2 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Otot Makalah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT


Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi

Dosen Pengampu:
DR. Dra. Tjipto, M.Kes
Disusun oleh Kelompok 2:

Bryan Novianjaya Putra (P21335120007)


Cindy Shafira Az Zahra (P21335120008)
Saida Fatimah Azzahra (P213351200035)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jakarta, 2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul “Anatomi dan Fisiologi Sistem Otot”. Makalah ini disusun untuk memenuhi

salah satu tugas kelompok mata kuliah Anatomi Fisiologi semester dua program

studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh dosen

mata kuliah Anatomi Fisiologi Ibu DR. Dra. Tjipto, M.Kes

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala

bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
1.4 Manfaat ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Fungsi Sistem Otot .............................................................................3
2.2 Struktur Otot ......................................................................................4
2.3 Klasifikasi Jaringan dan Jenis Otot .................................................6
2.4 Otot Kepala dan Wajah ...................................................................10
2.5 Otot Kolumna Vertebralis ...............................................................15
2.6 Otot Toraks dan Abdomen ..............................................................16
2.7 Otot Leher, Dada, dan Bahu ...........................................................19
2.8 Otot Lengan Bawah, Lengan Atas, Pergelangan Tangan, dan
Tangan ................................................................................................23
2.9 Otot Panggul dan Paha ....................................................................26
2.10 Otot Tungkai Bawah, Lutut, dan Kaki ..........................................27
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 29
3.1 Kesimpulan...........................................................................................29
3.2 Saran .....................................................................................................29
Daftar Pustaka..................................................................................................... 30

ii
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Otot adalah sebuah jaringan yang terbentuk dari sekumpulan selsel yang

berfungsi sebagai alat gerak. Jaringan otot sekitar 40% dari berat tubuh. Otot

melakukan semua gerakan tubuh. Otot mempunyai selsel yang tipis dan panjang

yang mengubah energi yang tersimpan dalam lemak dan gula darah (glukosa)

menjadi gerakan dan panas.

Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat

lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut

dilekatkan pada tulangtulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada

yang melekat di bawah permukaan kulit. Sistem muskuler terdiri dari otot, tendon

dan ligamen.

Otot-otot tubuh berfungsi untuk menegakkan tubuh. Saat tubuh mengangkat

beban, terjadilah kerja fisik yang menyebabkan kontraksi otot. Jika otot diberi

beban tambahan maka akan terjadi kelelahan, otot-otot menegang dan pembuluh

darah mengecil. Hal ini mengurangi aliran darah yang membawa oksigen dan gula

ke seluruh tubuh. Sewaktu menarik beban, bagian tubuh yang paling berpotensi

cedera adalah tulang belakang dan bagian bawah, akibatnya terasa letih dan otot

terasa sakit. Kondisi itu jika berlangsung dalam waktu yang lama, dapat

menimbulkan rasa sakit yang bersifat permanen atau bahkan kelumpuhan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini

adalah:

1. Bagaimana fungsi sistem otot dan ciri-ciri otot?

2. Apa saja klasifikasi jaringan dan jenis otot?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui fungsi sistem otot dan ciri-ciri otot.

2. Untuk mengetahui klasifikasi jaringan dan jenis otot.

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat, yaitu:

1. Dapat mengetahui fungsi sistem otot dan ciri-ciri otot.

2. Dapat mengetahui klasifikasi jaringan dan jenis otot.


BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menjelaskan pembahasan berdasarkan latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat di bab satu.

2.1 Fungsi Sistem Otot

Ada beberapa fungsi otot pada manusia, yakni:

1. Melakukan gerakan tubuh

Otot rangka bertanggung jawab atas gerakan yang dilakukan. Otot rangka

melekat pada tulang dan sebagian dikendalikan oleh sistem saraf pusat (SSP).

2. Mengatur postur tubuh

Otot rangka juga mengatur postur tubuh. Kelenturan dan kekuatan adalah

kunci untuk mempertahankan postur yang tepat. Otot-otot leher kaku, otot

punggung yang lemah, atau otot-otot pinggul yang kaku dapat merusak keselarasan.

