Infeksi Kecacingan 2024

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

Farmakoterapi Penyakit Tropis

Kecacingan
Embun Suci Nasution
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
2024
Infeksi
Cacing/Cacingan/Kecacingan
Kecacingan: masalah kesehatan yang perlu penanganan serius terutama di daerah tropis
karena cukup banyak penduduk (utamanya anak-anak) yang menderita kecacingan.
Penyakit kecacingan dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan terhambatnya tumbuh kembang anak karena cacing mengambil sari
makanan yang penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, dan zat besi yang
dapat menyebabkan anemia. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan
atau intelegensia anak.
Infeksi
Cacing/Cacingan/Kecacingan
Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing. Beberapa jenis cacing yang dapat
menyebabkan kecacingan yaitu:

a). cacing kremi (Oxyuris vermicularis/Enterobius vermicularis/threadworm/pinworm),


b). cacing gelang (Ascaris lumbricoides/roundworm),
d). cacing tambang/hookworm (Necator americanus, Ancylostoma duodenale),
e). cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan
f). cacing pita (Taenia saginata dan Taenia solium).
Cacing
Kremi
disebut juga Enterobiasis atau oksiuriasis. Cara penularan
infeksi cacing ini adalah melalui telur yang tertelan, dapat
berasal dari makanan yang terkontaminasi atau tanah yang
tercemar kotoran yang mengandung telur cacing. Setelah
tertelan, telur menetas dalam usus, kemudian larva menembus
dan tumbuh dalam mukosa usus menjadi cacing dewasa.
Cacing dewasa akan bergerak ke daerah rektum dan bertelur.

Gejala infeksi cacing kremi yang umum terjadi antara lain


gatal di sekitar dubur (terutama pada malam hari pada saat
cacing betina meletakkan telurnya), gelisah dan sukar tidur.
Siklus hidup cacing kremi:
1.Telur cacing terletak pada lipatan perianal.
Larva dalam telur berkembang dalam 4
sampai 6 jam.
2. Telur berembrio tertelan.
3. Larva menetas dalam usus halus.
4. Cacing dewasa hidup di lumen usus
buntu.
5.Gravid betina bermigrasi ke area perianal
pada malam hari untuk bertelur.
Cacing
Gelang
disebut juga askariasis. Penyakit ini ditularkan melalui telur
matang yang tertelan. Dalam usus halus telur akan
menetas, dan keluar larva yang dapat menembus usus,
mengikuti aliran darah menuju jantung kanan lalu ke paru.
Larva merangsang laring sehingga terjadi batuk dan dapat
masuk ke saluran cerna melalui kerongkongan. Selanjutnya
larva akan menjadi cacing dewasa di dalam usus halus.
Gejala infeksi cacing gelang pada umumnya yaitu rasa
tidak enak pada perut (gangguan lambung); kejang perut,
diselingi diare; kehilangan berat badan; dan demam.
Siklus hidup cacing gelang:

1.Cacing dewasa hidup di dinding usus halus. Cacing betina


dapat menghasilkan sekitar 200.000 telur per hari, yang
keluar melalui feses.

2.Telur yang tidak dibuahi dapat tertelan namun tidak


menyebabkan infeksi.

3.Telur yang dibuahi akan berembrionasi dan menjadi infektif


setelah 18 hari hingga beberapa minggu, tergantung kondisi
lingkungan (optimum: lembap, hangat, tanah yang teduh).

4. Telur tertelan.

5. Larva menetas.

6. Larva menuju ke paru-paru.

7. Larva masuk ke saluran pencernaan


Cacing
Tambang
disebut juga nekatoriasis. Penyakit ini menular
melalui larva cacing yang terdapat di tanah yang
menembus kulit (biasanya di antara jari kaki).
Cacing ini akan berpindah ke paru kemudian ke
tenggorokan dan akan tertelan masuk ke saluran
cerna. Gejala infeksi cacing tambang yang umum
terjadi yaitu gangguan pencernaan berupa mual,
muntah, diare, dan nyeri ulu hati; pusing, nyeri
kepala; lemas dan lelah; anemia; dan gatal di daerah
masuknya cacing.
Siklus hidup cacing tambang:
1.Telur cacing terdapat pada tinja.
2. Larva Rhabditiform menetas.
3.Larva berkembang menjadi larva
Filariform.
4. Larva filaform menembus kulit.
5. Cacing dewasa hidup di usus
halus.
Cacing
Cambuk
disebut juga trikuriasis. Daur hidup cacing cambuk
mirip dengan daur hidup cacing gelang, hanya saja pada
cacing cambuk tidak ada siklus masuk ke paru. Gejala
infeksi cacing cambuk yang umum terjadi yaitu nyeri
ulu hati, kehilangan nafsu makan, diare, anemia.
Siklus hidup cacing cambuk:
1.Telur cacing yang belum berembrio keluar
melalui tinja.
2.Telur berkembang menjadi tahap 2-sel.

3. Terjadi proses pembelahan lebih lanjut dalam


telur.
4.Telur berembrio tertelan.

5. Telur menetas menjadi cacing dalam usus halus.

6. Cacing cambuk dewasa hidup di usus buntu.


Cacing
Pita
disebut juga Taeniasis, disebabkan oleh infeksi Taenia
saginata yang dapat ditemukan pada usus manusia berupa
cacing dewasa maupun larvanya (Cysticercosis). Manusia
dapat terinfeksi jenis cacing ini melalui makanan, yaitu
memakan daging yang mengandung larva atau telur
cacing, yang dimasak tidak sempurna. Pada daging sapi
ditemukan larva cacing Cysticercosis bovis, dan pada
daging babi ditemukan larva cacing Cysticercosis
cellulosae. Gejala infeksi cacing pita pada umumnya yaitu
gangguan pencernaan berupa mual, konstipasi, diare; sakit
perut; lemah; kehilangan nafsu makan; sakit kepala; berat
badan turun; dan beberapa gejala alergi yang disebabkan
cacing dewasa yaitu urtikaria, pruritus dan kelainan kulit
Siklus hidup cacing pita:
1.Telur cacing dari tinja dilepaskan ke lingkungan
(tanah, rumput dsb)
2.Telur Taenia dapat termakan oleh sapi dan babi,
menyebabkan hewan tersebut terinfeksi.
3.Onchosphere (embrio cacing) terlepas dari telur,
menembus dinding usus dan beredar ke otot.
4.Manusia terinfeksi karena memakan makanan
mentah atau setengah matang yang mengandung
sistiserkus atau telur Taenia.

5. Skoleks (kepala cacing pita) menempel di usus.


6. Cacing dewasa di usus halus.
Penangana
n
Penanganan penyakit kecacingan harus disertai dengan tindakan pencegahan penyebaran infeksi terutama di lingkungan
keluarga. Jika salah seorang anggota keluarga dicurigai terinfeksi cacing, maka disarankan dilakukan terapi non obat
berikut:

•Mencuci sprei, handuk, dan pakaian dalam (terpisah dari seluruh anggota keluarga) dengan air hangat, jangan diaduk
karena dapat menyebarkan telur cacing ke udara.

• Pastikan ruangan mendapat cahaya matahari yang cukup, karena telur cacing dapat rusak oleh cahaya matahari.

•Pastikan anggota keluarga yang dicurigai terinfeksi cacing melakukan mandi pagi, membersihkan bagian rektum pada saat
mandi, dan tidak mandi dalam bath tub.

• Gunakan disinfektan pada toilet duduk selama masa pengobatan.

•Bersihkan dengan penyedot debu (vacuum cleaner) atau pel dengan air (jangan gunakan sapu) daerah sekitar tempat tidur
dan seluruh kamar tidur.

•Bersihkan kuku dengan menyikat hingga bersih dan gunting kuku secara rutin. Cuci tangan secara berkala terutama
sebelum makan dan setelah ke kamar mandi.
Pengobata
n
Pengobatan penyakit kecacingan dapat berbeda-beda tergantung jenis cacing yang
menyebabkan penyakit. Infeksi cacing pita memerlukan terapi dengan golongan obat
keras yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Berikut adalah beberapa bahan
aktif obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kecacingan. Bahan aktif ini
bisa terdapat dalam berbagai merek dagang.
Mebendazo
l
Mebendazol digunakan untuk mengobati infeksi cacing kremi, cacing
tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk. Obat ini tidak dianjurkan
untuk wanita hamil dan anak di bawah usia 2 tahun. Namun pada
kehamilan di bawah 3 bulan, mebendazol tidak menimbulkan efek buruk.

Dalam penggunaan mebendazol sangat jarang terjadi efek yang tidak


diinginkan, namun pernah dilaporkan beberapa efek yang tidak diinginkan
yaitu sakit perut, diare, kejang pada bayi, dan ruam.

