidation of Article 19 (6): Sufficiently clear

Pasal 20 Article 20
(1) Konsultasi Publik rencana pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
(1) A Public Consultation on a development plan as
intended by Article 19 shall be held within sixty
14
dilaksanakan dalam waktu paling lama 60 (enam
puluh) hari kerja.
(60) working days.
Penjelasan Pasal 20 (1): Cukup jelas Elucidation of Article 20 (1): Sufficiently clear
(2) Apabila sampai dengan jangka waktu 60 (enam
puluh) hari kerja pelaksanaan Konsultasi Publik
rencana pembangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdapat pihak yang keberatan
mengenai rencana lokasi pembangunan,
dilaksanakan Konsultasi Publik ulang dengan
pihak yang keberatan paling lama 30 (tiga puluh)
hari kerja.
(2) If within a sixty (60) working day period of the
Public Consultation on a development plan as
intended by section (1) there is a party objecting
to the planned location of development, a Public
Consultation shall be repeated by engagement of
the objecting party within thirty (30) working
days.
Penjelasan Pasal 20 (2): Elucidation of Article 20 (2):
Pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi
pembangunan menyampaikannya secara tertulis dengan
disertai alasan keberatannya.
A party objecting to the planned location of development
shall present his/her objections in writing along with the
reasons therefor.

Pasal 21 Article 21
(1) Apabila dalam Konsultasi Publik ulang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)
masih terdapat pihak yang keberatan mengenai
rencana lokasi pembangunan, Instansi yang
memerlukan tanah melaporkan keberatan
dimaksud kepada gubernur setempat.
(1) If in the repeated Public Consultation as intended
by Article 20 section (2) there are still parties
objecting to the planned location of
development, the Agency needing land shall
report such an objection to the local governor.
Penjelasan Pasal 21 (1): Cukup jelas Elucidation of Article 21 (1): Sufficiently clear
(2) Gubernur membentuk tim untuk melakukan
kajian atas keberatan rencana lokasi
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
(2) The governor shall form a team to make a study
of the objections to the planned location of
development as intended by section (1).
Penjelasan Pasal 21 (2): Elucidation of Article 21 (2):
Yang dimaksud dengan kajian atas keberatan rencana
lokasi pembangunan adalah kajian atas dokumen
keberatan yang diajukan oleh Pihak yang Berhak.

Study of the objections to the planned location of
development means a study of objection documentation
presented by the Entitled Parties.
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas:
(3) The team as intended by section (2) shall
include:
a. sekretaris daerah provinsi atau pejabat yang
ditunjuk sebagai ketua merangkap anggota;
a. a provincial secretary or designated official
as chairman serving concurrently as member;
b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional sebagai sekretaris merangkap
anggota;
b. the Head of the Provincial Office of the
National Land Agency as secretary serving
concurrently as member;
c. instansi yang menangani urusan di bidang
perencanaan pembangunan daerah sebagai
anggota;
c. an agency in charge of the regional
development planning as member;
d. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia sebagai anggota;
d. the Head of the Provincial Office of the
Ministry of Law and Human Rights as
member;
e. bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk
sebagai anggota; dan
e. the regent/mayor or a designated official as
member; and
f. akademisi sebagai anggota. f. an academic(s) as member(s).
15
Penjelasan Pasal 21 (3): Cukup jelas Elucidation of Article 21 (3): Sufficiently clear
(4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
bertugas:
(4) The team as intended by section (3) shall have
the duties to:
a. menginventarisasi masalah yang menjadi
alasan keberatan;
a. make inventory of the problems due to which
a reason(s) to object arise;
b. melakukan pertemuan atau klarifikasi dengan
pihak yang keberatan; dan
b. hold a meeting or make clarification with the
objecting party; and
c. membuat rekomendasi diterima atau
ditolaknya keberatan.
c. make a recommendation whether the
objection is accepted or rejected.
Penjelasan Pasal 21 (4): Cukup jelas Elucidation of Article 21 (4): Sufficiently clear
(5) Hasil kajian tim sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berupa rekomendasi diterima atau
ditolaknya keberatan rencana lokasi
pembangunan dalam waktu paling lama 14
(empat belas) hari kerja terhitung sejak
diterimanya permohonan oleh gubernur.
(5) The study findings of the team as intended by
section (2) shall be made by a recommendation
whether the objection to the planned location of
development is accepted or rejected within
fourteen (14) working days of the receipt of the
application by the governor.
Penjelasan Pasal 21 (5): Cukup jelas Elucidation of Article 21 (5): Sufficiently clear
(6) Gubernur berdasarkan rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) mengeluarkan surat
diterima atau ditolaknya keberatan atas rencana
lokasi pembangunan.
(6) The governor upon the recommendation as
intended by section (4) shall issue a letter of the
acceptance or rejection of objections to the
planned location of development.
Penjelasan Pasal 21 (6): Cukup jelas Elucidation of Article 21 (6): Sufficiently clear

Pasal 22 Article 22
(1) Dalam hal ditolaknya keberatan atas rencana
lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (6), gubernur menetapkan
lokasi pembangunan.
(1) Where the objection to the planned location of
development as intended by Article (21) section
(6) is rejected, the governor shall confirm the
location of development.
(2) Dalam hal diterimanya keberatan atas rencana
lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (6), gubernur
memberitahukan kepada Instansi yang
memerlukan tanah untuk mengajukan rencana
lokasi pembangunan di tempat lain.
(2) Where the objection to the planned location of
development as intended by Article (21) section
(6) is accepted, the governor shall notify the
Agency needing land to submit the planned
location of development elsewhere.
Penjelasan Pasal 22: Cukup jelas

Elucidation of Article 22: Sufficiently clear
Pasal 23 Article 23
(1) Dalam hal setelah penetapan lokasi
pembangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (6) dan Pasal 22 ayat (1) masih
terdapat keberatan, Pihak yang Berhak terhadap
penetapan lokasi dapat mengajukan gugatan ke
Pengadilan Tata Usaha Negara setempat paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
dikeluarkannya penetapan lokasi.
(1) Where upon the confirmation of the location of
development as intended by Article 19 section
(6) and Article 22 section (1) there is still an
objection, the Entitled Party to the confirmed
location may file a lawsuit with the local State
Administrative Court within thirty (30) working
days of the issue of the location confirmation.
(2) Pengadilan Tata Usaha Negara memutus
diterima atau ditolaknya gugatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya
(2) The State Administrative Court shall hold
whether to accept or reject the lawsuit as
intended by section (1) within thirty (30)
working days of the receipt of the lawsuit.
16
gugatan.
(3) Pihak yang keberatan terhadap putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam waktu paling lama
14 (empat belas) hari kerja dapat mengajukan
kasasi kepada Mahkamah Agung Republik
Indonesia.
(3) The objecting party to the decision of the State
Administrative Court as intended by section (2)
may within fourteen (14) working days file a
petition for cassation with the Supreme Court of
the Republic of Indonesia.
(4) Mahkamah Agung wajib memberikan putusan
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak permohonan kasasi diterima.
(4) The Supreme Court must issue a decision within
thirty (30) working days of the receipt of the
petition for cassation.
(5) Putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap menjadi dasar diteruskan
atau tidaknya Pengadaan Tanah bagi
pembangunan untuk Kepentingan Umum.
(5) The final and binding court decision shall be the
ground whether or not to continue the
Acquisition of Land for Development in the
Public Interest.
Penjelasan Pasal 23: Cukup jelas

