Dasar Nikel PDF
Dasar Nikel PDF
Dasar Nikel PDF
PERENCANAAN
EKSPLORASI CEBAKAN NIKEL LATERIT DI DAERAH WAYAMLI, TELUK BUll, HALMAHERA TIMUR SEBAGAI MODEL PERENCANAAN EKSPLORASI CEBAKAN NIKEL LATERIT DI INDONESIA
Oleh: Deddy T. Sutlsna"; Dwi Nugroho Sunuhadi", Agus Pujobroto **) dan Danny Z. Herman ***)
*) Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi **) Bidang Informasi, Pusat Sumber Daya Geologi ***) Kelompok Program PenelitianKonservasi, SARI Daerah Wayamli, Teluk Buli, Halmahera Timur disusun oleh komplek batuan ultra basa, gabro, basal dan berupa serpentinit eksplorasi dan yang Pusat Sumber Daya Geologi
meliputi daerah selatan dan utara. Batuan ultra basa terutama nikel. Daerah ini rrierupakan rekahan-
target perencanaan
dilalui oleh sesar naik yang memungkinkan saluran tempat naiknya magma
membentuk
rekahan pad a batuan batuan ultra basa sebagai struktur ini menjadi salah satu faktor
yang mengandung
cebakan bijih nikel. di daerah ini mengacu kepada faktor-faktor penting yang terdiri atas :
target eksplorasi
batuan ultra basa sebagai sumber Ni, indikasi proses serpentinisasi kondisi iklim tropis, peran struktur kemiringan lereng. Dengan
rekahan pada batuan induk ultra basa dan morfologi yang berhubungan,dengan ditentukan 3 (tiga) daerah perencanaan eksplorasi, yaitu : (1) Sektor A
demikian
merupakan daerah dengan tingkat prospektif yang sangat tinggi untuk mendapatkan
berkadar tinggi; (2) Sektor B merupakan daerah yang mempunyai tingkat prospektif relatif diatas rata-rata; C merupakan daerah yang mempunyai tingkat prospektif relatif kecil.
ABSTRACT
The Wayamli area, Teluk Buli, Eastern Halmahera is composed of an ultramafic complex, gabbro, basalt and diabas which occupy entirely southern and. northern parts. The ultramafic rocks consists of mainly serpentinite and
dunite which play an important role as nickel carrier. The area was planned as an exploration target and experienced by thrust fault which enable to form fractures within the ultramafic. These fractures formed as channelways of nickel
bearing magmatic solution and became an important factor in creating of nickel ore deposits. A concept ultramafic of selected exploration target within the area refers to some important within the ultramafic, factors such as : the
gaining a high content of nickel ore deposit, (2) Sector B is the relative prospective nickel above an average value, and (3) Sector C is the area with
Latar Belakang Kadar ppm terdapat nikel tertinggi dalam hingga mencapai dunit 3000 dan
serpentinisasi
kandungan
Ni berkisar
antara
1200-
berlangsung proses
pelapukan.
