Uji Kekuatan Tumbuh Benih Terhadap Kekeringan-1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan tumbuh secara normal yaitu ketika benih tersebut menunjukkankemampuan


untuk tumbuh dan berkembang menjadi bibit tanaman dan tanaman yang baik dan normal, pada
lingkungan yang telah di sediakan yang sesuai bagi kepentingan pertumbuhan dan perkembangannya.
Kekuatan tumbuh benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi
lingkungan yang kurang menguntungan sehingga diharapkan dapat tumbuh secara normal
meskipun lingkungan pada kondisi sub optimum. Pada tanah yang mengandung kadar garam
tinggi terutama NaCl dapat menyebabkan terhambatnya perkecambahan hal ini dipengaruhi
oleh tekanan osmose. Metode tekanan osmose tinggi dapat digunakan untuk menduga
ketahanan benih terhadap kekeringan dan ketahanan terhadap salinitas. Benih yang kuat dapat
tumbuh dengan baik dan merata dalam kondisi kekuranagn air dan yang kurang kuat tidak
tumbuh. Penilaian kekuatan tumbuh benih digolongkan atas kecambah kuat, kurang kuatr,
abnormal dam mati. Untuk memudahkan penilaian kelompok kecambah yang dinilai terlebih
dahulu digolongkan atas kecambah normal selanjutnya dibagi untuk kecambahkuat dan
kurang kuat. Kecambah yang abnormal digolongkan sebagai kecambah mati. Penilaian kuat dan
kurang kuat dilakukan dengan membandingkan kecambah satu dengan lainnya dalam substrat.

1.2 Tujuan
- Untuk mengeahui ketahanan benih terhadap kekeringan dan salinitas tinggi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Proses perkecambahan benih merupakan suatu gejala pertumbuhan akibat proses


fisiologis dan biokimia yang terjadi di dalam benih dan merupakan suatu awal yang penting
untuk kehidupan tumbuhan tersebut. Proses fisiologis dan biokimia yang terjadi pada benih
dipengaruhi oleh kualitas benih itu sendiri dan kondisi lingkungan perkecambahan (Ashari,
1995).
Untuk mengetahui kemampuan tumbuh benih guna menghindari kegagalan
pertumbuhannya di lapang, karena kondisi di lapang begitu heterogen tidak seperti kondisi di
laboratorium yang terkontrol, perlu dilakukan pengujian benih sebelum ditanam di lapang
(Sadjadefa/., 1999). Benihbermutu merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
penting dalam budidaya tanaman (Kuswanto, 1997). Pengujian benih dimaksudkan agar
benih yang ditanam dapat menghasilkan tanaman yang seragam dengan hasil panen yang
maksimal serta mempunyai kualitas yang baik.
Pengujian viabilias benih sebelum di tanam di lapang mencakup pengujian daya
kecambah dan kekuatan tumbuh (vigor) benih. Pengujian daya kecambah akan memberikan
informasi tentang kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi normal pada kondisi
lingkungan yang optimum. Pengujian vigor atau kekuatan tumbuh bertujuan untuk
menduga kemampuan tanaman tumbuh dan berproduksi dengan normal pada kondisi
suboptimum (Sadjad, 1994).
Salah satu cara perlakuan benih sebelum ditanam adalah osmoconditioning yang
dimaksudkan untuk mengaktifkan kegiatan metabolisme benih sehingga benih tersebut siap
memasuki fase perkecambahan (Ilyas, 1994). Menurut Kerns et al. (1999), osmoconditioning
merupakan proses penambahan air secara terkontrol dengan cara merendam benih pada
larutan osmotik sebelum ditanan untuk merangsang kegiatan metabolisme dalam benih
sehingga benih siap untuk berkecambah. Perlakuan benih dengan osmoconditioning dapat
meningkatkan kecepatan dan keserempakan perkecambahan serta mengurangi tekanan
lingkungan yang kurang menguntungkan (Khan, 1992).
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga
dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Di Indonesia semakin sering dijumpai
tanah salin akibat akumulasi garam yang tinggi di lapisan permukaan. Semua jenis tanah
yang tersebar di daerah arid dan semi arid serta sepanjang pesisir pantai dapat berkembang
menjadi tanah salin dengan akumulasi garam yang tinggi di lapisan permukaan. Masalah
salinitas timbul apabila konsentrasi NaCl, Na2CO3, Na2SO4 dan garam-garaman Mg
terdapat dalam jumlah berlebihan.
Bintoro et al. (1990) menyatakan bahwa toleransi tanaman terhadap salinitas tergantung
pada jenis dan tingkat pertumbuhan tanaman. Dengan kata lain tanaman mempunyai batas
toleransi yang berbeda terhadap salinitas. Kebanyakan tanaman pertanian sangat peka
terhadap kandungan garam dalam tanah. Benih yang ditanam di daerah yang mempunyai
salinitas tinggi sangat sulit atau tidak dapat berkecambah sama sekali. Hal ini disebabkan
terhambatnya serapan air oleh benih dan terjadi keracunan oleh ion-ion yang menyusun
garam tersebut.
Uji salinitas merupakan suatu cara pengujian daya kecambah benih di lingkungan yang
tertekan atau merugikan bagi benih. Salah satunya dengan menggunakan larutan garam yang
disemprotkan pada substrat tempat tumbuh benih sehingga lingkungan tempat tumbuh
menjadi tidak menguntungkan bagi benih. Biasanya benih juga direndam dahulu ke dalam
larutan garam. Dari pengujian ini kita dapat mengetahui persentase vigor benih, deterioasi
benih, dan kualitas benih.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum dengan judul ” Uji Kekuatan Tumbuh Benih Terhadap Kekeringan”
dilaksanakan pada 18 April 2019 pukul 07.15 WIB - Selesai yang bertempat di
Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan :
- Benih padi seni emas
- Benih padi air mas
- Benih padi kemangi
- Benih kedelai anjasmoro
- Benih kedelai detam 3
- Benih kacang hijau kutilang
- Larutan NaCl
- Air