Aturan pakai
Untuk infeksi cacing kremi, dosis sebesar 100 mg dosis tunggal untuk
dewasa dan anak di atas 2 tahun. Jika terjadi infeksi kembali, ulangi dosis
yang sama 2 minggu kemudian.
Piperazin
e
Piperazin digunakan untuk mengatasi infeksi cacing kremi dan cacing gelang. Obat ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil pada 3 bulan pertama. Pada ibu menyusui,
hentikan menyusui sampai dengan 8 jam setelah penggunaan obat terakhir karena piperazin terdistribusi pada ASI.

Beberapa efek yang tidak diinginkan dapat terjadi setelah penggunaan piperazin diantaranya mual, muntah, kejang perut, diare, reaksi alergi, dan sesak napas.

Aturan pakai
Untuk infeksi cacing kremi:
Dosis untuk dewasa sebanyak 2,25 gr/15 mL sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk Anak di bawah 2 tahun sebanyak 0,3-0,5 mL/kgbb sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 2-3 tahun sebanyak 5 ml sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 4-6 tahun sebanyak 7,5 mL sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 7-12 tahun sebanyak 10 mL sekali sehari selama 7 hari.

Bila perlu ulangi pengobatan setelah satu minggu.

Untuk infeksi cacing gelang:


Dosis untuk Dewasa sebanyak 30 mL dosis
tunggal.
Dosis untuk Anak usia 1-3 tahun sebanyak 10 mL dosis tunggal.
Dosis untuk anak usia 4-5 tahun sebanyak 15 mL dosis tunggal.
Dosis untuk anak usia 6-8 tahun sebanyak 20 mL dosis tunggal.
Dosis untuk anak usia 9-12 tahun sebanyak 25 mL dosis tunggal.

Ulangi pengobatan setelah dua minggu.


Pirantel
Pamoat
Pirantel pamoat, atau nama lainnya yaitu pirantel embonat, digunakan untuk mengobati infeksi cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk. Adanya anggota keluarga yang terinfeksi
juga merupakan pertanda infeksi pada anggota keluarga yang lain. Untuk itu dianjurkan pemberian pirantel pamoat pada seluruh anggota keluarga untuk memusnahkan telur dan cacing serta mencegah
infeksi berulang. Penggunaan pada wanita hamil dan anak di bawah 2 tahun harus berhati-hati.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan pirantel pamoat antara lain hilang nafsu makan, kejang perut, mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, rasa mengantuk, sukar tidur,
dan merah-merah pada kulit.

Aturan pakai
Untuk infeksi cacing kremi:
dosis 1000 mg untuk Dewasa dengan berat badan di atas 75 kg,
dosis 750 mg untuk anak di atas 12 tahun berat badan 41-75
kg,
dosis 500 mg untuk anak 6-12 tahun berat badan 22-41 kg:; 2-6
tahun berat badan 12-22 kg: 250 mg; 6 bulan – 2 tahun berat
badan di bawah 12 kg: 125 mg.

Untuk infeksi cacing gelang:


Dosis 500 mg untuk Dewasa dengan berat badan di atas 75 kg,
Dosis 375 mg untuk anak di atas 12 tahun dengan berat badan 41-75 kg,
Dosis 250 mg untuk anak 6-12 tahun dengan berat badan 22-41 kg,
Dosis 125 mg untuk anak 2-6 tahun dengan berat badan 12-22 kg,
Dosis 62,5 mg untuk anak 6 bulan – 2 tahun dengan berat badan di
bawah 12 kg.

Untuk infeksi cacing tambang:


Dosis 20 mg/kgbb diminum sebagai dosis tunggal selama dua hari
berturut-turut atau 10 mg/kgbb diminum sebagai dosis tunggal selama 3
hari berturut-turut.

Untuk infeksi cacing cambuk:


Levamiso
l
Levamisol sangat efektif terhadap infeksi cacing gelang, sehingga
digunakan sebagai obat pilihan pertama pada pengobatan infeksi
cacing gelang.
Levamisol dapat ditoleransi dengan baik, namun pernah
dilaporkan juga terjadi efek yang tidak diinginkan seperti mual
muntah pada sebagian kecil pasien.
Pemakaian obat ini pada dewasa yaitu dalam dosis tunggal sebesar
120-150 mg.
Menjaga kebersihan badan, makanan dan lingkungan dapat
mencegah muncul dan menularnya penyakit kecacingan. Untuk
pengobatan yang efektif, gunakan obat yang tepat dengan aturan
pakai yang sesuai.
Terapi Non-Farmakologi

• Selalu menggunakan alas kaki atau sarung


tangan saat kontak dengan tanah
• Menjaga higienitas dan sanitas air
• Tidak menggunakan satu sumber air sebagai
mandi-cuci-kakus (MCK)
http://pionas.pom.go.id/artikel/
obat-kecacingan

You might also like