Persentase Penggunaan Bahasa Daerah di Bangka Belitung Turun, Kemungkinan Ini Alasannya

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Lebih dari 90 persen penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mampu berbahasa Indonesia.

Rinciannya, sebanyak 98,22 persen masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki kemampuan berbahasa Indonesia atau bisa berbahasa Indonesia.

Sementara, penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan keluarga sebesar 93,87 persen.

Sedangkan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan tetangga atau kerabat sebesar 93,19 persen.

Hal tersebut dikemukakan Statistisi Ahli Muda Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (BPS Babel), Desiana Arbani Safari, berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dia menyebut bahwa secara keseluruhan, masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan mayoritas penduduk mampu berbahasa Indonesia.

Akan tetapi, berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penggunaan bahasa daerah antar generasi Pre-boomer (lahir pada 1945 dan sebelumnya) ke generasi Post Gen Z (lahir 2013 ke atas), semakin berkurang.

"Persentase penutur bahasa daerah antar generasi Pre-boomer ke generasi Post Gen Z semakin berkurang. Penggunaan bahasa daerah, baik di keluarga maupun di tetangga atau kerabat, menunjukkan persentase yang semakin menurun," kata Desiana kepada Bangkapos.com, Rabu (1/2/2023).

Namun demikian, lebih dari 90 persen penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mulai dari generasi Post Gen Z hingga Pre Boomer, mampu berbahasa Indonesia.

Dia menyebut, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi dengan berbagai macam suku bangsa, dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

"Kemungkinan sisanya, banyak generasi Post Gen Z menggunakan bahasa lain, seperti bahasa gaul, kemudian terutama Bahasa Indonesia," sebutnya.

Bahasa Ibu

Sementara itu, Agung (20), warga Kota Pangkalpinang, mengaku kini memang lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia dibandingkan bahasa daerah.

Dia menyebut, tuntutan pekerjaan dan dunia luar membuatnya lebih nyaman pakai bahasa Indonesia.