Postur yang buruk dapat memengaruhi bagian tubuh dan menyebabkan nyeri sendi

dan otot yang melemah.

3. Menjaga keseimbangan

Otot rangka membantu melindungi tulang belakang dan membantu menjaga

keseimbangan. Dalam sistem otot ada yang disebut dengan otot inti, yang termasuk

otot perut, otot punggung, dan otot panggul. Semakin kuat otot inti, maka semakin

baik pula keseimbangan tubuh.

4. Mendukung peredaran darah manusia

Pada sistem otot manusia, otot jantung dan otot polos yang keberadaannya

tidak disadari berfungsi membantu jantung berdetak dan aliran darah mengalir ke

seluruh tubuh. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya impuls listrik.

3
4

5. Membantu proses pernapasan

Diafragma adalah otot utama yang bekerja selama pernapasan. Saat bernapas

lebih berat, seperti saat sedang berolahraga, diafragma memerlukan bantuan dari

otot lain, seperti otot perut, otot leher, dan otot punggung.

6. Mendukung proses pencernaan

Sistem otot manusia juga berfungsi dalam membantu proses pencernaan.

Disaat tubuh mencerna makanan, prosesnya dikendalikan oleh otot-otot polos yang

ditemukan di saluran pencernaan.

7. Mendorong bayi saat proses persalinan

Otot polos juga ditemukan di rahim. Selama kehamilan, otot-otot ini

membesar dan meregang saat janin tubuh di dalam rahim. Saat proses melahirkan,

otot polos di rahim berkontraksi dan relaksasi untuk membantu mendorong bayi

melewati vagina.

2.2 Struktur Otot

1. Tendon merupakan penghubung antara otot dengan tulang, tendon sendiri

memiliki serabut berwarna putih serta tidak elastis. Aponeuroses merupakan

lembaran – lembaran datar maupun simpai atas jaringan fibrus dimana dengan
5

tujuan untuk memuat kelompok – kelompok otot dan ada saatnya

menggandeng sebuah otot dengan bagian yang akan menggerakkannya.

2. Fascia adalah ikat gabungan atas jaringan fibrus dan areolar dimana bisa

membungkus serta menghimpun otot menjadi satu kesatuan. Nah tiap – tiap

fasciculus ini bisa di pisahkan dengan jaringan ikat perimysium tersebut. Di

antara endomysium dan berkas serat otot akan tersebar sel satelit dimana

berfungsi untuk perbaikan jaringan otot yang rusak. Pada bagian-bagian

tertentu, seperti : pada telapak tangan, fascia ini begitu padat dan kuat, fascia

palmaris dan fascia plantaris penyusunnya.

3. Sarcolemma merupakan sebuah unit structural dimana berdiameter 0,01 –

0,1 mm serta panjang 1-40 mm, ia melapisi suatu sel otot, dimana dapat

berfungsi sebagai pelindung otot. Besar dan jumlahnya jaringan terutama

pada jaringan elastic, akan meningkat sejalan dengan adanya penambahan

usia. Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis dimana disebut

sarcolemma, protoplasma serat otot dimana berisi materi semicair yang

disebut atau dikenal sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot terpendam unit

fungsional otot berdiameter 0,001 mm dimana disebut myofibril.

4. Miofibril merupakan suatu jaringan serat – serat dimana terdapat dalam otot.

Jika di lihat menggunakan mikroskop, maka miofibril akan terlihat bagaikan

pita gelap dan terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament) tersebut

dibentuk oleh myosin, sednagkan pita terang (thin filament) tersebut dibentuk

oleh aktin, troponin serta tropomiosin.


6

5. Miofilamen merupakan suatu jaringan berbentuk benang – benang atau

filament halus dimana berasal dari myofibril. Jaringan ini terdiri atas dua

macam, yaitu: miofilamen homogeny dimana terdapat pada otot polos serta

miofilamen heterogen dimana terdapat pada otot jantung atau otot kardiak

serta terdapat pada otot lurik.

6. Sarkoplasma merupakan suatu jaringan dimana berupa cairan sel otot yang

berfungsi untuk tempat dimana myofibril serta miofilamen berada.

2.3 Klasifikasi Jaringan dan Jenis Otot

Dari 600 jenis yang ada, jaringan otot manusia dibagi lagi menjadi tiga

kelompok besar, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Ada 3 macam otot

yang digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya:

2.2.1 Otot Polos

Otot polos dapat disebut juga sebagai otot tak sadar karena cara

bekerjanya di luar kesadaran manusia, tanpa harus diperintah otak Cara kerja otot

dipengaruhi oleh saraf autonom, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik.

Saraf simpatetik merupakan saraf yang berujung di pangkal sumsum tulang


7

belakang (medulla spinalis) yang terdapat di daerah dada dan pinggang. Saraf

tersebut berfungsi sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organ-organ tubuh

menjadi cepat

Fungsi otot polos beraneka ragam, tergantung letak dan posisinya di

dalam tubuh. Sebagai contoh, mekanisme gerak otot polos pada sistem pencernaan,

seperti berkontraksi dan relaksasi secara bergantian, membantu makanan masuk ke

dalam tubuh saat proses pencernaan terjadi. Otot polos memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya meruncing.

2. Mempunyai satu inti sel, terletak di tengah sel.

3. Otot bekerja di luar kesadaran, bekerja lambat, teratur, dan tidak cepat lelah.

4. Terdapat pada dinding alat-alat tubuh bagian dalam seperti paru-paru,

pembuluh darah, lambung, usus, dan indung telur.

2.2.2 Otot Lurik/Rangka

Jaringan otot lurik adalah otot yang menempel di tulang atau disebut

juga dengan otot rangka. Otot inilah yang berperan dalam pergerakan tubuh kita.
8

Otot lurik menyumbang sekitar 40% berat badan manusia. Otot rangka tersusun

atas sel-sel panjang tidak bercabang, disebut serabut otot (muscle fiber). Serabut-

serabut ini merupakan sel-sel berinti banyak (multiseluler) yang terletak pada

bagian pinggir (perifer) sel. Sel-sel otot terbentuk sejak perkembangan embrionik

melalui fusi dari banyak sel-sel kecil yang membentuk sinsitium. Seperti halnya sel

saraf, sel otot mampu merespon terhadap rangsangan. Bila membrane sel otot

dikenai neurotransmitter yang di hasilkan oleh ujung saraf motor yang

mensarafinya, maka pada membrane sel otot tadi akan timbul suatu impuls

bioelektrik. Impuls ini akan merambat sepanjang membrane serabut otot, seperti

merambatnya impuls pada serabut saraf yang tidak bermielin

Fungsi utama otot lurik adalah memicu kontraksi yang menunjang

sistem pernapasan, pergerakan, postur (pada otot rangka) dan memompa darah ke

seluruh tubuh (pada otot jantung). Ciri-ciri otot lurik antara lain:

1. Sel otot lurik berbentuk silinder yang memiliki bagian gelap dan terang

sehingga tampak seperti lurik Memiliki inti banyak

2. Otot bekerja atas kesadaran perintas otakn dan dapat mengalami kelelahan

3. Otot melekat pada rangka sehingga disebut otot rangka.


9

2.2.3 Otot Jantung

Semula otot jantung dianggap sebagai peralihan antara otot polos dan

otot kerangka. Yang jelas bahwa otot jantung tergolong otot bergaris melintang

yang satuannya disebut “serabut”.

Bangun otot jantung dan otot kerangka tidak sama dalam beberapa

aspek. Hubungan otot jantung melalui diskus interkalatus cukup kuat sehingga sulit

dilakukan tepsing untuk memperoleh satu serabut secara terpisah. Penelitian

dengan mikroskup cahaya menunjukkan bahwa otot jantung memiliki serabut yang

bercabang, yang berhubungan satu dengan yang lain melalui ujungnya

Otot jantung merupakan penyusun dinding jantung dan memiliki fungsi

untuk memompa darah, baik menuju jantung maupun sebaliknya, sehingga terjadi

sirkulasi darah. Ciri-ciri otot jantung yakni:

1. Sel otot jantung berbentuk serabut lurik yang bercabang-cabang

2. Sel mempunyai satu atau banyak inti sel dan terletak di tengah serabut

3. Bekerja di lura kesadaran atau tidak diperintah otak, Tapi dipengaruhi oleh

persediaan oksigen yang cukup.


10

Perbedaan otot rangka, otot polos, dan otot jantung:

2.4 Otot Kepala dan Wajah

2.4.1 Otot Pembungkus Kepala (M. Epicranius)

Otot Origo Insertio Aksi


Menaikkan alis,
M. Frontalis Aponeurosis Kulit alis
terkejut
Occipital, Menarik kulit
M. Occipitalis Aponeurosis
temporal kepala belakang
11

2.4.2 Otot Sekitar Telinga

Otot Origo Insertio Aksi


Menggerakan
M. Auricularis Fascia daun telinga ke
Spina helicis
Anterior temporalis depan dan ke
atas
Menggerakkan
Bagian
M. Auricularis Galea daun telinga ke
dorsocranial
Superior aponeurotica belakang dan ke
pangkal auricula
atas
Bagian Menggerakkan
M. Auricularis Fascia
dorsocranial daun telinga ke
Posterior temporalis
pangkal auricula belakang

2.4.3 Otot Raut Wajah


12

Otot Origo Insertio Aksi


M. Orbicularis Menutup mata,
Orbita Orbita
Oculi kedipan mata
M. Levator Kulit kelopak Mengangkat
Orbita
Palpepbra mata kelopak mata
M. Corrugator Frontal, ujung Mengerutkan
Kulit alis
Superciliaris medial alis alis kerutan dahi
Menekan ujung
hidung,
M. Nasalis Rahang atas Tulang hidung mengangkat
sudut lubang
hidung
Menarik sudut
M. Zygomaticus
Zygomaticus Sudut mulut mulut ke atas
Mayor
dan ke luar
Menarik sudut
M. Zygomaticus
Zygomaticus Sudut mulut mulut ke atas
Minor
dan ke luar
Menarik bibir
M. Levator
Orbita Kulit bibir atas atas ke cranial
Labii Superior
dan depan
M. Levator Menarik bibir
Labii Superior Orbita Kulit bibir atas atas ke cranial
Alaeque Nasi dan depan
Menarik bibir
M. Depressor
Mandibula Bibir bawah bawah kea rah
Labii Inferioris
caudalis
Menarik sudut
M. Depressor
Mandibula Sudut bibir mulut ke bawah
Anguli Oris
dan lateral
13

Menarik sudut
M. Risorius Fascia pipi sudut mulut mulut ke bawah
dan lateral
Daerah
Menarik bibir ke
infraclavicular
Platysma Mandibula bawah dan
dan
melebarkannya
supraclavicular
Mengatupkan,
M. Orbicularis Serabut otot
Sudur mulut mengerutkan,
Oris sekitar mulut
memajukan bibir
Maxilla, M. Orbicularis
M. Buccinator Meniup
mandibula Oris
Mengangkat
kulit dagu,
M. Mentalis Mandibula Dagu
menonjolkan
bibir bawah

2.4.4 Otot untuk Mengunyah

Otot Origo Insertio Aksi


Proses koronoid Elevasi dan
M. Temporalis Garis temporal dari fossa retraksi
mandibula mandibula
Zigomaticus, Menutup rahang
M. Masseter Mandibula
maxilla bawah
M. Pterihoid Elevasi
Sphenoid Mandibula
Medial mandibula
M. Pterihoid Protaksi
Sphenoid Mandibula
Lateral mandibula
14

