Step 1 Engine Service (Bhs Indo)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Engine Service

Engine Service

Hak Cipta oleh Hyundai Motor Company. Alih bahasa oleh Training Material & Development.
Buku ini tidak boleh perbanyak tanpa persetujuan dari Hyundai Motor Company.

http://training.hmc.co.kr
[email protected]

1 Training Support & Development


Engine Service

Bab 1. Pemeriksaan di kendaraan Lampiran 1

1. Nomer Identitas Kendaraan (VIN) 1. Penggunaan Vernier caliper


2. Nomer Identitas Engine (EIN) 2. Penggunaan Micrometer
3. Pemeriksaan Engine oil 3. Penggunaan Dial gauge
4. Pengetesan Pengapian 4. Unit Symbol
5. Unit Persamaan
5. Pengetesan kerja Injector
6. Pemeriksaan putaran stasioner
7. Pemeriksaan waktu pengapian
8. Pengetesan keseimbangan tenaga Engine Lampiran 2
9. Pengetesan kerja pompa bahan bakar
Lembar Praktek
10. Pengetesan tekanan bahan bakar
11. Pengetesan kompresi Cylinder

Bab 2. Cylinder Head


1. Penyetelan celah Valve
2. Penyetelan MLA shim
3. Melepas dan mengencangkan baut
Cylinder head
4. Metode pengencangan baut
5. Mengukur kerataan cylinder head
6. Pemeriksaan kelurusan camshaft
7. Pengukuran cam lift

Bab 3. Timing System


1. Pemeriksaan Timing belt
2. Perhatian saat pemasangan Timing belt

Bab 4. Crankshaft
1. Perhatian saat melepas dan
mengencangkan main bearing cap
2. Mengukur celah oil crankshaft
3. Mengukur end play atau celah thrust
bearing
4. Memeriksa kelurusan crankshaft

Bab 5. Piston, Piston Ring dan Cylinder


1. Mengukur gap ujung piston ring
2. Mengukur side clearance piston ring
3. Perhatian saat memasang piston ring
4. Mengukur keausan cylinder

2 Training Support & Development


Engine Service

Bab 1 H HACI(HYUNDAI CANADA)

L HAOS(HYUNDAI TURKEY)
Pemeriksaan di kendaraan
M HMC (HYUNDAI KOREA)

c. Tipe kendaraan
1. Nomer identitas kendaraan H : Passenger car
(VIN)
2. Line and drive

W : EF SONATA

3. Model & Series


L : Standard (L) or Wagon
M : Deluxe (GL)
N : Super deluxe (GLS)

4. Tipe body
4 : Sedan 4DR

Nomer identitas kendaraan (VIN) terletak di 5. Restraint system


bagian atas ruang engine. Nomer identitas 3 - Driver side : A/ Belt + A/Bag,
kendaraan terdiri dari 17 digit
Passenger side : P/Belt

4 - A/ Belt + A/ Bag (Driver side +

Passenger side)

5 - Depowered A/Bag
1. W.I.C. (World manufacture’s ldentification [Catatan]
Code
A/Belt : Active belt
a. Negara P/Belt : Passive belt
A/Bag : Air bag
Kode Penjelasan
6. Tipe Engine
K KOREA B : G 2.0 I4
D : G 2.4 I4
M INDIA F : G 2.7 V6
N TURKEY 7. Sisi pengemudi
P : LHD (Left hand driver)
2 CANADA
R : RHD (Right hand driver)
b. Perusahaan
8. Tahun pembuatan
Kode Penjelasan Y - 2000 Model Year 2 - 2002 Model
Year
A HMI (HYUNDAI INDIA) 1 - 2001 Model Year 3 - 2003 Model
Year

3 Training Support & Development


Engine Service
9. Pabrik 3. Oli Engine
A - ASAN (KOREA)
Penggantian
10. Nomer urut produksi 000001 - 999999
1. Lepas tutup pengisian oli dan drain plug.
Keluarkan Oli engine.

2. Nomer identitas engine 2. Kencangkan drain plug sesuai spesifikasi.

3. Momen pengencangan baut oil pan

35 ~ 45 Nm (350 ~ 450 kg.cm)

Nomer identitas engine terdiri dari 11 digits.

4. Isi oli mesin baru melalui lubang pengisian.


Jangan melebihi dari spesifikasi karena
bisa menyebabkan masuk angin dan
1. Bahan bakar hilangnya tekanan oli.

G - Gasoline 5. Pasang tutup pengisian oli.

2. Engine range 6. Hidupkan dan jalankan mesin

4 - In line 4 cycle 4 cylinder 7. Matikan mesin kemudian periksa jumlah oli.


