Alun-Alun Kidul Yogyakarta
Alun-Alun Kidul Yogyakarta
Alun-Alun Kidul Yogyakarta
11/312768/GE/06984
A. Latar Belakang Alun-alun Kidul (Selatan) adalah alun-alun di bagian Selatan Keraton Yogyakarta. Alunalun Kidul sering pula disebut sebagai Pengkeran. Pengkeran berasal dari kata pengker (bentuk krama) dari mburi (belakang). Hal tersebut sesuai dengan keletakan alun-alun Kidul yang memang terletak di belakang keraton. Alun-alun ini dikelilingi oleh tembok persegi yang memiliki lima gapura, satu buah di sisi selatan serta di sisi timur dan barat masing-masing dua buah. Di antara gapura utara dan selatan di sisi barat terdapat ngGajahan sebuah kandang guna memelihara gajah milik Sultan. Di sekeliling alun-alun ditanami pohon mangga (Mangifera indica; famili Anacardiaceae), pakel (Mangifera sp; famili Anacardiaceae), dan kuini (Mangifera odoranta; famili Anacardiaceae). Pohon beringin hanya terdapat dua pasang. Sepasang di tengah alun-alun yang dinamakan Supit Urang (harfiah=capit udang) dan sepasang lagi di kanan-kiri gapura sisi selatan yang dinamakan Wok(dari kata bewok, harfiaf=jenggot). Dari gapura sisi selatan terdapat jalan Gading yang menghubungkan dengan Plengkung Nirbaya. Alun-alun Kidul, atau dalam bahasa Indonesia berarti tanah lapang bagian selatan. Tanah lapang ini adalah bagian belakang dari Keraton Yogyakarta. Menurut sejarahnya, alun-alun kidul ini dibuat untuk mengubah suasana bagian belakang keraton menjadi seperti bagian depan karena pada dasarnya antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta dan laut selatan pulau jawa terbentuk garis imajiner yang menghubungkan kesatuan tersebut. Agar dari selatan posisi Keraton Yogyakarta tidak seperti membelakangi laut selatan, maka dibentuklah alun-alun lor.
a. Kuliner Alun-Alun Kidul merupakan wilayah di belakang kompleks bangunan Kraton Yogyakarta yang bisa dijangkau dengan berjalan ke arah selatan dari Sentra Makanan Khas Gudeg Wijilan. Disimbolkan dengan gajah yang memiliki watak tenang, Alun-Alun Kidul merupakan penyeimbang Alun-Alun Utara yang memiliki watak ribut. Karenanya, Alun-Alun Kidul dianggap tempat palereman (istirahat) para Dewa. Dan jelas kini sudah menjadi tempat ngleremke ati (menenangkan hati) bagi banyak orang.
Pukul lima sore adalah awal keramaian Alun-Alun Kidul. Tenda-tenda pedagang mulai didirikan dan bahan makanan atau minuman yang akan dijajakan pun disiapkan. Begitu gelap, anda bisa mulai menjajal makanan dan minuman yang dijajakan. Bila berjalan ke salah satu sudutnya, anda akan menemukan kedai ronde, sebuah minuman berkomposisi wedang jahe, kacang, kolang kaling dan bulatan dari tepung beras berisi gula jawa cair yang hangat. Harganya pun cukup murah, hanya sekitar Rp 2.500,00. Tak jauh dari penjaja ronde, anda akan menemukan penjual wedang bajigur. Walau tetap menyuguhkan minuman bercitarasa jahe, namun komposisi minuman itu tetap berbeda. Kuah wedang bajigur terbuat dari santan kelapa, jahe, bubuk kopi dan sirup gula jawa. Biasanya, wedang itu diisi irisan roti tawar, kelapa yang diiris kotak dan kolang-kaling. Kehangatannya bisa menyapu dinginnya malam dan meramaikan suasana berkumpul anda. Jika lapar, anda juga dapat menyantap berbagai