Elucidation of Article 23: Sufficiently clear
Pasal 24 Article 24
Penetapan lokasi pembangunan untuk Kepentingan
Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(6) atau Pasal 22 ayat (1) diberikan dalam waktu 2
(dua) tahun dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun.
The confirmation of the development location in the
Public Interest as intended by Article 19 section (6)
or Article 22 section (1) shall be given within two
(2) years, with extension of not exceeding one (1)
year.
Penjelasan Pasal 24: Cukup jelas

Elucidation of Article 24: Sufficiently clear
Pasal 25 Article 25
Dalam hal jangka waktu penetapan lokasi
pembangunan untuk Kepentingan Umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 tidak
terpenuhi, penetapan lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum dilaksanakan proses ulang
terhadap sisa tanah yang belum selesai
pengadaannya.
Where the period of the location confirmation for
development in the Public Interest as intended by
Article 24 expires, the process for location
confirmation for development in the Public Interest
shall be repeated for the land remaining to be
acquired.
Penjelasan Pasal 25: Elucidation of Article 25:
Yang dimaksud dengan sisa tanah adalah tanah yang
belum dilepaskan haknya dari Pihak yang Berhak sampai
jangka waktu penetapan lokasi berakhir.
Land remaining means the land the rights of which are
not yet released by the Entitled Party until the expiration
of the period of the location confirmation.
Terhadap sisa tanah, apabila Instansi yang memerlukan
tanah tetap membutuhkan tanah tersebut, proses
Pengadaan Tanah harus diajukan dari awal. Hal itu
dimaksudkan untuk menjamin keabsahan Pengadaan
Tanah sisa.

If an Agency needing land still needs the remaining land,
the process of such Acquisition of Land must begin anew.
This aims to guarantee the legality of the Acquisition of
the remaining Land.
Pasal 26 Article 26
(1) Gubernur bersama Instansi yang memerlukan
tanah mengumumkan penetapan lokasi
pembangunan untuk Kepentingan Umum.
(1) The governor together with the Agency needing
land shall announce the location confirmation for
development in the Public Interest.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dimaksudkan untuk pemberitahuan kepada
masyarakat bahwa di lokasi tersebut
dilaksanakan pembangunan untuk Kepentingan
(2) The announcement as intended by section (1)
shall aim to notify the community that the
relevant location is affected by development in
the Public Interest.
17
Umum.
Penjelasan Pasal 26: Cukup jelas Elucidation of Article 26: Sufficiently clear

Bagian Keempat
Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Paragraf 1
Umum
Pasal 27
Part Four
Land Acquisition Implementation
Paragraph 1
General
Article 27
(1) Berdasarkan penetapan lokasi pembangunan
untuk Kepentingan Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1), Instansi yang
memerlukan tanah mengajukan pelaksanaan
Pengadaan Tanah kepada Lembaga Pertanahan.
(1) Under the location confirmation for development
in the Public Interest as intended by Article 26
section (1), an Agency needing land shall submit
the Land Acquisition implementation to the Land
Administrator.
Penjelasan Pasal 27 (1): Elucidation of Article 27 (1):
Pengadaan tanah pada prinsipnya dilaksanakan oleh
Lembaga Pertanahan, yang dalam pelaksanaanya dapat
mengikutsertakan atau berkoordinasi dengan pemerintah
provinsi atau pemerintah kabupaten/kota.

The Acquisition of Land shall in principle be
implemented by the Land Administrator, which in its
application, may involve or coordinate with the
provincial governments or the district/city governments.
(2) Pelaksanaan Pengadaan Tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
(2) The Land Acquisition implementation as
intended by section (1) shall include:
a. inventarisasi dan identifikasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah;
a. inventory and identification of possession,
ownership, use, and utilization of land;
b. penilaian Ganti Kerugian; b. appraisal of Compensation;
c. musyawarah penetapan Ganti Kerugian; c. negotiations on determination of
Compensation;
d. pemberian Ganti Kerugian; dan d. giving of Compensation; and
e. pelepasan tanah Instansi. e. disposition of the Agencies land.
Penjelasan Pasal 27 (2): Cukup jelas Elucidation of Article 27 (2): Sufficiently clear
(3) Setelah penetapan lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (1), Pihak yang Berhak
hanya dapat mengalihkan hak atas tanahnya
kepada Instansi yang memerlukan tanah melalui
Lembaga Pertanahan.
(3) After the confirmation of the location of
development in the Public Interest as intended by
Article 26 section (1), the Entitled Party may
only transfer his/her land titles to the Agency
needing land through the Land Administrator.
Penjelasan Pasal 27 (3): Cukup jelas Elucidation of Article 27 (3): Sufficiently clear
(4) Beralihnya hak sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan dengan memberikan Ganti
Kerugian yang nilainya ditetapkan saat nilai
pengumuman penetapan lokasi.
(4) Such transfer of titles as intended by section (3)
shall be effected by giving Compensation at such
value as determined by value of announcement
of the location confirmation.
Penjelasan Pasal 27 (4): Elucidation of Article 27 (4):
Yang dimaksud dengan nilai pengumuman penetapan
lokasi adalah bahwa Penilai dalam menentukan Ganti
Kerugian didasarkan nilai Objek Pengadaan Tanah pada
tanggal pengumuman penetapan lokasi.
Value of announcement of the location confirmation
means that the Appraiser shall in the determination of
Compensation refer to the value of the Objects of the
Acquired Land on the date of announcement of the
location confirmation.