Tambahkan bilamana perlu.
6 - V type 4 cycle 6 cylinder
Pemeriksaan jumlah oli
3. Engine development order

J - Sirius engine

B - Delta engine

4. Kapasitas Engine A - 2656 ccP - 1997 ccS -


2351 cc

5. Tahun produksi 1 – 2001

2– 2002

6. Nomer urut produksi


1. Kondisi pemeriksaan
000001 - 999999
- Kendaraan diparkir pada permukaan rata

4 Training Support & Development


Engine Service
- Tunggu kira-kira 10 menit setelah engine
dimatikan dan periksa 2~3 kali

2. Periksa jumlah oli dengan dipstick.

3. Level oli harus antara max dan min (F dan


L)

4. Spark test
1. Untuk memeriksa kerja ignition system.
2. Lepas kabel tegangan tinggi dari spark plug.
3. Periksa api yang terjadi dari kabel tegangan
tinggi.
4. Tambahkan oli bila perlu.
Perhatian! Tegangan tinggi
5. Jangka waktu penggantian oli

Setiap 7,500km pada kondisi normal

Setiap 5,000km pada kondisi berat

* Kondisi berat ?
Kendaraan sering jalan dengan jarak
pendek
Kendaraan sering pada jalan tidak beraspal
Sering Idle dalam waktu lama
Kendaraan sering jalan pada jalan yang
berat

Penggantian engine oil filter 5. Pengetesan kerja injektor


1. Gunakan filter wrench untuk melepas oil Suara Injector
filter. 1. Untuk memeriksa kerja injector.
2. Sebelum memasang oil filter baru pada 2. Tempelkan stethoscope atau obeng pada
engine, oleskan oli baru pada permukaan oil injector saat engine hidup.
seal. 3. Suara kerja dari plunger atau needle valve
3. Kencangkan oil filter sampai batas dapat diperiksa.
spesifikasi. Momen pengencangan : 12 ~ 16
Nm (120 ~ 160 kg.cm, 9 ~ 12 lb.ft)
4. Hidupkan dan jalankan engine dan periksa
dari kebocoran oli
5. Setelah mematikan engine, periksa jumlah
oli dan tambahkan bila perlu.

5 Training Support & Development


Engine Service
kondisi idle, RPM dan torque rendah dan
reaksi dari engine mungkin gampang terlihat.
Juga, idle RPM mungkin dapat diperiksa saat
idle dan informasi sehubungan effects dari
problem dapat di periksa.

1. Kondisi pemeriksaan
Engine mencapai temperatur kerja
Semua beban electrical off
A/T : “P” atau “N”
Ignition timing normal
Pemeriksaan kerja dengan test lamp 2. Kendorkan akselator kable
Untuk memeriksa kerja injector. 3. Pasang hi-scan ke data link connector
1. Hubungkan ujung test lamp pada positive
terminal battery, dan hubungkan ujung yang
lainnya pada terminal injector sisi ECM.

2. Crank atau hidupkan engine untuk


memeriksa kedipan lampu. 4. Bila engine tidak dilengkapi pengontrol idle
dengan tipe step motor, lakukan langkah
selanjutnya. Bila engine dilengkapi
pengontrol idle tipe step motor, hubungkan
ke ground terminal ignition adjustment.

5. Hidupkan engine

6. Periksa idle rpm

7. Idle rpm tidak bisa distel manual. Sehingga


bila terjadi masalah pada rpm, periksa
setiap komponen yang berhubungan.
4. Melalui tes ini, kita dapat memeriksa bahwa
ECM mengontrol injector dengan tepat atau 8. Bila engine dilengkapi step motor dan rpm
ada kesalahan pada wiring. tidak tepat, setel idle rpm menggunakan
idle rpm adjusting screw setelah memeriksa
6. Pemeriksaan putaran Idle ignition timing dan endapan karbon.
Engine dalam kondisi hidup harus di periksa
pada initial stage dari troubleshooting. Pada

6 Training Support & Development


Engine Service

7. Pemeriksaan Ignition timing


Sistem bahan bakar dan sistem pengapian
harus berfungsi dengan benar supaya engine
bekerja dengan sempurna. Jadi, kerja setiap
sistem bahan bakar dan sistem pengapian
harus sesuai dengan diagnosa. Fungsi dari
ignition timing adalah untuk memeriksa sistem
pengapian berfungsi dengan benar.

1. Kondisi pemeriksaan
• Hidupkan engine sampai mencapai 4. Setel ignition timing bila ignition timing
temperature kerja diluar spesifikasi.
• Matikan semua beban electrical
• A/T : “P” atau “N” 5. Bila timing tidak dapat di setel(beberapa
engine ignition timingnya tidak bisa distel),
• Idle rpm engine adalah normal
silakan periksa komponen yang
2. Pasang timing light berhubungan.

Catatan !

Jangan gunakan hiscan untuk memeriksa


ignition timing. Data ignition timing yang
terdapat pada current data hiscan adalah
tidak aktual ignition timing tapi adalah
electrical timing.

8.Pemeriksaan power balance


1. Untuk menemukan masalah pada salah
satu cylinder dari engine.

2. Bila kondisi idle tidak bagus, lepas


high-tension cable dari tiap cylinder satu
persatu dan perhatikan keseimbangan
tenaga yang terjadi.
2. Bila dilengkapi, hubungkan ke ground
terminal penyetel ignition timing.