2.4.1 Otot Lidah

Otot Origo Insertio Aksi


Bawah lidah dan Mendorong
M. Genioglossus Mandibula
tubuh hyoid lidah ke depan
Menarik lidah ke
Styloid dari Ujung dan sisi
M. Styloglossus atas dan ke
temporal lidah
belakang
Menekan dan
M. Hyoglossus Hyoid Sisi lidah
menarik lidah
Mengangkat
Aponeurosis
M. Palatoglossus Lidah bagian belakang
palatine
lidah
15

2.5 Otot Kolumna Vertebralis

Otot Origo Insertio Aksi


Ekstensi, lateral
Pelvis dan Sternum dan
M. Iliocostalis fleksi column
sternum vertebra
vetrebre
Cervical, thorac
Lumbar vetebre Ekstensi kepala
M. Longissimus vetrebre,
atas dan leher
sternum
Ekstensi
Atas thorac
M. Spinalis Cervical bawah leher/colum
vetrebre
vertrebre
Transversus
M. Semispinalis Spinous vertebre Ekstensi kepala
vertebre
Vetrebre, Ekstensi, rotasi
M. Multifidus Spinous vertebre
sacrum, ilium colum vertebre
16

Otot Origo Insertio Aksi


Prosesus Superior: elevasi
Akromialis
M. Trapezius spinosus vertebre Tengah: retraksi
klavikula
torakalis Inferior: depresi
M. Latissimus Prosesus Crista tuberkuli Mengangjat
Dorsi spinosus minoris kosta ke atas
Adduksi dan
M. Romboideus Processus
Spine scapula Down ward
Minor spinosus
rotasi scapula
Adduksi dan
M. Romboideus Procussus Spine scapula
Down ward
Major spinosus bagian inferior
rotasi scapula

2.6 Otot Toraks dan Abdomen

2.6.1. Otot Toraks

Dinding toraks terdiri dari elemen tulang dan otot – otot. Bagian lateral

dibentuk oleh tulang dan 3 lapisan dari otot – otot datar yang membentang pada

ruang intercosta antara tulang osta yang berdeekatan, menggerakkan kosta dan

memberikan kekuatan pada ruang interkosta.

Muskulus interkostal merupakan tiga otot pipih yang terdapat pada tiap

spatium interkostalis yang berjalan di antara tulang rusuk yang bersebelahan. Setiap

otot pada kelompok otot ini dinamai berdasarkan posisi mereka masing-masing:
17

1. Muskulus interkostal eksternal merupakan yang paling superfisial. Sebelas

pasang m.interkostal eksternal memanjang dari tepi bawah tulang rusuk yang

berada di atas hingga tepi atas tulang rusuk di bawahnya. Muskulus

interkostal eksternal merupakan otot yang paling aktif saat inspirasi.

2. Muskulus interkostal internal terletak diantara m.interkostal eksternal dan

profundal. Sebelas pasang m.interkostal internal berjalan diantara tepi lateral

terbawah lekuk kosta tulang rusuk, hingga permukaan superior rusuk di

bawahnya. Serabut otot ini berjalan kearah yang berlawanan dengan

m.interkostal eksternal. Muskulus interkostal internal merupakan otot yang

paling aktif selama ekspirasi.

3. Muskulus interkostal profunda memiliki serabut dengan orientasi yang

sama dengan muskulus interkostal internal. Otot ini paling tampak pada

dinding toraks lateral. Mereka melekat pada permukaan internal rusuk - rusuk

yang bersebelahan sepanjang tepi medial lekuk kosta.


18

4. Muskulus subkostal berada pada bidang yang sama dengan m.interkostal

profunda, merentang diantara multiple rusuk, dan memanjang dari angulus

rusuk menuju posisi yang lebih medial pada rusuk di bawahnya.

5. Muskulus torakal transversus terdapat pada permukaan dalam dinding

toraks anterior dan berada pada bidang yang sama dengan m.interkostal

profunda, terletak di bawah pembuluh - pembuluh torakal internal dan

mengunci pembuluh ini ke dinding toraks.

