Spasium Wajah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Nama : Jefrizal Wirman NIM : 0608120140 Infeksi Odontogenik dan Spasium Wajah Infeksi merupakan proses masuknya mikroorganisme

ke dalam tubuh, dan selanjutnya mikroorganisme tersebut mengadakan penetrasi dan menghancurkan host secara perlahanlahan, hingga berkembang biak. Abses merupakan infeksi yang gambaran utamanya berupa pembentukan pus. Pus merupakan pertahanan efektif terhadap penjalaran infeksi dan cenderung berpindah akibat pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal atau lapisan otot dekat permukaan. Abses pada rongga mulut dapat terjadi akibat infeksi dentoalveolar.Infeksi dentoalveolar dapat didefinisikan sebagai infeksi pada gigi dan jaringan sekitarnya (seperti periodontium dan tulang alveolar) yang menghasilkan pus. Salah satu bentuk dari kondisi ini adalah abses dentoalveolar. Saat infeksi melewati akar gigi dan ligamentum periodontal apikal maka akan timbul osteomyelitis localized apical. Kerusakan tulang pada osteomyelitis mempunyai kesamaan dengan proses nekrosis pada inflamasi pulpa gigi. Pada dasarnya peningkatan tekanan hidrostatik disebabkan oleh transudasi cairan ekstraseluler yang diikuti dengan eksudasi selsel inflamasi sehingga mengganggu masuknya aliran darah yang baru pada regio tersebut. Pada jaringan lunak peningkatan tekanan cairan interstitial dapat dikurangi oleh pembengkakan. Apabila jaringan lunak telah terisi oleh struktur keras yang termineralisasi seperti rongga medulla tulang atau kanal pulpa, peningkatan tekanan tidak dapat dihindari. Sehingga pulpa atau jaringan lunak medulla mengalami kematian akibat iskemik. Jaringan yang mati tersebut memperoleh makrofag atau histiocytes pada proses kemotaksis. Jaringan yang termineralisasi menghalangi penggabungan makrofag dan berdiferensiasi ke dalam osteoklas yang meresorbsi mineral tulang. Proses nekrosis dan resorpsi tulang meluas dengan pola melingkar hingga mencapai korteks tulang. Pada titik ini proses resorpsi tulang diperlambat oleh jaringan mineral padat sehingga menyebabkan perubahan bentuk kavitas tulang. Saat lapisan cortex bony berhasil ditembus, maka proses infeksi dapat berlanjut ke jaringan lunak.Bakteri patogen yang memicu proses inflamasi autolitik ini akan tetap ada di semua tingkatan infeksi. Bakteri ini tidak hanya menyebarkan proses inflamasi melalui produk antigen ,tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan tulang secara langsung. Streptococcus umumnya ditemukan pada tahap awal infeksi, dimana bakteri ini menyerang jaringan melalui penggabungan

hyaluronidase yang menyebabkan rusaknya glikoprotein ekstraseluler dari jaringan ikat. Saat streptococcus dalam tahap pertumbuhan, bakteri ini memberikan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan flora anaerobik infeksi odontogenik. Flora tersebut mengolah oksigen lokal dan zat-zat metabolisme untuk membuat lingkungan menjadi lebih asam. Flora ini juga menghasilkan produk nutrien untuk bakteri anaerobik yang muncul setelah tiga hari timbulnya gejala klinik. Bakteri anaerobik seperti prevotella dan porphyromonas spp, menghasilkan collagenase yang dapat menghancurkan kolagen sebagai matriks protein ekstraseluler jaringan ikat terbanyak. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kegawatan infeksi odontogenik adalah: Jenis dan virulensi kuman penyebab Daya tahan tubuh penderita Jenis dan posisi gigi sumber infeksi Panjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot Adanya tissue space dan potential space

Secara garis besar rahang atas berhubungan erat dengan struktur-struktur di sekitarnya. Hubungan ini yang membantu proses penjalaran infeksi dan abses odontogenik menjadi lebih cepat.

Spasium wajah adalah daerah berlapis fasia yang dapat terisi atau ditembus oleh eksudat purulen. Daerah ini merupakan ruang potensial yang tidak ada pada orang sehat, tetapi terisi selama infeksi. Beberapa di antaranya mengandung struktur neurovaskular dan dikenal sebagai kompartemen. Sedangkan bagian yang diisi oleh jaringan ikat jarang disebut celah. Spasium wajah yang langsung terlibat pertama kali dikenal sebagai spasium wajah primer baik pada maksila maupun mandibula. Sedangkan perluasan infeksi melebihi daerah spasium primer ini adalah ke daerah spasium sekunder. Spasium wajah yang terlibat dalam infeksi odontogenik a. Spasium primer maksila 1. Spasium kaninus 2. Spasium bukal 3. Spasium infratemporal b. Spasium primer mandibula 1. Spasium submental 2. Spasium bukal 3. Spasium submandubular 4. Spasium sublingal c. Spasium sekunder wajah 1. Spasium maseter 2. Spasium pterigomandibular 3. Spasium dalam 4. Spasium faringeal lateral 5. Spasium retrofaringeal 6. Spasium prevertebra temporal superfisial dan

Pada penyebaran infeksi odontogenik arah tembusan pada korteks tulang rahang ditentukan oleh ketebalan tulang di sekitar apeks gigi dan hubungannya antara tempat terjadinya perforasi dengan perlekatan muskulus pada tulang maksila dan madibula. Tempat perforasi umumnya di daerah bukal karena tulang bagian bukal lebih tipis. Tetapi dari akar palatal molar maksila perforasi lebih sering ke arah palatal sedang pada molar kedua dan ketiga mandibula lebih sering kerjadi ke arah lingual

Anda mungkin juga menyukai