Kondisi
morfologi
di Caledonia. mengalami
Dalam proses
MAKALAH ILMIAH
penentu yang mempengaruhi pengayaan kandungan nikel. Kandungan nikel pada berbagai jenis batuan lainnya bervariasi, pada batuan metamorfik dan sedimen (batupasir) mengandung 90 ppm Ni, 90 - 100 ppm Ni dalam lempung dan berkisar 10 -20 ppm batuan karbonatan, sedangkan pada batuan asam sangat tidak umum 5 ppm). Kandungan Ni dalam soil bagian horizon B2 (podzolic) berkisar dari nilai jejak (trace) hingga mencapai 5000 ppm. Terdapat dua jenis cebakan nikel yaitu primer dan laterit, dimana pembahasaan dalam karya tulis ini akan difokuskan kepada model perencanaan eksplorasi terhadap cebakan nikel laterit di daerah
1964) dengan kandungan 15% Ni, yang terdapat pada nickel garnierite dan terbentuk pada bagian bawah zona pelapukan atau pada zona saprolit. Contoh cebakan bijih nikel seperti ini terdapat di New Caledonia dan dalam batuan garnierit mempunyai kandungan mencapai 10% Ni (Chetetat, 1947). Kedua jenis endapan bijih nikel laterit ini membentuk lapisan selubung dengan ketebalan 1 sampai 300 kaki dan rata - rata 50 kaki. Lapisan bagian atas mempunyai kandunqan
<
1%
Ni,
sedangkan bagian yang paling kaya terdapat pada bagian dasar dari zona pelapukan. Logam nikel yang terkonsentrasi dalam laterit berasal dari penghancuran mineral olivin dan piroksen selama proses pelapukan. Konsentrasi nikel ini juga dapat berasal dari hasil pelapukan batuan ultra basa peridotit dengan proses yang melibatkan cuaca atau iklim untuk menguraikan olivin dan ortopiroksen dari batuan induknya. Pada proses ini
terjadi
berlangsungnya
Wayamli Teluk Buli Halmahera Timur dan segala aspek terkait sehingga diharapkan mendapatkan hasil optimal. Kategori cebakan nikel laterit dapat terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu nikel mengandung Fe dan rijang (nickel ferroes ferugenous) dan silikat nikel (nickel silicate). Jenis cebakan pertama mempunyai kandungan besi 40% Fe dan kandungan Ni sekitar 1 (satu) % seperti yang terdapat di negara-negara Kuba dan Filipina. Jenis nikel yang kedua umumnya mempunyai kandungan besi rendah 35% Fe; Hotz,
pemisahan
magnesium dan silikat, sehingga menyisakan nikel dan besi dalam tanah pelapukan. Selama pelapukan berlangsung hampir tidak ada kehilangan unsur Ni. Kandungan 0,25% Ni dalam batuan peridotit dibentuk melalui proses serpentinisasi dan akan
Zona Pelindihan
Zona Erosi
I I I I I I I I ,
Gambar 1. Penampang
49
MAKALAH ILMIAH
menghasilkan kandungan sebesar 3,5% Ni dengan rasio 1 : 6 sampai 1 : 16, yang berarti bahwa Ni mengalami peningkatan hingga 16 kali dibandingkan kandungan awalnya. Pengayaan ini juga dipengaruhi oleh faktor topografi, yang berperan dalam pengendalian I keseimbangan proses mekanik dan kimia. Pada topografi dengan kemiringan lereng terjal
dominan berlangsung proses mekanik, sehingga tidak terjadi proses kimiawi yang menghasilkan pertukaran unsur; sedangkan pada lereng yang landai terjadi dominasi proses kimiawi. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa bentang alam (morfologi) yang paling ideal untuk terjadinya kedua proses tersebut adalah daerah bergelombang (undulating) dengan
PROSES SERPENTINISASI
PERIDOTIT SERPENTINIT
PROSES PELAPUKAN
DAN LATERISASI
PERIDOTIT
- SERPENTINIT LAPUK
{7
TERLARUT SEBAGAI LARUTAN Co-Mg KARBONAT TERBAWA SEBAGAI PARTIKEL rOLOIDAL
KONSENTRASI RESIDU
t
KONSENTRASI CELAH
0
Ni, SiO 2 ,MgO URAT GARNERIT URAT KRISOPRAS
URAT-URAT MAGNESIT (MgCO 3) DOLOMIT (CoMg)CO 3 CALSIT (CoCo 3 ) SEBAGAI ROAT OF WEATERING
{}7
ZONETENGAH ZONE PALING BAWAH
(Ojadjulit, 1992)
50
MAKALAH ILMIAH