3. Periksa ignition timing melalui timing light

3. Melalui pemeriksaan ini, masalah pada

7 Training Support & Development


Engine Service
cylinder dapat ditemukan sehingga problem 10. Pemeriksaan Tekanan Bahan
dapat didiagnosa dengan pemeriksaan
sistem bahan bakar, sistem pengapian dan
Bakar
tekanan kompresi cylinder, mungkin terjadi Kebenaran fungsi sistem bahan bakar sangat
masalah yang terjadi pada cylinder menentukan kerja engine untuk berputar
bersangkutan. secara sempurna. Pemeriksaan tekanan
bahan bakar digunakan untuk mengetahui
kondisi fuel pipe, fuel hose, fuel filter, fuel
pressure regulator, fuel pump dan return hose.
9. Pemeriksaan Kerja Fuel pump
1. Kurangi tekanan bahan bakar didalam fuel
1. Ignition switch posisi OFF.
pipe dan hoses dengan prosedur berikut.
2. Berikan tegangan positif battery ke terminal
2. Lepas konektor kabel fuel pump.
pemeriksaan fuel pump untuk memeriksa
kerja fuel pump. 3. Hidupkan engine sampai engine stall, putar
ignition switch ke posisi OFF.
Lihat shop manual letak terminal
pemeriksaan fuel pump. 4. Lepas terminal negatif battery.

5. Lepas bolt penghubung fuel line ke fuel


delivery pipe.

[PERHATIAN]

Tutuplah hose connection dengan kain lap


untuk menghindari cipratan bahan bakar
yang disebabkan oleh tekanan bahan bakar
di fuel line.

6. Dengan menggunakan fuel pressure gauge


adapter, pasanglah fuel pressure gauge ke
3. Dengarkan suara kerja dari fuel pump fuel pressure gauge adaptor.
dekat fuel tank. (tipe fuel pump di dalam Kencangkan bolt sesuai dengan spesifikasi.
fuel tank dan suara sangat susah terdengar
tanpa melepas tutup pengisian bahan
bakar.)

4. Tekan hose untuk memeriksa adanya


tekanan bahan bakar.

7. Pasang terminal battery negative (-).

8. Berikan tegangan battery ke terminal


pemeriksaan fuel pump untuk mengaktifkan
fuel pump secara langsung, lalu dengan
adanya tekanan bahan bakar, periksa dari
adanya kebocoran bahan bakar dari
pressure gauge atau dari konektornya.

8 Training Support & Development


Engine Service
9. Hidupkan engine dengan putaran idle. penurunannya. Hilangkan problem sesuai
dengan table berikut.
10. Lepaskan vacuum hose dari pressure
regulator, dan tutuplah ujung hose. Ukurlah Cara
tekanan bahan bakar saat idle. Kondisi Penyebab
mengatasi
11. Ukur tekanan bahan bakar saat vacuum Fuel pressure Injector bocor Ganti injector
hose terpasang pressure regulator. turun perlahan
setelah engine di
12 Bila hasil pengukuran pada langkah (10) matikan
dan (11) tidak sesuai dengan nilai standar,
gunakan table dibawah ini untuk melihat Fuel pressure Check valve Ganti fuel pump
kemungkinan penyebabnya, dan lakukan turun drastis dalam fuel pump
setelah engine terbuka
beberapa perbaikan.
dimatikan
Kemungkinan Cara 15. Turunkan tekanan dalam fuel line.
Kondisi
penyebab mengatasinya
16. Lepaskan hose dan gauge.
Fuel filter
Ganti fuel filter
tersumbat [PERHATIAN]
Fuel bocor pada Tutupi sambungan hose dengan kain lap
sisi
Tekanan untuk menghindari percikan bahan bakar
pengembalian, Ganti fuel pressure
bahan yang disebabkan tekanan pada fuel line.
sebab dudukan regulator
bakar
fuel-pressure
terlalu 17. Gantilah O-ring pada ujung hose.
regulator longgar.
rendah
18. Hubungkan fuel hose ke delivery pipe dan
Periksa fuel hose
Tekanan fuel dlm fuel tank dari kencangkan sesuai dengan spesifikasi.
pump rendah kebocoran atau
ganti fuel pump 19. Periksa dari kebocoran.

Tekanan Fuel-pressure Ganti fuel pressure


bahan regulator macet regulator
bakar 11.Pemeriksaan Kompresi
terlalu tinggi Fuel return hose Perbaiki atau ganti Cylinder
atau pipe bengkok hose atau pipe
atau buntu Untuk memeriksa kondisi piston ring, cylinder
head gasket, valve seat, valve and valve
Tidak ada Buntu, atau rusak Perbaiki atau ganti
spring.
perbedaant pada vacuum vacuum hose atau
ekanan hose atau nipple nipple
1. Kondisi pemeriksaan Jumlah engine oil,
bahan
bakar saat Mampet atau Perbaiki atau ganti starter motor dan battery adalah normal
vacuum dudukan fuel hose atau pipe
hose pressure regulator 2. Lepas spark plug
terpasang longgar
3. Pasangkan compression gauge ke lubang
atau tidak.
spark plug
13. Matikan engine dan periksa dari perubahan
pembacaan dalam fuel pressure gauge,
harus tahan kurang lebih 5 minute.

