1.struktur Benih
1.struktur Benih
1.struktur Benih
Disusun Oleh : Agroteknologi A Kelompok 3 Nadia Nurindah Apriyanti Onicius Tua Siregar Rosdiana Anjani Febrina Putri V.T 150510110001 150510110011 150510110017 150510110024
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Benih merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang dilengkapi dengan organisasi yang teratur rapi dan memiliki cadangan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya diproduksi dengan teknikteknik tertentu sehingga memenuhi persyaratan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Secara fungsional benih memilki perbedaan dengan biji. Biji digunakan sebagai bahan makanan sedangkan benih digunakan sebagai alat perbanyakan generatif. Dalam kingdom plantae terdapat dua kelas tumbuhan berbiji, yaitu angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Angiospermae terdiri dari dua subkelas yaitu monokotil dan dikotil yang masing-masing memiliki perbedaan pada struktur dan morfologi benih. Pengetahuan tentang struktur benih masing-masing subkelas tanaman tersebut akan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur tersebut. Biji tanaman dikotil seperti kacang-kacangan, apabila terbelah menjadi dua, akan didapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio. Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil, seperti jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma. Biji merupakan bagian terbesar dari benih, sehingga pemahaman mengenai hal tersebut sangatlah diperlukan. Dengan adanya biji ketidaktergantungan tanaman terhadap generasi berikutnya dimulai. Benih mengandung tanaman mini yang dilengkapi struktur dan bagian-bagian yang sesuai dengan peranannya sebagai unit penyebaran atau perbanyakan. Disamping itu dilengkapi pula dengan cadangan makanan yang mendukung pertumbuhan tanaman muda sampai
tanaman dewasa dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri sebagai organisme autotropik. Oleh karena itu pemahaman mengenai struktur dan bagian-bagian benih sangatlah diperlukan karena hal tersebut berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan benih menjadi individu baru yang utuh dan bersifat autotrop. Dengan mengetahui hal tersebut benih sebagai media perbanyakan generatif diharapkan dapat terjaga kualitasnya dengan baik, sehingga setiap struktur dan
bagian-bagian didalamnya tidak mengalami kerusakan untuk menunjang terbentuknya suatu tanaman baru yang sehat. 1.1 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami struktur benih dan kecambah serta bagian-bagiannya, terutama struktur dan bagian-bagian benih kacang tanah (Arachis hypogea).
II. TINJAUAN PUSTAKA Biji merupakan ovule yang dewasa, terbentuk satu atau lebih didalam satu ovari pada legume, namun tidak pernah terbentuk lebih dari satu biji didalam ovari pada tanaman yang termasuk subkelas monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri dari sedikitnya 3 bagian utama, diantaranya : (1) Kulit Benih (Seed Coat; Testa) Bagian luar benih dibatasi oleh sebuah struktur pembungkus atau lapisan pelindung yang berkembang dari integument atau perpaduan dari kulit buah (dinding ovary) atau pericarp dengan kulit biji yang sesungguhnya bersatu dengan tangkai ovule. Kulit biji memiliki 2 lapisan, yaitu lapisan dalam tipis, berselaput dan lunak sedangkan lapisan luar tebal dan keras. Fungsi dari kulit biji diantaranya adalah sebagai berikut : a) Melindungi bagian luar benih dari benturan, gesekan, sentuhan mekanis dan kondisi lingkungan. b) Mengatur kondisi benih agar terhindar dari OPT dan menghambat masuknya jasad renik kedalam benih. c) Mengatur kecepatan penyerapan air komponen bagian dalam benih. d) Mengatur kecepatan masuknya oksigen, karbondioksida, dan gas lain yang dibutuhkan untuk metabolisme. e) Mengatur waktu perkecambahan dengan menyebabkan benih mengalami dormansi. (2) Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanann, yaitu kotiledon (kelas dikotiledoneae), endosperm (kelas monokotiledoneae) dan perisfern (famili Chenopodiaceae dan caryophyllaceae), scutellum (grasse; rumput-rumputan). Jaringan penyimpan cadangan makanan mengandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. a. Kotiledon Kotiledon ini terdapat pada kacang-kacangan (Legumes), semangka (Citrulus vulgaris Schard), labu (Cucurbita pepo L.). Pada biji kedelai, kacang tanah, alfalfa, clover, bunga matahari, peas yang sudah matang Laporan Praktikum Teknologi Perbenihan I | Struktur Benih 4