18
Paragraf 2
Inventarisasi dan Identifikasi Penguasaan,
Pemilikan, Penggunaan, serta Pemanfaatan Tanah
Pasal 28
Paragraph 2
Inventory and Identification of Possession,
Ownership, Use and Utilization of Land
Article 28
(1) Inventarisasi dan identifikasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2)
huruf a meliputi kegiatan:
(1) Inventory and identification of possession,
ownership, use, and utilization of land as
intended by Article 27 section (2) point (a) shall
include:
a. pengukuran dan pemetaan bidang per bidang
tanah; dan
a. surveying and mapping on a parcel-by-parcel
basis; and
b. pengumpulan data Pihak yang Berhak dan
Objek Pengadaan Tanah.
b. gathering data on the Entitled Parties and the
Objects of the Acquired Land.
(2) Inventarisasi dan identifikasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(2) Inventory and identification of possession,
ownership, use, and utilization of land as
intended by section (1) shall be conducted within
thirty (30) working days.
Penjelasan Pasal 28: Elucidation of Article 28:
Inventarisasi dan identifikasi dilaksanakan untuk
mengetahui Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan
Tanah. Hasil inventarisasi dan identifikasi tersebut
memuat daftar nominasi Pihak yang Berhak dan Objek
Pengadaan Tanah. Pihak yang Berhak meliputi nama,
alamat, dan pekerjaan pihak yang menguasai/memiliki
tanah. Objek Pengadaan Tanah meliputi letak, luas,
status, serta jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah.
Inventory and identification shall be conducted to
ascertain the Entitled Parties and Objects of the Acquired
Land. The results of the inventory and identification
shall contain the list of the nominated Entitled Parties
and Objects of the Acquired Land. The Entitled Parties
shall include the items of name, address, and employment
of the parties who possess/own the land. The Objects of
the Acquired Land shall include the items of location,
size, status, and type of use and utilization of land.

Pasal 29 Article 29
(1) Hasil inventarisasi dan identifikasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 wajib
diumumkan di kantor desa/kelurahan, kantor
kecamatan, dan tempat Pengadaan Tanah
dilakukan dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari kerja.
(1) The results of the inventory and identification of
possession, ownership, use, and utilization of
land as intended by Article 28 must be
announced at the urban/rural village
administration office, the subdistrict office, and
at the place where Acquisition of Land is
conducted, for fourteen (14) working days.
(2) Hasil inventarisasi dan identifikasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 wajib
diumumkan secara bertahap, parsial, atau
keseluruhan.
(2) The results of the inventory and identification of
possession, ownership, use, and utilization of
land as intended by Article 28 must be
announced in stages, in part or in whole.
(3) Pengumuman hasil inventarisasi dan identifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
subjek hak, luas, letak, dan peta bidang tanah
Objek Pengadaan Tanah.
(3) The announcement of the results of the inventory
and identification as intended by section (2) shall
include the subjects of title, size, location, and
map(s) of the parcel of land of the Objects of the
Acquired Land.
(4) Dalam hal tidak menerima hasil inventarisasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pihak yang
Berhak dapat mengajukan keberatan kepada
Lembaga Pertanahan dalam waktu paling lama
14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
(4) Where the Entitled Party does not receive the
results of the inventory as intended by section
(3), he/she may file an objection with the Land
Administrator within fourteen (14) working days
of the announcement of the results of the
19
diumumkan hasil inventarisasi. inventory.
(5) Dalam hal terdapat keberatan atas hasil
inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), dilakukan verifikasi dan perbaikan dalam
waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan keberatan
atas hasil inventarisasi.
(5) Where there is an objection to the results of the
inventory as intended by section (4), verification
and improvement thereof shall be made within
fourteen (14) working days of the receipt of the
filing of an objection to the results of the
inventory.
(6) Inventarisasi dan identifikasi dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(6) The inventory and identification shall be made in
accordance with the laws and regulations.
Penjelasan Pasal 29: Cukup jelas

Elucidation of Article 29: Sufficiently clear
Pasal 30 Article 30
Hasil pengumuman atau verifikasi dan perbaikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ditetapkan
oleh Lembaga Pertanahan dan selanjutnya menjadi
dasar penentuan Pihak yang Berhak dalam
pemberian Ganti Kerugian.
The results of the announcement or verification and
improvement as intended by Article 29 shall be
confirmed by the Land Administrator and shall
constitute the ground on which the Entitled Parties to
Compensation are determined.
Penjelasan Pasal 30: Cukup jelas

Elucidation of Article 30: Sufficiently clear
Paragraf 3
Penilaian Ganti Kerugian
Pasal 31
Paragraph 3
Appraisal of Compensation
Article 31
(1) Lembaga Pertanahan menetapkan Penilai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(1) The Land Institute shall designate an Appraiser
in accordance with the provisions of laws and
regulations.
Penjelasan Pasal 31 (1): Elucidation of Article 31 (1):
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang
dimaksud adalah ketentuan mengenai pengadaan
barang/jasa instansi pemerintah.

The provisions of laws and regulations as aforesaid are
the provisions on procurement of goods/services of the
government agencies.
(2) Lembaga Pertanahan mengumumkan Penilai
yang telah ditetapkan pada ayat (1) untuk
melaksanakan penilaian Objek Pengadaan tanah.
(2) The Land Institute shall announce the Appraiser
as designated under section (1) to appraise the
Objects of the Acquired Land.
Penjelasan Pasal 31 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 31 (2): Sufficiently clear
Pasal 32 Article 32
(1) Penilai yang ditetapkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ayat (1) wajib bertanggung jawab
terhadap penilaian yang telah dilaksanakan.
(1) The Appraiser designated as intended by Article
31 section (1) must account for the appraisal
made.
(2) Pelanggaran terhadap kewajiban Penilai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan
sanksi administratif dan/atau pidana sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) The Appraiser in violation of the obligations as
intended by section (1) shall be liable to
administrative sanctions and/or criminal
sanctions under the provisions of laws and
regulations.
Penjelasan Pasal 32: Cukup jelas




Elucidation of Article 32: Sufficiently clear
20
Pasal 33 Article 33
Penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian oleh Penilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)
dilakukan bidang per bidang tanah, meliputi:
Appraisal of the amount of Compensation by the
Appraiser as intended by Article 32 section (1) shall
be made on a parcel-by-parcel basis, including:
a. tanah; a. land;
Penjelasan Pasal 33 (a): Cukup jelas Elucidation of Article 33 (a): Sufficiently clear
b. ruang atas tanah dan bawah tanah; b. overground and underground space;
Penjelasan Pasal 33 (b): Cukup jelas Elucidation of Article 33 (b): Sufficiently clear
c. bangunan; c. buildings;
Penjelasan Pasal 33 (c): Cukup jelas Elucidation of Article 33 (c): Sufficiently clear
d. tanaman; d. plants;
Penjelasan Pasal 33 (d): Cukup jelas Elucidation of Article 33 (d): Sufficiently clear
e. benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau e. objects related to land; and/or
Penjelasan Pasal 33 (e): Cukup jelas Elucidation of Article 33 (e): Sufficiently clear
f. kerugian lain yang dapat dinilai. f. other appraisable loss.
Penjelasan Pasal 33 (f): Elucidation of Article 33 (f):
Yang dimaksud dengan kerugian lain yang dapat
dinilai adalah kerugian nonfisik yang dapat disetarakan
dengan nilai uang, misalnya kerugian karena kehilangan
usaha atau pekerjaan, biaya pemindahan tempat, biaya
alih profesi, dan nilai atas properti sisa.

