Indikasi Rawat Inap Pada Pasien DHF
Indikasi Rawat Inap Pada Pasien DHF
Indikasi Rawat Inap Pada Pasien DHF
DBD dengan perdarahan masif dengan atau tanpa syok 3. DBD tanpa perdarahan masif dengan a. Hb, Ht, normal dengan trombosit < 100.000/pl b. Hb, HT yang meningkat dengan trombositpenia < 150.000/pl Pasien yang dicurigai menderita DBD dengan hasil Hb, Ht dan trombosit dalam batas nomal dapat dipulangkan dengan anjuran kembali kontrol ke poliklinik/Rumah Sakit dalam waktu 24 jam berikutnya atau bila keadaan pasien rnemburuk agar segera kembali ke Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan. Sedangkan pada kasus yang meragukan indikasi rawatnya rnaka untuk sementara pasien tetap diobservasi di Puskesmas dengan aniuran minum yang banyak, serta diberikan infus ringer laktat sebanyak 500cc dalam empat jam. Setelah itu dilakukan pemeriksaan ulang Hb, Ht dan trombosit 2. Cairan kristaloid cukup baik untuk terapi syok hipovolemik. Keuntungan cairan kristaloid antara lain mudah tersedia, murah, mudah dipakai, tidak menyebabkan reaksi alergi dan sedikit efek samping. Kelebihan cairan kristaloid pada pemberian dapat berlanjut dengan edema seluruh tubuh sehingga pemakaian berlebih perlu dicegah. Larutan NaCl isotonis dianjurkan untuk penanganan awal syok hipovolemik dengan hiponatremik, hipokhloremia atau alkalosis metabolic. 3. Nilai normal a. FT4 : 0,93-1,7 ng/dl b. TSHs : 0,27-4,2 IU/ml 4. Pada hipertiroid FT4 dan TSHs Pada hipotiroid FT4 dan TSHs 5. Pembagian AKI a. AKI pre-renal : hipovolemik. Contoh : dehidrasi, perdarahan, dll b. AKI renal : kelainan mendadak parenkim ginjal, factor iskemik, dll c. AKI post-renal : bendungan saluran kemih bilateral, hipertrofi prostat, dll 6. Kriteria RIFLE Criteria LFG Risk Criteria jumlah urin
Injury
Failure
Peningkatan serum kreatinin <0,5 ml/kgBB/jam selama 24 3x atau kreatinin 355 mmol/L jam atau anuria selama 12 jam
Loss
GGA
persisten,
kerusakan
total fungsi ginjal selama 4 minggu End stage renal disease Gagal ginjal terminal >3 bulan
7. Nilai GFR merupakan parameter terbaik ukuran fungsi ginjal. Nilai ini dihitung dengan rumus Cockcroft-Gault atau MDRD (modification of diet in renal disease) sebagai berikut : (140-Umur) x BB Cockcroft-Gault : Klirens Kreatinin = 72 x Kreatinin Serum MDRD : Laju Filtrasi Glomerulus 186 x (Kreatinin Serum) -1,154 x (Umur) -0,203 x (0,742 jika wanita) x (1,210, jika kulit hitam) x (0,85, jika wanita)
GFR 90
Rencana tatalaksana Terapi penyakit dasar Evaluasi perburukan fungsi ginjal Perkecil resiko kardiovaskular
II
60-89
Menghambat ginjal
perburukan
fungsi
III IV
Kerusakan ginjal dengan GFR sedang Kerusakan ginjal dengan GFR berat
30-59 15-29
<15
8. Obat anti hipertensi pada pasien DM, CKD disertai proteinuri = ACE-I atau ARB 9. Obat yang tidak boleh diberikan pada ibu hamil = ACE-I, ARB