7. • Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang
berada pada golongan 3 sampai 12 (IB sampai VIIIB
pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 38 unsur.
Semua logam transisi adalah unsur blok-d yang
berarti bahwa elektronnya terisi sampai orbit d.
• Definisi dari IUPAC mendefinisikan logam transisi
sebagai "sebuah unsur yang mempunyai subkulit d
yang tidak terisi penuh atau dapat membentuk
kation dengan subkulit d yang tidak terisi penuh“
8. 2. Sifat Fisis
• Bersifat logam, semua unsur
transisi tergolong logam
dengan titik cair dan titik
didih yang relatif tinggi.
• Bersifat
paramegnetik
(sedikit tertarik ke dalam
medan magnet).
• Mempunyai beberapa tingkat
10. Jawabannya adalah :
Sifat logam pada unsur transisi dicerminkan
oleh harga keelektronegatifannya yang
rendah (kurang dari 2). Dan unsur transisi
mempunyai energi ionisasi yang relatif
rendah (< 1000 kJ/mol) kecuali Zink yang
mempunyai energi ionisasi agak besar (960
kJ/mol).
12. Jawabannya adalah :
Sifat magnet zat berkaitan dengan
konfigurasi elektronnya. Zat yang bersifat
paramagnetik mempunyai setidaknya satu
elektron tak berpasangan. Semakin banyak
elektron tak berpasangan, semakin bersifat
paramagnetik. Karena unsur transisi pada
umumnya memiliki satu elektron tak
bepasangan maka dapat dikatakan bersifat
paramagnetik. Dan sifat paramagnetik dpt
ditunjukkan dengan neraca. Jarum neraca
akan bergeser kekiri.
14. Jawabannya adalah :
Kita ingat kembali bahwa elektron valensi
unsur transisi periode keempat menempati
subkulit 3d dan 4s. Tingkat energi kedua
orbital itu relatif berdekatan. Oleh karena
itu, selain elektron pada kulit terluar (4s),
unsur transisi periode keempat dapat juga
menggunakan elektron pada subkulit 3d
pada pembentukan ikatan
15. Contohnya :
• Contohnya, pada senyawa vanadium diketahui mempunyai bilangan
oksidasi mulai -1 pada V(CO)6- hingga +5 pada VO43-.
• Bilangan oksidasi maksimum pada logam transisi baris pertama sama
dengan jumlah elektron valensi seperti titanium (+4) dan mangan (+7)
namun berkurang pada unsur-unsur selanjutnya.
• Pada baris kedua dan ketiga ada ruthenium dan osmium dengan
bilangan oksidasi +8. Pada senyawa seperti [Mn04]- dan OsO4, unsur
logam transisi memperoleh oktet yang stabil dengan membentuk
empat ikatan kovalen.
• Bilangan oksidasi terendah ada pada senyawa Cr(CO)6 (bilangan
oksidasi nol) dan Fe(CO)42- (bilangan oksidasi -2) di mana aturan 18
elektron dipatuhi. Senyawa tersebut juga merupakan kovalen.
• Ikatan ion biasanya terbentuk pada bilangan oksidasi +2 atau +3. Pada
senyawa yang terlarut, ion tersebut biasanya berikatan dengan enam
molekul air yang tersusun secara oktahedral.
17. Jawabannya adalah :
• Warna khas timbul jika unsur
transisi memiliki subkulit d yang
tidak terisi penuh. Subkulit d
yang tidak terisi penuh, maka
ada elektron yang tidak
berpasangan, sehingga dapat
menyerap sinar pada daerah
sinar tampak, kemudian kita
dapat melihat warna pada
senyawa atau unsur tersebut.
Unsur transisi yang subkuit d-nya
kosong ataupun tidak terisi
penuh tidak akan bewarna
18. 3. Sifat Kimia
• Membentuk berbagai macam ion
kompleks.
• Berdaya katalitik, banyak unsur
transisi atau senyawanya yang
berfungsi sebagai katalis, baik dalam
proses industri maupun dalam
metabolisme.
20. Jawabannya adalah :
Karena Ion-ion dari unsur logam transisi
memiliki orbital-orbital kosong yang dapat
menerima pasangan elektron pada
pembentukan ikatan dengan molekul
atau anion tertentu sehingga mudah
membentuk ion kompleks
22. Jawabannya adalah :
Logam transisi dan senyawasenyawanya dapat berfungsi
sebagai katalis karena memiliki
kemampuan mengubah tingkat
oksidasi
dan
kemampuan
membentuk senyawa kompleks.
atau, pada kasus logam, dapat
meng-adsorp substansi yang lain
pada permukaan logam dan
mengaktivasi substansi tersebut
selama proses berlangsung.