Other appraisable loss means nonphysical loss
equivalent to money value, for example, loss due to loss
of business or job, cost of change of location, cost of
change of profession, and loss of value of the remaining
property.
Pasal 34 Article 34
(1) Nilai Ganti Kerugian yang dinilai oleh Penilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
merupakan nilai pada saat pengumuman
penetapan lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26.
(1) The Compensation value that is appraised by the
Appraiser as intended by Article 33 shall be the
value at the time of announcement of the location
confirmation of development in the Public
Interest as intended by Article 26.
(2) Besarnya nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil
penilaian Penilai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan kepada Lembaga
Pertanahan dengan berita acara.
(2) The amount of Compensation upon the results of
appraisal of the Appraiser as intended by section
(1) shall be submitted to the Land Administrator
by virtue of the minutes.
(3) Nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian
Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menjadi dasar musyawarah penetapan Ganti
Kerugian.
(3) The amount of Compensation upon the results of
appraisal of the Appraiser as intended by section
(2) shall constitute the ground on which
determination of Compensation is negotiated.
Penjelasan Pasal 34: Cukup jelas

Elucidation of Article 34: Sufficiently clear

Pasal 35 Article 35
Dalam hal bidang tanah tertentu yang terkena
Pengadaan Tanah terdapat sisa yang tidak lagi dapat
difungsikan sesuai dengan peruntukan dan
penggunaannya, Pihak yang Berhak dapat meminta
penggantian secara utuh atas bidang tanahnya.
Where a certain parcel of land affected by the
Acquisition of Land results in the remaining portion
not being functional to its allocation and use, the
Entitled Party may claim Compensation for his/her
parcel of land as a whole.
Penjelasan Pasal 35: Elucidation of Article 35:
Yang dimaksud dengan tidak lagi dapat difungsikan
adalah bidang tanah yang tidak lagi dapat digunakan
sesuai dengan peruntukan dan penggunaan semula,
Not being functional means that a parcel of land
becomes unusable to the original allocation and use, for
example, a dwelling house becomes divided so that any
21
misalnya rumah hunian yang terbagi sehingga sebagian
lagi tidak dapat digunakan sebagai rumah hunian.
Sehubungan dengan hal tersebut, pihak yang
menguasai/memiliki tanah dapat meminta Ganti
Kerugian atas seluruh tanahnya.

other part of it cannot be used as dwelling house. By
reason thereof, the party who possesses/owns the land
may claim Compensation for his/her land as a whole.
Pasal 36 Article 36
Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam
bentuk:
The giving of Compensation may be made in the
form of:
a. uang; a. money;
Penjelasan Pasal 36 (a): Cukup jelas Elucidation of Article 36 (a): Sufficiently clear
b. tanah pengganti; b. substitute land;
Penjelasan Pasal 36 (b): Cukup jelas Elucidation of Article 36 (b): Sufficiently clear
c. permukiman kembali; c. resettlements;
Penjelasan Pasal 36 (c): Elucidation of Article 36 (c):
Yang dimaksud dengan permukiman kembali adalah
proses kegiatan penyediaan tanah pengganti kepada
Pihak yang Berhak ke lokasi lain sesuai dengan
kesepakatan dalam proses Pengadaan Tanah.

Resettlements means a process of replacing the
Entitled Partys land with the land of different location as
agreed upon during the process of Acquisition of Land.
d. kepemilikan saham; atau d. shareholding; or
Penjelasan Pasal 36 (d): Elucidation of Article 36 (d):
Yang dimaksud dengan bentuk ganti kerugian melalui
kepemilikan saham adalah penyertaan saham dalam
kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum terkait
dan/atau pengelolaannya yang didasari kesepakatan
antar pihak.

Shareholding means placement of shares in the
relevant development activities in the public interest
and/or the management thereof is made by agreement of
the parties.
e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah
pihak.
e. other forms as agreed upon by both parties.
Penjelasan Pasal 36 (e): Elucidation of Article 36 (e):
Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak
misalnya gabungan dari 2 (dua) atau lebih bentuk Ganti
Kerugian sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d.

Other forms as agreed upon by both parties are, for
example, a combination of two (2) or more forms of
Compensation as intended by point (a), point (b), point
(c), and point (d).
Paragraf 4
Musyawarah Penetapan Ganti Kerugian
Pasal 37
Paragraph 4
Negotiations on Determination of Compensation
Article 37
(1) Lembaga Pertanahan melakukan musyawarah
dengan Pihak yang Berhak dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak hasil
penilaian dari Penilai disampaikan kepada
Lembaga Pertanahan untuk menetapkan bentuk
dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan
hasil penilaian Ganti Kerugian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34.
(1) The Land Administrator shall conduct a
negotiation with the Entitled Parties within thirty
(30) working days of the submission of the
results of appraisal of the Appraiser to the Land
Administrator for determination of the form
and/or the amount of Compensation under the
results of appraisal of Compensation as intended
by Article 34.
(2) Hasil kesepakatan dalam musyawarah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
dasar pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak
(2) The results of agreement in the negotiation as
intended by section (1) shall constitute the
ground upon which Compensation to the Entitled
22
yang Berhak yang dimuat dalam berita acara
kesepakatan.
Parties as stated in the minutes of agreement is
given.
Penjelasan Pasal 37: Cukup jelas

Elucidation of Article 37: Sufficiently clear
Pasal 38 Article 38
(1) Dalam hal tidak terjadi kesepakatan mengenai
bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian, Pihak
yang Berhak dapat mengajukan keberatan
kepada pengadilan negeri setempat dalam waktu
paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah
musyawarah penetapan Ganti Kerugian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1).
(1) Where there is agreement on the form and/or the
amount of Compensation, The Entitled Parties
may file an objection with the local district court
within fourteen (14) working days of the
negotiation on determination of Compensation as
intended by Article 37 section (1).
Penjelasan Pasal 38 (1): Cukup jelas Elucidation of Article 38 (1): Sufficiently clear
(2) Pengadilan negeri memutus bentuk dan/atau
besarnya Ganti Kerugian dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya
pengajuan keberatan.
(2) The district court shall decide the form and/or the
amount of Compensation within thirty (30)
working days of the receipt of the filing of
objection.
Penjelasan Pasal 38 (2): Elucidation of Article 38 (2):
Sebagai pertimbangan dalam memutus putusan atas
besaran Ganti Kerugian, pihak yang berkepentingan
dapat menghadirkan saksi ahli di bidang penilaian untuk
didengar pendapatnya sebagai pembanding atas
penilaian Ganti Kerugian.
For consideration in the making of a decision on the
amount of Compensation, the interested parties may
procure an appraisal expert witness for his/her opinion to
be heard for comparison in the assessment of
Compensation.