hidangan. Bebakaran seperti jagung bakar, pisang bakar dan roti bakar adalah teman yang tepat jika anda memesan wedang bajigur. Jagung bakar yang dijual di sini dibakar dengan mentega dan saus sambal hingga matang namun tak gosong, sementara pisang bakarnya diberi coklat yang akan melumer jika dibakar. Keduanya benar-benar mampu memanjakan lidah. Roti bakarnya pun tersedia dalam ragam rasa sehingga mampu menggugah selera. Pilihan lauk bila ingin bersantap dengan nasi juga tersedia. Ayam bakar, berbagai macam ikan bakar hingga tempe tersedia. Masakannya mungkin biasa, tetapi bila mampu menjadikan nuansa alun-alun kidul sebagai bumbu masakannya, tentu akan menjadi luar biasa. Dengan konsep lesehan, umumnya warung makan di kawasan alun-alun ini menjajakan makanan dengan harga tak mahal. Anda bisa kenyang dengan hanya mengeluarkan Rp 5000,00 saja. Sehingga persebaran sektor kuliner di Alun-alun Kidul dapat dilihat cenderung mengelompok pada bagian-bagian tertentu. Sektor kuliner banyak mengelopok di bagian timur dan bagian barat alun-alun. Di bagian timur yang menyajikan kuliner yang bertema lesehan sedangkan di daerah barat cenderung pada jajanan-jajanan saja. b. Jasa Penyewaan
Usai memanjakan lidah, anda bisa mencoba atraksi yang dinamai Masangin, yaitu melewati jalan antara dua beringin yang ada di tengah alun-alun dengan mata ditutup kain hitam. Konon, jika orang mampu melewatinya dan tak serong atau menabrak maka ia akan mendapat berkah tak terhingga. Tapi, jangan mencoba untuk mengintip, sebab jika dilakukan anda akan masuk ke dunia lain. Anda akan mendapati alun-alun dalam keadaan sepi dan sulit untuk kembali ke alam nyata lagi.Untuk mencobanya, anda cukup menyewa kain hitam seharga Rp 3.000,00. Anda juga bisa berbincang dengan salah satu penyewa kain hitam bernama Albertus Harjo Suwito yang telah menjadikan alun-Alun Kidul sebagai tempat mencari nafkah selama 30 tahun. Menurutnya, usaha persewaan kain hitam tak cuma bisnis tetapi juga bentuk pelestarian budaya dan kepercayaan masyarakat jaman dahulu. Ritual melewati dua pohon beringin yang disebutnya Ngalah Berkah itu bukanlah takhayul, tetapi sebuah sarana untuk menghantarkan permohonan pada Tuhan. Terkabul atau tidaknya tergantung pada Sang Kuasa. Selain itu banyak juga disewakan sepeda berbagai macam jenis, dari yang single, tundem, roda tiga, becak mini, sampai roda empat yang kemudinya mirip kemudi pada mobil dan semua kendaraan dilengkapi dengan lampu hias yang menempel di rangka kendaraan, tampak sangat menarik dan kreatif. Jadi dapat dilihat, pada sektor jasa penyewaan permainan ini menyebar di berbagai tempat di alun-alun. Sehingga sangat memudahkan para pengunjung untuk menikmati jasa permainan yang menjadi hiburan di sana. c. Seni Budaya Di waktu-waktu tertentu, anda dapat melihat pagelaran wayang di Sasono Hinggil Dwi Abad. Namun, untuk melihatnya anda perlu persiapan karena umumnya wayang digelar semalam suntuk. Anda juga dapat melihat persiapan para prajurit kraton untuk merayakan Grebeg (perayaan memperingati Maulud Nabi). Di alun-alun inilah semua prajurit berkumpul untuk melaksanakan gladi resik sehari sebelum perayaan dan berangkat ke alun-alun utara pada hari perayaan.