2.6.2. Otot Abdomen

Otot abdomen berfungsi untuk flexi tubuh kompresi abdomen. Di

bagian medial terdapat Linea Alba (pita tendon putih yang membagi m. rectus

abdominis menjadi dua bagian yaitu kanan dan kiri). Pada m. rectus abdominis

terdapat tiga buah tendon, sehingga Bersama dengan Linea Alba otot tersebut

terbagi menjadi 8 bagian secara umum tampak seperti Six Pack

Otot Origo Insertio Aksi


Flexi, rotasi
M. Rectus Cartilago costa vertebra
Simphisis pubhis
Abdominis 5-7 kompresi
abdomen
19

Flexi, lateroflexi
M. Obliquus
Linea alba, crista vertebra
Externus Costa 8
iliaca, pubis kompresi
Abdominis
abdomen
Flexi, lateroflexi
M. Obliguus Crista iliaca, Cartilago 6 costa
vertebra
Internus ligament terakhir linea
kompresi
Abdominis inguinal alba
abdomen
Crista iliaca,
M. Transversus Linea alba, Kompresi
cartilage 6 costa
Abdominis xiphoid, pubis abdomen
terakhir

2.7 Otot Leher, Dada, dan Bahu

2.8.1 Otot Leher

Otot sternokleidomastoid atau sternokleidomastoideus adalah salah

satu dari otot leher terbesar dan yang paling dekat dengan kulit. Otot ini berjumlah

sepasang, di sisi kiri dan kanan. Gerakan utama dari otot ini adalah rotasi kepala ke

sisi yang berlawanan dan fleksi leher. Otot sternokleidomastoid dipersarafi oleh

saraf aksesorius.

Otot tersebut diberi nama sternokleidomastoid karena memiliki origo

di tulang dada (sternum; sterno-) bagian hulu dan tulang selangka (klavikula;
20

cleido-), dan memiliki insersio di tulang pelipis (temporal) pada tengkorak,

terutama bagian proses mastoid.

Aksi pada otot leher terjadi secara Unilateral: rotasi serviks

kontralateral, fleksi serviks ipsilateral Bilateral: fleksi serviks, elevasi sternum, dan

membantu dalam menghirup napas secara sadar. Otot bagian leher dibagi menjadi

tiga bagian:

1. Muskulus platysma, terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke

tulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke

bawah dan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan

sedih dan takut, juga untuk menarik kulit leher ke atas.

2. Muskulus sternokleidomastoideus, terdapat pada permukaan lateral

proc.mastoidebus ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis

superior. Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral

(samping), fleksi dan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada

sisi yang lain; kontraksi kedua sisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja

saat kepala akan ditarik ke samping. Akan tetapi, jika otot muskulus platisma

dan sternokleidomastoideus sama-sama bekerja maka reaksinya adalah wajah

akan menengadah.

3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.

Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang

sama.

Fungsi otot sternokleidomastoid adalah untuk memutar kepala ke sisi

yang berlawanan atau secara miring. Otot ini juga berperan untuk melenturkan
21

leher. Ketika otot sternokleidomastoid dari kedua sisi bekerja bersama, otot tersebut

melenturkan (memfleksikan) leher dan memanjangkan kepala. Ketika otot dari satu

sisi bertindak sendiri, otot tersebut menyebabkan kepala berputar ke sisi yang

berlawanan dan melentur secara lateral ke sisi yang sama (secara ipsilateral). Otot

ini juga bertindak sebagai otot pernapasan tambahan, bersama dengan otot-otot

skalen di leher.

2.8.2 Otot Dada

Otot pectoralis major adalah otot tebal, berbentuk seperti kipas, dan

tertletak di anterior dari dinding dada. Otot ini membentuk dada pada pria dan

terletak di bawah payudara pada wanita. Otot ini meiliki dua origo yaitu:

1. Pars clavicularis, permukaan anterior paruh medial clavicula

2. Pars sternocostalis, permukaan anterior sternum, tulang rusuk I-VI dan

aponeurosis otot obliquus externus abdominis

Dari origonya, serat otot berjalan hingga insersio. Serat otot pectoralis

mayor berakhir di pinggir lateral dari sulcus intrtubercularis pada humerus. Otot
22

dada berfungsi untuk melakukan adduksi horizontal shoulder, endorotasi shoulder,

dan menarik scapula kearah ventral dan caudal.

2.8.3 Otot Bahu

Otot deltoideus adalah otot yang membentuk struktur bulat pada bahu

manusia. Dinamakan deltoideus, sebab bentuknya mirip seperti alfabet Yunani

Delta (segitiga). Otot ini sering digunakan untuk melakukan suntikan intra-

muskular. Origio pada otot deltoideus tersusun dari tiga serat otot yang berasal dari:

1. Serat anterior: berasal dari clavicula

2. Serat media: berasal dari pinggir lateral dan permukaan atas acromion

scapula.

3. Serat posterior: berasal dari bibir bawah dari batas posterior dari spina

scapula.

Insersio otot ini berada pada ujung akhir dari serat otot menyatu

menjadi sebuah tendon tebal yang berada di tuberculum deltoideus dari humerus

(tulang lengan atas). Aksi. Serat anterior memungkinkan gerak abduksi bahu saat

bahu diputar. Sisi anterior deltoideus termasuk lemah namun membantu otot
23

pectoralis mayor pada gerakan fleksi bahu. Serat posterior memungkinkan gerak

ekstensi membantu otot latissimus dorsi. Bagian posterior ini merupakan

hiperekstensor utama bahu.

2.8 Otot Lengan Bawah, Lengan Atas, Pergelangan Tangan, dan Tangan

2.9.1 Otot Lengan Bawah

Otot pronator teres adalah otot yang berada di lengan bawah. Sesuai

dengan namanya, salah satu fungsinya adalah untuk melakukan gerakan pronasi

lengan bawah. Salah satu kelainan yang sering terjadi berkaitan dengan otot ini

adalah sindrom otot pronator teres. Sindrom ini menyebabkan rasa nyeri pada

pergelangan tangan. Origio. Caput humerale berorigo pada epicondylus medialis

humerus dan caput ulnare pada margo medialis di processus coronoideus pada

tulang ulna. Insersio. Kedua kepala akan menyatu dan berakhir di tuberositas

pronatoria pada lateral badan tulang radius. Aksi. Otot ini digunakan untuk pronasi

dan fleksi lengan bawah.


24

2.9.2 Otot Lengan Atas

Otot biceps brachii atau lebih dikenal secara umum dengan otot biceps

adalah otot besar berkepala dua karena berorigo pada dua tempat yang berbeda.

Terletak di sepanjang lengan atas. Dan memiliki dua caput, dua caput tersebut

adalah:

1. Caput longum (panjang)

2. Caput brevis (pendek)

Otot ini sangat dikenal di masyarakat awam. Otot ini terletak di dekat

dengan permukaan kulit sehingga mudah dilihat. Origio. Caput longum berorigo

(kepala) pada tuberositas supraglenoidales pada scapula dan caput brevis pada

processus coracoideus di scapula. Insersio. Otot biceps brachii berinsersio pada

bagian posterior tuberositas radii. Aksi. Otot ini merupakan otot supinator lengan

bawah, otot fleksor kuat pda sendi siku dan fleksor lemah pada sendi bahu.
25

2.9.3 Otot Pergelangan Tangan

Otot ekstensor carpi radialis longus adalah satu dari lima otot utama

yang mengatur pergerakan pergelangan tangan. Sesuai dengan namanya (Latin

longus: panjang), otot ini berukuran cukup panjang.

Otot ini berorigo dari margo lateralis humerus, epicondylus lateralis,

dan septum intermusculare brachii laterale. Otot ini memanjang bersamaan dengan

otot brachioradialis.

Otot ini berinsersio pada permukaan dorsal dari dasar tulang

pergelangan tangan II.