(3) Pihak yang keberatan terhadap putusan
pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari kerja dapat mengajukan kasasi kepada
Mahkamah Agung Republik Indonesia.
(3) The objecting party to the decision of the district
court as intended by section (2) may within
fourteen (14) working days therefrom file a
petition for cassation with the Supreme Court of
the Republic of Indonesia.
Penjelasan Pasal 38 (3): Cukup jelas Elucidation of Article 38 (3): Sufficiently clear
(4) Mahkamah Agung wajib memberikan putusan
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak permohonan kasasi diterima.
(4) The Supreme Court must render its decision
within thirty (30) working days of the receipt of
the petition for cassation.
Penjelasan Pasal 38 (4): Cukup jelas Elucidation of Article 38 (4): Sufficiently clear
(5) Putusan pengadilan negeri/Mahkamah Agung
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
menjadi dasar pembayaran Ganti Kerugian
kepada pihak yang mengajukan keberatan.
(5) A final and binding decision of the district
court/the Supreme Court shall constitute the
ground for payment of Compensation to the
party filing an objection.
Penjelasan Pasal 38 (5): Cukup jelas

Elucidation of Article 38 (5): Sufficiently clear
Pasal 39 Article 39
Dalam hal Pihak yang Berhak menolak bentuk
dan/atau besarnya Ganti Kerugian, tetapi tidak
mengajukan keberatan dalam waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1), karena hukum
Pihak yang Berhak dianggap menerima bentuk dan
besarnya Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 ayat (1).
Where the Entitled Parties reject the form and/or the
amount of Compensation but do not file an objection
within such period as intended by Article 38 section
(1), the Entitled Parties shall by operation of law be
deemed to accept the form and the amount of
Compensation as intended by Article 37 section (1).
Penjelasan Pasal 39: Cukup jelas

Elucidation of Article 39: Sufficiently clear
23
Paragraf 5
Pemberian Ganti Kerugian
Pasal 40
Paragraph 5
The Giving of Compensation
Article 40
Pemberian Ganti Kerugian atas Objek Pengadaan
Tanah diberikan langsung kepada Pihak yang
Berhak.
The giving of Compensation for Objects of the
Acquired Land shall be directly made to the Entitled
Party.
Penjelasan Pasal 40: Elucidation of Article 40:
Pemberian Ganti Kerugian pada prinsipnya harus
diserahkan langsung kepada Pihak yang Berhak atas
Ganti Kerugian. Apabila berhalangan, Pihak yang
Berhak karena hukum dapat memberikan kuasa kepada
pihak lain atau ahli waris. Penerima kuasa hanya dapat
menerima kuasa dari satu orang yang berhak atas Ganti
Kerugian.
The giving of Compensation must in principle be given
directly to the Party Entitled to Compensation. Failing
him/her, the Entitled Party may by operation of law
assign the powers to other party or successor. The
attorney-in-fact may only receive the powers from one
person entitled to Compensation.
Yang berhak antara lain: Those entitled shall be, inter alia:
a. pemegang hak atas tanah; a. landholders;
b. pemegang hak pengelolaan; b. land concessionaires;
c. nadzir, untuk tanah wakaf; c. waqf organizers, in the case of waqf land;
d. pemilik tanah bekas milik adat; d. ex-customary land owners;
e. masyarakat hukum adat; e. indigenous people;
f. pihak yang menguasai tanah negara dengan iktikad
baik;
f. parties in possession of the state land in good faith;
g. pemegang dasar penguasaan atas tanah; dan/atau g. land tenure holders; and/or
h. pemilik bangunan, tanaman atau benda lain yang
berkaitan dengan tanah.
h. owners of buildings, plants or other objects related to
land.
Pada ketentuannya, Ganti Kerugian diberikan kepada
pemegang Hak atas Tanah. Untuk hak guna bangunan
atau hak pakai yang berada di atas tanah yang bukan
miliknya, Ganti Kerugian diberikan kepada pemegang
hak guna bangunan atau hak pakai atas bangunan,
tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan tanah
yang dimiliki atau dipunyainya, sedangkan Ganti
Kerugian atas tanahnya diberikan kepada pemegang hak
milik atau hak pengelolaan.
As regulated, Compensation shall be given to the
landholder. In the case that the right to build or the right
to use over the land is not his/her own, Compensation
shall be given to the holder of the right to build or the
right to use over the building, plants or other objects
related to land owned by or belong to the him/her,
whereas Compensation for his/her land shall be given to
the title holder or the concessionaire.
Ganti Kerugian atas tanah hak ulayat diberikan dalam
bentuk tanah pengganti, permukiman kembali, atau
bentuk lain yang disepakati oleh masyarakat hukum adat
yang bersangkutan.
Compensation for indigenous land shall be given in the
form of substitute land, resettlements, or other forms as
agreed upon by the relevant indigenous people.
Pihak yang menguasai tanah negara yang dapat
diberikan Ganti Kerugian adalah pemakai tanah negara
yang sesuai dengan atau tidak melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan. Misalnya, bekas
pemegang hak yang telah habis jangka waktunya yang
masih menggunakan atau memanfaatkan tanah yang
bersangkutan, pihak yang menguasai tanah negara
berdasarkan sewa-menyewa, atau pihak lain yang
menggunakan atau memanfaatkan tanah negara bebas
dengan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Parties in possession of the state land that may be given
Compensation shall be the state land users providing in
compliance with or not in violation of the provisions of
laws and regulations. For example, ex-right holders
(whose tenure has expired) still using or utilizing the
relevant land, parties in possession of the state land on a
lease basis, or other parties using or utilizing the free and
unclaimed state land not in violation of the provisions of
laws and regulations.
Yang dimaksud dengan pemegang dasar penguasaan
atas tanah adalah pihak yang memiliki alat bukti yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yang
Land tenure holders means parties holding means of
proof issued by the competent official documenting the
existence of the relevant land tenure, for example, the
24
membuktikan adanya penguasaan yang bersangkutan
atas tanah yang bersangkutan, misalnya pemegang akta
jual beli atas Hak atas Tanah yang belum dibalik nama,
pemegang akta jual beli atas hak milik adat yang belum
diterbitkan sertifikat, dan pemegang surat izin menghuni.
holders of deed of sale and purchase of unretitled land,
the holders of deed of sale and purchase of uncertified
customary titles/rights, and the holders of dwelling
permits.
Bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan
dengan tanah yang belum atau tidak dipunyai dengan
Hak atas Tanah, Ganti Kerugian diberikan kepada
pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang
berkaitan dengan tanah.

