Review Jurnal Geografi Pariwisata

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL ANALISIS AWAL MASALAH KERJASAMA INTERNASIOANAL DALAM PENGURANGAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM MELALUI PARIWISATA Basuki

Antariksa Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementerian Kebudayaan dan Kepariwisataan Reviewer: Galuh Kartika D.M 10/301563/GE/06871

Apabila dilihat dari judulnya maka anggapan yang mungkin muncul yaitu analisis tentang permasalahan kerjasama internasional terkait pengurangan dampak perubahan Iklim melalui Pariwisata tetapi jika dilihat substansi nya jurnal ini menganalisis mengenai pengurangan dampak perubahan iklim melalui pariwisata baik dalam negeri ataupun secara internasioanal. Jurnal ini membahas beberapa sub bab yaitu Tinjauan sekilas keterkaitan antara pariwisata dan perubahan iklim, persoalan dalam penguraian emisi gas rumah kaca, persoalan di Indoneisa, dan kerjasama internasioanal dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui pariwisata. Keterkaitan antara pariwisata dan perubahan iklim. Jurnal ini membahas bahwa pariwisata menjadi salah satu faktor penyumbang perubahan iklim dal;am hal ini yaitu gas rumah kaca terkait dengan produksi CO2. Sumbangan tersebut diantaranya dapat disebabkan oleh kegiatan pariwisata yakni akomodasi, aktivitas, dan transportasi.Dihasilkannya CO2 dari kegiatan akomodasi misalya yakni dari fasilitas penginapan ataupun fasilitas pariwisata lainnya misalnya AC, pendingin ruangan atau teknologi-teknologi pendudung pariwisata yang notabennya dapat menghasilkan zat karbon. Sedangkan aktivitas misalnya kegiatan pariwisata olahraga menggunakan kendaraan bermotor yang pasti akan menghasilkan emisi. Hal yang paling menyumbang emisi terbanyak dari pariwisata seperti yang disebuykan dalam jurnal ini dan telah dilakukan penelitian yaitu dari transportasi karena pariwisata pada dasarnya merupakan kegiatan yang memerlukan perpindahan tempat baik skala lokal sampai dengan skala internasional yang tentu membutuhkan moda transportasi sedangkan dari berbagai moda transportasi di seluruh dunia

masih relatif sangat sedikit yang sudah ramah lingkungan sehingga diperkirakan 87% emisi gas rumah kaca berasal dari transportasi, dan dari penelitian di UNI EROPA pada tahun 2000 70% emisi dihasilkan dari kegiatan transportasi pariwisata berupa moda pesawat. Selain kegiatan pariwisata dapat mempengaruhi perubahan iklim, hal sebaliknya juga dapat terjadi yaitu perubahan iklim dapat mempengaruhi kegiatan pariwisata. Misalnya pada pariwisata-pariwisata yang masih sangat mengandalkan alam misalnya pariwisata di Indonesia yang masih menyuguhkan keindahan alam sebagai daya tarik wisatawan. Apabila perubahan iklim terus terjadi maka alam tidak dapat diprediksi, akan terjadi ancamanancaman alam misalnya kekeringan, banjir atau kerusakan alam lainnya yang akan dapat menurunkan daya tarik wisata. Berdasarkan kedua keterkaitan tersebut sehingga perlu dilakukan upaya-upaya agar kegiatan pariwisata tidak banyak menyumbang emisi (mewujudkan kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan) sehingga lingkungan dapat terjaga sekaligus dapat meningkatkan daya tarik wisata khususnya wisata yang masih sangat tergantung dengan alam. Persoalan dalam penguraian emisi gas rumah kaca Apabila ditinjau dari sumbangan pariwista terhadap emisi gas rumah kaca seperti yang dijelaskan pada bagian diatas dapat diketahui faktor penymbang utama yaitu dari transportasi pesawat terbang sehingga diperlukan alternatif-laternatif untuk mengurangi dampak tersebut misalnya saja dengan mengurangjumlah penerbangan ataupun memperpendek rute sehingga emisi yang dikeluarkan relatif lebih kecil tetapi hal tersebut tidak lah mudah mengingat industri pesawat rebang merupakan salah satu industri terbesar di dunia dan lintas negara sehingga hal tersebut dapat menjadikan kegoncangan politis. Sedangkan untuk memperpendek rute hal tersebut sangat suah dan dapat merugikan negaranegara berkembang karena biasanya pelaku wisatawan antar negara adalah penduduk negara maju dan apabila rute diperpendek maka jangkauan ke negara berkembang menjadi terhambat dan hal tersebut dapat mengurangi penghasilan negara, selain itu perpendekan rute juga tidak bisa dipaksakan karena kita tidak dapat memaksakan kehendak wisatawan untuk tidak berkunjung ke temapat-tempat jauh yang ingin mereka kunjungi. Alternatif lainnya untuk mengurangi penerbangan yakni dengan menggunakan transportasi ramah lingkungan tetapi kembali lagi ke maslah diatas bahwa destinasi wisata tidak hanya di wilayah-wilayah yang dapat dijangkau dengan transportasi lokal tetapi juga dapat antar pulau ataupun negara yang membutuhkan pesawat sebagai alat transportasi utama.

