Studio Perancangan 6
Studio Perancangan 6
Studio Perancangan 6
serta menghasilkan Karya Arsitektur yang kontekstual. Dimana konteks tematik desainnya diarahkan pada bangunan Capital investment sebagai tema wajib, disamping itu ada tema pilihan yang diangkat oleh masing-masing mahasiswa.dengan jenis aktivitas hunian dan sosial. Pendekatan desain yang akan digunakan dalam proses pemecahan masalah adalah dengan pendekatan Fenomenologi dengan proses desain Generasi ke 2 (dua) dari John Zeisel dan Horst Rittel.. Dalam Mata Kuliah ini, Mahasiswa harus mampu melakukan studi/analisis dan menyusun konsep programatik/diagramatik, untuk suatu objek arsitektural tertentu dengan pola aktivitas yang spesifik, berskala besar, dan spesifikasi sistem struktur dan konstruksi serta utilitas yang canggih (advcance) pada suatu objek tapak tertentu yang dipilihnya sendiri dengan karakteristik ciri lingkungan yang unik (unique genius loci) dengan penekanan pada konteks tematik Building as Capital Investment , yang akan menjadi dasar kegiatan transformasi pada mata kuliah Studio Desain Arsitektur 6 (Enam).
Deskripsi Pemahaman Tugas Desain: - deskripsi konteks tugas perancangan - deskripsi pendekatan desain, kerangka pikir dan 2. Kajian Tema Desain - Kajian Tema Wajib :Building as capital investment - Kajian Tema Pilihan :dipilih sendiri oleh mahasisiswa peserta didik. - Kajian tema akan mencakup: - Pemahaman pengertian dan prinsip-prinsip dasar dari implementasi tema dalam rancangan arsitektur 3. Kajian Tipologi Objek o Merupakan kegiatan pemahaman terhadap objek rancangan sesuai dengan konteks tugas perancangan. Kajian tipologi mencakup:
4. Kajian Pemilihan/Analisis Tapak o Pemilihan Lokasi/Tapak untuk objek Rancangan serta pemahaman terhadap kondisi tapak yang terpilih (atau ditetapkan). Pemilihan lokasi/tapak dilakukan dengan analisi multi kriteria yang bersifat kuantitatif. o Analisis tapak terpilih dilakukan dengan analisis tapak standar yang berlaku meliputi: Anallisis Delineasi Dan Daya Dukung Tapak Analisis Topografi Analisis Hidrografi Analisis Klimatologis Analisis View Analisisdaya Dukung Prasarana Lingkungan Analisis Aksesibilitas Tapak Analisis Kebisingan Lingkungan
Pemahaman tipologi fungsi pemahaman tipologi kultural historik pemahaman tipologi geometri Kajian tipologi dilakukan dengan metode studi literatur maupun studi kasus/studi komparasi.
5. Konsep Programatik Konsep programatik adalah sintesa konseptual menyangkut program rancanga yang didasarkan pada hasil-hasil kajian rancangan. Konsep programatik akan meliputi: Konsepsi Institusi Dan Organisasi Tata Kelola Objek Rancangan Konsepsi Pengguna Objek Rancangan Dan Ragam Aktivitasnya Konsepsi Program Kebutuhan Ruan An Fasilitasnya
6. Konsep Awal Desain Konsep awal desain adalah sintesa konseptual yang berupa gagasan awal perwujudan rancangan yang didasarkan pada konsep programatik serta hasil-hasil kajian rancangan. Konsep desain dikomunikasikan melalui serangkaian sketsa ide rancangan yang meliputi:
Konsepsi Rancangan Site Development (Zoning, Perletakan Site Entrance, Pola Sirkulasi Tapak Dan Block Plan) Konsepsi Rancangan Gubahan Massa Bangunan Konsepsi Pola Penataan Ruang Dalam (Draft Denah) Konsepsi Rancangan Aplikasi Sistem Struktur Dan Utilitas Konsepsi Rancangan Selubung Bangunan
Pendekatan Fenomenoligi
Dengan fenomenologi kita dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung (seolah-olah kita mengalaminya sendiri) atau di dalam fenomenologi terdapat esensi kesadaran yang disebut intensionalitas (termasuk aktivitas menyadari sesuatu), menurut ; Husserl (1859-1938) seorang pencetus teori fenomenologi Fenomenologi menggunakan metode berpikir yang bebas, namun harus dicermati terus menerus.
Ciri-ciri fenomenologi: Fokus pada sesuatu yang nampak, kembali pada yang sebenarnya (esensi), keluar dari rutinitas, tertarik pada keseluruahan Fenomenologi mencari makna & hakekat dari penampakan dengan intuisi, & refleksi, dalam tindakan sadar melalui pengalaman, makna ini yang pda akhirnya, membawa kepada ide, konsep, penilaian & pemahaman yang hakiki tentang objek arsitektur Fenomenologi mendedkripsikan pengalaman, bukan menjelaskan atau menganalisis yang akan membuat fenomena itu hidup dengan lengkap & akurat Integrasi dari subjek (arsitek) & obejk
Contoh bangunan mixed-use. Hotel Santika, Toko Buku Gramedia, dan hall pameran., bangunan yang memiliki 3 fungsi secara vertikal Selain pembagian zoning ke arah atas (vertical), mixed use juga dapat terbagi zoningnya secara horizontal. Dalam kasus ini, bangunan di depan bersifat komersial sedang bangunan di belakang adalah residensial.
KEUNTUNGAN PENGEMBANGAN PROYEK MIXED USE DI PUSATKOTA : . Integrasi berbagai fungsi dalam bangunan. Memberikan kemudahan, mempercepat aksesibilitas dan efisiensi waktu. Optimalisasi pemanfaatan lahan kota yang mahal Mengurangi kendala yang ditimbulkan akibat single land use. Efisiensi penggunaan energi Membentuk pertumbuhan komersial baru, vitalitas dan generator pertumbuhan kawasan di sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan pengguna.
CIRI_CIRI BANGUNAN MIXED USE : Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunian, hotel, dan rekreasi. Terjadi integrasi dengan sinergi fungsional. Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masingmasing fungsi bangunan yang memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.
Mixed use yang dipilih sebagai judul tugas ini adalah kombinasi mall apartemen. Masing-masing memiliki fungsi sebagai residensial (apartemen) dan komersial (mall). Berikut adalah pengertian dari masing-masing objek :
Kerangka Pikir
JUDUL TEMA WAJIB TEMA PILIHAN
DATA STUDI LITERATUR STUDI BANDING KAJIAN TEMA TEMA WAJIB TEMA PILIHAN ANALISA KAJIAN KAJIAN TIPOLOGI TIPOLOGI FINGSI TIPOLOGI GEOMETRI TIPOLOGI CULTURAL HISTORIK KAJIAN TAPAK PEMILIHAN LOKASI /TAPAK ANALISA TAPAK
F E E D
Proses Desain
DESIGN PROCESS Argumentative Process IMAGE PRESENT TEST Cycle
Proses berpikir yang diambil yaitu jalur spiralistik, dengan lompatan dari satu masalah ke masalah yang lain, dari satu forward ke feedback, dari alur maju ke alur mundur, dan sebaliknya, secara terus-menerus hingga pertimbangan pemikiran dari pengalaman perancang menjadi titik acuan untuk menyimpulkan racangan objek yang akan di gunakan. Melalui proses berpikir ini, maka kami mengambil acuan proses desain John Zeisel (Inquiry by Design: Tools for Environment-Behavior Research; 1981) yang melihat proses perancangan sebagai sebuah tahapan yang berulang-ulang menuju kepada satu penajaman. Dalam skema tipe desain yang argumentatif ini proses perancangan didefinisikan sebagai suatu proses pemecahan masalah-masalah yang pada hakikatnya penuh kerumitan dan akut (wicked problems) karena proses desain secara berulang-ulang dengan revisi terus-menerus terhadap konsep untuk menuju pada penyempitan lingkup masalah yang perlu disolusikan. Proses ini melalui tahapan-tahapan Image-Present-Test yang dilakukan berulang-ulang.
Pemanfataan koridor yang sesuai (tidak terlalu besar) agar lebih tercipta banyak ruangan
Penggunaan penyekat dari kaca templar selain lebih murah dan lebih mudah untuk di pindahkan. Penggunan material ini juga lebih memudahkan cahaya untuk dapat masuk ke dalam ruangan sehingga bangunan akan lebih hemat energi