kemiringan antara 15 hingga 30. LANDASAN TEORI Struktur dan pembentukan profil laterit nikel
Fluktuasi
ini mengakibatkan
akan kontak dengan saprolit yang masih mengandung batuan asal, kemudian melarutkan mineral-mineral Mg,
dapat dikaitkan dengan daya larut mineral dan kondisi aliran air tanah. Adapun susunan profil lengkap dari
Si, dan Ni akan larut dan terbawa aliran air tanah dan pad a proses pengendapan baru kembali akan
menghasilkan
mineral-mineral
(leaching
saprolit yang terletak di atas batuan asalnya (Gambar 1). Tanda menunjukkan panah arah aliran pada Gambar sebagai diatas larutan
Tabe/1. Kandungan
air tanah
Unsur/Mineral
pembawa Ni yang bersamaan dengan berlangsungnya proses atas pelindihan. Pada dasarnya utama proses yang ini terdiri
: Proses
berlangsung meliputi proses Si02 MgO Fe2S03 40 42 7,5 1 0,2 8 0,8 0,5 100 % 400 420 75 10 2 80 8 5 1.000
secara
vertikal saprolit
yang dan
pelindihan pelindihan
zona
di waktu
musim
penghujan
pad a zona limonit. Zona pelindihan yang terletak diantara zona Ab03 Ni H2O Unsur lainnya Spinel - Chrom Jumlah
limonit dan zona saprolit hanya terjadi apabila aliran air tanah berjalan lambat hingga kondisi jenuh sehingga membentuk terbentuk tergantung oleh endapan smektit. di suatu Pengendapan bervasiasi ini dapat karena
daerah
kepada fluktuasi air tanah yang diakibatkan musim kemarau dan musim
perbedaan
penghujan. termasuk
Faktor-faktor adanya
rekahan-rekahan
pad a zona limonit. bertingkat rendah pada Mg Pada rekahan-rekahan mengendap akar-akar dijumpai kuarsa sebagai batuan magnesit asal sebagian yang dikenal di zona oleh hasil
mempengaruhi
Sedangkan
rekahan-rekahan sebagai
garnierit,
krisopras
dan kuarsa. Berbeda dengan peridotit, serpentinit akan menghasilkan dengan sedikit zonakuarsa
hydrosilikat
Mg, Si dan Ni. Unsur-unsur seperti Fe, AI, Mn, CO, terikat seperti sebagai limonit, mineralhematit,
Ni pada zona
atau garnierite. Bantuan asal peridotit mengandung Fe, NihSi04] permukaan dengan kandungan mengandung C02 olivin [(Mg,
mineral
oksida/hidroksida
goethit, manganit dan lain-lain. Selain mineral), itu terdapat ikutan terbentuk juga mineral relik (relic
mineral yang
chromspinel akibat
(accessory unsur-
chromspine/) unsur
migrasi
organis meresap ke bawah mencapai zona pelindihan dimana fluktuasi air tanah berlangsung (Gambar 2).
terhadap
MAKALAH ILMIAH
mengalami diambil
perubahan standar
selama internal
proses (internal
pelapukan standard)
menyusut dari 1 kg menjadi 100 gram; yang berakibat terjadinya hingga kenaikan 10 x kadar relatif unsur-unsur bawah. residu Fe203
sebagai
dalam
zona
laterit
maka
diperkaya sampai > 72% (72 gram dari 100 gram) dan ikutan chrom-spinel relatit mengalami kenaikan sampai
keseimbangan
Friedrich dkk., 1984). kimia pada zona saprolit bertambah, sementara aliran
sekitar 5% (5 gram dari 100 gram). Secara horizontal penyebaran nikel tergantung oleh dari
H20
dari arah aliran air tanah dan sangat dipengaruhi bentuk morfologinya, dimana air tanah bergerak
Penggantian
serpentin
mengakibatkan 3%.
peningkatan
pegunungan-pegunungan pembawa
Ni, Mg, dan Si mengalir di zona pelindihan. terjebak pad a tem pat-tem pat terdapatnya lereng
unsur-unsur
penting
terjadi
di
Ni akan
ditunjukkan
oleh terlindinya
>95%
banyak rekahan dan lereng dengan kemiringan relatif landai - sedang merupakan untuk terjadinya keseimbangan dan proses kimia sehingga nikel. yang
Mg, >90% Si, setengah bagian AI dan sejumlah kecil Fe sampai tempat lain. Akibat tersebut, pengurangan zona unsur-unsur yang Mg dan Si pad a proses pengendapan kembali di
pengayaan lereng
mempengaruhi
mengandung
bongkah-bongkah
batuan
KETERANGAN :
I-QO ]
!- Tp~1 ~.J
l~
Kd .Dlollt Ub
Fm. Oodaga
Q.