Selain malam hari, anda juga bisa mengunjungi alun-alun ini, tentu untuk menyaksikan sesuatu yang berbeda. Anda bisa melihat gajah kraton di Kandang Gajah di siang hari atau melihat pertandingan sepak bola anak-anak dan remaja sekitar alun-alun di sore hari. Di pinggir alun-alun ini pula saat siang banyak pedagang klithikan yang berjualan. Anda bisa berburu barang-barang antik di situ. Pada sektor ini, hanya pada waktu tertentu, sehingga persebarannya juga tidak memiliki pengaruh yang besar dalam sektor ekonomi. Karena sektor ini hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu saja.
C. Perkembangan Kawasan Wisata Dahulu alun-alun kidul merupakan bagian dalam Keraton Yogyakarta, tapi saat ini seiring dengan berkembangnya jaman, alun-alun kidul menjadi tempat yang terbuka untuk umum dan dipergunakan sebagai salah satu obyek wisata yang khas Jogjakarta. Pada siang dan malam hari banyak terdapat sajian kuliner kaki lima yang khas. Jika siang hari dari mulai lontong sayur, sup buah, minuman tradisional dawet atau cendol dan masih banyak pilihan lain. Sedangkan ketika malam hari, semua berubah. Dari mulai jagung bakar, wedang ronde, dan angkringan. Selain itu banyak juga disewakan sepeda berbagai macam jenis, dari yang single, tundem, roda tiga, becak mini, sampai roda empat yang kemudinya mirip kemudi pada mobil dan semua kendaraan dilengkapi dengan lampu hias yang menempel di rangka kendaraan, tampak sangat menarik dan kreatif.
Pengunjung yang berada di alun-alun kidul pasti akan merasakan sensasi yang berbeda dari sensasi ketika mereka mengunjungi tempa-tempat wisata lain yang ada di Yogyakarta misalnya ketika mereka ke Malioboro, pantai, dan lain sebagainya. Karena, wisata di alun-alun kidul ini adalah suatu wisata yang dijamin menjaga kenyamanan para pengunjung. Mulai dari kenyaman
lokasinya yang berada di pusat kota hingga kenyamanan ekonomi para pengunjung yang tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk bisa memuaskan diri berwisata di sini. Fasilitas hiburan
Hiburan yang disajikan di alun-alun kidul ini juga sangat bervariasi. Pengunjung dapat berkunjung untuk hanya sekedar kongkow bareng sambil menikmati suasana alun-alun kidul. Selain itu pengunjung juga dapat melihat keindahan malam alun-alun kidul dengan banyaknya lampu hias yang mengitari alun-alun. Serta melihat indahnya langit dengan taburan lampu terbang yang diterbangkan oleh para pengunjung. Atau bahkan bersepeda mengelilingi alun-alun kidul dengan iringan musik yang mengalun. Fasilitas Kuliner
Jajaran para pedagang kaki lima akan memanjakan lidah pengunjung yang datang ke sana. Karena ada banyak menu yang di tawarkan untuk para pengunjung. Selain itu harga yang ditawarkan sangat terjangkau sehingga sangat memikat hati para pengunjung untuk dapat mencicipi kuliner yang tersedia didukung pula dengan suasana malam yang dingin.
E. Penutup Kawasan Alkid merupakan sarana tempat hiburan yang menarik dan perlu adanya suatu pengembangan fasilitas yang berkelanjutan agar Alkid tetap diminati oleh para pengunjung dan makin bertambah. Pengembangan fasilitas yang dimaksud adalah pengadaan toilet umum dan juga penataan lebih lanjut tempat parkir agar tidak mengganggu para penikmat hiburan seperti sepeda tandem dan kereta kayuh karena parkir yang ada kini malah mengakibatkan jalan macet dan mereka tidak leluasa dalam menikmati jenis hiburan tersebut. Dalam hal ini memang diperlukan perhatian pemerintah setempat agar kawasan wisata Alkid dapat ditata lebih cantik lagi. Demikian yang dapat kami lampirkan dari hasil pengamatan kelompok kami. Ahir kata semoga hasil pengamatan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang ingin mengamati lebih jauh mengenai kawasan alun-alun kidul.