Gempa Bumi (Seisme) Hnbbhhu
Gempa Bumi (Seisme) Hnbbhhu
Gempa Bumi (Seisme) Hnbbhhu
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar/patahan, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15 cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang dikenal sebagai gempa bumi.
Macam-Macam Gempa
Dilihat dari intensitasnya, ada dua macam gempa : a. Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui dengan menggunakan alat pencatat. b. Microseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat perekam.
Menurut episentrumnya gempa dibagi 2: Gempa sentral jika episentrumnya berupa titik. Gempa linear jika episentrumnya berupa garis. Menurut kedalaman hiposentrumnya gempa dibagi 3: Gempa dangkal (< 100 m) Gempa menengah (100-300 m) Gempa dalam (300-700 m) Menurut letak episentrumnya gempa dibagi 2: Gempa darat Gempa laut Menurut jarak episentrumnya gempa dibagi 3: Gempa setempat, jika jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km Gempa jauh, jika jarak episentrumnya sekitar 10.000 km Gempa sangat jauh, jika jarak episentrumnya lebih dari 10.000 km
Energi dari dalam bumi merambat lewat tiga jenis gelombang: Gelombang primer (longitudinal), yakni gelombang pertama kali dicatat seismograf. Gelombang sekunder (transversal), yakni gelombang yang tercatat setelah gelombang primer. Gelombang panjang, yakni gelombang dari episentrum yang menyebar ke segala arah lewat permukaan bumi.
Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini telah ditemukan beberapa cara untuk mengetahui pusat gempa. Beberapa cara itu adalah:
a. Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf. Yaitu satu seismograf vertikal, satu horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi seismograf yang berarah timurbarat. Dengan tiga seismograf ini akan ditemukan letak episentrum.
b. Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Ketiga tempat yang terletak dalam satu homosesita itu dihubungkan, kemudian ditarik garis sumbu pada garis yang menghubungkan tempat-tempat pencatatan. c. Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini dicari dengan rumus LASKA, yaitu:
= [(S-P)-1] X 1 megameter = jarak episentrum. S-P = selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder, dalam satuan menit. 1 megameter = 1.000 km.
Contoh Soal
Stasiun pencatat gempa di kota A mencatat adanya gempa di daerah tersebut. Dan hasilnya adalah gelombang primer terjadi pada pukul 08.43 WIB sementara gelombang sekunder terjadi pada pukul 08.57 WIB. Berapa jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa?
Jadi, jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa adalah 13.000 km.