Laporan Teknologi Benih Ekstraksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM EKSTRAKSI BASAH PADA BUAH TOMAT DAN EKSTRAKSI KERING PADA BUAH CABAI

OLEH: NAMA NIM : ISMAIL : 0913023

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN(STIP) MUHAMMADIYAH SINJAI


2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan HidayahNya sehingga laporan hasil praktikum dengan judul melakukan ekstraksi basah pada buah tomat dan ekstraksi kering pada buah cabai, dapat diselesaikan guna memenuhi tugas dari dosen pembimbing Mata Kuliah Teknologi Benih. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motifasi dalam penyelesaian laporan ini, khususnya kepada Dosen Pembimbing Ibu Irmawati Waris, S.P, S.Pd yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama dalam proses perkuliahan. Dan tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada keluarga serta rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sepenuhnya. Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa apa yang disajikan dalam laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penyusun memohon Ridho dari Allah SWT semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembacanya. Amin. Wassalam

Sinjai,

Januari 2012

Penyusun

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Benih A. Pengertian Ekstraksi B. Taksonomi, Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Tomat C. Taksonomi, Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai BAB III BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu B. Alat dan Bahan C. Prosedur Pelaksanaaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sinjai merupakan salah satu wilayah agraris di Indonesia. Faktor geografis dan kesuburan tanah yang cukup tinggi mengakibatkan mayoritas masyarakat sinjai mempunyai pekerjaan sebagai seorang petani. Pembukaan lahan pertanian serta pembudidayaan tanaman mulai dikembangkan secara meluas di berbagai kecamatan di kabupaten sinjai, termasuk di kecamatan sinjai barat dan sinjai borong merupakan kecamatan penghasil sayur-sayuran terbesar di kabupaten sinjai. Hal ini dikarenakan kecamatan ini memiliki kondisi tanah yang gembur, subur dan suhu yang mendukung tumbuhnya berbagai jenis tanaman budidaya. Aneka tanaman hortikultura baik itu tanaman sayuran maupun tanaman sayuran buah-buahan, salah satu diantaranya adalah tanaman cabai dan tomat. Pada umumnya tanaman cabai dan tomat mudah didapatkan di kecamatan sinjai barat dan sinjai borong. Akan tetapi, untuk masalah benih sangat sulit untuk didapatkan di daerah tersebut. Sebagian besar bahkan seluruh petani masih tergantung pada benih bersertifikat dari luar daerah hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran pengetahuan para petani mengenai cara menghasilkan benih sendiri yang bermutu salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah kegiatan ekstraksi benih, baik benih yang berair maupun benih yang berdaging. Adapun hal lain yang biasanya dilakukan para petani misalnya, ada buah tomat atau cabai yang

sudah terlalu tua atau biasanya ibu rumah tangga hanya memakai kulitnya saja padahal hal tersebut mampu memenuhi kriteria benih yang dapat diekstraksi mereka buang begitu saja. Berdasarkan permasalah tersebut maka kami tertarik untuk mencoba melakukan ekstraksi pada buah tomat dan buah cabai agar buah yang berlebih dapat dimanfaatkan dan kita sebagai petani tidak ketergantungan pada benih dari luar daerah. Diharapkan proses eketraksi ini mudah dan sederhana, sehingga dapat menjadi masukan bagi para petani cabai dan tomat di kabupaten sinjai pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilakukannya praktikum ekstraksi benih adalah untuk mempelajari serta menghasilkan benih yang berkualitas dari hasil ekstraksi basah pada buah berdaging dan berair misalnya pada buah tomat dan ekstraksi kering pada buah berdaging misalnya buah cabai.

Kegunaan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menambah pengetahuan serta sebagai referensi mahasiswa dan para petani mengenai cara melakukan ekstraksi basah pada buah berdaging dan berair misalnya pada buah tomat dan ekstraksi kering pada buah berdaging misalnya buah cabai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ekstraksi 1. Pengertian Ekstraksi Ekstraksi benih merupakan kegiatan mengeluarkan dan membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica. (anonymous,2008). 2. Beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam memilih metode ekstraksi adalah sebagai berikut : a. Skala produksi, mengenai waktu dan tenaga kerja. b. Biaya dan tenaga kerja. c. Sarana dan prasarana d. Modal. e. Kerusakan f. Sifat buah g. Sifat benih 3. Sebelum benih diekstraksi, perlu diperhatikan beberapa faktor untuk menghindari kerusakan pada benih adalah sebagai berikut:

a. Jika benih dipanen dengan metode tebas/dipotong, maka setelah panen buah dijemur atau dikering anginkan dengan cara digantung di lahan. b. Sebelum dirontokannterlebih dahulu perlu dibuang bagian tanaman lain untuk mengurangi bahan yang tercampur dengan benih pada saat ekstraksi. c. Hasil panen harus dihindarkan dari kerusakan-kerusakan disebabkan oleh terjadinya heating (peningkatan suhu). 4. Metode ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara a. Secara Manual Dengan menggunakan tangan, tongkat pemukul, hewan, dan penggilas dengan roda karet. b. Secara Mekanis Dengan menggunakan standar treeser, plot treeser dan power treeser. 5. Untuk ekstraksi buah berdaging dan berair, dapat dilakukan dengan dua cara : a. Ekstraksi secara basah Ekstraksi ini dilakukan pada buah berdaging. b. Ekstraksi secara kering Ekstraksi ini dilakukan pada buah berdaging dan berair B. Taksonomi, Morfologi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Tomat 1. Taksonomi Dalam sistematika tumbuhan, tanaman tomat dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies 2. Morfologi Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Solanales : Solanaceae (suku terung-terungan) : Solanum : Solanum lycopersicum L.

Daun berwama hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah (Cahyono, 1998). 3. Syarat Tumbuh
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 01.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu siang hari 24C dan malam hari antara 15C 20C. Pada temperatur tinggi (diatas 32C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak

merata. Temperatur ideal antara 24 C 28C. Curah hujan antara 750125 mm/tahun, dengan irigasi yang baik. Kemasaman tanah sekitar 5.5 6.5, penyerapan unsur hara terutama fosfat, kalium dan besi oleh tanaman tomat.

C. Taksonomi, Morfologi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 1. Taksonomi Dalam sistematika tumbuhan, tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies 2. Morfologi Bentuk luar atau morfologi tanaman cabai sebenamya bukan hal yang asing bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama berbeda halnya dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan. Seringkali mereka belum : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Solanales : Solanaceae (suku terung-terungan) : Capsicum : Capsicum annum L.

pemah melihat tanaman cabai yang sebenamya. Yang mereka ketahui hanyalah buah cabai yang dapat dimanfaatkan sebagai sayur. Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 - 11 cm, dengan lebar antara 1 - 5 cm. Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.

Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 - 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 - 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak variasi. Menurut Sanders et. al. (1998), buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell (Tabel 3). Namun menurut Peet (2001), hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.

3. Syarat Tumbuh

Tanaman cabai sangat cocok untuk di tanam di dataran rendah sampai menengah. Namun saat ini para produsen telah mampu menghasilkan benih yang dapat tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi sampai 2.500 m di atas permukaan laut.

Untuk pertumbuhan yang optimal, tanaman cabai memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang-kurangnya selama 10 - 12 jam untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga dan buah, serta pemasakan buah. Jika sinar matahari yang dibutuhkan kurang atau tanaman ternaungi maka dapat menyebabkan umur panen menjadi lebih lama, batang menjadi lemas, tanaman meninggi dan mudah terserang penyakit, terutama yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan.

Kelembapan relatif yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah sekitar 80 %. Sedangkan suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih cabai adalah 25 - 30 C, dan untuk pertumbuhannya adalah 24 - 28 C. Jika suhu lingkungan terlalu rendah dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan pertumbuhan serta perkembangan bunga dan buah menjadi kurang sempurna.