In the case that the buildings, plants, or other objects
related to land have not yet held or are owned without a
Land Title, Compensation shall be given to the owners of
the buildings, plants, or other objects related to land.
Pasal 41 Article 41
(1) Ganti Kerugian diberikan kepada Pihak yang
Berhak berdasarkan hasil penilaian yang
ditetapkan dalam musyawarah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) dan/atau
putusan pengadilan negeri/Mahkamah Agung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (5).
(1) Compensation shall be given to the Entitled
Parties upon the results of appraisal as
determined in the negotiation as intended by
Article 37 section (2) and/or a decision of the
district court/the Supreme Court as intended by
Article 38 section (5).
(2) Pada saat pemberian Ganti Kerugian Pihak yang
Berhak menerima Ganti Kerugian wajib:
(2) Upon giving Compensation, the Entitled Parties
to Compensation must:
a. melakukan pelepasan hak; dan a. release title(s); and
b. menyerahkan bukti penguasaan atau
kepemilikan Objek Pengadaan Tanah kepada
Instansi yang memerlukan tanah melalui
Lembaga Pertanahan.
b. deliver evidence of possession or ownership
of Objects of the Acquired Land to the
Agency needing land through the Land
Administrator.
(3) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b merupakan satu-satunya alat bukti yang sah
menurut hukum dan tidak dapat diganggu-gugat
di kemudian hari.
(3) Evidence as intended by section (2) point (b)
shall be the only means of proof which is lawful,
final and unchangeable in the future.
(4) Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian
bertanggung jawab atas kebenaran dan
keabsahan bukti penguasaan atau kepemilikan
yang diserahkan.
(4) The Entitled Parties to Compensation shall be
liable for the truth and legality of the evidence of
possession or ownership delivered.
(5) Tuntutan pihak lain atas Objek Pengadaan Tanah
yang telah diserahkan kepada Instansi yang
memerlukan tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menjadi tanggung jawab Pihak yang
Berhak menerima Ganti Kerugian.
(5) Any claim by other parties against the Objects of
the Acquired Land that have been delivered to
the Agency needing land as intended by section
(2) shall be the responsibility of the Entitled
Parties to Compensation.
(6) Setiap orang yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenai
sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(6) Any person in violation of the provisions as
intended by section (4) shall be imposed a
criminal sanction in accordance with the
provisions of laws and regulations.
Penjelasan Pasal 41: Cukup jelas Elucidation of Article 41: Sufficiently clear

Pasal 42 Article 42
(1) Dalam hal Pihak yang Berhak menolak bentuk
dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan
hasil musyawarah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37, atau putusan pengadilan
negeri/Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud
(1) Where the Entitled Parties reject the form and/or
the amount of Compensation under the result of
negotiation as intended by Article 37, or a
decision of the district court/the Supreme Court
as intended by Article 38, the Compensation
25
dalam Pasal 38, Ganti Kerugian dititipkan di
pengadilan negeri setempat.
shall be deposited with the local district court.
(2) Penitipan Ganti Kerugian selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), juga dilakukan terhadap:
(2) The Compensation deposited other than as
intended by section (1) shall also be made
towards:
a. Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian
tidak diketahui keberadaannya; atau
a. the Entitled Parties to Compensation whose
whereabouts are unknown; or
b. Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan
Ganti Kerugian:
b. the Object of the Acquired Land for which
Compensation is to be given is:
1. sedang menjadi objek perkara di
pengadilan;
1. the subject of a court dispute;
2. masih dipersengketakan kepemilikannya; 2. in dispute over ownership;
3. diletakkan sita oleh pejabat yang
berwenang; atau
3. subject to attachment by the competent
official; or
4. menjadi jaminan di bank. 4. encumbered to banks.
Penjelasan Pasal 42: Cukup jelas

Elucidation of Article 42: Sufficiently clear
Pasal 43 Article 43
Pada saat pelaksanaan pemberian Ganti Kerugian
dan Pelepasan Hak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 41 ayat (2) huruf a telah dilaksanakan atau
pemberian Ganti Kerugian sudah dititipkan di
pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 ayat (1), kepemilikan atau Hak Atas Tanah
dari Pihak yang Berhak menjadi hapus dan alat bukti
haknya dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya
menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
When Compensation and Release of Titles as
intended by Article 41 section (2) point (a) have
been made or the Compensation given has been
deposited with the district court as intended by
Article 42 section (1), the ownership or Titles to
Land of the Entitled Parties shall be forfeited and the
means of proof is declared to no longer be valid and
such land shall be in the direct possession of the
state.
Penjelasan Pasal 43: Cukup jelas

Elucidation of Article 43: Sufficiently clear
Pasal 44 Article 44
(1) Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian
atau Instansi yang memperoleh tanah dalam
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
dapat diberikan insentif perpajakan.
(1) The Entitled Parties to Compensation or the
Agency acquiring land in the Acquisition of
Land in the Public Interest may be given tax
incentives.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai insentif
perpajakan diatur oleh Pemerintah atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya.
(2) Ancillary provisions concerning tax incentives
shall be governed by the Government or the
Regional Governments within their powers.
Penjelasan Pasal 44: Cukup jelas

Elucidation of Article 44: Sufficiently clear
Paragraf 6
Pelepasan Tanah Instansi
Pasal 45
Paragraph 6
Disposition of the Agencies Land
Article 45
(1) Pelepasan Objek Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum yang dimiliki pemerintah
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur pengelolaan
barang milik negara/daerah.
(1) Disposition of the Objects of the Acquired Land
in the Public Interest, which is owned by the
government, shall be made in accordance with
the provisions of laws and regulations that
govern the management of the state/region
property.
26
(2) Pelepasan Objek Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum yang dikuasai oleh
pemerintah atau dikuasai/dimiliki oleh Badan
Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
dilakukan berdasarkan Undang-Undang ini.
(2) Disposition of the Objects of the Acquired Land
in the Public Interest, which is possessed by the
government or possessed/owned by the State-
Owned Entities/Region-Owned Entities, shall be
made under this Law.
(3) Pelepasan Objek Pengadaan Tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
oleh pejabat yang berwenang atau pejabat yang
diberi pelimpahan kewenangan untuk itu.
(3) Disposition of the Objects of the Acquired Land
as intended by section (1) and section (2) shall be
made by the competent officials or officials
empowered for that purpose.
Penjelasan Pasal 45: Cukup jelas