,endosperm tidak ditemukan lagi karena sudah habis diserap oleh embrio untuk pertumbuhannya sebelum perkecambahan. Biji-biji ini pada waktu matang hanya mempunyai: kotiledon, embrio (terdiri dari plumulae dan radikula), dan kulit biji (seed coat/testa). Pada biji-biji ini makanan cadangan disimpan pada kotiledon atau juga sedikit pada embryonic axis sendiri. Biji-biji tipe ini akan berkecambah relatif lebih cepat, karena proses pencernaan sudah terjadi lebih dahulu. Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula. b. Endosperm Endosperm adalah suatu jaringan penyimpanan makanan
cadangan (storage tissue) yang mana diserap oleh e m b r i o s e b e l u m a t a u s e l a m a perkecambahan biji dan selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda. Jaringan penyimpan makanan ini terdapat pada: jagung, gandum, kelapa (bagian dalam yang berwarna putih dan dapat dimakan adalah merupakan endospermnya), padi, oats, sorghum, jarak, dan golongan serealia lainnya. Endosperm dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan penyimpan makanan cadangan yang mana diserap oleh embrio sebelum dan atau selama proses perkecambahan biji. Jadi endosperm selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda yang kemudian habis diserap atau tidak oleh embrio sewaktu pertumbuhannya. Biji-biji tipe ini akan berkecambah relatif lebih lambat, karena proses penyerapan air dan pencernaan tidak akan terjadi atau baru dimulai sewaktu biji tersebut dikecambahkan. c. Perisperm Jaringan penyimpan cadangan makanan tipe ini terdapat pada: familia Chenopodiaceae (Beta vulgaris L.; Spinacia oleraceedae L.) dan familia Caryophyllaceae (Dianthus sp.; Agros temaa sp). Disini
sewaktu ovule sedang tumbuh, embrio juga tumbuh, nucellus tidak habis dipakai untuk pertumbuhan tersebut, adakalanya berkembang, sehingga terbentuk suatu jaringan yang disebut perisperm dan masih terdapat pada biji di waktu matang. d. Gametophyte Betina yang Haploid. Tipe ini terdapat pada kelas Gymnospermae misalnya pada pinus (Pinus sp), di mana pinus mempunyai 15 kotiledon. Pada rumputrumputan (Grasses) kotiledon yang seperti perisae disebut scutellum. Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari: karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan persentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji. Misalnya pada bunga matahari kaya akan lemak, kacang-kacangan kaya protein, dan pada serealia kaya akan karbohidrat. (3) Embrio ; Berasal dari telur yang dibuahi (Zygote), yaitu bersatunya gemet jantan dan gamet betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang perkembangannya sempurna akan terdiri dari struktur-struktur, calon pucuk (plumulae), calon akar (radikula), cadangan makanan dsb. Fungsi biji adalah untuk reproduksi atau memperbanyak diri, oleh karena itu ada organ biji yang dapat mengaktifkan pertumbuhan dan pembelahan sel, yaitu: poros embrio. Disebut poros embrio karena pertumbuhannya dapat diaktifkan kedua arah yaitu untuk pertumbuhan akar dan batang. Poros embrio merupakan bagian-bagian yang sangat kecil dibandingkan dengan biji. Bagian-bagian embrio: a. Pada tanaman monokotil embrio terdiri atas: 1/. Endosperm (scutellum), 2/. Embryonic axis terdiri atas: coleoptiles, plumule, seminal root, radical, coleorhizae. Pada padi, gandum, sorghum, oats, barley, dan rye embryonic axis tidak mempunyai seminal root. b. Pada tanaman dicotyledoneae embryo terdiri atas: 1/. Kotiledon, 2/. Embryonic axis yang terdiri atas: plumule (epikotil), radicle (hipokotil).
III. METODE 3.1.Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 21 September 2012 yang bertempat di laboratorium benih gedung Budidaya Pertanian lantai tiga Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Pada pukul 13.00 WIB. 3.2.Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah satu buah pisau cuter. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah (Arachis hypogea) sebanyak 2 butir. 3.3.Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Satu butir benih dibiarkan tidak dibelah sehingga terlihat bentuk utuh dari benih kacang tanah (Arachis hypogea) tersebut. 2) Satu butir benih kacang tanah (Arachis hypogea) lainnya dibelah dengan
menggunakan pisau cuter sehingga bagian kotiledon benih kacang tanah terbagi menjadi dua, dan terlihat jelas bagian-bagian dari benih tersebut. 3) Amati dan gambar bentuk benih utuh serta amati dan gambar bagian-bagian benih dalam keadaan terbelah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan terlihat jelas perbedaan dari masing-masing bagian dalam struktur benih kacang tanah (Arachis hypogea) yang masih utuh dan telah terbelah menjadi 2 bagian, seperti terlihat pada gambar (1) dimana masing-masing memiliki peranan yang berbeda . Benih kacang tanah (Arachis hypogea) termasuk kedalam golongan tanaman dikotil (memiliki kotiledon sebanyak 2 keping) .