Tanaman cabai, terutama hibrida, umumnya dapat ditanam pada semua jenis tanah, baik andosol, regosol, latosol, ultisol, sampai grumosol. Namun demikian, tanaman ini paling cocok bila ditanam pada tanah

lempung berpasir yang gembur dan banyak mengandung unsur hara. Jika tanah yang akan ditanami adalah tanah liat yang sukar menyerap air dan drainasenya jelek, dikhawatirkan muncul serangan penyakit yang disebabkan cendawan Fusarium sp. dan atau bakteri Pseudomonas solanacearum. Untuk tanah liat dapat diberi pupuk kandang sebanyak 20 30 ton untuk satu kektar lahan agar struktur tanahnya dapat diperbaiki. Derajat keasaman tanah (pH) yang paling ideal untuk tanaman cabai adalah 6 - 7.

BAB III BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Manimpahoi, Desa Saotengnga , Kecamatan Sinjai Tengah Kab. Sinjai. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 10 Desember sampai dengan 11 Desember 2011 pada pukul 08.00 WITA. B. Alat dan Bahan 1. Alat-alat yang digunakan dalam melakukan ekstraksi secara kering dan ekstraksi secara basah sebagai berikut: a. Pisau b. Wadah c. Saringan d. Pengaduk e. Meja pengeringan f. Buah cabai g. Tampi 2. Bahan yang digunakan dalam melakukan ekstraksi secara kering dan ekstraksi secara basah sebagai berikut: a. Buah tomat untuk melakukan ekstraksi secara basah. b. Buah cabai untuk melakukan ekstraksi secara kering. C. Prosedur Pelaksanaan 1. Langkah kerja melakukan kegiatan secara kering.

a. Pilihlah buah cabai yang telah masak dan sehat (terhindar dari hama dan penyakit). b. potonglah masing-masing bagian ujung buah cabai kemudian belahlah dengan menggunakan pisau. c. Pisahkan benih dari kulit buahnya. d. Cucilah benih dengan air bersih. e. Saringlah benih sampai bersih. f. Simpanlah benih pada tampi dengan ketebalan sesuai kondisi biji dari buah cabai, g. Jemurlah benih di bawah sinar matahari pada pagi hari. 2. Langkah kerja melakukan ekstraksi secara basah. a. Belahlah buah tomat dengan menggunakan pisau. b. Ambillah isinya dengan cara dikerok dengan jari tangan. c. Kumpulkanlah ke dalam wadah yang tertutup dan diberi sedikit air kemudian dibiarkan selama satu malam. d. Aduklah hancuran daging dan benih secara merata dengan pengaduk. e. Remas-remaslah dalam air dengan menggunakan saringan. f. Cuci benih berkali-kali sampai bersih dari sisa daging buah. g. Simpanlah benih di atas tampi sesuai kondisi biji dari buah tomat. h. Jemurlah benih di bawah sinar matahari pada pagi hari.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Dari kegiatan praktikum yang kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut : No. Kegiatan praktikum Jumlah benih yang

dihasilkan (gram) 1. 2. Ekstraksi kering pada buah cabai 2,00 gram Ekstraksi basah pada buah tomat 4,00 gram

B. Pembahasan Pada kegiatan praktikum ekstraksi benih yang kami lakukan yaitu dengan menggunakan dua cara. Cara pertama yaitu dengan melakukan ekstraksi basah pada buah tomat sehingga dapat menghasilkan benih sebanyak 2,00 gam. Benih ini diperoleh dari hasil kegiatan ekstraksi 10 buah tomat yang telah masak sempurna dan terhindar dari hama dan penyakit. Selanjutnya cara kedua yaitu ekstraksi secara kering pada buah cabai, sehingga dapat mengahasilkan benih sebanyak 4 gram, benih ini diperoleh dari hasil ekstraksi 10 buah cabai yang telah masak sempurna dan terhindar dari hama dan penyakit.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/search?q=syarat+tumbuh+tanaman+tomat&ie=utf8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a http://requestartikel.com/taksonomi-dan-morfologi-tanaman-cabai-20101037.html

LAMPIRAN 1. Gambar proses melakukan ekstraski secara basah pada buah tomat 2. Gambar proses melakukan ekstraski secara kering pada buah cabai

Anda mungkin juga menyukai