14. Bila tekanan turun , periksa rata rata

9 Training Support & Development


Engine Service

4. Injak accelerator pedal untuk membuka


penuh throttle valve

5. Cranklah engine dan baca gauge

6. Ulangi langkah 2 sampai 4 pada semua


cylinder dan periksa perbedaan tekanan
pada tiap cylinder

7. Bila tekanan cylinder atau perbedaan


tekanan dibawah spesifikasi, tambahkan
sedikit engine oil melalui lubang spark plug.
Bila penambahan oil membuat
kompressi naik.
Item yang dicurigai : cylinder dan piston
ring, piston atau ring patah
Bila tekanan kompressi sama setelah
penambahan oil
Item yang dicurigai : valve, valve spring,
valve seat, cylinder head gasket

10 Training Support & Development


Engine Service

Bab 2.
Cylinder Head

1. Valve clearance (Celah Katup)


1. Alasan mengapa valve clearance harus
dipertahankan

Mengacu pada ekspansi panas, maka pada c. pada langkah kompresi di cylinder pertama,
rocker arm dan valve stem end harus terdapat periksa dan sesuaikan celah katupnya
celah katup. Kalau celah katup terlalu longgar sepertik tampak pada gambar dibawah ini.
atau sempit, maka akan timbul masalah seperti Cara untuk menyetel celah katup adalah
sebagai berikut. seperti itu; kendurkan baut pada rocker
arm; sisipkan filler gauge antara rocker arm
a. Jika celah katup terlalu sempit, maka valve dan valve stem end sesuai dengan
akan membuka terlalu awal dan menutup spesifikasinya; sesuaikan jaraknya dengan
lambat, sehingga mengakibatkan terjadi memutar sekrup menggunakan obeng; tarik
Miss fire atau Back fire. keluar thickness gauge; kemudian
periksalah jaraknya.
b. Jika celahnya terlalu longgar. Then the valve
shall be opened later and closed earlier, so
as to make noises and shocks.

2. Cara mengontrol Valve clearance – Screw


type

a. Hidupkan mesin sampai mencapai


temperatur normal, kemudian matikan
mesin.

b. Gunakan socket wrench dan latch, putar


baut crank shaft pulley sampai tanda V
e. Putar crank shaft sebanyak satu putaran
yang terdapat pada pulley bertemu dengan
untuk menempatkan cylinder keempat ke
tanda timing T, yang terletak dibagian tutup
langkah kompresi. Periksa dan lakukan
bawah pada timing belt. Ayunkan intake
penyetelan pada yang lainnya.
dan exhaust rocker arms pada cilynder
pertama dan keempat. Jika piston pada Jangan menyetel celah katup bila, mobil sudah
cylinder pertama dilangkah kompresi dilangkapi dengan Hydraulic Last Adjuster.
berada pada posisi TDC, maka intake dan
exhaust rocker arms pada cylinder pertama 2. Penyetelah MLA shim
dapat digerakkan. Namun jika rocker arms
pada cylinder pertama tidak mau bergerak, 1. Set #1 cylinder ke TDC compression
berarti, di cylinder pertama berada pada 2. periksa posisi TDC pada camshaft
posisi langkah buang. 3. Periksa celah pada
#1 intake valve, exhaust valve
#2 intake valve,
#3 exhaust valve

11 Training Support & Development


Engine Service

3. Lepas adjusting shim dengan


menggunakan obeng dan magnet.
4. Putar crank shaft sebanyak satu putaran
5. Periksa clearance untuk
#2 exhaust valve,
#3 intake valve
#4 intake valve, exhaust valve
6. Jika celahnya diluar spesifikasi, ganti
adjusting shim dengan menggunakan
SST.

4. Ukurlah ketebalan shim yang telah dilepas


Plier dengan mengunakan micrometer.

Stopper

Spesifikasi (20ºc)
Intake 0.12 ~ 0.28mm
Exhaust 0.2 ~ 0.36mm
7. Lihat tabel dan cara penyetelah dari buku
shop manualnya.
Cara mengganti shim?
5. Pilihlah shim yang baru berdasarkan tabel
1. Putarlah crankshaft sampai cuping cam pilihan shim di buku shop manual.
adjusting valve mengarah ke atas. [CATATAN]
Shims yang tersedia adalah 20 macam
2. Gunakan special tool (09220 - 2D000), ukuran dengan selisih 0.04 mm dari 2.00
tekan kebawah valve lifter dan tempatkan mm sampai 2.76 mm.
stopper antara camshaft dan valve lifter 6. Tempatkan adjusting shim yang baru pada
kemudian lepas special tool. valve lifter.
7. Dengan menggunakan special tool (09220 -
2D000), tekan valve lifter kemudian lepas
stopper.
8. Periksa kembali celah katupnya.
[Spesifikasi pada suhu 20°C]
Intake : 0.17 - 0.23 mm
Exhaust : 0.25 - 0.31

12 Training Support & Development


Engine Service

3. Melepas dan mengencangkan


baut2 cylinder
1. Membongkar

Lepaskan cylinder head secara diagonal dari


sisi luar ke sisi dalam, kemudian lepaskan
head. Jika head agak susah untuk dilepas,
pukullah dengan mengunakan palu karet
secara perlahan.

d. cara pengencangan dan momem


pengencangannya berbeda tergantung dari
tipe mesinnya, untuk itu lihat buku
pedomannya.

4. Metode pengencangan
(Torque method, Angular
method)
Perhatian!
cara pengencangan baut-baut harus mengikuti
Saat melepascylinder head, hati-hatilah jangan
metode yang benar. Agak susah memang
sampai bagian bawah cylinder head bertemu
untuk mengencangkan secara tepat
dengan lantar secara langsung.
dikarenakan adanya deviasi dan beragamnya
2. Merakit kembali tingkat kekuatan pada baut dan mur, walaupun
telah diberikan momen pengencangan
a. Bersihkan permukaan cylinder block dan sepresisi mungkin. Pada saat sekarang untuk
gasket. mengencangkan baut dan mur pada mesin
b. Pasang kembali head gasket pada cylinder menggunakan metode pengencangan secara
block. angular.
c. baut-baut head dikencangkan secara
menyilang dari bagian dalan ke bagian luar Ada dua metode pengencangan angular yaitu
sesuai dengan momen pengencangannya. plasticity range dan elasticity range. Dengan
menggunakan metode pengencangan angular,
perubahan pada daya poros (axial force) dapat
dikurangi sehingga daya cengkram akan
bertambah dan deviasi pada axial force
berkurang.

13 Training Support & Development


Engine Service

Perbandingan metode pengencangan baut pendingin atau oli.


2. Metode pemeriksaan
Metode pegencangan baut a. Lepas dan bersihkan permukaan atas
Item dan bawah cylinder head dari kotoran
Metode elasticity
momen range
plasticity range atau benda lain yang menempel.
b. Measure at the 7 portions using a straight
Metode Tight the Torque Torque(Initial) scale and thickness gauge as below
pengencang bolt with (Initial) + + Angle
an predetermin Angle picture.
ed torque * Ukurlah clearance antara permukaan
cylinder head dan skala lurus, hindari
Deviation 20~30% 5% 2%
daya lubang air dan oli.
pengencang
an

Satatus Elasticity Elasticity Plasticity


pengencang Range Range Range
an baut

Pemakaian Bisa dipakai Bisa dipakai Terbatas


kembali baut (dianjurkan
ganti baru)

Contoh (Alpha-II Cylinder Head Bolt)

Spesifikasi :

3.5kg + 90O + (Release) + 3.5kg.m + 90 O

Penjelasan :
Kondisi
Step Cara pengencangan
pengencangan

Kencangkan semua baut


Step 1 3.5 kg.m
dengan metode momen

Kencangkan 90° dengan


Step 2 90 degree
metode angular
6. Memeriksa kebengokan
Step 3 Lepas Lepas semua Camshaft
Kencangkan semua baut a. Tempatkan camshaft pada V-shaped block
Step 4 3.5 kg.m
dengan metode momen yang rata.
Kencangkan 90° dengan
Step 5 90 degree
metode angular

5. Mengukur deformasio cylinder


head
1. Tujuan pemeriksaan
a. Memeriksa perubahan cylinder head
untuk mencegah agar tekanan kompresi
tidak berkurang.
b. Untuk memeriksa kebocoran air

14 Training Support & Development


Engine Service

b. Setelah memasang alat dial ke center


journal dari shaft, lakukan kalibrasi ke stting
nol.
c. Putar camshaft sebanyak satu putaran.
d. Lihat angkanya pada dial gauge saat
memutar camshaft.
e. Besarnya kebengkokan harus 1/2 dari lebar
getaran.

7. Mengukur cam lift


a. Ukurlah tinggi cam dengan menggunakan
micrometer
b. Ukurlah diameter lingkaran cam dengan
menggunakan micrometer.
c. Cam Lift = Tinggi Cam – Diameter lingkaran

15 Training Support & Development


Engine Service
sudah aus tampak seperti kanvas
Bab 3. (kanvas tampak usang,
warna karet berubah putih
Timing System dan bentuk kanvas tidak
jelas)
1. Pemeriksaan Timing belt
1. Periksa belt dari adanya oli atau kotoran.
Ganti bilamana perlu. Kotoran yang
menempel harus dibersihkan dengan
menggunakan kain lap atau kertas kering.
Jangan membersihkan dengan memakai
deterjen. 5. Gerigi aus Tooth flank aus dan karet
2. Saat membongkar mesin atau menyetel (stadium melebar (lebar gigi
kekencangan belt, periksalah belt dengan akhir) berkurang)
seksama. Bila ada retak, ganti belt.
Keterangan Kondisi kerusakan

1. bagian Permukaan belakang


belakang mengkilat, tidak elastik dan
karet keras keras, bila jari ditekan tidak
menginggalkan bekas.
6. Gerigi
bawah retak

7. Missing
tooth
2. Cracked
back surface
of rubber

8. Sisi belt
aus
3. Cracked or
separating
canvas

9. Sisi belt
retak

4. Geriginya Tooth flank pada sisi beban

16 Training Support & Development


Engine Service

2. Hal yang perlu diperhatikan


dalam pemasangan Timing
belt
1. Jangan membengkokkan, melipat atau
memutar timing belt saat melepas timing
belt.