Pengurangan penerbangan juga dapat diupayakan dengan cara konsep stay longer in each destination sehingga diharpakan penerbangan untuk berpindah dari satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya dapat diminimalisir tetapi persoalannya yaitu untuk membuat wisatawan merasa betah seharusnya fasilitas yang ada ataupun daya tarik wisata harus ditingkatkan dan itu berarti akan menambah biaya, terlebih apabila konsep yang dilakukan ramah lingkungan berarti fasilitas dan pariwisata haruslah ramah lingkungan yang otomatis harus ada dukungan teknologi ramah lingkungan, pembaruan fasilitas ataupun kegiatan pariwisata yang belum ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan sehingga diperlukan banyak biaya dan hal tersebut menjadi permasalahan yang relatif besar. Persoalan di Indonesia Persoalan pariwisata terhadap kelestarian lingkungan atau penjaggan lingkungan di Indonesia ataupun negara berkembang yakni lebih kepada kurangnya konsistensi penegakan hukum karena pada dasarnya Indonesia telah memiliki bernagai undang-undang yang mengatur kegiatan pariwisata atau penjagaan lingkungan tetapi realisasinya pengawasan yang dilakukan kurang ketat ataupun pihak-pihak pengembang kurang konsisten memenuhi peraturan yang ada. Hal tersebut menjadikan dari tahun ke tahun mungkin dibuat undangundang baru yang hanya menjadi tumpukan berkas karena kurangnya implementasi terhadap hal-hal didalamnya. Kerjasama Internasional dalam Upaya Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca melalui Pariwisata Disebutkan di jurnal ini bahwa permasalahan lingkungan terlebih terkait perubahan iklim merupakan permasalahan global dan lintas negara sehingga diperlukan upaya bersama atau kerjasama internasional yakni dalam hal hemat energi, meningkatkan enegi yang efisien dan terbaharukan, serta mengurangi zat karbon. Hal tersebut selama ini masih menjadi hal yang konseptual dan diplomatis yang kurang diimplementasikan menurut jurnal ini sehingga perlu langkah kongkrit. Indonesia juga dapat ikut andil dalam kerjasama Internasional yakni misal dengan cara meyakinkan negera-negara maju yang notabennya sebagai produsen pesawat terbang yang dirasa menyumbang emisi terbesar dari kegiatan pariwisata untuk melakukan tindakantindakan mitigasi yang pertama yaitu dengan cara mengajukan klausul khusus terkait alih teknologi non-emisi gas rumah kaca terkait pariwisata, peningkatan kerjasama untuk menambah daya tarik destinasi wisata sehingga dapat tercapai stay longer, kerjasama

pemerintah untuk menekan industri di negara maju yang menggunakan sumberdaya alam dari negara-negara berkembang. Keempat yakni meningkatkan kerjasama internasional terkait penegakan hukum dalam hal pengembambangan kepariwisataan yang berbasis lingkungan/ramah lingkungan. Dalam jurnal ini langkah-langkah kerjasama internasional belum dijelaskan secara mendetail tetapi hanya berupa gagasan saja sehingga diperlukan studi lebih lanjut selain dri jurnal ini karena apabila dilihat dari judulnya isinya kurang lengkap dibanding dengan substansi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai