Materi Seni Ukir Nusantara

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Seni Ukir Nusantara

Seni ukir nusantara beragam jenisnya. Hal ini didukung pula oleh alam nusantara
yang memiliki hutan tropis sehingga menghasilkan kayu yang bisa dipakai sebagai
bahan dasar untuk mengukir.

Mengukir adalah melakukan sesuatu denggan menggores, memahat, dan menoreh


pola pada permukaan benda yang akan diukir. Biasanya pada kayu untuk meja,
lemari, kursi dan sebagainya.

Di Indonesia seni ukir sudah ada sejak zaman prasejarah, yaitu pada zaman batu
muda. Pada zaman itu manusia sudah mengenal perkakas untuk keperluan rumah
tangga serta benda-benda yang terbuat dari kayu dan gerabah. Dilihat dari jenisnya,
ukiran dibagi menjadi: ukiran tembus, ukiran rendah, ukiran tinggi, dan ukiran utuh.

Fungsi Seni Ukir

Fungsi seni ukir di antaranya sebagai berikut.

1. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dipakai semata-mata sebagai hiasan dan tidak
mengandung makna sama sekali.
2. Fungsi magis, adalah ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan
diyakini sebagai sesuatu yang magis atau memiliki kekuatan, dikaitkan dengan
kepercayaan dan kepentingan spiritual.
3. Fungsi simbolik. Selain sebagai hiasan, ukiran mengandung suatu simbol yang
berhubungan dengan spiritual. Oleh karena memiliki nilai dan makna tertentu,
maka penempatan dan pemasangan karya ukir tidak bisa di sembarang
tempat. 
4. Fungsi konstruksi adalah ukiran yang selain dipakai sebagai hiasan, juga
digunakan sebagai pendukung sebuah bangunan. Misalnya tiang pada rumah.
5. Fungsi ekonomis, yaitu menambah nilai jual. Misalnya ukiran pada kaki kursi,
meja, lemari, tutup lampu, dan lain sebagainya.

Motif Ukir

Setiap daerah memiliki ciri khas motif ukiran. Penamaan ukiran biasanya
berdasarkan tempat dari mana motif itu berasal. Misalnya, motif Pajajaran, motif
Mataram, motif Majapahit, motif Bali, motif Jepara, motif Madura, motif Pekalongan,
motif Cirebon, motif Yogyakarta, motif Surakarta.

Dari berbagai macam motif tersebut ada beberapa yang memiliki persamaan, seperti
motif relung, patran, ulir, benangan, cawen, pecahan, angkup, endong, simbar,
trubusan, cula, sunggar, dan jambul.

Alat Ukir
Alat untuk mengukir adalah pahatan, palu, batu asah, sikat. Untuk megukir dengan
menggunakan media batu, kayu, atau bambu memiliki jenis pahatan yang berbeda.

Berikut ini adalah jenis-jenis pahat ukir.

1. Pahat penyiku yaitu pahat yang bagian ujung pahatnya melengkung sesuai
dengan fungsinya untuk memahat bagian-bagian yang melengkung.
2. Pahat penyilat, yaitu pahat yang bentuknya lurus sesuai dengan fungsinya
untuk mengukir bagian-bagian yang lurus.
3. Pahat kol, yaitu jenis pahat lengkung yang bagian ujungnya untuk
membuat bentuk cekungan. Membuat cekungan harus menggunakan
pahatan ini, tidak bisa dengan pahatan lain.
4. Pahat pongot, pahat yang bentuknya menyudut ke arah kiri atau kanan,
berfungsi untuk membersihkan sudut-dudut pada ukiran.

UKIR

Ukir ~ Juru ( pandai, tukang )Contoh: Tukang Ukir : Orang yang pekerjaannya
mengukirMengukir : Menoreh ( menggores, memahat ) dsb.

untuk membuat lukisan ( gambar ) pada kayu, batu, logam,dsb.

Ukiran : ( ukiran-ukiran ) hiasan yang terukir.

Seni Ukir : seni pahat

PEMAHAMAN TENTANG SENI UKIR INDONESIA

Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung
(kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar
yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang
merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.

Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda (Neolitik), yakni
sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman itu nenekmoyang bangsa Indonesia
telahmembuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat atau bahan lain yang
ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana.
Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan
bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan Pada zaman yang
lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM.
Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yanitu menggunakan
bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Dalam pembuatan ukirannya
adalah menggunakan teknologi cor. Motif-motif yang di gunakanpada masa zaman
perunggu adalah motif meander, tumpal, pilin berganda, topeng, serta binatang
maupun manusia. Motif meander ditemukan pada nekara perunggu dari Gunung
merapi dekat Bima. Motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari
kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT.
Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada
bejana perunggu darikerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi
dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian
Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan
magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan
pada nekara dari Sangean.

Setelah agama Hindu, Budha, Islam masuk ke Indonesia, seni ukir mengalami
perkembangan yang sangat pesat, dalam bentuk desain produksi, dan motif. Ukiran
banyak ditemukan pada badan-badancandi dan prasasti-prasasti yang di buat orang
pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan
pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat
musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk,
kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dll. Bukti-bukti
sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi
Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.

Saat sekarang ukir kayu dan logam mengalami perkembangan pesat. Dan
fungsinyapun sudah bergeser dari hal-hal yang berbau magis berubah menjadi
hanya sebagai alat penghias saja.pada ukiran kayu meliputi motif Pejajaran,
Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta,
Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa. Motif-motif

KERAJINAN

Rajin : suka dan giat bekerja, selalu berusaha, getol.