2. Jangan biarkan timing belt terkena oli, air


atau steam. 6. Bila timing belt sudah terpasang pada
camshaft sprocket, pastikan bahwa
kelenturannya sudah cukup, dengan cara
menekan timingbelt tensioner pulley.

7. Putar crankshaft sebanyak satu putaran


(searah jam) kemudian luruskan kembali
tanda pada crankshaft sprocket timing.
Jangan memutar crankshaft dengan arah
berlawanan jarum jam. Crankshaft harus
berputar secara halus.

3. bila timing belt akan dipakai kembali, buatlah


tanda panah untuk menandakan arah putar,
agar saat pemasangannya kembali arah
putarnya sama.

4. Luruskan tanda timing pada camshaft


sprocket dan crankshaft sprocket dengan
piston No.1 di TDC pada langkah kompresi.

5. Periksalah tensioner pulley dan idler pulley


apakah berputar dengan lancar, periksalah
gerak main dan suaranya, apakah grease
pada bearing kurang.

17 Training Support & Development


Engine Service

Bab 4.
Crankshaft
1. Hal yang harus diperhatikan
dalam melepas dan
mengencangkan main bering
cap
a. Buatlah tanda pada main bearing caps
untuk mempermudahkan dalam
pemasangannya kembali. 4. Mengukur dengan Telescoping Gauge
b. Lepas main bearing caps dan remove dan Micrometer
crankshaft bearing. Simpan bearings sesuai a. Setelah crankshaft dikeluarkan, pasang dan
dengan nomor urutan cap. kencangkan cap sesuai dengan momen
c. Pasang bearing caps kemudian kencangkan pengencangannya.
baut-baut cap dimulai dari tengah sesuai b. Measure the inner diameters (crankshaft
dengan momem pengencangannya. bore) of the crankshaft cap at four points
d. Arah panah crankshaft bearing cap yang with a telescoping gauge and the outside
dipasang harus menghadap ke sisi crank diameter of the crankshaft journal with a
pulley. Nomor cap harus benar. micrometer at four points.

2. Mengukur celah crankshaft oil


1. Tujuan

Agar oil clearance setelannya benar sehingga


dapat mengurangi keausan pada bearing
mengurangi noise, membentuk tekanan oli
yang pas.

2. Oil clearance

Jarak minimum antara crank shaft journal dan


main bearing setelah mesin dirakit oleh pabrik
atau setelah crank shaft journal dimodifikasi
(under size bearing).

3. Mengukur dengan Plastic Gauge


a. Bersihkan crankshaft dan bearing.
b. Potonglah plastic gauge kemudian letakkan
pada crankshaft journal sepanjang axis, oil
hole pada journal jangan sampai tertutup. c. Ukur ketebalan crankshaft bearing
c. Tighten the cap with regulated torque. (Don’t d. Hitung toleransinya
rotate the shaft.)
d. Lepas cap, kemudian ukurlah lebar bagian Oil clearance = Minimum Inner Diameter of cap
yang paling membesar dengan skala. (telescoping gauge) – Maximum Outside
Diameter of the Journal (Micrometer) –
Thickness of crankshaft bearing

18 Training Support & Development


Engine Service
dial gauge adalah merupakan celahnya.

3. Mengukur clearance (End Play)


thrust bearing
1. Jika clearance thrust bearing terlalu
besar
a. Akan terjadi Noise
b. Pada cylinder, piston dan the connecting rod
akan terjadi keausan
c. Akan terjadi kerusakan pada timing gear
atau clutch
d. Adanya kebocoran oli melalui oil seal
2. Jika end play terlalu kecil
4. Mengukur kebengkokan
Permukaan thrust bearing akan rusak karena Crankshaft
kekurangan pelumas
a. Tempatkan bagian depan dan belakang
3. Mengukur dengan Filler Gauge main journals (No. 1 and No.5) pada balok
bentuk V, kemudian pasang dial gauge
a. Pasang crank shaft pada cylinder block. ditengah journal (No.3) dengan tegak lurus,
(Kencangkan semua crankshaft bearing ukurlah kebengkokan putaran crank shaft.
caps sesuai dengan moment
pengencangan )
b. Tekan crankshaft ke arah thrust bearing.
c. Ukurlah celah antara thrust bearing dan
crankshaft dengan menggunakan filler
gauge.

b. Besarnya bending (tingkat kebengkokan)


harus 1/2 dari seluruh pergeseran.

4. Mengukur dengan Dial Gauge


a. Pasang crank shaft ke cylinder block dengan
bearing.
b. Pasang gauge body ke cylinder block
dengan magnet kemudian pasang dial
gauge dibagian depan atau belakang
crankshaft.
c. Setelah dikalibrasi ke angka nol, tekan ke
sisi depan atau belakang. Pada saat
tersebut, angka yang muncul pada jarum

19 Training Support & Development


Engine Service
f. Ukurlah end gap pada piston ring
Bab 5.
Piston, Piston Ring dan
Cylinder

1. Mengukur end gap (piston ring)


1. End gap

End gap adalah besaran perubahan celah


yang disebakan oleh panas.

2. End gap terlalu besar 5. Hal yang perlu diperhatikan saat


mengukur piston ring end gap
Hembusan gas akan naik, tekanan kompresi
a. Hati2 jangan sampai merusak piston ring.
akan turun, pemakaian oli akan naik, tenaga
b. Pengukuran dilakukan pada bagian yang
mesin akan turun, dll.
paling aus.
3. End gap terlalu kecil

Piston akan menempel karena panas atau 2. Mengukur celah piston ring
dinding cylinder akan cepat aus, dst.
1. Celah telalu besar
4. Mengukur
a. Bersihkan dinding cylinder. Oli menjadi boros, banyak endapan karbon,
b. Masukkan piston ring ke dalam cylinder. atau gas kompresi akan bocor.
c. Masukkan piston sambil manaik turunkan
sampai piston mencapai piston pin boss. 2. Celah terlalu sempit

Piston akan berubah bentuk atau gerakan


pinton akan terhambat.

3. Pengukuran
a. Masukkan filler gauge sampai mencapai
celah ring.
b. Periksa setidaknya 3-4 points

d. Ketika piston ring sudah berada di dalam


cylinder, end gap harus tidak terletak pada
arah poros atau tegal lurus dari crankshaft.
e. Ketika piston ring sudah masuk ke dalam
cylinder, tanda depan pada piston ring 3. Hal yang perlu diperhatikan
menghadap ke cylinder head. dalam memasang piston ring

20 Training Support & Development


Engine Service
a. Hati2 jangan sampai posisi ring tertukar
(bedakan kompresi ring No. 1 dan 2).
b. Jangan sampai posisi atas/bawah ring
terbalik (tanda pada ring harus menghadap
ke cylinder head).
c. Jangan mengeset titik akhir dengan arah
memusat (poros) atau dengan arah tegak
lurus dari poros. Pasanglah antara 120~180
derakat antara end gap masing2 ring.
Pasang dengan menggunakan expander
atau tangan.
4. Mengukur keausan cylinder
1. Celah Piston (piston gap)

Sebagai gap antara dinding cylinder dan piston,


yang merupakan minimum gap dari
pemasangan pabrik. Umumnya adalah 0.05%
dari diameter cylinder. 4. Keausan Cylinder terlalu besar

2. Untuk piston yang oversized tekanan kompresi akan berkurang, bahan


bakar akan boros, oli juga akan banyak
Untuk mencegah berkurangnya tekanan terbuang, piston bisa selip, atau tenaga mesin
kompresi dikarenakan perangkat cylinder akan berkurang.
mengalami keasusan karena usia pemakaian
yang memang sudah lama. Setelah dinding 5. Mengukur dengan Cylinder gauge
cylinder dibor, maka piston yang lama harus 1. Pasanglah extension dan washer ke gauge
diganti dengan ukuran over size. 2. Setel ke angka nol
3. Masukkan gauge ke dalam cylinder
3. Kecenderungan aus pada dinding 4. Lihatlah minimal angka pada indikator saat
cylinder gauge digerakkan 2 atau 3 kali.
Perangkat yang cepat mengalami aus adalah
bagian tegak lurus pada crankshaft dan pada
posisi TDC adalah yang paling besar, posisi
BDC juga besar.

Saat agar gerakan berubah, oil film akam


mudah rusak. Kerusakan datangnya dari
resapan piston ring dan tekanan yang keluar
dari arah tegak lurus ke crankshaft hasil dari
langkah eksplosi.

21 Training Support & Development


Engine Service

Lampiran 1

1. Pemakaian Vernier caliper


O

- Lihatlah angka maksimal diamater


dalamnya.

7. Mengkukur kedalaman – masukkan depth


1. Vernier caliper dipakai untuk mengukur gauge ke permukaannya dengan benar
panjang suatu besaran dengan lebih akurat
dibandingkan dengan garisan sederhana.
2. Gunakan caliper yang pas sesuai dengan
jenis, batasan, presisi.
3. Jangan sampai membenturkannya (jatuh,
dipukul)

8. Lihat skalanya dari posisi yang benar.

4. Pastikan untuk mengeset ke angka 0.

5. Ukuran luar – sebisa mungkin mendekati


objek

9. Lihatlah skalanya

a. Ujung kiri dari vernier adalah merupakan


skala pengukuran. Posisi ini mewakili
ukuran dari 9+xx
6. Ukuran dalam – masukkan jaw secara
mendalam

22 Training Support & Development


Engine Service
b. Baris ketiga pada skala vernier segaris
dengan main scale. This gives a reading
of 0.06mm. (3 -> 3x0.02=0.06mm)

c. Jadi, nilainya adalah 9.06mm

3. Jangan sampai membenturkan mircometer


(menjatuhkan, terpukul

2. Micrometer usage

4. Bersihkan permukaan yang akan diukur.

1. Micrometer adalah suatu alat yang dapat 5. Pastikan settingannya 0


mengukur jarak atau ketebalan secara
akurat. Keakuratannya sering didapat 6. Gunakan ratchet stopper untuk mengatur
melalui screw mechanism. benda yangg akan diukur.

2. Gunakan caliper yang benar sesuai 7. Lihat skalanya dari posisi yang benar.
kebutuhan (jenis, range, presisi)

23 Training Support & Development


Engine Service

b. Sudut

c. Lingkaran

3. Penggunaan Dial gauge

1. Pemakaian dial gauge

a. Kerataan d. Bending

24 Training Support & Development


Engine Service

e. Ketebalan 5. Pasang dial gauge dengan benar.

f. Kedalaman 8. Lihat skalanya dari posisi ayng benar.


Angka = indikator pendek + indikator
panjang

2. Gunakan caliper sesuai dengan


kebutuhannya (jenis, range, presisi)

3. Jangan sampai alat ukur terbentur (jatuh,


terpukul

4. Pilih dan gunakan lid yang benar susuai


dengan objek yang akan diukur.

25 Training Support & Development


Engine Service

4. Unit Symbol
Pangkat Prefix Prefix symbol 2. Luas

cm² m² in² ft²


1018 exa E
1 0.0001 0.155 0.001076
1015 peta P
1×10 1 1550 10.76
1012 tera T
6.452 0.000645 1 0.006944
109 giga G
929 0.0929 144 1
6
10 mega M

103 kilo k
3. Volume
2
10 hecto h cm³ m³ in³ ft³

10 deca da 1 1.00E-06 0.06102 0.00003531

10-1 deci d 1.00E+06 1 61020 35.31

10-2 centi c 16.39 0.00001639 1 0.0005787

28320 0.02832 1728 1


10-3 milli m

10-6 micro •
4. Quantity
10-9 nano n
m³ gal(UK) gal(US) •
10-12 pico p
1 220 264.2 1000
-15
10 femto f
0.004546 1 1.201 4.546
-18
10 atto a
0.003785 0.8327 1 3.785

0.001 0.22 0.2642 1


5. Konversi unit
1. Panjang 5. Berat
cm m in ft kg t lb ton
1 0.01 0.3937 0.03281 1 0.001 2.20462 0.0009842
100 1 39.37 3.281 1000 1 2204.62 0.9842
2.54 0.0254 1 0.08333 0.45359 0.00045359 1 0.0004464
30.48 0.3048 12 1 1016.05 1.01605 2240 1

907.185 0.907185 2000 0.89286

26 Training Support & Development


Engine Service

6. Velocity

m/s km/h ft/s mile/h 8. Gaya

1 3.6 3.281 2.237 N dyn kgf lbf

0.2778 1 0.9113 0.6214 1 1.00E+05 0.101972 0.2248

0.5144 1.852 1.688 1.151 1.00E-05 1 1.02E-06 2.25E-06

0.3048 1.097 1 0.6818 9.80665 9.81E+05 1 2.205

0.447 1.609 1.467 1 4.44822 4.45E+05 0.4536 1

0.138255 1.38E+04 0.0141 0.03108

7. Tekanan

kgf/cm² bar Pa atm 9. Density

1 0.980665 9.81E+04 0.9678 g/m³ kg/m³ lb/in³ lb/ft³

1.0197 1 1.00E+05 0.9869 1 1000 0.03613 62.43

1.02E-05 1.00E-05 1 9.87E-06 0.001 1 0.00003613 0.06243

1.0332 1.01325 1.01E+05 1 27.68 27680 1 1728

0.1 0.09806 9.81E+03 0.09678 0.01602 16.02 0.0005787 1

1.3595 1.3332 1.33E+05 1.3158

0.07031 0.06895 6.90E+03 0.06805 10. Energy

kgf/cm² mH O mHg lbf/in² J kgf·m kW·h kcal

1 10 0.7356 14.22 1 0.10197 2.78E-07 2.39E-04

1.0197 10.197 0.7501 14.5 9.807 1 2.72E-06 2.34E-03

1.02E-05 1.02E-04 7.50E-06 1.45E-04 3.60E+06 3.67E+05 1 860

1.0332 10.33 0.76 14.7 4186 426.9 1.16E-03 1

0.1 1 0.07355 1.422 1.356 0.1383 3.77E-07 3.24E-04

1.3595 13.6 1 19.34 1055 107.6 2.93E-04 0.252

0.07031 0.7031 0.05171 1

27 Training Support & Development


Engine Service

11. Kerja

kW kgf·m/s PS HP

1 101.97 1.3596 1.3405

9.81E-03 1 1.33E-02 1.32E-02

0.7355 75 1 0.9859

0.746 76.07 1.0143 1

4.186 426.9 5.691 5.611

1.36E-03 0.1383 1.84E-03 1.82E-03

1.055 107.6 1.434 1.414

kW kcal/s ft·lbf/s Btu/s

1 0.2389 737.6 0.948

9.81E-03 2.34E-03 7.233 9.30E-03

0.7355 0.1757 542.5 0.6973

0.746 0.1782 550.2 0.7072

4.186 1 3087 3.968

1.36E-03 3.24E-04 1 1.29E-03

1.055 0.252 778 1

28 Training Support & Development

Anda mungkin juga menyukai