Sumber : waynesword.palomar.edu
Struktur Benih Kacang Tanah Pada benih kacang tanah terlihat jelas selaput benih berwarna keputihan, plumula yang menjadi bakal daun serta radikula yang menjadi bakal akar, yang paling luas bentuknya adalah kotiledon karena mengisi sebagian besar dari struktur benih secara keseluruhan. Biji kacang tanah terdapat di dalan polong. Kulit luar (testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di dalamnya. Biji terdiri atas lembaga dan keping biji, diliputi oleh kulit ari tipis (tegmen). Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam polong. Warna kulit biji bervariasi: merah jambu, merah, cokelat, merah tua, dan ungu. Secara rinci bagian-bagian dari benih kacang tanah adalah sebagai berikut : 1. Spermodermis (Testa ; Kulit Benih)
Testa (kulit benih) biasanya berkembang dari integumentum (selaput bakal biji). Testa pada kacang tanah (Arachis hypogea) berupa selaput tipis yang menyelubungi benih. Pada tanaman angiospermae kulit benihterdiri dari dua lapisan yaitu lapisan kulit luar sebagai pelindung bagian dalam biji dengan sifat tipis, kaku, keras seperti kayu atau batu, dan tegmen berupa lapisan kulit dalam yang biasanya tipis berupa selaput . 2. Kotiledon (Daun Lembaga) Kotiledon (daun lembaga) merupakan salah satu jaringan cadangan makanan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan benih, dimana kotiledon mengisi sebagian besar bagian benih. Fungsi kotiledon adalah sebagai berikut : a) Tempat makanan cadangan ; kotiledon (daun lembaga) menjadi tebal, sehingga serigkali disebut sebagai keping biji yang sebenarnya tidak tepat. b) Tempat Fotosintesis ; kotiledon (daun lembaga) pada saat berkecambah tumbuh menjadi hijau, dan baru jatuh paa waktu yang agak lama. c) Sebagai penghisap zat makanan dari pituh lembaga dan tidak langsung tampak dari luar serta tidak memperlihatkan keping biji. 3. Plumulae (Pucuk Lembaga) Plumulae dari embrio ada yang terlihat jelas dan ada yang tidak terlihat jelas karena hanya berupa titik tumbuh pada ujung batang lembaga. 4. Radikula (Akar Lembaga) Radikula (akar lembaga) merupakan calon akar yang akan menjadi radix primaria (akar tunggang). Radikula tumbuh menembus kulit biji melalui mycropyl. 5. Hipokotil Hipokotil merupakan Calon batang utama pada suatu tumbuhan. 6. Epikotil Epikotil merupakan bagian diantara plumulae (pucuk lembaga) dan hipokotil.
V. KESIMPULAN Benih merupakan struktur yang kompleks sebagai bakal calon individu baru yang dilengkapi dengan struktur dan bagian-bagian yang masing-masing memiliki peranan yang berbed-beda dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan benih. Benih kacang tanah terdiri dari bagian kulit benih (seed coat;testa) sebagai pelindung benih dari pengaruh buruk lingkungan, gangguan mekanis ataupun dari serangan OPT, Kotiledon sebagai jaringan cadangan makanan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan benih, plumulae sebagai pucuk lembaga yang berperan menjadi titik tumbuh, hipokotil sebagai calon batang utama, epikotil yang merupakan bagian diantara hipokotil dan plumulae, serta radikula calon akar yang akan menjadi radix primaria. Struktur benih dikotil berbeda dengan struktur benih monokotil, dimana perbedaan paling mendasar adalah jumlah keping kotiledonnya. Benih kacang tanah (Arachis hypogea), termasuk tanaman dikotil, dimana benih tersebut memiliki 2 keping kotiledon
VI. DAFTAR PUSTAKA Amstrong, W.P. 2009. The Peanut: A Subterranean legume. Diakses online melaui http://waynesword.palomar.edu/ecoph8b.htm, pada hari Selasa tangal 27 November 2012, jam 19.12 WIB. Kamil, Journal.19979. Teknologi Benih I, Universitas Andalas. Padang. Kamil. J. 1986. Teknologi Benih Angkasa. Bandung Kastasapoetra. Ance. G. 1989. Teknologi Benih (Pengelolaan Benih dan Tuntutan Praktikum). PT Bina Aksara, Jakarta. Suena, W M.Sc., Ph.D.2005. Modul I Teknologi Benih. Dikses online http://www.fp.unud.ac.id/ind/wpcontent/uploads/mk_ps_agroekoteknologi/teknologi_benih/MODUL_I_TE KNOLOGI_BENIH_2005.pdf, pada hari Selasa tanggal 27 November 2012, jam 05.30 WIB. melalui