U
Kompleks Ullrabasa
I
----~
r;pw]
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Wayamli, Halmahera Tengah untuk Perencanaan Eksplorasi (Sumber: Peta Geologi Lembar Ternate dan Peta Geologi Lembar Morotai, Pusat Survey Geologi)
52
MAKALAH ILMIAH
Kemiringan
geologi timur, kecuali andesit yang terdapat di bagian selatan mendala geologi barat.
tektonik
kedua
mandala
Timur
sudah
mengalami
struktur
sejak
kimia, kadar Ni sedang Kemiringan lereng 25-30, proses mekanik > kimia,
kadar Ni dan Fe kecil Kemiringan lereng > 30, proses mekanik > kimia,
serta sesar normal berarah Barat Utara - Barat Timur. Batuan eksplorasi penyusun daerah ultra perencanaan basa, gabro,
kadar Ni dan Fe sangat kecil. GEOLOGI DAERAH WAYAMLI Pemetaan geologi regional telah dilakukan di
merupakan
komplek
basal dan diabas dengan penyebaran selatan batuan dan utara. Menurut S.
Supriatna
daerah ini oleh Sam Supriatna pada tahun 1980 dalam Lembar Morotai dengan skala 1 : 250.000. Lembar ini meliputi daerah lengan utara, lengan timur utara dan Pulau Morotai, sedangkan eksplorasi daerah berada yang di akan bagian
analisis mikroskop
serpentin membentuk
urat halus dan merupakan olivin. Formasi termuda tengah batulanau, yang dan Dodaga tersebar timurlaut;
untuk lembar
batuan utara,
fisiografis
eksplorasi bagian
geologi, yang
perselingan
memiliki
perbedaan berdasarkan
susunan perkembangan
batuan
batuan utara
terdiri
batupasir, dan
Eosen
batulempung,
konglomerat
tersebar cukup luas di Mandala Halmahera Timur. Mandala pengangkatan sedangkan seluruhya Halmahera dan Mandala ditutupi erosi Timur pada zaman Barat mengalami Kuarter, hampir api
Dodaga dalam
Dorosadu
pembentukan Daerah
Halmahera
oleh rempah-rempah
gunung
rekahan -
Kuarter; sehingga secara geologi tidak prospektif untuk pembentukan Secara mineralisasi daerah logam dan juga bijih nikel. ini disusun oleh batuan
rekahan pada terutama batuan batuan ultra basa yang akan magma struktur berperan yang menjadi mengandung saluran unsur tempat nikel, naiknya sehingga dalam
regional
sedimen, endapan permukaan, batuan formasi Togawa permukaan gunungapi beku. Batuan sedimen
ini menjadi
penting
aluvium
pemilihan kepada
formasi-formasi
Bacan
Holosen. Batuan
faktor-faktor
beku berupa komplek batuan ultra basa, gabro, diorit dan andesit pada umumnya menempati mandala
53
MAKALAH ILMIAH
2.
Indikasi basa
proses serpentinisasi
pada batuan
ultra
Sektor
B, mempunyai km /212,09
2
luas sekitar
1,67 km x daerah
ha) merupakan
3. 4. 5.