Kerajinan : hal ( sifat ) rajin, kegetolan

Contoh :

Barang-barang kerajinan yaitu barang-barang hasil pekerjaan tangan.

Jadi dengan demikian yang dimaksud dengan Kerajinan Ukir adalah barang-barang
ukiran atau hiasan yang dihasilkan oleh seseorang yang dalamperwujudannya
memerlukan ketekunan, keterampilan, dan perasaan seni dengan cara di toreh /
dipahat di atas kayu, batu, logam, gading, dsb. Sedangkan yang dimaksud dengan
kerajinan ukir kayu adalah jenis kerajinan yang menggunakan teknik ukir pada
bahan kayu.

Sedangkan teknik ukir adalah teknik pembuatan hiasan yang menggunakan alat
berupa tatah / pahat ukir.

Seni Ukir merupakan gubahan dari bentuk-bentuk visual yang dalam pengolahannya
mempunyai sifat kruwikan ( Jawa ) dengan susunan yang harmonis, sehingga
memikiki nilai estetis. Seni ukir diujudkan melalui bahan kayu, logam, gading , batu
dan bahan-bahan lain yang memungkinkan untuk dikerjakan. Adapun bentuk-bentuk
gubahan tersebut merupakan stilisasi dari bentuk alam yang meliputi tumbuh-
tumbuhan, binatang, awan, air, manusia, dsb.

Selanjutnya yang dimaksud dengan kerajinan adalah jenis kesenian yang


menghasilkan berbagai macam perabot, hiasan atau barang-barang yang artistik,
terbuat dari kayu, besi, porselin, emas, gading, kain tenunan, dsb. Hasil dari suatu
kerajinan tangan juga di sebut “seni guna”

Unsur dan Teknik Ukiran Indonesia

Seni ukir adalah seni yang sudah ada sejak zaman primitif. Seni ukir Indonesia
mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu-Budha. Seni ukiran Indonesia klasik
berkembang di istana atau keraton sehingga dikenal dengan nama seni ukir
Pajajaran, seni ukir Bali, seni ukir Pekalongan, seni ukir Madura, seni ukir
Yogyakarta, seni ukir Cirebon, dan seni ukir Surakarta.

Oleh karena itu, di setiap ornamen-ornamen di istana atau keraton, akan ditemui
ukiran. Misalnya, di dinding, kayu penyangga rumah, furniture, dan
sebagainya. Furniture dengan ornamen klasik banyak diburu oleh para kolektor
benda antik. Hal ini cukup masuk akal karena seni ukir adalah seni peninggalan
yang sudah sangat tua.

Unsur Seni Ukir

Ada beberapa unsur yang terdapat dalam ragam ukir klasik, yaitu sebagai berikut.

1. Pilin

Pilin adalah pola ukir berbentuk garis lengkung yang memusat, terdapat di daerah
Jepara yang disebut ukel atau ulin, sedangkan di Bali disebut util. Bentuk ulin terdiri
dari:

 pilin yang berdiri sendiri pada pokok daun disebut juga dengan pilin
tunggal;
 pilin pada daun ceplok, lubang, dan sebagainya, yang ada akibat adanya
bentuk lain.

2. Daun

Ukiran daun disebut juga patra atau patran. Terdapat beberapa macam ragam hias
ukir berbentuk daun, yaitu sebagai berikut.

 Berdasarkan polanya: pola ukir Pajajaran, Bali, Cirebon, dan sebagainya.


 Berdasarkan teknik ukirannya: buledan, krawingan.
 Berdasarkan objek asalnya atau nama asli daun yang dijadikan motif:
daun pakis, daun waru, dan sebagainya.
 Berdasarkan tempat tumbuh pohon yang daunnya dijadikan motif.
 Berdasarkan penggambarannya: diawali dan diakhiri dengan pilin; diawali
dengan pilin dan diakhiri tidak dengan pilin; diawali tidak dengan pilin dan
diakhiri dengan pilin; diawali dengan pilin dan diakhiri tidak dengan pilin;
dan diawali dan diakhiri tidak dengan pilin.

3. Ceplok

Ceplok adalah awal tempat tumbuhnya sulur-suluran dengan isian pilin, daun,
bunga, dan bentuk lainnya.

4. Lung

Lung merupakan pokok daun lanjutan suatu daun yang tumbuh. Setiap daerah
memiliki bentuk lung yang berbeda dengan lainnya. Oleh karena itu, lung bisa
menjadi ciri dalam ukiran daerah.

Teknik Seni Ukir

Seni ukir dapat dibuat dengan beragam teknik pengerjaan, yaitu sebagai berikut.

1. Pilin bersambung adalah teknik yang menggunakan pilin yang disusun


berurutan dengan arah bolak-balik.
2. Simetri adalah bidang datar yang akan dihias dengan membagi dua
bagian yang sama (dibagi menjadi dua bagian), kemudian bidang
tersebut diisi dengan pola ukir yang sama (kiri-kanannya).
3. Roset. Teknik ukir dengan cara ceplok tepat di tengah lingkaran. Teknik
roset bisa dipakai pada bidang segi empat, ceplok ditempatkan di tengah-
tengah segi empat tersebut, kemudian di dalamnya diisi pola hias.
4. Medalion adalah teknik ukir dengan menempatkan ceplok secara bebas
atau tidak pada tengah lingkaran.

Anda mungkin juga menyukai