Home
Pengetahuan
Sejarah
Awal Mula Munculnya Ideologi Komunis di Indonesia

Awal Mula Munculnya Ideologi Komunis di Indonesia

logo ideologi komunis
Palu Arit (Simbol Komunisme)

Komunis pertama kali muncul dalam gagasan Karl Marx melalui sebuah pemikirannya. Ideologi tersebut pertama kali Karl Marx sampaiakan kepada publik melalui sebuah pamflet di tahun 1848 dengan judul The Communist Manifesto.

Pemikirannya tersebut digagas pada saat Eropa Barat sedang mengalami transisi ekonomi, karena pada saat itu perekonomian di Eropa Barat berubah dari masyarakat yang agraris menjadi mayarakat industri.

Komunis sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Comunis yang artinya milik bersama. Dalam perkembangannya, komunis terbagi menjadi dua aliran, yaitu ; Pertama, aliran sosial demokrat disebut juga sosialisme, yang salah satu tujuannya yaitu membentuk pemerintahan Demokratis Parlementer dengan melakukan pemilihan.

Dan yang kedua adalah aliran komunisme yang bertujuan untuk membuat pemerintahan yang Diktator Proletar yaitu suatu pemerintahan Demokratis Parlementer yang menolak adanya pemilihan. Aliran kedua ini merupakan aliran yang dianut oleh Karl Marx, Lenin, Stalin dan Mao Tse Tung dalam perjuangannya menghapus Kapitalisme.

Karl Marx

Aliran komunisme yang dianut oleh Karl Marx disebut Marxisme, dimana konsep tersebut memiliki konsep dasar yaitu konsep materialisme historis, materialisme dialektis, dan adanya sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai lebih tenaga kerja. Kemudian konsep dasar ajaran Marxisme adalah sebuah perjuangan kelas yang nantinya akan melahirkan sebuah revolusi.

Perkembangan selanjutnya yaitu adanya seorang tokoh bernama Lenin yang berasal dari Rusia. Lenin memiliki pendapat sendiri mengenai ajaran Marxisme. Disebutnya bahwa adanya suatu masyarakat komunis yang tanpa kelas dapat dilakukan dengan cara dipercepat tanpa menunggu lama.

Hal ini berbeda dengan ajaran Marxisme yang berpendapat bahwa suatu revolusi akan terjadi apabila sudah saatnya tanpa harus dilakukannya suatu usaha percepatan. Tetapi Lenin tetap kukuh dengan pendapatnya, bahwa suatu revolusi tidaklah terjadi dengan sendirinya melainkan harus dilakukan dengan adanya usaha-usaha perebutan.

Sehingga Lenin menginginkan adanya suatu partai Komunis sebagai alat untuk sebuah revolusi tersebut. Kesatuan antara pendapat Lenin dan Marx tersebut merupakan apa yang sekarang disebut dengan Komunisme.


Munculnya Partai Komunis di Indonesia

Ideologi atau faham Komunis muncul dan dibawa pertama kali ke Indonesia oleh seorang yang Hendricus Josephus Fransiscus Maria Sneevliet pada tahun 1913. Sneevliet merupakan bekas Ketua Sekretariat Buruh Nasional dan merupakan bekas pimpinan Partai Revolusioner Sosialis di Negeri Belanda.

Dia datang pertama kali ke Indonesia adalah sebagai seorang wartawan di redaksi Soerabajasche Handelsblad. Setelah itu, dia memutuskan untuk pergi ke Semarang, dan disana dia bekerja menjadi seorang sekretaris di sebuah perusahaan dagang.

Pada waktu itu, Semarang merupakan pusat buruh kereta api Vereeniging van Spoor en Tramweg Personeel (VSTP). Dan lewat VSTP tersebut Sneevliet mencoba untuk menyebarluaskan ideologi komunis.

Pada bulan Juli 1914 Sneevliet bersama dengan H.W. Dekker, J.A. Branstedder, P.Bersgma mendirikan sebuah organisasi baru yang radikal yaitu, Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) atau Serikat Sosial Demokrasi Hindia.

Agar bisa mempropagandakan ideologi komunis tersebut, ISDV membuat sebuah surat kabar yang bernama Het Vrije Woord (Suara Kebebasan). Namun usaha-usaha yang dilakukan oleh ISDV tersebut mengalami hasil yang kurang memuaskan.

Ini dikarenakan anggota ISDV terbatas hanya kepada orang-orang Belanda saja. Untuk itu, dalam rangka memperluas pengaruh dan memperbanyak anggotanya, maka ISDV mencoba untuk mendekati organisasi Sarekat Islam (SI) yang pada waktu itu merupakan organisasi yang  cukup besar dengan anggotanya mencapai ratusan ribu orang.


Masuknya Komunisme Ke Organisasi Syarikat Islam

SI merupakan organisasi yang pan-islamisme yang anti kolonialisme dan kapitalisme. Hai ini tentu yang diharapkan oleh organisasi ISDV yang berhaluan komunis. Untuk itu Sneevliet bermaksud menyusup ke-SI dengan mula-mula mendekati dan mempengaruhi pemimpin Sarekat Islam.

Selain terhadap SI, ISDV-pun mengadakan propaganda di lingkungan angkatan Perang, yaitu AD dan AL. Karena aktivitasnya yang dianggap mengganggu keamanan, akhirnya pada bulan November 1918 Sneevliet diusir dari Hindia Belanda.

Meskipun telah diusir, namun Sneevliet setidaknya sudah menanamkan ideologi Komunis di tubuh angkatan perang dan juga Sarekat Islam. Di lingkungan Sarekat Islam, ISDV berhasil mempengaruhi pimpinan Semarang yaitu Semaun dan Darsono yang juga merupakan bagian dari anggota VSTP.

Setelah dirasa mempunyai pondasi, pada tanggal 23 Mei 1920, di Gedung Sarekat Islam Semarang, ISDV mengubah namanya menjadi Perserikatan Komunis di Indie (PKI).

Baca Juga : Dinamika Irian Barat setelah Operasi Trikora Berhasil

Semaun dipilih sebagai ketuanya dan Darsono sebagai wakilnya. Beberapa tokoh ISDV yang merupakan orang Belanda diangkat sebagai pendamping, antara lain seperti Bersgma sebagai sekretaris, Dekker sebagai Bendahara dan A. Baars sebagai anggota.

Media yang digunakan dalam penyampaian ideologi komunis adalah dengan debentuknya redaksi Soeara Ra’jat. Meskipun Semaun dan Darsono telah menjadi pemimpin PKI, namun mereka tetap menjadi ketua Sarekat Islam Semarang, yang sekaligus memimpin media massa Si yaitu Sinar Hindia.

Aktivitas PKI dan SI Semarang berjalan secara berdampingan. SI Semarang banyak mendirikan sekolah-sekolah SI, namun kepada murid-muridnya banyak diajarkan ideologi-ideologi komunis, salah satunya adalah dengan diajarkannya lagu Internasionale yaitu lagu Komunis.


Sumber :
Buku  Komunisme di Indonesia Jilid I (Saleh As’ad Djamhari, dkk. 2009)

No comments

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
close