Proses pelapukan pad a kondisi iklim tropis Struktur Morfologi lereng Atas dasar susunan batuan, daerah eksplorasi rekahan pad a batuan induk ultra bas a yang berhubungan dengan kemiringan
berdasarkan
sebagai berikut : 1. Sebagian daerah disusun oleh batuan ultra basa, terutama di bagian tengah dari sektor ini,
ditemukan cebakan
seluas 1000 ha dibagi menjadi tiga sektor dengan tujuan untuk menentukan skala prioritas tingkat terdapat
Batuan ultra basa ini diapit formasi tidak kondusif untuk pembentukan Formasi antara Dodoga batulanau, yang terdiri serpih,
batuan yang
propektif mengandung
Ni yang kemungkinan
dalam cebakan bijih nikel, yaitu : 1. 2. 3. Sektor A, terletak di bagian selatan. Sektor B, terletak di bagian utara dan 3. Sektor C, terletak di bagian timur-utara ?). Sektor A meliputi luas 1,65 km x 2,328 km (3,8412 tingkat km2/384, 12 ha) merupakan prospektif sumber yang daya sangat cebakan daerah tinggi bijih dengan untuk nikel (timurlaut 4.
batupasir
batugamping Masih dilalui struktur sesar Topografi mempunyai tidak kondusif nikel Sektor C, mempunyai 1,078 km (4,812192
2
semakin
tinggi
yang
kemiringan
lebih
curam
untuk pembentukan
cebakan
mendapatkan
kriteria-kriteria
berikut ini:
km /481, 192
daerah yang mempunyai Hampir seluruh daerah ditutupi oleh batuan inauk ultrabasa sangat nikel 2. Dilalui oleh struktur membentuk yang sesar, yang memungkinkan pada batuan induk, sebagai tempat 2. Topografi terjal Berdasarkan eksplorasi direncanakan Sektor A cebakan yang kondusif merupakan untuk jenis batuan cebakan yang bijih 1. Seluruh daerah berdasarkan berikut:
pertimbangan-pertimbangan
terjadinya
ini ditutupi
oleh satuan
batuan
bijih nikel
berperan nikel.
pengendapan 3.
Topografi daerah relatif lebih rendah dibandingkan dengan sektor lainnya, zona morfologi bukit tidak adanya kemungkinan merupakan
sebagai berikut. sebagai metode : sumur uji dan atau pemboran dengan prioritas pertama dengan
bergelombang dari
lebih
30 yang antara
menggunakan 1. Pembuatan
keseirnbanqan
proses
mekaniklfisik. 4. Adanya sangat Sirkulasi sirkulasi air yang lebih dominan yang
bor tangan (hand auger) hingga mencapai batuan dasar, dengan sistem kisi (grid) berinterval x 100 m pada selanjutnya tahap awal, yang 200 m berpengaruh pada proses serpentinisasi. melalui rekahan-rekahan pensesaran pada
pad a tahap
memperapat
oleh struktur
Iklim tropis basah, seperti yang disaratkan pembentukan endapan bijih nikel laterit
dalam
54
MAKALAH ILMIAH
Chetetat, E. de : 1947. La genesa at I'evolution desgiements de nickel de la Nouvele Caledonia, Soi. Geol, frame Bull. Djadjulit, A; Karim, A.,Hasanudin, D., Kelfas, Y.,Purwanto, H.,Ukat., Sutisna, A.1992,Pemantauan Penambangan 8ijih Nikel di UPN Pomalaa, PT Aneka Tambang Pomalaa, Kolaka, Sulteng. Laporan Tehnik Penambangan no 36, Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Teknologi Direktorat Proyek Penelitian Teknologi Pertambangan Supriatna, S.; 1980, Peta Geologi Lembar Morotai, Maluku Utara, Skala 1: 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung Sukamto dan Simanjuntak, 1982. Makalah dalam Pemantauan Teknologi Penambangan 8ijih Nikel di UPN Pomalaa PT. Aneka Tambang, Kolaka, Sulawesi Tenggara, diedit oleh Apud Djadjuli dkk., 1992, PPTM, Bandung. Sutisna, D.T., .1969. Penambangan 8ijih Nikel di Unit Penambangan Nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara; Skripsi Akademi Geologi dan Pertambangan, Bandung.
156