Praktikum Negosiasi Dan Mediasi
Praktikum Negosiasi Dan Mediasi
Praktikum Negosiasi Dan Mediasi
Negosiasi dan
Mediasi
Dyah Ayu Paramita · 1101 1006 0071
Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran · 2009
Kasus
Seorang supir angkutan pedesaan bernama A pada suatu hari di sebuah jalan yang menurun dan di tengah
hujan lebat di malam hari menyenggol sebuah mobil sedan yang dikendarai oleh B. Karena khawatir akan
terjadi tabrakan, A membanting setirnya ke kiri sehingga angkutan pedesaan tersebut masuk ke jurang.
Penumpang di mobil A yang ikut jatuh ke jurang sejumlah 5 (lima) orang termasuk dengan kernetnya,
mengalami luka-luka, sehingga memerlukan Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk perawatan di
rumah sakit. Adapun biaya perbaikan mobil sejumlah Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).
Setelah itu, baik A ataupun Penasehat Hukum A, perlu melakukan langkah-langkah berikut ini:
Terhadap surat penawaran negosiasi yang telah disampaikan oleh A, maka B dapat memberikan tanggapan,
yakni:
"Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.
Negosiasi merupakan tahapan pertama dari Alternate Dispute Resolution atau yang kita kenal juga sebagai
Alternatif Penyelesaian Sengketa. Sebagaimana yang kita ketahui, di dalam ADR, salah satu hal yang paling
penting untuk dimiliki oleh kedua belah pihak yakni itikad baik dan niat untuk menyelesaikan sengketa
melalui cara-cara yang damai.
Di dalam negosiasi, kedua belah pihak memiliki kesempatan untuk memiliki Posisi Tawar Kompetitif atau
Posisi Tawar Prinsipil.1 Posisi Tawar ini ditentukan oleh masing-masing pihak dan juga bergantung kepada
jenis sengketa itu sendiri.
Sedangkan Morton Deutsch membedakan Pendekatan Negosiasi menjadi Pendekatan Kompetitif dan
Pendekatan Kooperatif. Dan salah satu faktor yang paling penting yang menentukan apakah seorang
negosiator akan menggunakan pendekatan kompetitif atau kooperatif adalah sifat dan jenis sengketa dan
juga tujuan yang diinginkan oleh masing-masing pihak terhadap negosiasi yang dilaksanakan.2
Dari sebuah negosiasi, dapat terlihat apakah suatu negosiasi itu memiliki sifat yang Positif ataupun Negatif.
Apabila negosiasi memiliki sifat yang Positif, maka negosiasi tersebut memiliki hasil yang win-win dan kedua
belah pihak mendapatkan apa yang diinginkannya. Sedangkan negosiasi yang memiliki sifat Negatif akan
memberikan hasil yang win-lose di mana salah satu pihak mendapatkan keuntungan yang jauh lebih banyak
dibandingkan dengan pihak lainnya.3
1. Memetakan masalah;
2. Menetapkan tujuan-tujuan and mengantisipasi tujuan utama yang ingin dicapai;
3. Saling menukar dan membahas mengenai isu-isu yang ingin diselesaikan;
4. Menetapkan prioritas tujuan dan mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan atas perubahan;
5. Menentukan urutan penyelesaian masalah;
6. Mendiskusikan kembali dengan klien yang diwakili;
7. Menyempitkan tujuan kepada isu utama;
8. Menyampaikan fakta-fakta dan argument-argumen pendukung
9. Mengumpulkan informasi tambahan, dan informasi strategis yang dapat membantu dalam
memenangkan negosiasi.
1
Roger Fisher, William Ury, Getting To Yes: Negotiating Agreement Without Giving In, 2nd edition, ed. Bruce Patton, New York:
Penguin Books. 1991.
2
Morton Deutsch, Cooperation and Competition dalam The Handbook of Conflict Resolution: Theory and Practice, eds.
Morton Deutsch & Peter Coleman, San Fransisco: Jossey-Bass Publishers. 2000. Hal. 22.
3
Morton Deutsch, The Resolution of Conflict: Constructive and Destructive Processes, New Heaven: Yale University Press.
1973. Hal. 20
4
Roy J. Lewicki, David M. Saunders, & John M. Winton, Negotiation 3rd Edition, San Fransisco: Irwin-McGraw-Hill. 1999. Hal.5
Ilustrasi Kasus
Sengketa yang terjadi sebagaimana kasus yang diungkapkan di atas sebenarnya merupakan kasus pidana.
Ada kemungkinan di mana salah satu pihak (lebih besar kemungkinan pihak B) untuk menolak bernegosiasi,
semua tergantung kepada keinginan masing-masing pihak untuk menyelesaikan masalah.
Namun, di dalam kasus ini, saya ingin membuat ilustrasi surat perjanjian yang kemudian dirumuskan setelah
selesainya negosiasi dari para pihak tersebut di atas.
Surat Perjanjian Kesepakatan Bersama
Nomor: KHUSUS/iii/2009
Pada hari ini, KAMIS tanggal SEMBILAN BELAS MARET DUA RIBU SEMBILAN, bertempat di BANDUNG, telah
disepakati sebuah perjanjian kesepakatan bersama di antara pihak-pihak yang bertanda tangan di bawah ini :
I. A yang di dalam perjanjian ini mewakili PARA KORBAN PADA ANGKUTAN PEDESAAN A dengan, warga
negara INDONESIA dengan nomor induk kependudukan 10506673012600001. Bertempat kedudukan
di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
Dan untuk selanjutnya di dalam perjanjian ini disebut sebagai Pihak I.
II. B yang di dalam perjanjian ini mewakili dirinya sendiri, warga negara INDONESIA dengan nomor
induk kependudukan 1020084303843003. Bertempat kedudukan di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Dan untuk selanjutnya di dalam perjanjian ini disebut sebagai Pihak II.
Secara SADAR dan TANPA TEKANAN DARI PIHAK MANAPUN telah menyadari hak dan kewajiban yang
kemudian melekat kepada Para Pihak yang dijabarkan di dalam pasal-pasal di dalam perjanjian ini.
Pasal 1 Penafsiran
Di dalam perjanjian ini, yang dimaksud dengan :
Pasal 7 Lain-lain
Perjanjian ini berlaku dimulai dari tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini, dan setiap prestasi harus
dibayarkan oleh masing-masing pihak dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari dari
ditandatanganinya Perjanjian ini.
Komunikasi di antara Para Pihak sehubungan dengan Perjanjian ini melalui media di bawah ini:
Pihak 1 Pihak 2
Jl. Panjang Gg. Makmur No. 2 Jl. Cihampelas No. 186 Kav. B8
Tasikmalaya, Jawa Barat Bandung, Jawa Barat
Indonesia Indonesia
Telepon (0265) 602937 Telepon (022) 70605989
Kewajiban-kewajiban dan/atau hak-hak yang melekat pada Para Pihak sejak disepakatinya Perjanjian ini tidak
dapat mengalihkan kewajiban-kewajiban dan/atau hak-haknya kepada Pihak lain. Adapun hal-hal yang belum
diatur di dalam Perjanjian ini hanya dianggap menjadi bagian dari Perjanjian ini melalui Addendum dan/atau
Revisi.
Perjanjian ini dibuat di BANDUNG, INDONESIA. Pada hari dan tanggal yang telah tertera di atas.
Pihak 1 Pihak 2
Ttd. Ttd.
A B