Elucidation of Article 45: Sufficiently clear
Pasal 46 Article 46
(1) Pelepasan Objek Pengadaan Tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) dan ayat (2)
tidak diberikan Ganti Kerugian, kecuali:
(1) Disposition of the Objects of the Acquired Land
as intended by Article 45 section (1) and section
(2) shall not be given Compensation, unless:
a. Objek Pengadaan Tanah yang telah berdiri
bangunan yang dipergunakan secara aktif
untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan;
a. the Objects of the Acquired Land on which
there are buildings used actively for the
performance of government duties;
b. Objek Pengadaan Tanah yang
dimiliki/dikuasai oleh Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau
b. the Objects of the Acquired Land are
owned/possessed by the State-Owned
Entities/Region-Owned Entities; and/or
c. Objek Pengadaan Tanah kas desa. c. the Objects of the Acquired Land constitute
the rural treasury;
(2) Ganti Kerugian atas Objek Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf c diberikan dalam bentuk tanah dan/atau
bangunan atau relokasi.
(2) The Compensation for Objects of the Acquired
Land as intended by section (1) point (a) and
point (c) shall be made in the form of land and/or
building or relocation.
(3) Ganti Kerugian atas objek Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dapat diberikan dalam bentuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36.
(3) The Compensation for Objects of the Acquired
Land as intended by section (1) point (b) may be
made in the form as intended by Article 36.
(4) Nilai Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) didasarkan atas hasil
penilaian Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (2).
(4) The amount of Compensation as intended by
section (2) and section (3) shall refer to the
results of appraisal of Compensation as intended
by Article 34 section (2).
Penjelasan Pasal 46: Cukup jelas

Elucidation of Article 46: Sufficiently clear
Pasal 47 Article 47
(1) Pelepasan objek Pengadaan Tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 dan Pasal 46
dilaksanakan paling lama 60 (enam puluh) hari
kerja sejak penetapan lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
(1) Disposition of the Objects of the Acquired Land
as intended by Article 45 and Article 46 shall be
made within sixty (60) working days of the
confirmation of the development location in the
Public Interest.
(2) Apabila pelepasan objek Pengadaan Tanah
belum selesai dalam waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tanahnya dinyatakan
telah dilepaskan dan menjadi tanah negara dan
dapat langsung digunakan untuk pembangunan
bagi Kepentingan Umum.
(2) If the disposition of the Objects of the Acquired
Land has not reached its completion within such
time as intended by section (1), the land shall be
declared for disposition and be the property of
the state and may directly be placed into use for
development in the Public Interest.
27
(3) Pejabat yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
administratif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Any official in violation of the provisions as
intended by section (1) shall be imposed
administrative sanctions in accordance with the
provisions of laws and regulations.
Penjelasan Pasal 47: Cukup jelas

Elucidation of Article 47: Sufficiently clear
Bagian Kelima
Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
Pasal 48
Part Five
Delivery of the Results of Acquisition of Land
Article 48
(1) Lembaga Pertanahan menyerahkan hasil
Pengadaan Tanah kepada Instansi yang
memerlukan tanah setelah:
(1) The Land Administrator shall hand over the
results of the Acquisition of Land to the Agency
needing land after:
a. pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak
yang Berhak dan Pelepasan Hak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat
(2) huruf a telah dilaksanakan; dan/atau
a. the Compensation to the Entitled Parties and
Release of Titles as intended by Article 41
section (2) point (a) have been given/made;
and/or
b. pemberian Ganti Kerugian telah dititipkan di
pengadilan negeri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 42 ayat (1).
b. the Compensation given has been deposited
with the district court as intended by Article
42 section (1).
(2) Instansi yang memerlukan tanah dapat mulai
melaksanakan kegiatan pembangunan setelah
dilakukan serah terima hasil Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(2) An Agency needing land may begin to perform
the construction activities upon the handover of
the results of the Acquisition of Land as intended
by section (1).
Penjelasan Pasal 48: Cukup jelas

Elucidation of Article 48: Sufficiently clear
Pasal 49 Article 49
(1) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
karena keadaan mendesak akibat bencana alam,
perang, konflik sosial yang meluas, dan wabah
penyakit dapat langsung dilaksanakan
pembangunannya setelah dilakukan penetapan
lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum.
(1) Acquisition of Land in the Public Interest in
emergency circumstances due to natural disaster,
wars, escalating social conflicts, and epidemics
may immediately proceed to construction upon
confirmation of the location of development in
the Public Interest.
(2) Sebelum penetapan lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), terlebih dahulu disampaikan
pemberitahuan kepada Pihak yang Berhak.
(2) Prior to confirmation of the location of
development in the Public Interest as intended by
section (1), notification shall be first given to the
Entitled Parties.
(3) Dalam hal terdapat keberatan atau gugatan atas
pelaksanaan Pengadaan Tanah, Instansi yang
memerlukan tanah tetap dapat melaksanakan
kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Where there is an objection or lawsuit against
this implementation of the Acquisition of Land,
the Agency needing land shall remain to perform
the construction activities as intended by section
(1).
Penjelasan Pasal 49: Cukup jelas

Elucidation of Article 49: Sufficiently clear
Pasal 50 Article 50
Instansi yang memperoleh tanah wajib mendaftarkan
tanah yang telah diperoleh sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
An agency acquiring land must register the land
acquired in accordance with the provisions of laws
and regulations.
Penjelasan Pasal 50: Cukup jelas

Elucidation of Article 50: Sufficiently clear
28
Bagian Keenam
Pemantauan dan Evaluasi
Pasal 51
Part Six
Monitoring and Evaluation
Article 51
(1) Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilakukan
oleh Pemerintah.
(1) Monitoring and evaluation of the performance of
Acquisition of Land in the Public Interest as
intended by Article 13 shall be made by the
Government.
(2) Pemantauan dan evaluasi hasil penyerahan
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
yang telah diperoleh, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48 ayat (1) dilakukan oleh Lembaga
Pertanahan.
(2) Monitoring and Evaluation of the results of the
handover of the Acquisition of Land in the
Public Interest as intended by Article 48 section
(1) shall be made by the Land Administrator.
Penjelasan Pasal 51: Cukup jelas

Elucidation of Article 51: Sufficiently clear
BAB V
SUMBER DANA PENGADAAN TANAH

Bagian Kesatu
Sumber Pendanaan
Pasal 52
CHAPTER V
SOURCES OF FUND FOR ACQUISITION OF
LAND
Part One
Sources of Funding
Article 52
(1) Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
(1) Funding for Acquisition of Land in the Public
Interest shall be derived from the State Budget
(APBN) and/or the Regional Budget (APBD).
Penjelasan Pasal 52 (1): Cukup jelas Elucidation of Article 52 (1): Sufficiently clear
(2) Dalam hal Instansi yang memerlukan tanah
Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik
Negara yang mendapatkan penugasan khusus,
pendanaan bersumber dari internal perusahaan
atau sumber lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Where an Agency needing land is a State-Owned
Legal Entity/State-Owned Entity with special
assignment, the funding shall be derived from the
internal company or other sources in accordance
with the provisions of laws and regulations.
Penjelasan Pasal 52 (2): Elucidation of Article 52 (2):
Yang dimaksud dengan Badan Hukum Negara
misalnya Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (BPMIGAS).
State-Owned Legal Entity is, for example, the Oil and
Gas Upstream Regulatory Body (BPMIGAS).
Yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara
misalnya Perusahaan Listrik Negara (PLN).