Alat :

- Susbstrat kertas
- Plastik
- Nampan
- Cawan
- Germinator

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buat larutan U1 yaitu kontrol, U2 larutan garam NaCl 58,5 g/L dan U3 larutan garam
NaCl 11,7/200 ml
3. Substrat kertas direndam dalam larutan garam NaCl sampai merata sebanyak 3 lembar
4. Taburkan benih diatas kertas tersebut masing-masing 25 butir dengan memakai
metode UKDdp, dibuat 3 ulangan
5. Kemudian dikecambahkan pada alat perkecambahan (germinator)
6. Lakukan penyemprotan dengan larutan garam agar kondisi tetap lembab
7. Sebagai indikator dibuat pembanding sebagai control (substrat dibasahi dengan air
biasa)
8. Amatilah benih yang berkecambah normal, kuat, lemah dan mati setelah 7 hari benih
dikecembahkan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Variabel Benih Yang Diamati


Tumbuh Tumbuh Mati
No Benih Yang Digunakan Tumbuh Kuat
normal Lemah
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3
1 Benih padi kemangi 9 - - 11 - - 5 - - - 25 25

2 Benih padi air mas 6 - - 4 - - 4 - - 11 25 25

3 Benih kedelai anjasmoro 1 - - - - - 4 - - 20 25 25

4 Benih kacang hijau 3 - - 5 - - 13 - - 4 25 25


kutilang

5 Benih kedelai detam 3 10 - - 8 - - 6 - - 1 25 25

6 Benih padi seni emas 4 - - 4 - - 14 - - 3 25 25

Perhitungan

Rumus :

Benih padi kemangi Benih padi air emas

U1 U1

U2 U2

U3 U3

Benih kedelai anjasmoro Benih kacang hijau kutilang

U1 U1
U2 U2

U3 U3

Benih kedelai detam 3 Benih padi seni emas

U1 U1

U2 U2

U3 U3

Kn = kuat + lemah

Benih padi kemangi Benih padi air mas

U1 = 11 + 5 = 16 U1 = 4 + 4 = 8

U2 = 0 + 0 = 0 U2 = 0 + 0 = 0

U3 = 0 + 0 = 0 U3 = 0 + 0 = 0

Benih kedelai anjasmoro Benih kacang hijau kutilang

U1 = 0 + 4 = 4 U1 = 5 + 13 = 18

U2 = 0 + 0 = 0 U2 = 0 + 0 = 0

U3 = 0 + 0 = 0 U3 = 0 + 0 = 0
Benih kedelai detam 3 Benih padi seni emas

U1 = 8 + 6 = 14 U1 = 4 + 14 = 18

U2 = 0 + 0 = 0 U2 = 0 + 0 = 0

U3 = 0 + 0 = 0 U3 = 0 + 0 = 0

DAFTAR PUSTAKA

Politeknik Negeri Jember. 2012. BKPM Dasar-dasar Teknologi Benih. Polije. Jember
http://rindangcodot.blogspot.com/2011/11/daya-kecambah-dan-indeks-vigor.html http://www.
tiomerauke.co.cc/2011/05/pengujian-daya-kecambah-benih.html
Sutopo, Lita. 1999. Teknologi Benih. Rajawali pers: Jakarta.
Bintoro, M.A. 1983. Pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan tanaman terong Senryo dan
Akanasu. Buletin Agronomi, Bogor. 14 (1) : 31-34.
Danuarti, 2005. Uji Cekaman Kekeringan Pada Tanaman. Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1.
Gedoan SP, Indradewa D dan Syukur A. 2004.Tanggapan Varietas Kacang Tunggak
Terhadap Cekaman Salinitas. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Jurnal
Agrosains. Vol 17 (1):1 Ismail I. 1998.
Kamil, J. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa, Padang. 321 hlm.
Kuswanto H. 1996. Dasar-dasar Teknologi Produksi dan Sertifikasi Benih. Edisi ke-1.
ANDI. Yogyakarta. Hlm 190.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia, Jakarta
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai