Makalah Struktur Tubuh Manusia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 62

STRUKTUR TUBUH MANUSIA

MATA KULIAH BIOMEDIK DASAR

KELOMPOK 4 DEPOK 12 Agustina Melviani/ 1206218852 Anisa Kurniati/ 1206211625 Dina Salamah/ 1206244301 Rizqi Avrila Putri/ 1206212016 Tri Yuliati/ 1206218865

FAKULTAS RUMPUN ILMU KESEHATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Proses kehidupan dimulai dari sel, membentuk jaringan lalu membentuk organ lalu organ berkumpul membentuk sistem organ. Sistem organ ini lah yang bersatu dan bekerja sesuai fungsinya sehingga membentuk sebuah individu. Jadi terlihat jelas bahwa, sistem yang terjadi dalam tubuh manusia sangat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Sistem ini lah yang menjadikan manusia dapat bergerak, bernafas, mencerna, bereproduksi dan lain sebagainya.

1.2 TUJUAN Dengan mempelajari berbagai sistem dalam tubuh ini, diharapakn mahasiswa dapat mengetahui apa saja sistem yang terjadi dalam tubuh manusia, apa saja organ yang terlibat di dalamnya, bagaimana mekanisme sistem itu bekerja dalam tubuh manusia, proses apa saja yang terjadi dalam masing-masing sistem dan apa saja kaitannya suatu sistem dengan sistem atau organ lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM SARAF

BAB III ISI 1. SISTEM SARAF

Sistem saraf tersebar luas di dalam tubuh dan dengan beberapa perkecualian, semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada dasarnya sistem saraf menghimpun rangsang dari lingkungan baik luar maupun dalam tubuh, mengubah rangsang menjadi impuls saraf dan meneruskan impuls ini ke suatu daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan di sini impuls-impuls ditafsirkan dan seterusnya disusul ke organ-organ efektor untuk memberikan jawaban atau respon yang tepat. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sel-sel yang yang sangat terspesialisasi disebut neuron yang bersama sel-sel penyokongnya, neuroglia dan bahan ekstraselular yang terkait membentuk jala-jala komunikasi yang terintegrasi. Fungsi dari bagian-bagian system saraf a. Astrosit memberikan penopang struktural dan mengatur transpor materi diantara darah dan neuron. Sel ini juga berkontribusi terhadap barier darah otak atau tingkat kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk ke jaringan otak. b. Oligodendrosit Fungsinya membentuk lapisan myelin untuk melapisi akson dalam sistem saraf pusat. c. Sel ependim Pada waktu pembentukan Sistem Saraf Pusat sebagai sel-sel proliferatif yang menghasilkan neroblas yang akan jadi sel saraf, dan spongioblas yang akan menjadi neroglia. Sebagai sel penyokong karena tonjolan-tonjolannya terdapat di antara sel-sel saraf, dan berbentuk sebagai epitil plexus choroideus. Sebagai pembatas rongga Sistem Saraf Pusat. d. Mikroglia Memiliki peran fagositik dan menjadi aktif setelah jaringan saraf rusak karena trauma atau penyakit. e. Kranium untuk melindungi otak dan organ sensoris utama seperti hidung, mata, telinga dan sarafnya. f. Meninges tiga lapisan jaringan ikat (piameter, arakhnoid, durameter) yang melindungi otak.

g. Cairan serebrospinal mengisi ruang subarakhnoid untuk bantalan jaringan otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis. h. Sawar darah-otak Melindungi otak dari substansi asing dari darah yang dapat meluai otak. Melindungi otak dari hormon-hormon dan neurotransmitter di seluruh tubuh dan mempertahankan lingkungan yang konstan pada otak. Perbandingan komposisi substansia alba dan grisea Substansia grisea : mengandung badan sel neuron, serabut termielinisasi dan tidak termielinisasi, astrosit protoplasma, oligodendrosit dan mikroglia. Substansi alba : didominasi serabut saraf termielinisasi, oligodendrosit, astrosit fibrosa dan mikroglia. Daerah-daerah fungsional korteks cerebri

Tiap-tiap hemisfer terbagi lagi menjadi 4 lobus, yaitu : a. Lobus Frontalis Lobus ini terletak di bagian dahi. Lobus ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : Aktivitas motorik volunteer Kemampuan berbicara dan berbahasa Elaborasi pikiran b. Lobus Parientalis Lobus ini terletak di bagian ubun-ubun. Lobus ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

sebagai penerima dan pengolah masukan sensorik seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari permukaan tubuh, merasakan kesadaran mengenai posisi tubuh c. Lobus Temporalis Lobus ini terletak di bagian pelipis. Lobus ini memiliki fungsi yaitu sebagai pusat pendengaran. d. Lobus oksipitalis Lobus ini terletak di bagian belakang. Lobus ini memiliki fungsi yaitu sebagai pusat penglihatan.

Bagian-bagian Otak dan Fungsinya

1. Talamus Banyak terdapat nukleus sensorik dan motorik yang penting. Talamus merupakan stasiun pemancar sensorik utama untuk serabut aferen dari medula spinalis ke serebrum. 2. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas yang penting bagi kehidupan, seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual, pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Selain itu juga memproduksi hormon yang mengatur pelepasan hormon kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin. 3. nukleus basalperan kompleks dalam mengontrol gerakan, menghambat tonus otot di seluruh tubuh, memilih dan mempertahankan aktivitas motorik berperan menekan pola

gerakan yang tidak berguna, membantu memantau dan mengoordinasi kontraksi menetap dan lambat yang berhubungan dengan postur dan penunjang, mempengaruhi neuron motorik eferen yang menyebabkan kontruksi otot dengan memodifikasi aktivitas yang sedang berlangsung di jalur motorik. 4. Sistem limbik terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam aktivitas emosional dan aktivitas perilaku tidak sadar. 5. Serebelum bertanggung jawab untuk mengoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik, mempertahankan postur, mempertahankan keseimbangan tubuh. 6. Batang otak Batang otak (otak bagian bawah) mempunyai tiga bagian dalam homeostasis, koordinasi pergerakan, penghantaran, dan pengiriman informasi ke pusat otak yang lebih tinggi, yaitu medulla oblongata, pons, dan otak tengah

Sensasi Somestetik dan Propriosepsif

Sensasi somestetik artinya sensasi dari tubuh. Para fisiologi juga kerap kali berbicara mengenai bagian dari somestetik sensory system, termasuk sensasi exteroceptive, sensasi proprioceptive, dan sensasi visceral. Sensasi exteroceptive yang biasa dirasakan dari kulit, seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit. Sensasi propriosepsif adalah mereka yang diteruskan ke otak dari keadaan fisik tubuh , yang termasuk sensasi itu seperti ketegangan tendon, angulation sendi, dan tekanan dalam dari dasar kaki. Tekanan termasuk sensasi exteroceptive dan propriosepsif. Sensasi visceral berasal dari organ internal, yang termasuk sensasi itu adalah rasa sakit, dan terkadang sensasi dari panas. Ilustrasi pengiriman sinyal somesthetic sensory ke otak. Sensasi terdeteksi oleh ujung saraf khusus dalam kulit, dalam otot, dalam tendon, atau dalam bagian yang lebih dalam dari tubuh dan ini memancarkan impuls saraf yang dikirim hingga berakhir di batang tubuh saraf dalam sumsum tulang belakang. Ketika memasuki sumsum tulang belakang, serabut saraf sensorik bercabang. Beberapa cabang berakhir di sumsum tulang belakang untuk menghasilkan refleks tulang belakang, sementara yang lainnya disampaikan ke area lain dari tulang belakang dan otak. Jalur sensorik ke otak berhenti dalam beberapa daerah diskrit

sebagai berikut, (1) Dalam area sensorik dari batang otak, meliputi bulboreticular formation dan pusat wilayah abu-abu, (2) Cerebellum, (3) Talamus dan sekutu struktur terdekat, dan (4) Korteks serebral. Sinyal sikirim ke dalam masing-masing area berbeda ini. Sinyal yang dikirimkan ke otak kecil, terjadi sepenuhnya di bawah sadar.

Elektroensefalogram. Electroencephalography merupakan penelitan dan pemeriksaan aktivitas elektrik pada otak. Potensial otak akan direkam pada electroencephalogram (EEG).

Electroencephalogram adalah catatan mengenai aktivitas pascasinaps di neuron-neuron korteks. Aliran arus ekstrasel yang berasal dari aktivitas listrik si dalam korteks serebrum dapat dideteksi dengan menempatkan elektroda-elektroda pencatat di kulit kepala untuk menghasilkan grafik yang dikenal sebagai EEG. Aktivitas listrik selalu dapat dicatat dari otak yang hidup, bahkan selama keadaan tidur dan tidak sadar, tetapi bentuk-bentuk gelombang bervariasi bergantung pada derajat aktivitas korteks serebrum. Bentuk-bentuk gelombang sering tampak ireguler, tetapi kadang-kadang dapat diamati adanya pola-pola yang ebrbeda berdasarkan amplitudo dan frekuensi gelombang. Fungsi EEG : Digunakan sebagai perangkat klinis dalam diasnosis disfungsi serebrum. Penyakit atau kerusakan jaringan otak sering menimbulkan perubahan pola EEG. Salah satu penyakit neurologis yang sering disertai abnormalitas pada EEG adalah epilepsy. Serangan epilepsy terjadi ketika sekumpulan besar neuron secara abnormal mengalami potensial aksi secara bersamaan yang menimbulkan spasme involunter stereotipikal dan perubahan perilaku. Kejang dapat bersifat parsial atau generalisata bergantung pada lokasi dan luas daerah yang mengaklami lepas muatan neuron abnormal. Tiap-tiap tipe kejang memiliki gambar EEG yang berbeda. Untuk membedakan berbagai stadium tidur Menentukan kematian otak secara legal. Walaupun seseorang telah berhenti bernapas dan jantungnya mungkin berhenti memompa darah, namun aktivitas pernapasan dan sirkulasi sering dapat dipulihkan dan dipertahankan apabila tindakan-tindakan resusitasi dilakukan sesegera mungkin. Jika otak kekurangan O2, kerusakan otak ireversibel mungkin telah terjadi sebelum fungsi jantung dan paru dipulihkan sehingga

menghasilkan suatu situasi paradox, yaitu otak yang mati di dalam tubuh yang hidup. Hal ini menimbulkan dampak medis, legal, dan social yang penting dalam menentukan apakah seorang pasien koma dipertahankan oleh pernapasan buatan dan tindakantindakan suportif lain hidup atau mati. Para dokter, pengacara, dan masyarakat umum telah menerima gagasan bahwa kematian otak, yaitu bahwa tidak berfungsinya otak dengan ketidakmungkinan untuk pulih merupakan penentu kematian pada keadaankeadaan tersebut. Digunakan sebagai petunjuk pada pembedahan epileptik.

Peran Daerah Broka dan Daerah Wernicke dalam Berbahasa

Pada tahun 1861 Broca seorang, dokter Perancis, pada autopsi seorang pasiennya yang ketika ia masih hidup mengalami mendadak tidak dapat berbicara pada suatu serangan strok menemukan kerusakan di bawah lobus frontalis otak kiri. Broca mengajukan pendapatnya bahwa daerah ini merupakan pusat berbicara. Kerusakan di daerah yang sama pada belahan otak kanan tidak menimbulkan gejala kehilangan daya berbicara ini, yang disebut afasia motorik. Daerah broca yang terletak di lobus frontalis kiri berkaitan erat dengan daerah motorik korteks yang mengontrol otot-otot yang penting untuk artikulasi. Wernicke, seorang dokter Jerman, pada pemeriksaan otak pada autopsi seorang pasiennya yang ketika hidup mengalami kehilangan daya untuk mengerti bahasa yang

digunakan kesehariannya, mengalami kerusakan di bagian belakang girus temporalis superior atau perpaduan antara lobus-lobus parietalis, temporalis, dan oksipitalis yang juga ada di bagian otak kiri. Wernicke mengatakan bahwa daerah ini merupakan pusat pengertian bahasa baik tertulis maupun lisan. Untuk mengabadikan Wernicke, pusat ini akhirnya dinamakan pusat Wernicke. Daerah ini bertanggung jawab untuk memformulasikan pola pembicaraan koheren yang disalurkan melalui seberkas serat ke daerah broca, kemudian mengontrol artikulasi pembicaraan ini. Daerah wernicke menerima masukan dari korteks visual di lobus oksipitalis, jalur penting dalam pemahaman membaca dan dalam menjelaskan suatu benda yang tampak, serta dari korteks auditorius di lobus temporalis, jalur penting untuk memahami bahasa lisan. Keadaan kehilangan daya pengertian bahasa disebut afasia sensorik atau afasia reseptif. Kerusakan di hemisfer otak kanan di tempat yang sama tidak menimbulkan gejala ini. Semua keadaan ini diumpai pada orang yang kinan atau orang yang keadaan anggota badan yang kanan lebih cekat. Pada keadaan kidal murni semua fungsi-fungsi ini terbalik tempatnya, yaitu berada di hemisfer otak kanan. Mungkin juga terjadi kidal-kinan campuran dimana pada keadaan ini kecekatan bagian-bagian tubuh ada yang lebih di sebelah kiri atau ada pua yang di sebelah kanan; demikian juga halnya degan lokasi pusat-pusat yang berkaitan dengan fungsi bahasanya di dalam otak.

Ingatan Jangka Pendek dan Ingatan Jangka Panjang Ingatan adalah simpanan pengetahuan yang didapat untuk sewaktu-waktu dipanggil kembali. Ingatan jangka pendek berlangsung beberapa detik sampai jam, sedangkan ingatan jangka panjang tersimpan berhari-hari, bahkan bertahun-tahun. Informasi yang baru diperoleh mulanya diendapkan dalam ingatan jangka pendek, yang memilki kapasitas penyimpanan terbatas. Selanjutnya ada 2 kemungkinan yang akan dialami informasi tersebut, yaitu dilupakan atau dikirim ke ingatan jangka panjang yang lebih permanen melalui latihan ulangan. Kapasitas ingatan jangka panjang lebih besar daripada kapasitas ingatan jangka pendek sehingga waktu untuk menemukan informasi dari ingatan lebih lama. Mengingat adalah memperoleh kembai informasi spesifik dari gudang ingatan. Lupa adalah ketidakmampuan memperoleh kembali informasi yang telah disimpan. Informasi yang hilang dari ingatan jangka pendek akan secara permanen dilupakan, tetapi informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang seringkali dilupakan hanya sesaat.

Reticular Activating System ? Reticular activating system didefinisikan sebagai system fisiologik, bukan anatomik. Sistem ini terdapat dalam formasi retikularis rostral, yang terdiri dari kelompok neuron yang secara longgar terletak bilateral pada substansi grisea tegmentum medial dari batang otak dan meluas dari medulla ke diensefalon. Neuron-neuron ini ditunjukkan dalam pelajaran neuroanatomik yang membentang jarak rostrokaudal yang panjang dalam formasi retikularis. Neuron RAS pada otak muncul secara rostral pada korteks, terutama melalui nuclei talamik yang menghasilkan pengaruh tonik pada aktivitas korteks serebral. Kerja eksperimen pada primate menunjukkan RAS batang otak secara tidak langsung mempengaruhi tingkat kesadaran dengan menekan aktivitas nuclei nonspesifik.

Tidur Gelombag Lambat dengan Tidur Paradoksial. Tidur gelombang lambat berlangsung dalam empat stadium, masing-masing memperlihatkan gelombang EEG yang semakin lama semakin lambat dengan amplitude yang semakin besar. Pada permulaan tidur, seseorang berpindah dari tidur ringan stadium 1 ke tidur dalam stadium 4 selama periode tiga puluh sampai empat puluh lima menit, kemudian berbalik kembali melalui stadium-stadium yang sama dalam periode waktu yang sama. Pada akhir tiap siklus tidur gelombang lambat terdapat episode-episode tidur paradoksial yang berlangsung sepuluh sampai lima belas menit. Pola EEG selama tidur paradoksial tersebut secara mendadak menjadi serupa dengan keadaan terjaga, walaupun individu yang bersangkutan masih dalam keadaan tertidur. Tidur paradoksial ditandai oleh gerakan mata cepat, sehingga disebut juga tidur REM (rapid eye movement). Kecepatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan menjadi tidak teraturdan tekanan darah mungkin berfluktuasi. Karakteristik lain dari tidur REM adalah bermimpi. Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa gerakan mata cepat tersebut berkaitan dengan melihat mimpi secara imajinatif.

Gambar dan label potongan melintang medula spinalis

5 Komponen Suatu Lengkung Refleks Dasar Refleks dasar merupakan refleks yang terjadi secara alami, tanpa perlu dipelajari (contoh : Menutup mata bila ada benda yang mendekati mata). Jalur-jalur saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks yang dikenal sebagai lengkung refleks mencakup lima komponen dasar, yaitu : - Reseptor : Berespons terhadap stimulus (rangsangan), yaitu perubahan fisika atau kimia di lingkungan reseptor yang dapat dideteksi. Respon tersebut berupa potensial aksi. - Jalur aferen : Memancarkan potensial aksi ke pusat integrasi (Biasanya SSP) untuk diolah. - Pusat integrasi : Korda spinalis dan batang otak bertanggung jawab untuk mengintegrasikan refleks-refleks dasar. Pusat integrasi mengolah semua informasi yang dating dari reseptor serta dari masukan lain, kemudian mengambil keputusan mengenai respons yang sesuai. Instruksi dari pusat integrasi disalurkan melalui jalur eferen. - Jalur eferen : Menyalurkan instruksi dari pusat integrasi ke efektor. - Efektor : Suatu otot atau kelenjar untuk melaksanakan respons yang diinginkan.

Refleks Monosinaps dan Refleks Polisinaps

No. Monosinaps

Polisinaps

1. 2.

Lengkung refleks paling sederhana Mempunyai satu sinaps antara neuron aferen dan eferen

Lengung refleks lebih kompleks Mempunyai dua sampai beberapa ratus sinaps (lebih dari satu interneuron) antara neuron aferen dan eferen

3.

Contoh : Refleks regang Knee-jerk reflex Refleks regang Archilles

Contoh : Refleks fleksor/ withdrawal reflex Reflex ekstensor bersilangan

Sistem Saraf Autonom Alat-alat dalam tubuh seperti paru, jantung, pembuluh darah, lambung, usus, hepar, ginjal, dll sebagian besar tidak dapat dipengaruhi kehendak, tetapi kerjanya harus disesuaikan dengan keperluan kegiatan yang berjalan. Contohnya : Ketika berlari jantung harus bekerja lebih cepat dan lebih kuat, paru harus menyerap O2 lebih banyak, aliran darah ke otot-otot anggota badan harus ditingkatkan, untuk mempertahankan suhu tubuh pada taraf normal kelenjar keringat haru meningkat pula kegiatannya. Kegiatan ini diatur olrh system saraf autonom. Sistem saraf autonom terdiri dari beberapa tingkat yang berbeda dalam fungsi, yaitu : Korteks serebri : Merupakan tingkat tertinggi. Daerah tertentu di sini mengatur alat dalam. Hipotalamus : Terletak di dasar otak, merupakan pusat koordinasi untuk pengendalian kegiatan alat dalam. Hipotalamus berhubungan dengan hipofisis dalam hal pendarahan dan persarafan, artinya hipotalamus mempengaruhi hipofisis untuk mengatur kelenjar endokrin. Salah satu fungsinya adalah mengatur suhu tubuh. Pengaturan refleks napas, denyut jantung, dan peredaran darah. Kelompok sel saraf di batang otak dan medulla spinalis : Membentuk sinaps dengan sel-sel multipolar di luar system saraf pusat sebelum mencapai organ-organ yang dituju. Ganglion : Tingkat terendah. Akson sel-sel ganglion disebut serabut pascaganglion ; serabut dari satu ganglion mempersarafi organ atau daerah tubuh tertentu.

Sistem saraf autonom terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan cara kerjanya, yaitu ortosimpatik dan parasimpatik. Pusat sentral sistem saraf ortosimpatik terdapat di bagian belakang hipotalamus. Pusat perifer system saraf ortosimpatik terdapat di kornu lateralis medulla spinalis antara C8-L1. Pusat sentral system parasimpatik berada di bagian depan hipotalamus. Pusat perifer system saraf parasimpatik yang mengurus alat-alat di kepala terletak di daerah pusat N.III, N VII, IX, X dan berjalan mengikuti saraf-saraf ini. Yang mensarafi pupil mengikuti saraf III, yang mengurus kelenjar air mata dan kelenjar ludah glandula submandibularis dan glandula sublingualis mengikuti N. VII, yang mengurus glandula parotis berjalan bersama N. IX. Sebagian besar saraf parasimpatik untuk alat-alat dalam toraks dan abdomen berjalan dalam N. X. Persarafan parasimpatik untuk kolon desendens ke bawah, vesika urinaria, pembuluh darah alat kelamin terletak di kornu lateralis mielotom S2-S4.

Berikut merupakan cara kerja dari saraf ortosimpatik : Alat Jantung Bronki Pemb.darah wajah Pemb.darah koronaria Pemb.darah perifer lain Pemb.darah alat dalam lain Pupil Kelenjar ludah, liur Kelenjar keringat Kelenjar air mata Melebar Pekat Pekat Menurun Menciut Encer Encer Meningkat Ortosimpatik Meningkat Melebar Melebar Melebar Menciut Menciut Parasimpatik Melambat Menciut Menciut Menciut Melebar Melebar

2.

SISTEM URINARIA

Sistem urinaria merupakan salah satu system dalam tubuh manusia yang sangat pentinguntuk menjaga keseimbangan homeostasis tubuh. Sistem ini merupakan salah satu systemyang kerja utamanya ialah sebagai tempat pembuangan zat-zat sisa metabolisme tubuh, yangtidak terpakai. Yang kalau tidak segera dibuang akan menjadi racun bagi tubuh manusia itusendiri dan akan mengganggu homeostasis tubuh. Sistem ini melibatkan beberapa organorgan tubuh dan juga memiliki mekanisme tersendiri. Oleh sebab itu melalui makalah ini akandibahas mengenai hal-hal tersebut.

Dalam sistem urinaria, terdapat organ-organ yang terlibat langsung dalam system tersebut. Satu kesatuan organ tersebut dapat kita sebut sebagai tractus urinarius. Berikut ini akan dibahas organ-organ tersebut secara makroskopis dan mikroskopis. Struktur Makroskopis Tractus Urinarius Tractus Urinarius adalah suatu saluran system tubuh untuk memproduksi urine yangmerupakan suatu cara untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme yang sudah tidak dapat dipakai lagi oleh tubuh.Komponen dari Tractus Urinarius adalah : 2 buah/sepasang Ginjal 2 buah/sepasang Ureter Vesica Urinaria

Urethra

Anatomi Makroskopis Ureter


Lanjutan dari kedua pelivs renalis mebawa uri ke vesica urinaria Terbagi menjadi 2 ,yaitu: Ureter pars abdominalis dan ureter pars pelvica Panjang ureter : 25cm Terdapat 3 daerah penyempitan ,yaitu:Pada batas pelvic renalis dan permulaan keluar ureter,pada waktu masuk avum pelvic menyilang A. illiaca communis dan pada waktu masuk ke dalam vesica urinaria(osteum ureteric vesicae) Batas-batas Uretra: Ureter dextra :

Anterior : duidenum, ileum terminalis, a.v. colica dextra, a.v. testicularis/ovarica dextra Posterior: m psoas dextra, bifurcatio a. iliaca communic dextra Ureter Sinistra :

Anterior : Colon sigmoid, Mesocolon sigmoid, a.v llae & a.a Jejunalis, a.v testiculari/orarica sinistra.

Posterior: M. Psoas Sinistra, Bifurcatio a. iliaca comunis Sinistra. Anatomi Mikroskopis Ureter

Terdiri dari lapisan mukosa,muskularis dan adeventisia. Tunia mukosa mempunyai Lamina propia berupa jaringan ikat jarang dibawah epitel Tunika muskularis terdiri dari 3 lapisan otot polos ,yaitu : sebelah dalam berjalan longitudinal,di bagian tengah sirkular dan di sebelah luar longitudinal. Anatomi Makroskopis Pelvis Renalis (Pelvis Ureter)

Berbentuk seperti corong Keluar dari ginjal melalui hillus renalis,menerima dari calyxn major Ureter keluar dari hilus ginjal,berjalan vertikal ke bawah di belakang peritoneum pariatale melekat ke m.pasoas -> masuk ke Pelvis menyilang a.v iliara communis di depan Ligamen sacro iliaca -> masuk ke pelvis menuju vesika urinarus

Pendarahan : 1. A. renalis cabang aorta abdominalis. 2. A. testicularis/ovarica cabang aorta abdominalis. 3. A. vesica superior cabang dari a. hypogastrica/a. Iliaca interna.

Persyarafan : Plexus Renalis, N. testicularis, N. hypogastricus -> para simpatis, Serabut afferen akan berjalan dengan saraf simpatis ke medula Spinalis melalui ( L1,L2)

Anatomi Makroskopis Vesika Urinaria

Kantong urin(Buli-buli) yang merupakan tempat muara saluran urinarius ureter dextra dan sinistra yang terdapat dalam rongga pelvis.(Isi normal penuh) . Struktur Anatomi Vesika Urinaria

Berbentuk piramida 3 sisi -> Apex menuju ventral atas dan basis (Fundus) menuju darso caudal.Corpus diantara apex dan fundus vesicae

Pada bagian kiri/kanan Fundus Vesicae terdapat tempat muara kedua ureter => Orificum Uretericum Vesicae.Daerah tersebut berbentuk segitiga,di kenal dengan => Trigonal Vesicae.Pada basis caudal terdapat keluar urin menuju urethra => Orificum Urethra Internum Vesicae.

Pada Apex Vesicae terdapat Jaringan ikat yang merupaka sisa embryologis dari "Urachus" yang menuju umbilifus -> Ligamentum Vesico umbilacalis Medianum.

Mempunyai lapisan fibrosa,serosa dan tunica muscularis dari apex ke FUndus dan Stratum circulare yang melingkari orificium Internum Vesicae yang berfungsi : Merangsang urin keluar vesicae yang dikenal dengan -> M. Destrusor vesicae dan M. Sphinter vesicae pada Orificum vesicae mempertahankan urin dalam vesicae.

Pada daerah trigonal vesicae terdapat otot yang merupakan lanjutan dari stratum longitudinalis yang menghubungkan.Kedua Orifucium uretericum dan membentuk Plica Inter Uretericum berfungsi untuk menutup vesicae jika sudah penuh Vaskularisasi Vesika Urinaria : 1. A. Vesicalis Superior cbg dari A. Hypogastrica 2. A, Vesicalis Inferior cbg dari A. Hypogastrica Persarafan Vesika Urinaria :

Oleh saraf otonom para sympatic yang berasal dari N. Splanchnicus Pelvicus (sacral 2-3-4) dan saraf simpatis ganglion symphaticus (Lumbal 1-2-3) Anatomi Mikroskopis Vesika Urinaria

Disusun

oleh

lapisan

,yaitu:

Lapisan

mukosa,lapisan

muskular

dan

Lapisan

adventisia/serosa.

Lapisan sel yang menyusun epitel yang terenggang dapat ditemukan sel payung dengan dindiing apikalnya berwarna asidofil.

Dibawah epitel terdapat lamina propia. Tunika muskularis : tersusun oleh lapisan-lapisan otot polos yang berjalan ke berbagai arah. Tunika adventasia : berupa jaringan ikat,sebagia vesika urinaria ditutupi oleh

loritoneum(serosa). Anatomi Makroskopis Urethra

Saluran terakhir dari sistem urinarius mulai dari orificium internum urethra sampai ke orificium urethra externa(tempat keluarnya urin).

Urethra laki-laki lebih panjang dari wanita karena pada laki-laki ada penis dan kelenjar prostat sedangkan pada wanita tidak ada.

Panjang Urethra laki-laki 18-20 cm sedangkan pada wanita hanya 5-8 cm Terbagi 3 daerah pada pria ,yaitu: Urethra Protica yang dimulai dari orificium urethra internum sampai ke uretra yang ditutupi oleh kelenjar prostat dan berada dalam rongga panggul.Cairan mani + sperma masuk ke dalam urethra pars prostatica ini -> keluar pada orificium urethra externa.Daerah yang kedua yaitu Urethra Pars Membranacea -> dari pars prostatica sampai bulbus penis pars caverhosa(Urethra ini paling pendek sekitar 1-2 cm).Daerah urethra yang terakhir adalah Urethra pars cavernosa(Spongiosa) -> dari daerah bulbus penis sampai orificium urethra externum.Berjalan dalam corpus cavernosa urethra(penis).12-15 cm dan bermuara pada 2 macam kelenjar yaitu kelenjar para urethralis dan kelenjar bulbo urethalis.

Pendarahan urethra : A. dorsalis penis dan A. bulbo urethalis. Persarafan urethra : N. Pudendus -> N. Dorsalis Penis. Anatomi Mikroskopis Urethra Pada Laki-Laki Pars Prostatica :

Paling dekat ke vesica urinaria Ductus ejaculatorius bermuara dekat verumontanum,tonjolan ke dalam lumen. Dilapisi epitel transitional Pars Membranosa :

Dilapisi epitel bertingkat torak Dibungkus oleh sphinter urethra externa(voluntary) Pars bulbosa/Spongiosa :

Terletak dalam corpus spongiosum penis

Dilapisi epitel bertingkat torak di beberapa tempat terdapat epitel berlapis gepeng Pars Pendulosa :

Ujung distal lumen urethra melebar : fossa navicularis Kelenjar littre,kelenjar mukosa yang terdapat di sepanjang urethra,terutama pars pendulosa

Anatomi Mikroskopis Urethra Pada Perempuan:


Dilapisi epitel berlapis gepeng ,di beberapa tempat terdapat epitel bertingkat torak. Dipertengahan urethra terdapat sphinter externa (muskular bercorak). Organ-organ tersebut saling berkinerja dalam proses pembentukan urin, berikut ini adalah tahap-tahap pembentukan urin, yaitu: 1. Filtrasi glomerular adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler glomerular, dalam gradien tekanan tertentu ke dalam kapsul bowman. Filtrasu ini dibantu oleh faktor : a. Membran kapoler glomerular lebih permeable dibandingkan kapilar lain dalam tubuh sehingga filtrasi berjalan dengan cepat. b. Tekanan darah dalam kapilar glomerular lebih tinggi dibandungkan tekanan darah dalam kapilar lain karena diameter arteriol eferen lebih kecil dibandingkan diameter arteriol aferen. Pada laki-laki, laju filtrasi ini sekitar 125 ml/menit atau 180 L dalam 24 jam; pada perempuan sekitar 110 ml/menit. Pada saat filtrasi sel darah merah dan protein tidak difiltrasi.Kandungan urine haisl filtrasi ini adalah glukosa, Natrium, kaloum, fosfat, urea, asam urat dan kreatinin. Sejumlah kecil albumin plasma juga terfiltrasi tetapi sebagian besar di absorbpsi kembali. Urine hasil filtrasi ini dinamakan urine primer.

2. Reabsorbpsi tubulus., merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju ke pembuluh daerah yang mengelilinginya, yaitu kapiler peritubuler. Sel-sel tubulus renalis secara selektif mereabsorbpsi zat-zat yang terdapat dalam urin primer. Zat-zat yang direabsorbpsi ini adalah ion natrium, ion klor, glukosa, fruktosa dan asam amino, air, urea, reabsorbpsi ion organik

lainnya. Setelah direbasorbpsi, zat-zat yang dibutuhkan tubuh sudah tidak terdapat lagi dalam urine ini. Urine ini dinamakan dengan uriner sekunder.

3. Sekresi tubular adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapilar peritubular yang melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urine. Zat-zat seperti ion hidrogen, kalium, dam amonium, produk akhir metabolik kreatinin dan asam hipurat serta obat-obatan tertentu secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion hidrogen dan amonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul.

Dalam

proses

pembentukan

urin

diatas,

terdapat

beberapa

faktor

yang

mempengaruhinya, antara lain: 1. Hormon antidiuretik (ADH) Hormon ini dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofisis. Pengeluaran hormon ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terusmenerus mengendalikan tekanan osmotik darah. Oleh karena itu, hormon ini akan mempengaruhi proses reabsorbpsi air pada tubulus kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh karena cara kerja dan pengaruh inilah, hormon tersebut disebut sebagai hormon antidiuretik.

Jika tekanan osmotik darah naik, yiatu pada saat dalam

keadaan

dehidrasi, konsentrasi air dalam darah akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ginjal. ADH selain menigkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga meningkatkan permeabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar membran sel saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut akan berusaha memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namun, akibatnya urin yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pekat. 2. Hormon insulin Hormon ini dikeluarkan oleh pulau Langerhans dalam pankreas. Hormon insulin berfubgsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis memiliki konsentrasi hormon insulin yang rendahm sehinggakadar gula dalam darah akan tinggi. Akibat dari keadaan tersebut adalah terjadi gangguan reabsorbsi didalam tubulus distal, sehingga dalam urin masih terdapat glukosa. 3. Jumlah air yang diminum Jika kita meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah menjadi tinggi, dan konsentrasi protein dalam darah menurun, sehingga filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan ini menyebabkan keadaan darah menjadi lebih encer, sehingga ekskresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH akan menyebabkan menunrunnya penyerapan air, shingga urin yang dihasilkan akan meningkat dan encer. 4. Aldosteron Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003) 5. Prostaglandin Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan

pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal ( Frandson, 2003) 6. Gukokortikoid Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003) 7. Renin Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada : 1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal ) 2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal ) 3.Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra ) 4. Innervasi ginjal dihilangkan 5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal ) Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood, 2001). 8. Zat - zat diuretik Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah. Suhu internal atau eksternal Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin. 9. Konsentrasi Darah Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun. 10. Emosi Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

Untuk mencapai homeostasis, harus ada keseimbangan antara asupan atau produksi ion hidrogen dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan dengan satuan pH. Di dalam tubuh, pH normal dapat bervariasi besarnya. Tergantung letak dan fungsinya (Guyton, 1996 ). Faktor-faktor yang mempengaruhi pH darah : * Ginjal yang mengoreksi beban ion H * Ion H dan K saling terkait dalam homeostasis asam-basa * Pertahanan pertama terhadap perubahan pH darah diberikan oleh buffer darah, tetapi paru paru dan ginjal yang mengoreksi beban ion H * Produksi asam-asam tertentu mengharuskan ginjal membuang ion H dan menyimpan ion HCO3Dalam mengatur suhu tubuh, sistem termoregulasi bekerja untuk menyeimbangkan perolehan panas dengan pelepasan panas 1. Glukosa 4,4 - 5,5 mmol/dm3 2. Urea 3,3 - 6,6 mmol/dm3 Melalui ginjal dengan mengeluarkan urin. Bila lebih banyak ion hydrogen yang disekresikan daripada ion bikarbonat yang disaring, akan terdapat kehilangan asam dari cairan ekstrasesuler. Sebaliknya, bila lebih banyak ion bikarbonat yang disaring daripada hydrogen yang disekresikan, akan terdapat kehilangan basa (Guyton, 1996 ). Ginjal juga mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah. Selain itu, ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik vasopresin, untuk menekan sekresi air, sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya, konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98 persen (Taslim, 2008). Fungsi pemindahan ini terdapat dalam tubulus proksimal yaitu mengambil dan memindahkan ion organic dan disekresikan ke cairan tubulus. Ion organic ini termasuk

endogenous produk sisa dan exogenous drugs dan racun. Ion organic seperti garam, oxalate, urate, creatinine, prostaglandin, epinephrine dan hipurates merupakan sisa produk endogen yang disekresikan ke cairan tubulus proksimal (Guyton, 1996). Urine terbentuk dalam ginjal dan membuangnya dari tubuh lewat saluran. Urine terdiri dari 98% air dan yang lainnya terdiri dari pembentukan metabolisme nitrogen (urea, uric acis, creatinin dan juga produk lain dari metabolisme protein (Bykov, 1960). Urine biasanya bersifat kurang asam dengan pH antara 5 - 7 (Kimber, 1949). Urine yang sehat gaya beratnya berkisar 1.010 - 1.030, tergantung perbandingan larutan dengan air. Banyaknya urine yang dikeluarkan dalam 1 hari dari 1.200 - 1.500 cc (40 - 50 oz). (Ganong, 2001) Umpan Balik Penyeimbangan Cairan Dalam Tubuh. Diantara kemungkinannya ialah: 1. Apabila banyak garam dalam badan dan kurang air 2. Apabila kurang garam dalam badan dan banyak air

Apabila kadar garam lebih dari julat normal dan kurang air dalam badan, tekanan osmosis darah akan meningkat, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang kemudian kelenjar hipofisis akan dirangsang lebih aktif untuk mensekresikan hormon ADH (antidiuretik) untuk meningkatkan permeabilitas tubulus ginjal terhadap air, kelenjar (hormon aldosteron) akan kurang dirangsang, maka lebih banyak air diserap dan kurang ion natrium dan ion kalsium diserap kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan turun, proses ini akan berulang sehingga tekanan osmosis darah pada jumlah normal (Wikipedia, 2008). Apabila kadar garam lebih rendah dari jumlah normal dalam tubuh dan lebih banyak air dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan menurun, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang kemudian kelenjar pituitari akan kurang dirangsang untuk mensekresikan hormon ADH (antidiuresis) untuk mengurangi permeabilitas tubulus ginjal terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan dirangsang dengan lebih aktif, maka lebih sedikit air diserap dan lebih sedikit juga natrium dan kalsium diserap kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan naik, proses ini akan berulang sehingga tekanan osmosis darah berada pada jumlah normal (Wikipedia, 2008).

Didalam sistem urinaria, dapat terjadi gangguan yang disebabkan berbagai hal, seperti kerusakan organ, tidak maksimalnya fungsi hormon atau karena bakteri. Berikut ini terdapat beberapa contoh gangguan pada sistem urinaria,yaitu: 1. Uremia, terbawanya urin kedalam aliran darah yang disebabkan adanya kebocoran pada salah satu saluran nefron. Akibat dari keadaan tersebut penyerapan air oleh darah akan terganggu, sehingga terjadi penimbunan air pada kaki dan timbul bengkak. 2. Diabetes insipidus, penyakit yang disebabkan kelenjar hipofisis yang gagal mensekresikan hormon ADH sehingga ekskresi urin meningkat. 3. Diabete melitus, terdapatnya glukosa dalam urin yang disebabkan menurunnya hormon insulin. 4. Albuminuria, terdapatnya molekul albumin dalam urin. 5. Kencing batu, terbentuknya butiran-butiran dari senyawa kalsium dam penimbunan asam urat, sehingga membentuk CaCO3 pada ginjal atau saluran urin.

3. SISTEM REPRODUKSI

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. ORGAN REPRODUKSI MANUSIA a. PRIA Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ reproduksi luar terdiri dari : 1. Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat. 2. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.

Organ reproduksi dalam terdiri dari : 1. Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. 2. Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematangkan sperma. 3. Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis. 4. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra. 5. Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.

Kelenjar pada organ reproduksi pria 1. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita. 2. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam. 3. Kelenjar Cowpers/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang

menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.

. WANITA Dibedakana menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ reproduksi luar terdiri dari : 1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.

2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu : . Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi vulva. . Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva

Organ reproduksi dalam terdiri dari :

1. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti : Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan. 2. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium. 3. Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae. 4. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. 5. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. 6. Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :

Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya. Dan Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.

7. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. 8. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina. 9.Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.

Didalam sistem reproduksi, terdapat kelenjar endokrin yang membantu organorgan reproduksi dalam menjalankan fungsi tertentu.

1. Endokrin pada pria Testosteron, hormon ini disekresikan oleh sel-sel Leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder LH (Luteinizing Hormone), disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresikan testosteron FSH (Follicle Stimulating Hormone), disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi. Estrogen, dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresikan suatu protein pengikat androgen yang mengikat testosterondan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

Hormon pertumbuhan, diperlukan untuk merabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada

spermatogenesis 2. Endokrin pada wanita

-Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum. -Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH. -Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum). -Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

Dalam sistem reproduksi wanita, terdapat proses ovulasi dan berakhir dengan pembuahan atau menstruasi, berikut akan dibahas siklus menstruasi.

1. Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidaka ada. Peluruhan pada endometrium yang mengandung

pembukuh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase ini. pemdarahan ini biasanya berlangsung selama 5 hari. Volume darah yang dihasilkan rata-rata sekitar 50 mL. 2. Fase Proliferasi/fase Folikuler/ fase pra-Ovulasi, ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. 3. Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. 4.Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH

dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.

Para wanita yang sudah menstruasi memiliki masa subur. Menghitung masa subur. Hamil adalah seorang wanita sampai suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim wanita

bayinya

dilahirkan. Kehamilan

terjadi ketika

seorang

melakukan hubungan intimual pada masa ovulasi atau masa subur dan sperma pria pasangannya akan membuahi sel telur matang wanita tersebut. Kehamilan adalah suatu hal yang ditunggu-tunggu bagi pasangan suami isteri yang mendambakan hadirnya seorang anak di keluarganya. Dengan hadirnya buah hati, keluarga akan penuh dihiasi oleh gelak canda tawa anak, suara riang anak, keluarga terasa semakin "hidup" dan yang terpenting keluarga terasa makin lengkap. Namun, ada kalanya pasangan suami isteri merasa kecewa karena kehamilan yang ditunggu-tunggu tidak jua kunjung datang. Sulitnya untuk hamil tersebut sampai-sampai menimbulkan stress yang mendalam pada pasangan suami isteri.

Banyak kendala yang membuat mereka sulit untuk mendapatkan kehamilan di mulai dari masalah Kesuburan, tingkat psikologi mereka, disfungsi hormon, dll. Namun ada kalanya kehamilan tidak mereka dapatkan karena mereka tidak tepat melakukan hubungan intimual. Mereka tidak mengetahui, kapan wanita memasuki masa subur sehingga kesempatan untuk terjadi ovulasi semakin besar.

Masa subur sangat besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan bagi yang ingin menunda kehamilan. Bagi yang menginginkan kehamilan, masa subur bisa dijadikan patokan untuk melakukan hubungan intimual karena saat ini ovulasi sedang terjadi sehingga kemungkinan hamil sangat besar. Sedangkan bagi yang mau menunda kehamilan, masa subur merupakan masa yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Banyak cara dan metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kapan masa subur tersebut, yaitu:

Sistem kalender. Menentukan masa subur dengan menggunakan sistem kalender ada dua cara yaitu : Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang.

Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid sekurang kurangnya selama 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut. Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 18, diperoleh hari subur pertama dalam siklus haid tersebut. Misal : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 - 11 = 20, dan 26 -18 = 8, jadi masa subur berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 20. Penggunaan Tools Penghitung Masa Subur Banyak tools atau software yang sekarang beredar yang dapat digunakan untuk menghitung masa subur. Dalam tool tersebut anda hanya tinggal memasukkan tanggal Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) setelah itu akan muncul tanggal perkiraan masa subur seseorang. Di situs kami Bidanku.com juga kami sediakan tool yang dapat digunkan untuk menghitung masa subur anda. Selain masa subur, tool ini juga dapat digunakan untuk mengetahui:

Masa Menstruasi KB Kalender: Masa dimana tingkat kesuburan rendah yang dapat digunakan untuk menghindari kehamilan.

Masa Ovulasi: Masa dimana sel telur keluar dan siap untuk dibuahi. Konsepsi Bayi Laki-laki: Masa dimana kesempatan besar untuk konsepsi dengan bayi kelamin laki-laki.

Konsepsi Bayi Perempuan: Masa dimana kesempatan besar untuk konsepsi dengan bayi kelamin perempuan.

Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa

kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran. Tahapan waktu dalam fertilisasi : Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.

Implantasi adalah proses bersarangnya embrio pada dinding rahim. Impalntasi dimulai ketika sel-sel trofoblastik yabg melapisi masa sel dalam mengeluarkan enzim-enzim protealitik sewaktu berkontak dengan dinding endometrium. Enzim-enzim ini mencerna jalan diantara sel-sel endometrium, sehinggabgenjal-genjal sel trofoblas yang berbentuk seperti jari dapat menembus kekdalaman endometrium, tempat sel-sel tersebut terus mencerba sel uterus. Melalui efek kanibalnya, trofoblas melaksanakan fungsi ganda 1) menyelesaikan implantasi sewaktu membuat lubang di endometrium untuk blastokista dam 2) menyediakan bahan bakar metabolik serta bahan-bahan dasar untuk mudigah yang sedang berkembang karena sel-sel trofoblastik menguraikan jaringan endometrium yang kaya akan gizi. Saat ini, banyak para pasangan yang ingin menunda kehamilan atau lebih dikenal dengan kontrasepsi. Kontrasepsi adalah praktik pencegahan fertilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan atau memproduksi anak. Semua metode kontrasepsi utama adalah teknik untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap metode memiliki perbedaan yang besar dalam keamanan dan keefektifannya serta memiliki kelebihan dan kekurangan. 1. Kontrasepsi hormonal Kontrasepsi oral (pil pengendali kelahiran) adalah gabungan estrogen sintesis progresteron sintesus yang dikonsumsi perempuan selama 21 hari siklus menstruasi. Pil pengendali kelahiran menghalangi ovulasi, mungkin dengan menekan LH. Efek sekunder pil adalah perubahan transpor tubal dan perubahan endometrial yang menghalangi implantasi. Norplant adalah implan progresteron sintesis subdermal yang memberikan kontrasepso selama lima tahun. depoprovera adalah kontrasepsi yang diinjeksikan. Injeksi tunggal progresteron sintesis 150 mg meberikan kontrasepsi selama 3 bulan. Norplant, dan depoprovera mengakibatkan efek samping seperti pendarahan iregular, berat badan turun, sakit kepala atau mual. 2. Intrauterine device (IUD), dimasukkan kedalam rongga uterus. Alat ini dipercaya mampu mengganggu implantasi ovum yang telah dibuahi dengan mengubah lingkungan uterus. Sebenarnya mekanisme jelasnya dalam mencegah kehamilan tidak diketahui. 3. Sterilisasi bedah, pada perempuan adalah ligasi tubal-pemotongan, kauterisasi atau pengikatan tuba uterin. Pada laki-laki disebut vasektomi-pemotongan, kauterisasi, atau pengikatan duktus vas deferen. 4. Kontrasepsi barier, menghalangi sperma menyatu dengan oosit. Barier fisik, secara mekanis mengobstruksi aliran sperma melalui serviks. Terdiri atas diafragma vagina yang menutupi serviks, lalu kondom yang melapisi penis sehingga mencegah sperma dan cairan semen masuk ke vagina. Barier kimia, terdiri atas foam, jeli, krim, supositori, dan spons vagina mengandung spermisida yang secara kimia dapat menghancurkan sperma dalam vagina. 5. Interupsi koltus, penarikan penis dari vagina sebelum ejakulasi.

Dalam sistem reproduksi, terdapat berbagai macam gangguan yang pada umunya diakibatkan oleh bakteri dan virus, diantaranya :

1. Kanker genitalia, kanker yang terjadi di vagina, serviks dan ovarium. 2. Endometriosis, keadaan dimana jaringan endometrium terdapat diluar uterus, yaitu tunbuh di sekitar ovarium, oviduk, dll 3. Hipogandisme, penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon andrigen dan testosteron. Gangguan ini mengakibatkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. 4. Kriptorkidisme, kegagalan dari satu atau dua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. 5. Prostatitis, peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri seperti Eschericia coli atau bukan berupa bakteri.

4. SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin adalah sistem yang menghasilkan hormon, yaitu senyawa protein atau steroid berupa getah yang disekresikan oleh kelenjar endokrin. Hormon adalah zat kimia yang disintesis pada sel-sel khusus yang ditranspor ke sel sasaran dan berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan tubuh dengan dua cara: 1. Mengatur aktifitas protein yang sudah ada di dalam sel saat hormon bekerja 2. Mengatur sintesis atau degradasi protein Ada dua macam kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran keluar (ductusexcretorius), sehingga hasilnya langsung masuk ke pembuluh darah yang akan mempengaruhi pertumbuhan, metabolisme, reproduksi, dan sebagainya. Sedangkan kelenjar eksokrin adalah eksokrin mempunyai saluran khusus, sperti kelenjar keringat, kelenjar ludah , dan sebagainya. Dalam kelenjar endokrin ini ada organ-organ yang terlibat didalamnya dan menghasilkan hormon.

1. Kelenjar pituitari (hipofisis)

Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar. Kelenjar ini sering disebut Master of Glands karena mempengaruhi fungsi hormon lainnya. Kelenjar hipofisis berbentuk oval sebesar kacang dengan berat sekitar 0.5 g. Kelenjar ini melekat dibagian dasar hipotalamus otak pada batang yang disebut infundibulum (batang hipotalamus). Adapun divisi pada kelenjar hipofisis, yaitu : a. lobi anterior (adenohipofisis), kelenjar terdiri dari pars distalis, pars tuberalis, dan pars intermedia. Hormon yang dihasilkan dari lobi anterior adalah TSH (thyroid-stimulating hormone) yang mengendalikan hormon tiroksin dan triiodotironin yang disekresikan kelenjar tiroid. Sekresi TRH diatur oleh kadar hormon tiroid yang bersikulasi dalam darah (umpan balik negatif) dan melalui laju metabolik tubuh. ACTH menstimulasi sekresi hormon-hormon adrenokortikal dari korteks adrenal dan berfungsi merangsang produksi glukokotikoid Gonadotropin terbagi menjadi FSH dan LH. FSH (folikel stimulating hormon) yang berfungsi menstimulasi produksi estrogen dan pertumbuhan folikel ovarium (pda wanita) dan merangsang terjadinya spermatogenesis (pria). LH (luteinizing hormon) berfungsi menstimulasi produksi estrogen dan bertanggung jawab untuk ovulasi dan sekresi progesteron dari folikel yang ruptur. Sekresi hormon ini mekanismenya umpan balik negatif dan positif terlibat dalam sekresi GnRH, gonadotropin hipofisis, dan hormon-hormon gonad. ICSH berfungsi menstimulasi produksi testosteron

Prolaktin disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui. Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi air susu dari kelenjar mammae.

STH (hormon somatotropik) mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama pada pertumbuhan tulang dan massa otot rangka. Sekresi hormon STH melalui sekresi dua hormon yang antagonis yaitu stimulus untuk pelepasan dan inhibisi pelepasan dimana sekresi STH dihambat oleh peningkatan kadar STH dalam darah melalui mekanisme umpan balik negatif.

b. c.

lobi intermedia menghasilkan hormon MSH yang berfungsi mempengaruhi pigmen kulit. lobi posterior pituitari (neurohipofisis) tersusun dari pars nervosa yang berhubungan langsung dengan hipotalamus otak dan infundibulum (batang saraf) yang menghubungkan neurohipofisis dengan otak. Lobi posterior menghasilkan hormon vasopresin atau ADH. Hormon ini menurunkan volume air yang hilang dalam urin melalui peningkatan reabsorpsi air. Dan petresin untuk mempengaruhi tekanan darah, hormon oksitosin yang merangsang kontraksi otot pada uterus.

Penyakit yang ditimbulkan dari kelebihan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ini adalah gigantisme atau pertumbuhan yang berlebihan serta akromegali yang menyebabkan memperbesarnya ukuran tangan dan kaki. 2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah ismus yang sempit. Organ ini terletak di atas permukaan anterior kartilago tiroid trakea, tepat di

bawah laring. Kelenjar ini menghasilkan tiga jenis hormon dan dua hormon yang serupa yaitu, tiroksin dan triodotironin, serta kalsitonin. Fungsi hormon ini adalah mempengaruhi metabolisme sel, proses produksi panas, oksidasi di sel-sel tubuh kecuali sel otak dan sel limfa, mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan deferensiasi tubuh, serta

mempengaruhi dalam mengubah tirosin. Bila mengalami hipotiroidisme atau penurunan produksi hormon tiroid pada orang dewasa akan menyebabkan miksedema. Sedangkan bila terjadi pada anak kecil, akan mengakibatkan retardasi mental dan fisik yang disebut kretinisme atau kekerdilan. Kemudian bila hipertiroidisme atau peningkatan produksi hormon tiroid akan menyebabkan penyakit goiter eksoftalmik dan morbus basedowi. Selain itu, penyakit yang diakibatkan karena hormon ini adalah goiter (gondok) yang membuat kelenjar tiroid membesar dua atau tiga kali lipat. 3. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar ini terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar tiroid oleh kapsul-kapsul jaringan ikat. Hormon yang dihasilkan adalah parathormon yang berfungsi mengatur pertukaran zat kapur dan fosfor dalam darah dan mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Pengendalian sekresi terjadi melalui sistem pengendalian umpan balik dengan konsentrasi ion kalsium dalam darah. Bila kelebihan produksi hormon parathormon akan berakibat kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadi endapan kapur pada ginjal, disebut batu ginjal. Sedangkan kekurangan hormon ini dapat menyebabkan kekejangan disebut tetanus. 4. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenalis) adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang tertanam pada jaringan adiposa yang terletak di kutub atas ginjal. Kelenjar ini terdiri atas bagian kulit atau korteks dan medulla. Kelenjar ini menghasilkan hormon medular yang meliputi hormon epinefrin atau hormon adrenalin, hormon kortika adrenal yang berlawanan dengan hormon medular yaitu mineralokortikoid dan glukokortikoid. Hormon yang dihasilkan kelenjar ini berfungsi untuk memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa, mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melapangkan pernapasan, dan memengaruhi pemecahan glikogen dalam hati sehingga menaikkan kadar gula dalam darah. Hiposekresi hormon ini dapat terjadi karena destruksi jaringan akibat penyakit atau atrofi, dikenal dengan penyakit addison. Penyakit ini mengakibatkan ketidakseimbangan natrium-kalsium darah. Sedangkan hipersekresi akan mengakibatkan kadar gula darah sangat tinggi (diabetes adrenal).

5. Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas atau langerhans terletak di pulau-pulau langerhans. Pada pulau tersebut terdapat empat jenis sel yaitu, sel alfa yang mensekresi glukagon, sel beta mensekresi insulin, sel delta mensekresi somatostatin dan sel F mensekresi polipeptida pankreas. Hormon yang paling banyak dihasilkan oleh kelenjar pangkreas adalah jormon insulin yang berfungsi antagonis dengan adrenalin, yaitu untuk mengubah gula menjadi glikogen di dalam hati dan otot.

Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan kencing manis atau diabetes mellitus. Sedangkan hipersekresi jarang terjadi karena lebih sering terjadi penurunan gula darah (hipoglikemia).

6. Kelenjar Pineal Kelenjar ini terbentuk dari jaringan saraf dan terletak di langit-langit ventrikel ketiga otak. Hormon yang disekresikan kelenjar ini adalah melatonin, yang memiliki beberapa efek yang telah dibuktikan yaitu pada manusia, melatonin memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin yang menghambat produksi melanin oleh melanosit di kulit.

7. Kelenjar Timus atau kacangan Timus terletak dibagian posterior toraks terhadap sternum dan melapisi bagian atas jantung. Kelenjar ini ukurannya besar di masa kanak-kanak dan mengecil di masa lanjut usia. Hormon yang disekresikan kelenjar ini adalah timosin yang berfungsi mengendalikan perkembangan sistem imun dependen timus.

Kemudian kelenjar-kelenjar tersebut membantu dalam menjaga homeostatis atau keseimbangan tubuh kita. Homeostatis itu sendiri adalah pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil untuk mempertahankan hidup pada setiap sel-sel sistem tubuh. Fungsifungsi yang dilakukan oleh setiap sistem tubuh ikut berperan dalam mempertahankan homeostasis, termasuk sistem endokrin, sehingga lingkungan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat dipertahankan. Sejumlah kelenjar endokrin yang terletak di perifer berperan penting dalam mempertahankan homeostasis, terutama melalui pengaruh regulatorik mereka pada kacapatan berbagai reaksi metabolik dan pada keseimbangan elektrolit. Kelenjar-kelenjar endokrin ini mengeluarkan hormon sebagai respons terhadap rangsangan spesifik. Hormone-hormon itu, pada gilirannya menimbulkan efek yang bekerja secara umpan balik negative untuk menolak perubahan yang memicu sekresi mereka, sehingga terjadi kestabilan dalam lingkungan internal. Selanjutnya dalam setiap sistem tubuh terdapat mekanisme atau cara kerja dari sistem tersebut. Hormon juga memiliki mekanisme kerja yang terbagi menjadi aktivasi enzim dan

aktivasi gen. Aktivitas enzim melibatkan sistem reseptor terikat membran (pembawa pesan kedua). 1. Molekul-molekul dari berbagai hormone protein dan polipeptida (pembawa pesan pertama) berikatan dengan reseptor tetap pada permukaan sel yang spesifik untuk hormone tersebut. 2. Kompleks hormone reseptor menstimulasi pembentukan adenosine 3.5-monofosfat siklik(cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang dapat menyampaikan pesan pertama dari berbagai hormon. 3. Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai molekul cAMP-dependen protein kinase yang sesuai. 4. Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fsiologis dan reaksi kimia, bergantung pada sifat bawaan sel. 5. cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraselular fosfodisterase. Ini akan membatasi durasi efek cAMP.

Kemudian ada aktivasi gen yang melibatkan sistem reseptor intraselular. 1. Hormone steroid, hormone teroid, dan beberapa jenis hormone polipeptida, menembus membrane untuk masuk ke dalam sel. Hormon tersebut berikatan dengan reseptor internal bergerak dalam sitoplasma nukleus sel. 2. Kompleks reseptor hormon bergerak ke DNA disisi atau di dekat gen yang transkripsinya distimulasi oleh hormone. Di sisi ini, kompleks akan berikatan dengan reseptor DNA spesifik untuk hormone. 3. Gen kemudian diaktivasi oleh keompleks ini untuk membentuk transkripsi mRNA, yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma.

4.

mRNA kemudian ditransisi menjadi protein dan enzim yang memicu respons selular terhadap hormon.

Kemudian sistem hormon juga memilki hubungan yang erat dengan sistem saraf dalam proses penyampaian informasi. Pada saraf penyampaian informasi melalui sinapsis listrik, sedangkan pada sistem hormon melalui zat kimia yang disebut neurotransmitter. Kerja sama antara sistem saraf dan hormon antara lain tampak pada keadaan yang menyebabkan seseorang kekurangan air atau dehidrasi. Keadaan ini akan dilacak oleh saraf tertentu oleh hipotalamus, kemudian ke hipofisis. Selanjutnya, hipofisis akan menghasilkan hormon antideuritika yang menghamabt produksi urin.

5. SISTEM RESPIRASI

Fungsi utama dari sistem respirasi yakni masuknya oksigen dari udara ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida keluar ke udara. Udara yang masuk ke dalam tubuh terlebih dahulu melalui membran mukosa melalui jalur pernapasan. Sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler bekerja sama dengan tujuan sebagai berikut : a. Pernapasan, keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru b. Respirasi internal, pertukaran gas (oksigen dan karbondioksida)antara udara dan darah c. Respirasi eksternal, pertukaran antara gas (oksigen dan karbondioksida) d. Transportasi gas dari dan ke paru-paru dan jaringan Respirasi sel menggunakan oksigen, kemudian menghasilkan ATP dan karbon dioksida yang membuat pertukaran gas dengan lingkungan. Tanpa ATP, proses kehidupan atau sel-sel akan berhenti. A. Saluran Pernapasan

1. Hidung

Hidung merupakan satu-satunya bagian eksternal organ pernapasan. Udara masuk melalui lubang hidung yang dipisahkan oleh tulang dan tulang rawan. Reseptor bau berada di Silia. Sel-sel yang terletak di langit-langit dari rongga hidung. Kelenjar airmata (lacrimale) membawa air mata ke rongga hidung hingga rongga hidung lembap atau berair. Rongga hidung juga berhubungan dengan paranasal sinus, berisi udara ruang yang mengurangi berat tengkorak dan bertindak sebagai pita suara. Jika saluran yang mengarah dari sinus meradang, cairan berakumulasi, menyebabkan sakit kepala sinus. Rongga hidung dipisahkan dari rongga mulut oleh partisi yang disebut langit-langit faring 2. Faring Faring berbentuk corong yang menghubungkan hidung dan mulut rongga menuju laring. Faring disebut juga tenggorokan yang memiliki tiga bagian: nasofaring, bagian rongga hidung posterior yang merentang dari dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Orofaring, di mana rongga mulut bergabung dengan faring, dan laringofaring, mengelilingi mulut, esofagus, dan laring merupangkan tempat masuk ke laring. Amandel membentuk cincin pelindung di persimpangan rongga mulut dan faring. Sebagai jaringan limfatik, amandel mengandung limfosit yang melindungi dari patogen. Di sini, sel B dan sel T siap untuk merespon antigen yang kemudian dapat menyerang jaringan internal dan cairan sehingga saluran pernapasan membantu sistem kekebalan tubuh dalam mempertahankan homeostasis. Laring terletak di bagian atas trakea. Laring dan trakea biasanya terbuka, sehingga udara dapat masuk, namun kerongkongan biasanya tertutup dan terbuka hanya ketika kita menelan. 3. Laring Laring merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup (epiglotis) yang menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal laring terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paruparu.

Pada masa pubertas, pertumbuhan laring dan vokal lebih cepat pada pria daripada perempuan, menyebabkan laki-laki memiliki yang lebih menonjol. Ketika makanan ditelan, laring bergerak ke atas berlawanan epiglotis, flap jaringan yang mencegah makanan dari melewati glotis ke laring. 4. Trakea Trakea, biasa disebut tenggorokan, adalah tabung yang menghubungkan laring pada bronkus utama. Trakea terletak ventral ke kerongkongan dan terbuka dengan berbentuk C. Bagian terbuka dari berbentuk C cincin berlawanan dengan esofagus, memungkinkan perluasan kerongkongan saat menelan. Mukosa yang melapisi trakea memiliki lapisan kolumnar bertingkat dan bersilia.

Jika trakea tertutup karena sakit atau kecelakaan menelan benda asing kemungkinan untuk menyisipkan bernapas tabung dengan cara insisi dibuat di trakea. Tabung bertindak sebagai asupan udara buatan dan saluran pembuangan. Operasi ini disebut trakeostomi. 5. Percabangan bronkus Bronkus kanan atau primer berukuran lebih pendek, tebal, dan lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan. Objek asing yang masuk ke trakea kemungkinan ditempatkan ke bronkus kanan. 6. Paru-paru Paru-paru berbentuk organ kerucut yang menempati rongga dada. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus, dan paru-paru kiri memiliki dua lobus, memungkinkan ruang untuk jantung yang puncaknya poin tersisa. Lobus dibagi menjadi lobulus, dan masing-masing lobulus memiliki sebuah bronchiale melayani alveolus banyak.

Puncak adalah bagian yang sempit superior dari paru-paru, dan basis adalah bagian inferior yang luas agar sesuai dengan diafragma berbentuk kubah, otot yang memisahkan rongga dada dari rongga perut. Lateral permukaan paru-paru mengikuti kontur tulang rusuk dalam rongga dada. Setiap paru-paru ini tertutup oleh lapisan ganda membran serosa disebut pleura. Pleura visceral bersambungan dengan pleura parietal di bawah paru, sedangkan pleura parietal melapisi rongga dada. Pleura menghasilkan cairan serosa pelumas yang memungkinkan paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. a. Alveolus Saat inspirasi, udara melewati percabangan bronkus meuju alveolus. Alveolus merupakan kantong udara yang tersusun atas epitel pipih selapis yang dikeliling kapilerikapiler darah. Pertukaran udara terjadi antara udara di alveolus dan kapiler darah.

Oksigen berdifusi di alveolus dan dinding kapiler, masuk ke aliran darah, sedangkan karbon dioksida berdifusi dari darah di dinding-dinding untuk masuk alveolus. Alveolus tetap terbuka untuk menerima udara yang dihirup jika pertukaran gas terjadi. Pertukaran gas terjadi pada membran yang lembap, namun tegangan permukaan lapisan alveolus mampu menutup, alveolus dilapisi dengan surfaktan, film lipoprotein yang menurunkan tegangan permukaan dan mencegah dari penutupan. b. Pleura

Pleura merupakan membran penutup yang membungkus setiap paru. Pleura parietal melapisi rongga toraks dari diafragma. Pleura visceral melapisi paru-paru dan bersambungan dengan pleura parietal. Antara pleura parietal dan visceral terdapat rongga pleura yang mengandung cairan pelumas (disekresi selsel pleura) sehingga paru-paru dapat mengembang.

B. Mekanisme pernapasan 1. Inspirasi Inspirasi merupakan fase aktif dari pertukaran gas karena pada fase ini diafragma dan otot antar tulang rusul luar berkontraksi. Saat inspirasi, diafragma berkontraksi (mendatar), otot antatr tulang rusuk luar dan tulang rusuk juga berkontraksi (menggembung). Setelah itu, volume rongga dada membesar, udara masuk ke paruparu. Tekanan udara dialveolus berkurang atau lebih kecil dibanding tekanan udara di atmosfer sehingga udara masuk ke saluran pernapasan.

2. Ekspirasi Ekspirasi disebut fase pasif pertukaran gas dan tidak membutuhkan usaha yang besar. Selama ekspirasi, diafragma dan otot antar tulang rusuk berelaksasi sehingga diafragma melengkung dan tulang rusuk mendatar. Volume rongga dada berkurang,

tekanan di alveolus lebih besar dibandingkan tekanan di atmosfer, udara mengalir ke luar tubuh.

3. Pusat Pernapasan Secara normal, orang dewasa bernafas 12-20 kali tiap menit. Ritme pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di medula oblongata. Pusat pernapasan secara otomatis mengirim rangsang melalui saraf ke diafragma dan otot antar tulang rusuk. Ketika pusat pernapasan berhenti mengirim sinyal, diafragma berelaksasi (melengkung) dan tulang rusuk mengecil. Pusat pernapasan secara ritmik mengatur volume dan tingkat pernapasan.

a. Kendali Saraf Respirasi dikendalikan oleh dua mekanisme terpisah; sistem volunter yang berasal dari korteks serebral, pengendalian pernapasan saat aktivitas (bicara atau makan). Sistem involunter yang terletak pada medula dan batang otak, mengatur respirasi sesuai kebutuhan metabilisme tubuh.

b. Kendali Kimiawi Pusat pernapasan secara langsung sensitif terhadap tingkat karbon dioksida (CO2) dan ion hidrogen (H). Saat karbon dioksida (CO2) dan ion hidrogen (H) meningkat, pusat pernapasan meningkat laju dan kedalamannya. Pusat pernapasan tudak berpengaruh langsung dengan kadar oksigen (O2) rendah. Namun, kemoreseptor karotid bodies yang terletak di karotid arteri dan aortic bodies yang terletak di aorta, sensitif terhadap kadar oksigen dalam darah sehingga tubuh berkoordinasi dengan pusat pernapasan untuk meningkat frekuensi respirasi saat kadar oksigen berkurang.

C. Volume dan Kapasitas Pernapasan 1. Volume

Volume tidal (VT) merupakan volume udara saat pernapasan normal. Pada pria dewasa normal, berkisar 500ml dan pada wanita berkisar 380ml. Volume cadangan inspirasi (volume komplementer) merupakan volume udara ekstra yang masuk ke paru-paru saat inspirasi maksimum. Pada pria berkisar 3100ml dan wanita 1900ml. Volume cadangan ekspirasi (volume suplementer) merupakan volume udara ekstra yang dikeluarkan saat ekspirasi maksimum. pada pria berkisar 1200ml dan wanita berkisar 800ml. Volume residu (VR) merupakan volume udara sisa di dlam paruparu saat ekspirasi maksimum. Volume residu penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernapasan. Rata-rata volume pada pria yakni 1200ml dan wanita 1000ml. 2. Kapasitas Kapasitas residual fungsional (KRF) merupakan volume residu ditambah volume suplementer yang mejadi jumlah udara sisa dalam sistep pernapasan setelah ekspirasi normal. Kapasitas inspirasi yakni volume tidal ditambah volume komplementer dengan rata-rata 3500ml. Kapasitas vital merupakan penambahan volume tidal, volume komplementer, dan volume suplementer. Kapasitas vital merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dengan kuat setelah inspirasi maksimum, berkisar 4500ml. Kapasitas total paru-paru merupakan jumlah udara total yang ditampung paru-paru atau kapasitas vital ditambah volume residu yang berkisar 5700ml.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernapasan

1. Usia Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun karena penurunan proporsi kebutuhan energi. 2. Jenis Kelamin Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan. Umumnya, laki-laki lebih banyak beraktivitas dibandingkan perempuan sehingga membutuhkan energi lebih banyak. Dengan demikian, laki-laki memerlukan udara yang banyak masuk ke dalam sel yang mempercepat frekuensi pernapasan. 3. Suhu Tubuh Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat 4. Posisi Tubuh Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap. 5. Aktivitas Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat E. Hubungan dengan PH Darah 1. Respirasi Eksternal Respirasi eksternal adalah pertukaran gas di paru-paru. Selama respirasi eksternal, terjadi pertukaran gas antara udara dalam alveolus dan kapiler darah dalam paru-paru. Darah yang memasuki kapiler paru adalah darah merah karena relatif miskin oksigen. Setelah inspirasi, alveolus memiliki konsentrasi oksigen lebih tinggi daripada darah yang memasuki paru-paru. Oleh karena itu, oksigen berdifusi dari alveolus ke dalam darah. Sebaliknya, CO2 di alveolus memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari dalam darah sehingga karbondioksida berdifusi dari darah ke alveolus (ekspirasi). Cara lain untuk menjelaskan pertukaran gas di paru-paru adalah mempertimbangkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat. Tekanan parsial dilambangkan PO2 dan PCO2, udara memiliki PO2 jauh lebih tinggi daripada darah. Oleh karena itu, O2 berdifusi ke dalam darah dari alveolus. Pola

Tekanan berbanding terbalik untuk CO2. Darah memasuki kapiler paru memiliki PCO2 tinggi daripada udara di alveolus. Oleh karena itu, CO2 berdifusi keluar dari darah ke alveolus. 2. Respirasi Internal Respirasi internal mengacu pada pertukaran gas di jaringan, gas yang dipertukarkan antara darah di kapiler sistemik dan jaringan cairan. Darah yang masuk ke kapiler sistemik adalah merah terang karena darah yang kaya O2. Jaringan cairan, pada sisi lain, memiliki konsentrasi rendah O2 karena sel-sel yang terus menerus mengkonsumsi O2 selama respirasi selular. Oleh karena itu, O2 berdifusi dari darah ke cairan jaringan. Cairan jaringan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada CO2, darah memasuki jaringan karena CO2 sebagi produk terakhir respirasi seluler sehingga CO2 berdifusi dari cairan jaringan ke dalam darah. Pertukaran dalam jaringan dengan mempertimbangkan tekanan parsial gas yang terlibat. Dalam hal ini, oksigen berdifusi keluar dari darah ke dalam jaringan karena PO2 dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan dengan darah. Dan karbon dioksida berdifusi ke dalam darah dari jaringan karena PCO2 dalam cairan jaringan lebih tinggi daripada darah.

Oksigen Transport

Setelah

O2

memasuki

darah

di

paru-paru,

masuk

sel-sel

darah

merah

dan bergabung dengan hemoglobin, pigmen dalam sel darah merah. Semakin tinggi konsentrasi oksigen dalam alveolus, pH lebih tinggi dan suhu dingin, menyebabkan hemoglobin mengubah oksigen dan menjadi oksihemoglobin (HbO2). Konsentrasi rendah oksigen dalam jaringan, ditambah pH lebih rendah dan suhu hangat jaringan, menyebabkan hemoglobin melepaskan oksigen dan menjadi deoxyhemoglobin (Hb):

Karbon Dioksida Transportasi

Transportasi CO2 ke paru-paru melibatkan beberapa langkah. Setelah difusi CO2 ke darah dalam jaringan, memasuki sel-sel darah merah, 4. 25% karbondioksida bergerak meuju eritrosit membentuk hemoglobin, membentuk karbaminohemoglobin. 5. Sebagian besar CO2 bergabung dengan air, membentuk asam bikarbonat terutama dalam plasma . a. CO2 dalam eritrosit berikatan dengan air untuk membentuk asam karbonat dalam reaksi bolak-balik yang dibantu enzim karbonaan hidrase. b. Jika CO2 dalam jaringan tinggi, maka reaksi berlangsung ke kanan. Sehingga lebih banyak terbentuk ion hidrogen dan bikarbonat. Dalam paru yang konsentrasi CO2-nya lebih rendah, reaksi berlangsung ke kiri dan melepaskan CO2. 6. Perbedaan pH karena bagian globin dari hemoglobin bergabung dengan ion hidrogen berlebih sehingga hemoglobin berkurang (HHB). Ion bikarbonat dibawa ke dalam plasma karena berdifusi keluar dari eritrosit dan masuk ke plasma. Sebagian besar karbon dioksida dalam darah dibawa sebagai HCO3 sehingga menyisakan ion positif yang berlebihan. Ion klorida (Cl) berdifusi ke dalam eritrosit. Kejadian ini disebut sebagai pergeseran klorida, untuk mempertahankan elektrolit dalam plasma dan eritrosit. Pada kapiler paru, reaksi sebaliknya terjadi. Bikarbonat bergabung dengan ion hidrogen membentuk asam karbonat, terbagi menjadi CO2 dan H2O, dan CO2 berdifusi keluar dari darah ke alveolus. Berikut persamaan transportasi karbon dioksida:

6. SISTEM KARDIOVASKULAR

Struktur Jantung Atrium kanan Atrium kiri Ventrikel kanan Ventrikel kiri Dinding jantung Epikardium : dinding jantung yang membungkus jantung paling luar : untuk menampung darah dari seluruh tubuh : untuk menampung darah dari vena pulmonalis : untuk memompa darah dari jantung ke paru-paru : untk memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh

Myokardium : lapisan tengah yang merupakan bagian penyusun dinding terbesar Endokardium : melapisi bagian rongga Perikardium

Pembuluh darah Tunika intima Tunika media Tunia adventitia, terdiri dari vasa vasorum dan sabut-sabut syaraf.

Katup Jantung Katub atrioventrikuler - Trikuspidalis katup tricuspid memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan. Terbuka saat tekanan atrium kanan > tekanan Ventrikel kanan, tertutup saat ventrikel berkontraksi, mencegah darah kembali ke atrium kanan. -Bikuspidalis (mitralis) katup mitral atau bicuspid, memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri. Darah teroksigenasi yang terkumpul di atrium kiri masuk ventrikel kiri dengan terbukanya katup mitral. Katup ini tertutup setelah tekanan didalam atrium kiri < tekanan ventrikel kiri. Katub semilunar - Pada aorta

Katup semilunar aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta. Sewaktu ventrikel berkontraksi, katup terbuka mengilrkan darah teroksigenasi yang terkumpul di ventrikel kiri ke seluruh tubuh. - Pada aorta Pulmonalis Katup semilunar pulmonalis adalah katup yang memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Dengan adanya penutupan katup tricuspid, sewaktu berkontraksi darah pada ventrikel kanan dapat di keluarkan melalui arteri pulmonalis untuk dialirkan ke paru-paru.

Serabut otot jantung (miokard)

Sistem sirkulasi a. Pulmonal Atrium kanan pulmonalis b. Sistemik Atrium kiri kanan ventrikel kiri arteri seluruh tubuh vena atrium ventrikel kanan atrium kiri arteri pulmonalis paru-paru vena

Aktivitas Jantung a. Mekanik Kontraksi Relaksasi

b. Kelistrikan Sistem penghantar khusus Jantung memiliki kemampuan membentuk depolarisasi spontan & potensial aksi sendiri Sistem Penghantar Khusus (sel autoritmis) Sifat sistem penghantar khusus: (1) Otomasi kemampuan menghasilkan impuls secara spontan (2) Ritmis keteraturan membangkitkan impuls (3) Daya penerus kemampuan menghantarkan

impuls (4) Peka rangsang kemampuan berespons terhadap rangsang Sistem Penghantar Khusus: * SA node (sinoatrial node), di dinding atrium kanan dekat muara vena cava superior * AV node (atrioventrikuler node), di dasar atrium kanan dekat sekat atrium-ventrikel * Berkas his, berkas dari AV node masuk ke septum interventrikel * Serat purkinje, serat yang menyebar ke miokard ventrikel

a. Kontraksi, relaksasi, dan perubahan aliran darah melalui jantung terjadi akibat perubahan ritmis dari aktivitas kelistrikan jantung b. Aktivitas kelistrikan jantung ini dimanfatkan untuk alat elektrokardiogram, dengan prinsip kerja sebagai berikut:

Prinsip kerja EKG 1. Aktivitas elektrik ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang bertukar melewati membrane sel

2. Elektroda yang dapat menghantarkan aktivitas listrik dari jantung ke mesin EKG ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan precordium dada. 3. Energi elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin EKG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram. 4. Kontraksi jantung direpresentasikan dalam bentuk gelombang pada kertas EKG, dan dinamakan gelombang P, Q, R, S, dan T. 5. Bentuk gelombang ini ditunjukkan pada defleksi terhadap garis isoelektrik (garis yang menunjukkan tidak adanya energi). Garis isoelektrik dapat ditentukan dengan melihat interval dari T hingga P. Tekanan darah Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel, 2003: 238). Faktor faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
1. Curah jantung (jumlah darah yang dipompa oleh tiap ventrikel dalam waktu

1 menit) Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).
2. Tekanan Perifer terhadap tekanan darah

Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu : Viskositasdarah. Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang. Panjang pembuluh Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.

3. Radius pembuluh

Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya. Pengukuran Tekanan Darah Arteri Sistolik dan Diastolik

1. Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan menggunakan sfigmomanometer.

a. Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk mengehentikan aliran darah arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb pemompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset.

b. Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi Karotkoff, yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan angka pada kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik dan diastolik. 2. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda (Ethel, 2003: 240).

BAB IV KESIMPULAN

Struktur tubuh manusia sangat beragam dan memiliki struktur dan fungsi yang saling terorganisir. Dalam setiap struktur, terdapat susunan anatomi yang saling berhubungan dengan yang lain, seperti; sistem pernapasan dengan paru-paru dan sistem urinaria dengan organ ginjal. Dari tiap sistem memiliki struktur yang runtut hingga suatu proses dapat berjalan dengan teratur dan akhirnya mencapai tujuan dari proses sistem tersebut. Sebagai contoh, sistem saraf yang memiliki hubungan dengan sistem endokrin (pengendali hipotalamus), sistem kardiovaskuler (pengatur jantung dan pelebaran pembuluh darah), sistem reproduksi (pengontrol masa awal pubertas dan ereksi), sistem pernapasan (penyedia oksigen pada neuron), dll. Oleh karena, itu kerja struktur tubuh manusia sangat beragam dan mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Jika terjadi kesalahan atau gangguan pada salah satu organ, maka besar kemungkinan proses akan berjalan secara tidak lancar atau berhenti (tidak berfungsi). Sebagai makhluk ciptaanNya hendaknya manusia mengetahui fungsi-fungsi dan cara kerja setiap sistem dalam tubuh dan menjaganya agar tetap berjalan normal.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Dian, et al., 2007. Esis 2. Jakarta: Esis Gipson, John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta: EGC Guyton. 1974. Function of Human Body. Philadelphia: W. B. Saunders Company. Harrison. 1999. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: EGC. Kelly, Laurie J. (2004). Essentials of human physiology for pharmacy. Florida: CRC Press LLC. Mader, Sylvia S. Understanding Human Anatomy and Physiology, fifth edition. Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Sloane, Ethel. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC http://mywhe.wordpress.com/2010/03/31/katup-jantung/ http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatanpdf/0910712011/bab2.pdf http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2240925-anatomi-makroskopisdan-mikroskopis-vesika/#ixzz28PCdyfH4 http://www.scribd.com/doc/83187512/2/STRUKTUR-MIKROSKOPIK-JANTUNG http://citraardhita.com/?page_id=142 http://kopikola.wordpress.com/2011/04/02/fisiologi-jantung/ http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2104123-mengetahui-arti-tekanandarah/#ixzz287tfDPp8 http://olvista.com/kesehatan/pengertian-tekanan-darah-tensi-darah/ http://www.scribd.com/doc/50937188/TENSIMETER-DAN-CARA-MENGUKURTEKANAN-DARAH http://www.medicinesia.com/harian/tekanan-darah/ http://www.scribd.com/doc/8343651/FISIOLOGI-PERNAPASAN

Anda mungkin juga menyukai