State-Owned Entity is, for example, Perusahaan
Listrik Negara (PLN) (State Electricity Company).
(3) Penugasan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Special assignment as intended by section (2)
shall be under the provisions of laws and
regulations.
Penjelasan Pasal 52 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 52 (3): Sufficiently clear
Pasal 53 Article 53
(1) Dana Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 meliputi dana:
(1) Fund for Acquisition of Land as intended by
Article 52 shall include the fund for:
a. perencanaan; a. planning;
b. persiapan; b. preparation;
c. pelaksanaan; c. implementation;
29
d. penyerahan hasil; d. result delivery;
e. administrasi dan pengelolaan; dan e. administration and management; and
f. sosialisasi. f. socialization.
(2) Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum dilakukan oleh Instansi dan dituangkan
dalam dokumen penganggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Funding for Acquisition of Land in the Public
Interest shall be made by the Agency and stated
in the budgeting documentation in accordance
with the provisions of laws and regulations.
(3) Ketentuan mengenai mekanisme pelaksanaan
pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum diatur dengan Peraturan Presiden.
(3) The provisions concerning the mechanism of the
implementation of funding for Acquisition of
Land in the Public Interest shall be governed by
Regulation of the President.
Penjelasan Pasal 53: Cukup jelas Elucidation of Article 53: Sufficiently clear

Bagian Kedua
Penyediaan dan Penggunaan Pendanaan
Pasal 54
Part Two
Availability and Allocation of Fund
Article 54
J aminan ketersediaan pendanaan bagi Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum dialokasikan oleh
Instansi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
The availability of funding for Acquisition of Land
in the Public Interest shall be guaranteed and
allocated by the Agency in accordance with the
provisions of laws and regulations.
Penjelasan Pasal 54: Cukup jelas Elucidation of Article 54: Sufficiently clear

BAB VI
HAK, KEWAJ IBAN, DAN PERAN SERTA
MASYARAKAT
Pasal 55
CHAPTER VI
RIGHTS, OBLIGATIONS, AND PUBLIC
PARTICIPATION
Article 55
Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah, Pihak
yang Berhak mempunyai hak:
In the performance of Acquisition of Land, the
Entitled Parties shall have the rights to:
a. mengetahui rencana penyelenggaraan Pengadaan
Tanah; dan
a. have knowledge of the performance of the
Acquisition of Land; and
b. memperoleh informasi mengenai Pengadaan
Tanah.
b. receive information about the Acquisition of
Land.
Penjelasan Pasal 55: Cukup jelas

Elucidation of Article 55: Sufficiently clear
Pasal 56 Article 56
Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum, setiap orang wajib mematuhi
ketentuan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum.
In the performance of Acquisition of Land in the
Public Interest, any person must comply with the
provisions of Acquisition of Land for Development
in the Public Interest.
Penjelasan Pasal 56: Cukup jelas

Elucidation of Article 56: Sufficiently clear
Pasal 57 Article 57
Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum, masyarakat dapat berperan
serta, antara lain:
In the performance of Acquisition of Land in the
Public Interest, the public may participate to, inter
alia:
a. memberikan masukan secara lisan atau tertulis
mengenai Pengadaan Tanah; dan
a. provide inputs either in writing or orally of the
Acquisition of Land; and
Penjelasan Pasal 57 (a): Cukup jelas Elucidation of Article 57 (a): Sufficiently clear
30
b. memberikan dukungan dalam penyelenggaraan
Pengadaan Tanah.
b. support the performance of Acquisition of Land.
Penjelasan Pasal 57 (b): Elucidation of Article 57 (b):
Yang dimaksud dengan dukungan adalah menyetujui
program dan memperlancar proses Pengadaan Tanah.

Support means to accept the program and to smooth
the process of Acquisition of Land.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 58
CHAPTER VII
TRANSITIONAL PROVISIONS
Article 58
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: Upon this Law coming into effect:
a. proses Pengadaan Tanah yang sedang
dilaksanakan sebelum berlakunya Undang-
Undang ini diselesaikan berdasarkan ketentuan
sebelum berlakunya Undang-Undang ini;
a. the process of Acquisition of Land still ongoing
prior to the operation of this Law shall be
completed under the provisions prior to the
operation of this Law;
b. sisa tanah yang belum selesai pengadaannya
dalam proses Pengadaan Tanah sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, pengadaannya
diselesaikan berdasarkan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini; dan
b. the land remaining to be acquired in the process
of Acquisition of Land as intended by point (a)
shall be settled for acquisition under the
provisions governed by this Law; and
c. peraturan perundang-undangan mengenai tata
cara Pengadaan Tanah dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti
dengan yang baru berdasarkan ketentuan
Undang-Undang ini.
c. the existing laws and regulations concerning the
procedures for Acquisition of Land are declared
to remain valid to the extent not in contravention
of or not yet replaced by the new ones under the
provisions of this Law.
Penjelasan Pasal 58: Cukup jelas Elucidation of Article 58: Sufficiently clear

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
CHAPTER VIII
CONCLUDING PROVISIONS
Article 59
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum diatur dengan Peraturan
Presiden.
Ancillary provisions concerning performance of
Acquisition of Land for Development in the Public
Interest shall be governed by Regulation of the
President.
Penjelasan Pasal 59: Cukup jelas

Elucidation of Article 59: Sufficiently clear
Pasal 60 Article 60
Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus
ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan.
Ancillary regulations to this Law must be issued
within one (1) year of the promulgation of this Law.
Penjelasan Pasal 60: Cukup jelas

Elucidation of Article 60: Sufficiently clear
Pasal 61 Article 61
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
This Law shall come into effect from the date it is
promulgated.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
In order that every person may know of it, the
promulgation of this Law is ordered by placement in
the State Gazette of the Republic of Indonesia.
Penjelasan Pasal 61: Cukup jelas Elucidation of Article 61: Sufficiently clear
31

Disahkan di J akarta
pada tanggal 14 J anuari 2012
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Ratified in J akarta
on J anuary 14, 2012
PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
sgd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Diundangkan di J akarta
pada tanggal 14 J anuari 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
Promulgated in J akarta
on J anuary 14, 2012
MINISTER OF LAW AND HUMAN RIGHTS OF
THE REPUBLIC OF INDONESIA
sgd.
AMIR SYAMSUDIN


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
2012 NOMOR 22.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 5280.
STATE GAZETTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
NUMBER 22 OF 2012.

SUPPLEMENT TO STATE GAZETTE OF THE REPUBLIC
OF INDONESIA NUMBER 5280.




Translated by: Wishnu Basuki
[email protected]

You might also like