26. Proses Pembuatan
Proses pengolahan bijih besi untuk
menghasilkan logam besi dilakukan dalam
tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan
mereduksi oksida besi dengan gas karbon
monoksida.
29. Tanur ini akan bekerja terus menerus. Campuran
pereaksi dimasukkan dari puncak tanur dalam
selang waktu yang teratur, bergerak ke bawah
sampai lapisan terbawah yang panas keputihputihan.
30. Suhu pada dasar tanur cukup panas sehingga
melelehkan besi dan terak (zat pengotor yang
telah terikat kalsium) yang terdapat sebagai
lapisan yang tak tercampur di dasar tanur.
Leburan terak mengapung di atas permukaan
lelehan besi. Besi yang dihasilkan dari tanur
hembus masih mengandung zat pengotor
seperti karbon, silikon, belerang.
Zat-zat pengotor ini menyebabkan besi lebih
getas, besi ini disebut besi tuang. Komposisi besi
tuang bervariasi bergantung pada sumbernya.
Baja merupakan suatu alloy besi. Baja dibuat dari
besi tuang. Setelah zat pengotor dalam besi
dihilangkan, kemudian ditambah sejumlah
karbon dan unsur lain yang memberikan sifat
khas pada baja itu
31. TEMBAGA ( Cu)
Penghantar (kabel) listrik dan komponen elektronika
Peralatan rumah tangga
Paduan logam/aliase :Kuningan (60-82%Cu & 1840%Zn), Perunggu (70-95%Cu, 1-25%Zn & 1-18% Sn),
Perunggualuminium (90-98%Cu, 2-8%Al), Perak
Jerman (50-60% Cu, 20% Zn, 20-25% Ni)
Selongsong peluru dan komponen persenjataan yang
lain
Dalam persenyawaannya, terusi/ blue
vitriol CuSO4.5H2O, digunakan untuk membunuh
jamur (sebagai fungisida)
32. Proses Pembuatan
Tembaga diperoleh dari bijih tembaga
yang disebut Chalcopirit. Besi yang ada
larut dalam terak dan tembaga yang tersisa
/ matte dituangkan kedalam konverter.
Udara dihembuskan kedalamnya selama 4
atau 5 jam, kotoran teroksidasi, dan besi
membentuk terak yang dibuang pada
waktu tertentu. Bila udara dihentikan,
oksida kupro bereaksi dengan sulfida kupro
maka akan membentuk Tembaga blister
dan Dioksida belerang.Tembaga blister ini
dilebur dan dicor menjadi slab, kemudian
diolah secara elektrolitik menjadi tembaga
murni.
34. KROMIUM ( Cr)
Kromium merupakan logam tahan korosi dan dapat
dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium
(krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada
ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan,
seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai
pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh
kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih.•
Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel
menghasilkan baja tahan karat.
Kromium (VI) oksida digunakan untuk pembuatan pita
magnetik digunakan dalam performa tinggi dan standar
kaset audio.
35. Pembuatan
• Logam krom dapat di buat menurut proses
Goldschmidt, yaitu mereduksi Cr2O3 dengan
Aluminium ( proses aluminothermy )
• Persamaan reaksinya:
CrO3(s) + 2Al(s) => Al2O3(s) +
2Cr(s)
• Pada proses ini menghasilkan Kromiumdengan
kemurnian 97-99%.
36. EMAS ( Au)
Kini emas yang menghasilkan radioaktif dimanfaatkan untuk
mengobati penyakit kanker. 198Au dengan paruh waktu selama
2.7 hari dan digunakan untuk terapi kanker dan penyakit
lainnya. Disodium aurothiomalate diberikan melalui lewat otot
(intramuscularly) sebagai terapi arthritis.
Emas dengan kadar murni (24 karat) digunakan untuk
mengangkat sel-sel kulit mati sehingga sel-sel yang telah rusak
akan diperbaharui. (perawatan kecantikan)
37. Mata Uang
Perhiasan (Emas murni terlalu lunak sehingga dicampur
dengan tembaga atau perak atau logam lain). Emas kuning
atau emas merah dibuat dengan dicampur tembaga, emas
putih mengandung paladium, nikel, atau seng.
Sebagai jaminan moneter
Senyawa emas yang paling banyak adalah auric chloride dan
chlorauric acid, yang terakhir banyak digunakan dalam bidang
fotografi untuk membuat tinta dan bayangan perak.
38. Pembuatan
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu
proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari
larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam
proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau
campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering
digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan
emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum
reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:
39. • 4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH• Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari
larutannya dilakukan dengan pengendapan dengan
menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
• 2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Au + 2 NaOH + 2
Na2Zn(CN)4 + H2
2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Ag + 2 NaOH + 2
Na2Zn(CN)4 + H2