Portofolio Resep I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PORTOFOLIO ANALISIS KESESUAIAN RESEP

DI SUSUN OLEH: RESTU AYUNING KUMALA

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013

RESEP I

Pemerintahan Kabupaten Malang RSUD KANJURUHAN Kepanjen Jl. Panji 100 Telp (0341)395041 Dr. Kristin tgl, 26/12/2012

R/ Salbutamol Aminophyllin Methyl prednisolon Interhistin Ranitidin Mf caps dtd no xxx S 3dd I

1,5mg tab 2mg tab tab

Pro

: Tn. Mochtar

Alamat : Pakisaji

I.

SKRINING RESEP

a. Analisa kelengkapan resep: Nama Dokter Praktek Dokter Tanggal resep Nama pasien Alamat pasien Umur pasien Paraf dokter

Kesimpulan: Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker yang membuat/ menyerahkan obat kepada pasien, yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi, dokter hewan. Jika dalam resep sudah sesuai dengan poin di atas maka resep tersebut telah sesuai/ memenuhi aturan penulisan resep yang benar, terdapat nama dokter, tempat prktek dokter, nama dan alamat pasien, umur pasien. Pasien di anggap dewasa jika dalam resep terdapat awalan nama Tn dan Ny.

b. Analisa Kesesuaian dosis Penelitian jumlah obat : Salbutamol 1,5mg x 30 = 11 tab 4mg Aminophyllin Methylprednisolon x 30 = 15 tab 2mgx 30 4mg Interhistin Ranitidin x 30 = 15 tab x 30 = 15 tab = 15 tab

Kesimpulan : Perhitungan pengambilan obat yaitiu jika jumlah dalam satuan mg dilakukan dengan cara jumlah yang tertera di masing-masing obat (sabutamol 1,5mg) dikalikan dengan jumlah pembuatan kapsul yang diminta oleh dokter (dtd n0 xxx) kemudian dibagi dengan sediaan yang ada d apotek. Tetapi jika jumlah langsung kepada tab, maka hanya tinggal dikalikan oleh jumlah pembuatan kapsul yang diminta oleh doketr (dtd no xxx).

Penelitian dosis Lazim, dosis terapi dan dosis maksimal obat

a. Salbutamol DL : 0-2 tahun = 100mcg / kg = 4x sehari 2-6 tahun = 1-2mg 6-12 tahun = 2mg (Formula dari BNF) DR/DT : 1 x p = 1,5 mg 1 hari = 1,5mg x 3 = 4,5 mg DM : Dosis tersebut adalah dari formula = 3-4x sehari = 3-4x sehari

b. Aminophyllin DL : 1 x p =100mg 200mg 1 hari = 300mg-600mg (Formula FI III ) DR/ DT : 1 x p= tab x 200mg = 100 mg 1 hari = 100mg x 3 = 300mg

DM

: 1 x p = 500mg 1 hari = 1,5g (1500mg)

(Formula FI III)

1 x p = 100mg x 100% = 20 % 500mg

1 hari = 300mg 1500mg

x 100% = 20%

Dosis tersebut adalah sesuai

c. Methylprednisolon : 4 4 mg perhari

DL

(Formula ISO ) DR/DT : 1 x p = 2mg 1 hari = 2mg x 3 = 6mg DM : Dosis tersebut adalah sesuai

d. Interhistin

DL

: > 10 tahun = 2-6 tab = 1 hari 5 10 tahun = 2 4 tab = 1 hari 2 5 tahun = 1 3 tab = 1 hari

(Formula ISO) DR/DT : 1 x p = tab x 50mg = 25 mg 1 hari = 25mg x 3 = 75mg DM :-

Dosis tersebut adalah dari formula

e. Ranitidin

DL

: > 12 tahun = 150mg = 2x sehari atau 300mg selama 4-8 minggu 3-12 tahun = 2-4 mg/kg (max 150mg) = 2x sehari, selama 4-8 minggu

(Formula BNF) DR/DT : 1 x p = tab x 150mg = 75mg 1 hari = 75 mg x 3 = 225mg DM = Dosis tersebut adalah dari formula

Kesimpulan : Dosis yang diberikan dokter pada salbutamol, interhistin, ranitidine di atas hanya dari DL yang ada pada tiap formula (BNF dan ISO). Pemilihan dosis di atas mungkin dipengaruhi juga pada keadaan fisik pasien yang mungkin kurus. Ranitidin diberikan untuk mengatasai efek samping dari Aminophyllin.

II.

URAIAN

MASING-MASING

OBAT

BERDASARKAN

FARMAKODINAMIK DAN FARMAKOKINETIK.

a. Salbutamol (Formula farmakologi dan terapi Ed. V, Obat-obat penting, interaksi obat, martindale ) Farmakodinamika Melalui aktivitas reseptor B2 menimbulkan relaksasi otot polos pada saluran pernafasan, Salbutamol merelaksasikan semua otot polos dari trakea sampai ujung bronkiolus dan melindungi terhadap semua penyebab

bronkokontruksi.salbutamol berdaya bronkodilatasi baik, salbutamol juga memiliki efek lemah terhadap stabilitasi mastcell, maka sangat efektif mencegah atau meniadakan serangan asma. (Formula Farmakologi dan terapi ed. V dan Obat-obat penting)

Farmakokinetika : Kelas terapi : Agonis selektif reseptor B2

(Formula farmakologi dan terapi ed V) ESO : Jarang terjadi dan biasanya berupa nyeri Kepala, pusing-pusing, mual dan tremor tangan.pada overdose dapat terjadi stimulasi reseptor B1 dengan efek kardiovaskuler. Interaksi : Aminophyllin meningkatkan efek Salbutamol (Formula interaksi obat)

Kontra

indikasi:

Dikontraindikasikan

kepada

pasien

dengan penyakit jantung atau diabetes yang bergantung pada insulin. Absorbsi : Diabsorbsi disaluran cerna.

Biotransformasi : mengalami metabolism tingkat I pada dan kemungkinan lain pada dinding usus tetapi tidak dimetabolisme di paru.

: Plasma dari salbutamol berkisar 4-6 jam (Formula

martindale) Ekskresi : Di ekskresi di urin sebagai metabolis dan

obat utuh tidah berubah, sebagian kecil diekresikan di feces.

Kesimpulan: Salbutamol termasuk golongan selektif reseptor B2, mempunyai aktivitas kerja melalui aktivitas reseptor B2 menimbulkan relaksasi otot polos pada saluran pernapasan, salbutamol merelaksasi semua otot polos mulai dari trakea sampai ujung bronkiolus .salbutamol ini jika diberikan bersama aminophyllin, maka aminophyllin tersebuta akan meningkatkan efek salbutamol, sehingga salbutamol menjadi lebih baik sebagai bronkodilatasi.

b. Aminophyllin (Formula farmakologi dan terapi Ed. V , obat-obat penting,interaksi obat) Farmakodinamika Merupakan campuran dari teophyllin dan etilen diamin. Teophyllin secara langsung melemaskan otot polos bronkus dan pembuluh darah pylomer, jadi bekerja sebagai bronkodilatasi dan pelemas otot polos. Turunan

trimethyxantin mekanisme kerjanya memungkinkan di sebabkan penghambatan enzim kokodiesterose, sehingga meningkatkan siklus-siklus AMP intrasol. secara invitro teophyllin terbukti secara sinergis dengan antagonis beta dan sekarang adany efek invivo. (Formula Farmakologi dan terapi ed V) Farmakokinetik Kelas terapi adenosine) ESO : Secara oral sering mengakibatkan :Trimethylxantin (Antagonis reseptor

gangguan lambung (mual,muntah), pada overdose terjadi efek sentral (gelisah, sukar tidur, tremor dan konvulsi) serta gangguan pernafasan, juga efek kardiovaskuler . Interaksi obat : jika doberikan bersama dengan salbutamol, akan meningkatkan efek salbutamol. Kontra indi : Obat ini dikontraindikasikan pada individu

yang menunjukan hipersensitivitas terhadap komponen obat termasuk etilendiamin, pada individu dengan penyakit tukak peptic dan individu yang mempunyai riwayat penyakit kejang. Absorbsi : Obat ini cepat diabsorbsi apabila tablet

dalam keadaan tidak bersalut, abssorbi dalam bentuk garam yang mudah larut tidak lebih baik.

Biotransformasi: Obat ini didistribusikan keseluruh tubuh melewati plasma dan masuk ke ASI , volume distribusi antara 400 dan 600 ml/kg

: Pada orang dewasa 8-9 jam, pada anak

muda kira-kira 3,5 jam. Ekskresi : Melalui metabolisme dalam hati, sebagian

besar di ekkresi bersama urine dalam bentuk metilurat.

Kesimpulan: Aminophyllin termasuk dalam golongan trimethylxantin, mempunyai mekanisme kerja langsung melemaskan otot polos bronkus dan pembuluh darah pylomer, adanya aminophyllin adalah untuk meningktkan efek dari salbutamol.

c. Methylprednisolon (Formula farmakologi dan terapi Ed . V, Obat-obat penting) Farmakodinamika Suatu glukokotiroid yang mempunyai efek anti inflamasi kuat, bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsive. diperantarai sebagai inhibisi, produksi sitokiri dengan cara melemaskan otot polos saluran nafas tapi menurunkan reaktivitas bronkus . Kelompok steroid ini lalu berikatan dengan DNA yang kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein. Farmakokinetik Kelas terapi : Kortikosteroid 6- a ESO : jika pemberian jangka lama dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam,malgia, atralgia dan malaise, jika pemberian secara terus-menerus dalam jangka lama akan mengakibatkan gangguan cairan dan

elektrolit,hiperglikemia,mudah mendapat infeksi terutama tuberculosis Interaksi obat : Kontra indi : Hampir tidak ada kontraindikasi kortikosteroid. Pemberian dosis tunggal besar bila dperlukan selalu dapat dibenarkan, keadaan yang mungkin dapat merupakan kontraindikasi relative dapat dilupakan, terutama pada keadaan yang mengancam jiwa pasien. Biotrasformasi : Terjadi didalam dan diluat hati, metabolitnya merupakan senyawa inaktif/ berpotensi rendah. T : t biologic 12-36 jam.

Kesimpulan: Termasuk dalam kelas terapi kortikosteroid 6-a yang mempunyai mekanisme kerja anti inflamasi yang luas,diperantarai sebagai inhibisi, produksi sitokiri dengan cara melemaskan otot polos saluran nafas tapi menurunkan reaktivitas bronkus.

d. Interhistin (Formula DOI, Martindale Obat-obat penting) Farmakodinamika Suatu antihistamin yang umum digunakan untuk pengobatan reaksi-reaksi alergi, dibandingkan dengan antihistamin lainya,mebidrolin mempunyai suatu keunggulan yaitu tidak berkhasiat sebagai sedative/ hipnotis sehingga dapat diberikan siang hari tanpa mengurangi aktivitas dan kondisi psikis maupun fisik dari penderita Farmakokinetika Kelas terapi : Antihistamin golongan lain non sedative ESO : Mual, muntah, mulut erring, penglihatan kabur.

Interaksi :Kontra indi : Hipertropiprostat, glaucoma dan serangan asma. T : 4- 6 jam.

Kesimpulan: Termasuk dalam kelas terapi antihistamin golongan lain non sedative, antihistamin yang umum digunakan untuk pengobatan reaksi-reaksi alergi, mempunyai efek samping mual, muntah, mulut kering.

e. Rantidin (Formula Farmakologi dan terapi Ed. V, Obat-obat peting) Farmakodinamika Mekanisme kerja ranitidine menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible. Perangsang reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian ranitidine sekresi asam lambung di hambat. Ranitidine dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik stimulasi vagus/ gastrin. Ranitidine juga mengganggu volume dan kadar pepsin cairan lambung.

Farmakokinetika Kelas terapi : Antagonis reseptor H2 (AH2) ESO : Efek samping pada obat ini umumnya rendah dan berhubungan dengan penghambatan terhadap reseptor H2, efek lain adalah nyeri kepala, pusing, malise, mialgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit,prurius, kehilangan libido dan impoten. Interaksi obat : Kontra indi : Hipersensitiv terhadap ranitidine

Biotranformasi : Ranitidin menjalani metabolism lintas pertama dihati dalam jumlah cukup besar setelah pemberian oral. T : Pada orang dewasa 1,7 - 3 jaam dan memanjang pada orang tua dan pada pasien gagal ginjal, pada pasien penyakit hati masa paruh ranitidine juga memanjang meskipun tidak sebesar pada pasiem gagal ginjal. Ekskresi : Ranitidin dan metabolitnya diekskresi melalui ginjal, sisanya melalui tinja.

Kesimpulan: Ranitidin termasuk dalam kelas terapi antagonis reseptor H2 (AH2) mempunyai mekanisme kerja menghambat reseptor H2 secara selektif dan ireversibel. Perangsang reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian ranitidine sekresi asam lambung dihambat,ranitidine dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik stimulasi vagus/gastrin. Pemberian ranitidine dalam resep tersebut yang hanya dari DL formula dimaksudkan untuk mengurangi efek samping yang diakibatkan oleh aminophyllin.

KESIMPULAN KESELURUHAN RESEP: Aminophyllin dan methyl prednisolon dalam resep berfungsi sebagai bronkodilator, salbutamol sebagai relaksasi otot polos dari trakea sampai ujung bronkiolus dan melindungi terhadap semua penyebab bronkokontruksi yang efeknya diperkuat oleh aminophyllin. Efek samping yang ditimbulkan dari amonophyllin dan salbutamol adalah gangguan lambung (mual,muntah) sehingga diberikan ranitidine yang dapat menghambat sekresi asam lambung, sedangkan pemberian interhistin sebagai antihistamin.

III.

PROSES PERACIKAN Cara pembuatan : 1. Siapkan mortir dan stamper 2. Ambil salbutamol 11 tab. 3. Ambil Aminophyllin 15 tab. 4. 2 + 3 masuk mortar gerus ad hancur dan halus, sisihkan 5. Ambil methylprednisolon 15 tab 6. Ambil interhistin 15 tab 7. 5 + 6 masuk mortar gerus ad hancur dan halus. 8. 7 + 4 gerus ad homogen, sisihkan 9. Ambil ranitidine 15 tab, masuk mortir 10. 9 gerus ad hancur dan halus 11. 10 ayak ad kulit ranitidine terpisah 12. 11 + 8 gerus ad homogeny. 13. 12 bagi menjadi dalam 30 bungkus. 14. 13 masukan dalam kapsul 15. 14 masuk wadah 16. 15 beri etiket putih.

IV.

ETIKET Etiket putih

RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN-MALANG JALAN PANJI 100, TELP(0341)395041 Tanggal : 26/12/2012

Tn. Mochtar 3 X SEHARI I tab/


kapsul

/ bungkus

Sebelum/sesudah makan

Anda mungkin juga menyukai