Struktur & Tekstur Batuan Beku
Struktur & Tekstur Batuan Beku
Struktur & Tekstur Batuan Beku
Oleh :
BAB I Pendahuluan
Abstrak Struktur dan Tekstur Batuan Beku. Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Struktur Batuan Beku. Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan. Batuan beku ada yang terbentuk di bawah permukaan bumi (intrusif) dan ada yang terbentuk di atas permukaan bumi (ekstrusif). Intrusi merupakan suatu proses yang terjadi akibat suatu adanya aktivitas magma (plutonisme) yang berada dibawah permukaan bumi yang berusaha keluar namun tidak muncul kepermukaan yang di akibat adanya tekanan dan temperature yang sangat tinggi dari dalam bumi, yaitu dengan cara menerobos batuan yang sebelumnnya sudah terbentuk atau ada, sehingga menghasilkan beberapa bentuk tubuh dari batuan beku. Kata kunci : Struktur, Tekstur, Intrusi, ekstrusi.
A. Latar Belakang Kita mengetahui bahwa bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya. Pada makalah ini akan dibahas struktur dan tekstur dari batuan beku. Karena terdapat berbagai macam struktur dan tekstur batuan beku, maka makalah ini dibuat untuk memudahkan kita dalam memahami struktur dan tekstur batuan beku.
B. Rumusan Masalah 1. Apa saja bentuk-bentuk dari struktur batuan beku 2. Apa saja bentuk-bentuk tekstur batuan beku C. Tujuan 1. Untuk mengetahui bentuk struktur batuan beku intrusif dan ekstrusif 2. Untuk mengetahui bentuk tekstur batuan beku
BAB II ISI
Batuan beku ada yang terbentuk di bawah permukaan bumi (intrusif) dan ada yang terbentuk di atas permukaan bumi (ekstrusif). Intrusi merupakan suatu proses yang terjadi akibat suatu adanya aktivitas magma (plutonisme) yang berada dibawah permukaan bumi yang berusaha keluar namun tidak muncul kepermukaan yang di akibat adanya tekanan dan temperature yang sangat tinggi dari dalam bumi, yaitu dengan cara menerobos batuan yang sebelumnnya sudah terbentuk atau ada, sehingga menghasilkan beberapa bentuk tubuh dari batuan beku. Bila kontak batuan intrusi dengan batuan yang diintrusi atau daerah batuan, sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut (konkordan). Bila batuan yang mengintrusi memotong dari lapisan massa batuan yang diintrusi maka disebut dengan (diskordan). Berikut struktur batuan beku intrusi a. Konkordan 1. Sill Sill atau Intrusi datar (lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.. Berbentuk tabular dan sisisisinya sejajar.
Dalam ilmu geologi, sill merupakan suatu batuan beku plutonik yang berbentuk tabel serta mengintrusi suatu lapisan batuan sediment yang lebih tua atau mengintrusi lapisan
batuan sediment yang sudah terlebih dahulu terbentuk, alas lahar volkanik atau tuff, atau bahkan sepanjang arah foliasi di dalam batuan metamorf. 2. Lacolith dan Lapolith Lacolith, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata. Selain lakolit ada juga lapolit yang bentuknya merupakan kebalikan dari lakolit, yang artinya bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkung karena batuan dibawahnya bersifat lentur. Pada dasarnya, sebagian besar batuan beku ini memiliki kandungan silica lebih besar dari 66%, yang artinya batuan beku ini adalah batuan asam (felsik), misalnya granit, diorite, synit, tonalit, dan lain-lain
3. Pacolith Paccolith adalah tubuh batuan beku yang menempati sinklin tau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya.ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer. Dalam ilmu geologi Dyke adalah suatu jenis intrusi batuan beku berbentuk lembar yang mengenai lapisan tanah dan memotong secara bersebrangan Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. Kadang-kadang kontak hampir sejajar tapi perbandingan antara panjang dan lebar tidak sebanding. Kenampakan di lapangan dyke dapat berukuran sangat kecil dan dapat pula berukuran sangat besar.
b. Diskordan 1. Dike Dyke adalah suatu jenis intrusi batuan beku berbentuk lembar yang mengenai lapisan tanah dan memotong secara bersebrangan dan memiliki bentuk tabular atau memanjang.Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter
2. Batholith & Stock Batholit diartikan sebagai batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat. Batholit umumnya berbentuk ruang besar yang tidak beraturan dan biasanya memiliki bentuk yang jelas dipermukaan bumi dengan penampang melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan tubuh tidak beraturan) yang sangat besar dan kedalaman yang tidak diketahui batasnya. Luas area batholit baik yang ada didalam kulit bumi maupun suatu Singkapan batholit yang muncul kepermukaan memiliki luas sampai 100 km2.
Stock yaitu tubuh batuan yang mirip dengan batholit tetapi ukurannya lebih kecil, yaitu <100km2.
Struktur batuan beku ekstrusi 1. Masif, struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam, tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku 2. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
3. Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran.
4. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
5. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur. 6. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
7. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
B. Tekstur Batuan Beku 1. Kristalinitas (derajat kristalisasi) Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh Kristal,hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan terbentuknya mineral mineral dengan bentuk kristal yang relatif sempurna. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekatpermukaan. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiridari massa Kristal, , hal ini menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang sempurna. Holohyalin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas, , hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak memungkinkan pembentukan mineral mineral dengan bentuk yang sempurna. Tekstur holohyalin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil daritubuh batuan.
2. Granularitas Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenaldua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis denganmata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi: Halus ( fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm. Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm. Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm. Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm. Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehinggadiperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan: Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuanmikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.
Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamatimeskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm. Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas Porfiritik
Batuan yang kristalnya sebagian dapat dibedakan dengan mata biasa (berukuran besar) dan sebagian Kristal lainnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa, hingga hanya bias dilihat dengan menggunakan bantuan mikroskop. Serta fenokrisnya tertanam dalam massa dasar yang halus 3. Bentuk Kristal Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secarakeseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu: Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal. Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi. Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu: Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang. Tabular , apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain. Prismitik , apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain. Irregular , apabila bentuk kristal tidak teratur
4. Hubungan antar Kristal (kemas) Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antarakristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapatdibagi menjadi dua, yaitu: Equigranular , yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuransama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga,yaitu: Panidiomorfik granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari Hipidiomorfik granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral. Allotriomorfik granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
Inequigranular , yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak samabesar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yangbisa berupa mineral atau gelas.
5. Komposisi Mineral Komposisi Mineral Secara garis besar mineral pembentuk batuan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu mineral utama, mineral skunder dan mineral tambahan. A. Mineral Utama Mineral-mineral utama penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan, terutama. Golongan mineral yang berwarna tua/gelap disebut mineral mafik yang kaya akan unsur Mg dan Fe. Sedangkan golongan mineral yang berwarna muda/terang disebut mineral felsik yang miskin akan unsur Mg dan Fe. Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Mineral felsik (mineral bewarna terang) yaitu : Kuarsa (SiO2) Kelompok feldspar,terdiri dari seri feldspar alkali (Kna) AlSi3O8 dan seri plagioklas, anorthoklas, adularia dan mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesit, labradoriot, bitownit dan labradorit. Keompok feldspatoid (Na, K alumina silika) terdiri dari nefelin, sodalit, leusit.
2. Mineral mafik (mineral warna gelap) yaitu : Kelompok olivine terdiri dari fayalite dan forsterite. Kelompok piroksen terdiri dari enstatit, hiperstein, augite, pigeonit, diopsid. Kelompok mika terdiri dari biotit muscovite plogopite. Kelompok ampibol terdiri dari anthofilit, cumingtonit, hornblende, rieberkit, tremolit, aktinolit, gluacofan.
B. Mineral Sekunder Mineral skunder adalah mineral-mineral yang dibentuk kemudian dari mineralmineral utama oleh proses pelapukan, sirkulasi air atau larutan dan metamorfosa. Suatu contoh yang baik adalah mineral klorit yang biasanya terbentuk dari mineral biotit oleh proses pelapukan. Mineral ini terdapat pada batuan-batuan yang telah lapuk dan batuan sedimen dan juga pada batuan metamorf. Mineral sekunder terdiri dari: Kelompok kalsit (kalsit, dolomite, magnesit, siderite) terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil) terbentuk dari hasil ubahan mineral mafik (terutama kelompok olivine dan piroksen). Kelompok klorit (proklor, penin talk) umumnya terbentuk dari ubahan kelompok plagioklas. Kelompok sericit sebagai ubahan mineral plagioklas. Kelompok kaolin (kaolin, hallosyte) umumnya ditemukan sebagai hail pelapukan batuan beku.
C. Mineral Tambahan Mineral tambahan adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit sekali. Umumnya kurang dari 5% sehingga kehadiran atau ketidakhadirannya tidak mempengaruhi sifat dan penamaan dari batuan tersebut. Contohnya adalah mineral magnetit, suatu oksidabesi yang berwarna hitam mempunyai sifat magnetit kuat dan terdapat dalam jumlah yang sedikit dalam batuan beku. Mineral-mineral tambahan dari batuan beku adalah zircon, sphen, magnetit, ilmenit, hematite, apatit, pyriot, rutil, corundum dan garnet.
Kesimpulan Batuan beku ada yang terbentuk di bawah permukaan bumi (intrusif) dan ada yang terbentuk di atas permukaan bumi (ekstrusif). Bila kontak batuan intrusi dengan batuan yang diintrusi atau daerah batuan, sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut (konkordan). Bila batuan yang mengintrusi memotong dari lapisan massa batuan yang diintrusi maka disebut dengan (diskordan). Struktur batuan beku intrusi: konkordan 1. Sill 2. Lacolith dan Lapolith 3. Pacolith diskordan 1. Dike 2. Batholith & Stock Struktur batuan beku ekstrusi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Masif Pillow lava atau lava bantal Joint struktur Vesikuler Skoria Amigdaloidal Xenolitis Tekstur Batuan Beku 1. 2. 3. 4. Kristalinitas (derajat kristalisasi) Granularitas Bentuk Kristal Hubungan antar Kristal (kemas)
Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
Saran Dalam mempelajari struktur dan tekstur battuan beku, tidak cukup hanya dengan teori saja, dibutuhkan juga studi ke lapangan agar lebih jelas mengetahui bentuk dari struktur dan tekstur yang kita pelajari
Daftar Pustaka
Heri Pastian, Andi. 2013. BENTUK TUBUH BATUAN BEKU DALAM (INTRUSIF), diambil dari:
http://ayobelajargeologi.blogspot.com/2013/04/bentuk-tubuh-batuan-beku-dalamintrusif_11.html
Anonim.
2013.
Struktur
batuan
beku,
diambil
dari:
http://jurnal-
geologi.blogspot.com/2010/01/struktur-batuan-beku.html
Diqky.
2013.
Uktur
batuan
beku,
diambil
dari
http://nationalinks.blogspot.com/2009/01/struktur-batuan-beku.html