Rom

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

ROM ( RANGE OF MOTION ) dan BED MAKING

DISUSUN OLEH : SARAH OCTAVIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA ANGKATAN V 2012

ROM ( Range Of Motion )

ROM (Range Of Motion) adalah suatau teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan awal ke dalam program intervensi terapeutik. Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakan oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang dterdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf. Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-penyakit sistemik, sendi, neurologis ataupun otot akibat pengaruh cedera atau pembedahan inaktivitas atau immobilitas. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Tujuan ROM 1. 2. 3. 4. 5. 2.5 1. 2. 3. 4. 5. Mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot Memelihara mobilitas persendian Merangsang sirkulasi darah Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur Mempertrahankan fungsi jantung dan pernapasan Manfaat ROM Memperbaiki tonus otot Meningkatkan mobilisasi sendi Memperbaiki toleransi otot untuk latihan Meningkatkan massa otot Mengurangi kehilangan tulang

JENIS-JENIS ROM Passive ROM (PROM)

Active ROM (AROM) Active-assistive (A-AROM) adalah jenis AROM yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan.

INDIKASI dan SASARAN ROM Indikasi PROM Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan Ketika pasien tidak adapat atau tidak diperboleh untuk bergerak aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misal keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total.

Sasaran PROM Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot Membantu kelancaran sirkulasi Meningkatkan pergerakan synovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian Menurunkan atau mencegah rasa nyeri Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien

Kegunaan lain PROM Pada saat memeriksa Menentukan keterbatasan gerak Stabilitas sendi Menentukan elastisitas otot dan jaringan ikat sendi

Untuk memberikan contoh gerakan aktif Pada saat mempersiapkan pasien untuk melakukan latihan dengan teknik peregangan

Indikasi AROM Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakan persendian sepenuhya, digunakan AROM AROM dapat dilakukan pada program latihan aerobic AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas datas dan dibawah daerah yang tidak dapat digerakkan

KONTRAINDIKASI DAN HAL-HAL YANG HARUS DIWASPADAI PADA LATIHAN ROM Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses penyembuhan cedera Gerakan yang terkontrol dalam batas-batas gerakan yang bebas nyeri selama fase awal penyembuha n akan memperlihatkan manfaaat terhadap penyembuhan dan pemulihan Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang salah, termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan

PROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan AROM pada sendi ankle dan kaki untuk meminimalisasi venous stasis dan pembentukan thrombus Ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam pengawasan yang ketat

Sasaran AROM Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM dengan AROM Keuntungan fisiologis dan kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari control gerak volunter

Sasaran spesifik : Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat Memberikan umpan balik sensoris darin otot yang berkontraksi Memberikan rangsanagan untuk tulang dan integritas jaringan persendian Meningkatkan sirkulasi Mengembangkan koordinasi dan ketrampilan motorik

Penerapan teknik ROM Untuk mengendalikan gerakan genggamlah ekstremitas disekitar sendi. Apabila persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan Beri penunjang bagi daerah yang memilik integritas struktural yang lemah, misalnya tempat patahan atau segmen yang mengalami kelumpuhan Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri hingga sampai terdapat resistensi/tahanan jaringan Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai 10 kali repetisi

Langkah-langkah Latihan Aktif dan Pasif / ROM : Latihan pasif anggota gerak atas a. Gerakkan menekuk dan meluruskan sendi bahu : Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memegang lengan. Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan dengan siku tetap lurus. b. Gerakkan menekuk dan meluruskan siku : Pegangan lengan atas dengan lengan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku. c. Gerakkan memutar pergelangan tangan : Pegangan lengan bawah dengan lengan satu, tangan lainnya menggenggam telapak tangan pasien. Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam (telungkup).

d. Gerakkan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan : Pegang lengan bawah dengan lengan satu, tangan lainnya memegang pergelangan tangan pasien. Tekuk pergelangan tangan keatas dan kebawah. e. Gerakkan memutar ibu jari : Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan. f. Gerakkan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan : Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan jarijari tangan.

2. Latihan pasif anggota gerak bawah. a. Gerakkan menekuk dan meluruskan pangkal paha : Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai. Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut tetap lurus. b. Gerakkan menekuk dan meluruskan lutut : Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai. Tekuk dan luruskan lutut. c. Gerakkan untuk pangkal paha : Gerakkan kaki pasien menjauh dan mendekati badan (kaki satunya) d. Gerakkan memutar pergelangan kaki : Pegang tungkai dengan tangan satu, tangan lainnya memutar pergelangan kaki.

3. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah a. Latihan 1 Angkat tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat keatas. Letakkan kedua tangan diatas kedua kepala

Kembalikan tangan ke posisi semula. b. Latihan 2 Angkat tangan yang lumpuh melewati dada kearah tangan yang sehat Kembali ke posisi semula c. Latihan 3 Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat keatas Kembali seperti semula d. Latihan 4 Tekuk siku yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat Luruskan siku, kemudian angkat keatas Letakkan kembali tangan yang lumpuh ditempat tidur. e. Latihan 5 Pegang pergelangan tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat, angkat keatas dada Putar pergelangan tangan kearah dalam dan kearah luar (Daftar Pustaka Enny Mulyatsih, 2003, Stroke : Petunjuk Praktis Bagi Pengasuh dan Keluarga Pasien Pasca Stroke, Jakarta, Unit Perawatan Khusus Stroke Soepardjo Roestam RSCM.

PEMBAHASAN 3.1 Pengkajian

Seperti halnya imobilisasi, sebelum melakukan latihan ROM perlu dilakukan pengkajian, khususnya pengkajian terhadap persendian itu sendiri. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain : Keadaan sendi yang akan dilatih Keadaan kulit : memar, mengering, mengelupas (setelah pemasangan gips) Warna kulit : sianosis atau inflamasi (biru atau tanda-tanda peradangan)

3.2

Adanya jaringan parut Suhu pasien Adanya oedem Adanya kontraktur atau kelemahan otot Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang membutuhkan intervensi latihan ROM antara lain adalah : 1. 2. 3. 3.3 Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan muskuloskeletal. Ketidaksanggupan beraktivitas b.d immobilisasi. Ketidaksanggupan beraktivitas b.d kelemahan. Intervensi

Jika pasien tidak atau belum bisa melakukan ROM secara aktif maka pasien harus dibantu perawat dalam melaksanakan latihan ROM ( ROM pasif). Teknik melaksanakan latiham ROM pasif adalah : 1. Tempatkan pasien pada posisi telentang. Kedua tangan berbaring pada posisi lutut lurus.

2. Pegang ekstremitas pada sendi-sendi, gerakkan sendi secara perlahan-lahan selanjutnya teruskan. 3. 4. 5. 6. 7. Gerakkan setiap sendi secara teratur, terus menerus dan perlahan. Hindarkan pergerakan yang berlebihan dari persendian pada saat latihan ROM. Hindarkan tekanan yang kuat pada saat pergerakan yang kuat. Hentikan pergerakan bila ada keluhan nyerui dari pasien. Gerakkan dengan lemah lembut secara bertahap sampai terjadi relaksasi.

Jika persendian pasien sudah baik dan pasien sanggup melakukan latihan sendiri maka pasien diinstruksikan untuk melakukan latihan ROM sendiri secara aktif. Hal-hal dibawah ini dapat dilakukan pada klien yang sudah dapat melakukan pergerakan sendiri tanpa bantuan, antara lain: 1. fleksi ekstensi Sendi bahu : Menjemur pakaian, menggantung pakaian : Mengancing ritsluiting, mengenakan baju

rotasi interna

: Memasukkan baju kedalam celana

rotasi eksterna : Membalikkan kerah baju, menisir rambut 2. Fleksi Ekstensi Pronasi lengan 3. Sendi siku : minum, berhias , menyisir rambut : memungut benda sambil duduk : memutar keran air, memutar pegangan pintu

Sendi tangan

Membuka peniti, menulis, menggores korek, memegang dan menggunakan sendok dan garpu 4. Sendi paha

Duduk dan berdiri, jongkok di kamar mandi 5. Sendi lutut

Menaiki undakan,membungkuk mengambil benda 6. sendi pergelangan kaki

Plantar dan dorsofleksi : berdiri pada ujung kaki, berjalan pada permukaan tanah yang kasar Berdiri dalam posisi inversi daftar pustaka ( Depkes RI, 1995. Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. Bakti Husada. )

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tandatanda vital dan lamanya tirah baring. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai waktunya. Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai