Tugas Rek. Stabilitas Struktur

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

2012

TUGAS MATA KULIAH


REKAYASA STABILITAS STRUKTUR









Dosen :
Dr.Syahril Taufik, M.Sc.Eng



Oleh :

Bersi Indah N. H2A711001


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
MAGISTER TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
2012/2013




2012
KERJAKAN SEMUA SOAL BERIKUT : [email protected]

1. Untuk merancang suatu struktur bangunan, perlu diperhatikan 3 (tiga) unsur
stabilitas struktur yaitu :
a) Stabilitas keseluruhan (Overall Stability)
b) Stabilitas lokal (Local Stability)
c) Stabilitas terhadap gempa menurut SNI
Jelaskan masing-masing kriteria stabilitas tersebut, lengkapi dengan gambar
dan rumus-rumus penting.

2. Dari struktur bangunan tinggi dengan data berikut, tentukan beban lateral
kritis untuk suatu bangunan rangka kaku berlantai 30 (tiga puluh) dengan
tinggi lantai ke lantai 12 feet dan beban mati rata-rata 0,20 ksf. Bangunan
berada di daerah gempa 2. Denah bangunan panjang 8x20=160 dan lebar
5x20=100.
































3. Dari struktur bangunan pada soal no. 2 direncanakan dengan menggunakan
sistem baja komposit. Berikanlah kriteria desain dan detail dari stabilitas
struktur (lengkapi dengan gambar pendukung)
4. Jelaskan prinsip dari stress tensor menurut von Mises (berikan contoh)
- Good luck - Believe in your own skill and ability















5x20 = 100
8x20 = 160
30x12=360

DENAH
TAMPAK


2012
Penyelesaian.

1. Tiga unsur stabilitas struktur yang perlu diperhatikan pada saat merancang bangunan
a) Overall Stability
Overall stability adalah kestabilan keseluruhan stuktur baik struktur atas maupun
bawah, atau kemampuan seluruh struktur bangunan untuk bisa tetap stabil terhadap
gaya-gaya yang terjadi pada bangunan tersebut. Gaya-gaya tersebut terdiri dari gaya
vertikal seperti gaya gravitasi yang terdiri dari beban mati maupun beban hidup, gaya
horizontal seperti gaya akibat angin dan gaya lateral akibat gempa, kemudian gaya
momen seperti gaya rotasi akibat angin dan gempa. Struktur bangunan akan
dikatakan stabil jika memenuhi ketentuan berikut.
EV = 0, EH = 0, dan EM = 0.
Jika tidak memenuhi ketentuan di atas maka bangunan akan dapat mengalami
overturning, sliding ataupun bending seperti gambar di bawah ini.


b) Local Stability
Local Stability adalah kestabilan komponen-komponen atau bagian-bagian dari
struktur. Kestabilan yang terjadi pada bagian struktur ini juga dilihat dari kemampuan
bagian struktur menahan gaya-gaya yang bekerja pada bagian struktur tersebut. Gaya-


2012
gaya tersebut adalah gaya vertikal, gaya horizontal maupun momen. Kondisi stabil
terjadi jika EV = 0, EH = 0, dan EM = 0.
Contoh dari bagian struktur yang stabil adalah balok/beam dan kolom tidak
mengalami buckling. Beberapa gambar berikut menunjukkan kasus local instability
berupa buckling pada balok dan kolom.

Gambar 1. Local buckling pada balok

Gambar 2. Local buckling of web

Gambar 3. Buckling pada kolom


2012
c) Stabilitas terhadap gempa menurut SNI
Kestabilan struktur terhadap gempa adalah kemampuan struktur baik struktur atas
maupun struktur bawah menahan gaya gempa yang terjadi. Berdasarkan SNI-1726-
2002 dijelaskan bahwa semua unsur struktur gedung, baik bagian dari stuktur gedung
maupun bagian dari sistem struktur seperti rangka (portal), dinding geser, kolom,
balok, lantai, lantai tanpa balok dan kombinasinya, harus diperhitungkan memikul
pengaruh beban rencana.
Prinsip perencanaan gedung tahan gempa adalah:
- Perencanaan kolom-kuat, balok-lemah.
Faktor daktilitas suatu struktur bangunan gedung merupakan dasar bagi
penentuan beban gempa yang bekerja pada struktur bangunan gedung. Karena itu
tercapainya tingkat daktilitas yang diharapkan harus terjamin dengan baik. Hal ini
dapat tercapai dengan menetapkan suatu persyaratan yang disebut kolom kuat
balok lemah. Yang berarti bahwa akibat pengaruh gempa rencana, sendi-sendi
plastis di dalam struktur bangunan gedung berdaktilitas penuh hanya boleh terjadi
demikian sehingga dapat dihindari mekaniskeruntuhan tingkat (storey
mechanism).
- Jenis tanah dan perambatan gelombang gempa.
Pengaruh gempa rencana di muka tanah harus ditentukan dari hasil analisis
perambatan gelombang gempa dari kedalaman batuan dasar ke muka tanah
menggunakan gerakan gempa masukan dengan percepatan puncak untuk batuan
dasar.
- Beban Gempa Rencana
Nilai beban gempa yang peluang dilampauinya dalam rentang masa layan gedung
50 tahun adalah 10% atau nilai beban gempa yang periode ulangnya adalah 500
tahun.
- Beban Gempa Nominal
Nilai ditentukan oleh besarnya gempa rencana, tingkat daktilitas struktur terkait,
dan tahanan lebih terkandung di dalam struktur tersebut. Beban akibat pengaruh
gempa rencana yang direduksi dengan faktor daktilitas struktur dan faktor
tahanan lebih f
1
=1.6




2012
Langkah perhitungan beban gempa menurut SNI 1792
1. Tentukan lokasi bangunan
Lokasi struktur bangunan akan menentukan wilayah gempa (peta) yang sesuai.
Misal daerah Banjarmasin tergolong zona 1
2. Kondisi tanah
Tentukan kondisi tanah di lokasi proyek berdasarkan data soil investigation,
misalnya kedalaman tanah keras 20 m, dikategorikan sebagai tanah sedang.
Percepatan puncak batuan dasar = 0.2 g
Percepatan puncak muka tanah A
0
= 0.28 g

3. Menentukan percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah
Tc = 0.6 detik. Am = 2.5 A0 = 0.7 g. Ar = Am x Tc = 0.42


4. Menentukan fungsi bangunan
Gedung digunakan untuk perkantoran biasa, Faktor keutamaan Stuktur, I=1.0


2012

5. Menentukan faktor reduksi gempa
Gedung dengan tipe dual system (shearwall dipasang pada struktur rangka pemikul
momen khusus) pada arah U-S. faktor reduksi gempa, R=8.5

6. Menghitung beban struktur perlantai dan beban total bangunan
Berdasarkan data struktur bangunan dihitung beban total bangunan perlantai dan
total seluruhnya (Wt)
7. Menentukan periode natural
Arah utara-selatan merupakan system rangka shearwall, T=0.0488H
3/4
(H=tinggi
bangunan). Faktor respon gempa untuk T Tc; C = Ar/T, dimana Ar = Am x Tc.
Arah barat-timur berupa SRPM beton, T = 0.0731H
3/4


2012


8. Menghitung base shear
Berdasarkan data Ci, I, Wt dan R, base shear dihitung dengan rumus.
V =

Wt Harga C
i
akan berbeda untuk posisi U-S dan B-T
9. Menghitung gaya lateral equivalent
Gaya lateral ekivalen dihitung berdasarkan distribusi base shear pada posisi
masing-masing lantai (z
i
).


Wi = berat lantai (kN)
zi = tinggi lantai dari dasar (m)











2012
2. Diket: Bangunan rangka kaku 30 lantai
Tinggi antar lantai 12 ft,
jadi total tinggi bangunan 12 x 30 = 360 ft
beban mati rata2 = 0.2 ksf
zona gempa = 2
panjang denah bangunan = 8 x 20 = 160 ft
lebar denah bangunan = 5 x 20 = 100 ft
Ditanya: Beban lateral kritis
Penyelesaian
A. Beban lateral akibat gempa.
Koefisien zone: Z = 0.5 (zone 2)
Faktor gaya horizontal (rangka baja pemikul momen): K = 0.67
Berat total bangunan: W = 30(0.2)(100)(160) = 96000k
Periode dasar: T = 0.1(v) = 0.1 (30) = 3 detik
Koefisien seismic: C =

= 0.0347
Geser dasar total: V = ZKCW = (0.5)(0.67)(0.0347)(96000) = 1120 k
Tidak ada efek cambuk (whip effect) di atas bangunan, Ftop = 0, maka digunakan
persamaan 2.5.
Distribusi geser dasar sepanjangg ketinggian bangunan adalah:
FI = V

= V


Karena berat lantai konstan. Maka
= 1(12) + 2(12) + ... + 30(12)
= 12(1 + 2 + 3 + .... + 30)
= 5580 ft
F
x
=

= 0.20072 h
x

Gaya-gaya lateral adalah:
12 ft di atas dasar: F
1
= 0.20072 h
x
= = 0.20072 (12) = 2.409 k
24 ft di atas dasar: F
2
= 0.20072 h
x
= = 0.20072 (24) = 4.817 k





2012

Perhitungan selengkapnya akan disajikan pada tabel di bawah ini:
Tinggi dari tanah
dasar
F
x

(ft) (k)
12 2.409
24 4.817
36 7.226
48 9.635
60 12.043
72 14.452
84 16.860
96 19.269
108 21.678
120 24.086
132 26.495
144 28.904
156 31.312
168 33.721
180 36.130
192 38.538
204 40.947
216 43.356
228 45.764
240 48.173
252 50.581
264 52.990
276 55.399
288 57.807
300 60.216
312 62.625
324 65.033
336 67.442
348 69.851
360 72.259
5580 1120

Periksa pada dasar lantai pertama:
= 0; V = F
1
+ F
2
+ .... + F
30

1120 = 1120 (OK)
atau
F
0
= (360 x 0.020072) - (12 x 0.020072)(30) = 72.592-72.592 = 0 (OK)


2012

B. Beban lateral akibat angin
Menurut New York State Building Code. Beban angin adalah:
15 psf untuk ketinggian 0-25 ft di atas tanah
18 psf untuk ketinggian 26-40 ft di atas tanah
21 psf untuk ketinggian 41-60 ft di atas tanah
24 psf untuk ketinggian 61-100 ft di atas tanah
28 psf untuk ketinggian 101-200 ft di atas tanah
30 psf untuk ketinggian 201-300 ft di atas tanah
32 psf untuk ketinggian 301-400 ft di atas tanah
Distribusi gaya-gaya angin ditunjukkan pada gambar di bawah.
W
1
= (15/1000) x (24) x (160) = 57.6 k
W
2
= (18/1000) x (12) x (160) = 34.56 k
W
3
= (21/1000) x (24) x (160) = 80.64 k
W
4
= (24/1000) x (36) x (160) = 138.24 k
W
5
= (28/1000) x (96) x (160) = 430.08 k
W
6
= (30/1000) x (108) x (160) = 518.4 k
W
7
= (32/1000) x (60) x (160) = 307.2 k
Beban angin total = W
t
= 1566.72 k
V = 1120 k < W
t
= 1566.72
Beban angin melebihi beban gempa
Periksa momen guling.
Momen perlawanan akibat gaya angin adalah:
M
res
= WDL x (D/2) = 96000 x (100/2) = 4800000 ft-k
Momen guling akibat angin adalah:
M
rot
= 57.6(12) + 34.56(30) + 80.64(48) + 138.24(78) + 430.08(144) +
518.4(246) + 307.2(330)
M
rot
= 307215.36 ft-k
Faktor keamanan terhadap guling:
S.F. =

= 15.624 > 1.5 (OK)







2012

Gambar distribusi gaya-gaya angin.
































W
7

W
6

W
5

W
4
W
3
W
2
W
1
60
108
96
36
24
12
24
D = 100
W
DL

330
246
144
78
48
30
12


2012

3. Kriteria design dan detail dari stabilitas struktur.
Karena bangunan pada soal no 2 adalah gedung bertingkat 30 dan berada di daerah zona
gempa 2 yang dikategorikan zona rendah gempa maka design yang digunakan untuk
bangunan haruslah sesuai dengan zona gempa di daerah tersebut. Prosedur dan ketentuan
umum design dapat mengacu pada SNI 3-1726-2002 dan SIN 3-1729-2002 tentang
perencanaan gedung struktur baja tahan gempa.
- Gempa rencana dan kategori gedung.
Pengaruh gempa rencana itu harus dikalikan oleh suatu faktor keutamaan gedung.
Faktor keutamaan ini menyesuaikanaa periode ulang. Gempa berkaitan dengan
penyesuaian umur gedung. Faktor keutamaan ini bergantung pada berbagai
gedung dan bangunan yang telah diatur pada SNI.
- Konfigurasi struktur.
Karena struktur bangunan gedung adalah struktur gedung beraturan, maka
berdasarkan SNI, pengaruh gempa rencana struktur gedung ini dapat ditinjau
sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen. Sehingga dapat menggunakan
analisa statik ekuivalen.
- Daktilitas struktur bangunan dan pembebanan nominal.
Konsep daktilitas struktur adalah mempertimbangkan perencanaan struktur tahan
gempa untuk mampu berdeformasi secara daktail dengan cara memencarkan
energy.
- Jenis tanah dan per ambatan gelombang.
Jenis atau tipe profil tanah berpengaruh pada kecepatan gelombang. Dalam SNI
jenis tanah dibedakan menjadi tanah keras, sedang, dan tanah khusus, yang
pengaruhnya dapat dilihat pada SNI.
- Karakteristik resiko gempa wilayah
Pada soal no 2 wilayah gempa adalah zona 2.
5 hal di atas adalah salah satu kriteria yang harus diperhatikan dalam merencanakan
gedung struktur baja tahan gempa, yang penjelasan lengkapnya ada dalam SNI.

Contoh detail dari stabilitas struktur.
- Struktur bawah
Pada struktur bawah atau pondasi dapat digunakan tiang pancang sebagai pondasinya,
dimana dimensinya diperhitungkan sesuai dengan beban-beban yang bekerja pada
pondasi bangunan gedung.
- Struktur atas.
Pelat lantai bisa dengan tebal 13cm, beton mutu K225
Pelat atap bisa dengan tebal 11 cm, beton mutu K 225
Balok dan balok anak pada lantai atap dan lantai ruangan dapat menggunakan profil
baja WF, yang dimensinya dihitung telah sesaui dengan beban-beban yang bekerja
pada bangunan.
Kolom dapat menggunakan profil baja WF, yang dimensinya dihitung telah sesaui
dengan beban-beban yang bekerja pada bangunan


2012
Sambungan antara balok-kolom dan kolom-kolom menggunakan baut yang sudah
dihitung mampu memikul beban yang terjadi.

Pada balok komposit dapat juga menggunakan metal deck dan shear connector seperti
gambar di bawah ini.


Shear wall atau dinding geser juga dapat digunakan agar dapat menjaga kestabilan
struktur. Shear wall dipasang pada sisi bangunan yang memiliki lebar lebih kecil dan
dapat sekaligus berfungsi sebagai rumah lift.


Sedangkan bagian balok dan kolom, agar terhindar dari buckling dapat menggunakan
stifnerr atau pengaku.


Shear Wall


2012
4. Prinsip Stress Tensor menurut Von Misses
Menurut Von misses stress tensor adalah distorsi tegangan () yang terjadi pada sebuah
benda, dimana tegangan yang dimaksud terjadi tidah hanya dalam satu arah melainkan dalam
tiga arah atau sumbu yaitu x, y dan z. Tegangan yang terjadi pada ketiga arah tersebut
kemudian saling mempengaruhi, dimana tegangan pada arah x juga bekerja terhadap arah y
dan z, tegangan arah y juga bekerja terhadap sumbu x dan z, tegangan arah z juga bekerja
terhadap sumbu x dan y, sehingga tegangan yang dihasilkan dari ketiga arah tersebut adalah

xx
,
xy
,
xz
,
yy,

yx,

yz,

zz,

zx
dan
zy.
Kesembilan tegangan tersebut dapat dilihat pada
contoh gambar dibawah ini.


Menurut Von Misses kelelehan terjadi ketika invariant kedua pada simpangan tegangan
(stress deviator) J
2
> nilai kritis k
2

[(
1
-
2
)
2
+ (
2
-
3
)
2
+ (
3
-
1
)
2
] = 6k
2
............ (1)
Untuk kelelehan akibat gaya uniaksial, dimana
1
=

0
,
2
=
3
= 0, maka
2
0
2
= 6k
2
, sehingga k =

................................(2)
dengan mensubtitusi nilai k pada persamaan 2 ke persamaan 1 maka akan didapatkan
kriteria leleh von misses,




=
0
Pada pure shear, untuk menghitung konstanta k, dimana
1
=
3
= t
y
,
2
= 0,
0
adalah
tegangan leleh. Dari t
y
2
+ t
y
2
+ 4t
y
2
= 6k
2
sehingga k = t
y.
Jika disubtitusikan ke dalam persamaan 2 maka menjadi t
y
=

atau t
y
= 0.577
0




2012
Contoh perhitungan
Analisislah tegangan pada bagian struktur yang telah diberi tegangan seperti gambar di
bawah ini. Jika bagian struktur tersebut dibuat dari 7075-T6 aluminium dengan
0
= 500
MPa, apakah akan terjadi leleh? Jika tidak berapa faktor keamanan yang terjadi?

.




Jawaban.

0
=

0
=

0
= 268.57 270 MPa < tegangan leleh (500 MPa), maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi kelelehan.
Nilai SF = 500/270 = 1.85

z
= 60 MPa

y
= 90 MPa

x
= 250 MPa
t
y
= 10 MPa

Anda mungkin juga menyukai