Berfungsi pada sendi siku dan sendi tangan. Pada sendi siku, digunakan

untuk pergerakan fleksi, pronasi atau supinasi (pergerakan memutar dari posisi

akhir yang berlawanan hingga ke posisi tengah). Pada sendi tangan dapat

melakukan gerakan fleksi dorsal, abduksi ke radial.


26

2.9 Otot Panggul dan Paha

Otot satorius adalah otot yang berfungsi sebagai fleksi pada pinggul, rotasi

pada pinggul, fleksi pada lutut, dan abduksi pinggul (lemah). Hal tersebut bisa

terjadi dikarenakan otot ini memiliki perlekatan origo serta insersi pada tubuh

manusia. Serta otot ini juga didukung oleh karena adanya percabangan persarafan

dan perdarahan dari tubuh manusia, yang memungkinkan untuk mendapat suplai

darah dan menerima informasi dari otak manusia.

Letak perlekatan origo pada otot ini berada pada bagian tubuh spina iliaka

anterior-superior; setengah atas takik iliaka. Letak perlekatan insersi pada otot ini

berada pada bagian tubuh bagian atas permukaan medial tibia.

Aksi atau fungsi dari otot ini adalah sebagai berikut ini:

1. Fleksi pada pinggul

2. Rotasi pada pinggul

3. Fleksi pada lutut

4. Abduksi pinggul (lemah)


27

2.10 Otot Tungkai Bawah, Lutut, dan Kaki

Tungkai berfungsi sebagai penopang tubuh dan merupakan bagian

terpenting saat berdiri, berjalan, berlari, dan melompat. Tungkai terdiri dari

tulang–tulang dan otot–otot yang berfungsi sebagai penopang dan penggerak

tungkai. Tulang –tulang yang menyusun tungkai adalah tulang pangkal paha

(coxae), tulang paha (femur), tulang kering (tibia), tulang betis (fibula),

tempurung lutut (patella), tulang pangkal telapak kaki (tarsalia), tulang telapak

kaki (meta tarsalia), ruas jari-jari kaki (phalangea) (Gibson, 2002).

Otot adalah bagian penggerak tulang. Otot bergerak dengan cara

berkontraksi (memendek) dan berileksasi (memanjang) sehingga otot disebut

anggota gerak aktif. Permasalahan pada otot dapat diketahui dengan tes gerak

aktif sesuai fungsi otot tersebut (Hislop et al., 1995). Otot- otot yang menyusun

tungkai dibagi menjadi dua yaitu otot tungkai atas dan otot tungkai bawah.

Pembagian otot tungkai berdasarkan fungsinya adalah:


28

1. Otot-otot tungkai atas

a. Otot abduktor hip joint

b. Otot adduktor hip joint

c. Otot ekstensor hip joint

d. Otot ekstensor knee joint (quadricep femoris)

e. Otot fleksor knee joint

2. Otot-otot tungkai bawah

a. Otot ekstensor ankle joint

b. Otot fleksor ankle joint


BAB III PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap

pembahasan di atas.

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan, yaitu;

Otot berfungsi untuk melakukan gerakan tubuh, menjaga keseimbangan,

mengatur postur tubuh, mendukung peredaran darah manusia, membantu proses

pernapasan, mendukung proses pencernaan, mendorong bayi saat proses

persalinan. Di makalah ini terdapat perbedaan antara otot rangka, otot jantung, dan

otot polos, dan juga pembahasan mengenai otot kepala dan wajah, otot kolumna

vertebralis, otot toraks dan abdomen, otot leher, dada, dan bahu, otot lengan bawah,

lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan, otot panggul dan paha, otot tungkai

bawah, lutut, dan kaki.

3.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat diambil beberapa

saran, yaitu;

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan

dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki

makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan

nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang

pembahasan makalah diatas.

29
Daftar Pustaka

http://eprints.undip.ac.id/

https://adhyraphysio.files.wordpress.com/

https://www.academia.edu/

https://id.wikipedia.org/

https://sinta.unud.ac.id/

https://docplayer.info/

30

Anda mungkin juga menyukai