Laparatomi
Laparatomi
Laparatomi
Oleh:
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
I.
TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui teknik atau prosedur operasi laparatomy
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Laparotomi adalah tindakan membuka dinding depan abdomen dengan insisi median 5 cm untuk melihat isi rongga peritoneum (Usman, 2007). Indikasi penyakit yang sering dilakukan tindakan laparotomi antara lain peritonitis, pankreatitis, obstruksi usus halus, perdarahan, hernia, lainlain. Resiko pembedahan dipengaruhi oleh usia, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kesehatan umum, obat-obatan dan status mental pasien. Kesembuhan pada pasien post operasi diobservasi seperti kondisi kelelahan pasien, mood dan tidur dievaluasi berturut-turut dengan menggunakan skala kelelahan analog visual, profil dari status mood dan indeks kualitas tidur Pittsburg (Anonim 2011). Keadaan umum pada kegawatan laparotomi seperti hipovolaemia, dehidrasi, sepsis dan kejang septik (kardiovaskuler), hipoksia, takipneu dan atelektasis (respirasi), anemia, jika sepsis potensial koagulopati (sirkulasi), oligoria selama gagal ginjal akut (prarenal), penurunan kesadaran, bingung, cemas dan nyeri (persarafan), perasaan perut penuh, distensi abdomen dan perforasi bowel atau obstruksi (pencernaan), pireksia, asidosis, gangguan keseimbangan elektrolit dan hipoglikemia (pencernaan) (Anonim, 2011). Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berarti perut atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga laparotomi dapat didefenisikan sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilah lain untuk laparotomi adalah celiotomi. Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus. Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai dengan fungsi, organ target yang akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi.Umumnya pada hewan kecil laparotomi yang dilakukan adalah
laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal ventral tepatnya di linea alba (Sofyan Muhammad et al 2010) Keuntungan penggunaan teknik laparotomi sentral adalah tempat penyayatan mudah ditemukan karena adanya garis putih (linea alba) sebagai penanda,sedikit terjadi .perdarahan dan di daerah tersebut sedikit
mengandung syaraf. Adapun kerugian yang dapat terjadi dalam penggunaan metode ini adalah mudah terjadi hernia jika proses penjahitan atau penangan post operasi kurang baik dan persembuhan yang relatif lama (Sofyan Muhammad et al 2010). Tindakan laparatomy merupakan hal yang penting dalam dunia kedokteran umum dan kedokteran hewan. Tujuan utama dari tindakan operasi ini adalah untuk mengeskplorasi rongga abdominal agar dapat memeriksa alat pencernaan dan alat urogenital. Banyak penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan teknik untuk meminimalkan resiko operasi. Saat ini teknik pembedahan telah dimodifikasi dengan pendekatan yang sesuai untuk mengurangi resiko trauma saat dilakukan pembedahan pada rongga abdomen. Pembedahan dengan teknik midline surgery merupakan cara pembedahan paling umum yang sering digunakan dalam pembedahan pada hewan kecil. Cara ini digunakan dengan alasan luka akibat operasi dan pengaruh struktur ke neuro-vascular juga lebih kecil. Hal tersebut penting untuk diperhatikan sebab ketika terjadi pengaruh ke struktur neuro-vascular akan mempengaruhi proses penyembuhan. Penyayatan yang dilakukan pada linea alba menjadi penyayatan yang paling sering digunakan. Hal ini dilakukan sebab resiko dan faktor penghambat kesembuhannya lebih rendah (terj.) Adapun anastesi yang biasa digunakan dalam menganastesi anjing misalnya dalam laparatomi ialah kombinasi Xylazin-Ketamin Hidroklorida. Xylazin Hidroklorida merupakan analgesik dan sedatife yang mempunyai efek relaksasi otot yang baik. Sedangkan Ketamin Hidroklorida sering disebut sebagai dissiosiative anaesthetic dengan efek menimbulkan kekakuan otot yang tinggi pada waktu pemulihannya, maka dalam penggunaannya biasanya dikombinasikan dengan Xylazin yang memiliki perelaksasi otot sehingga
dapat mengurangi kekakuan otot yang dihasilkan agen dissiosiatif (Booth dkk., 1997; Hall dan Clarke, 1983). Kombinasi Xylazin-Ketamin
Hidroklorida mempunyai keuntungan yaitu ekonomis, pemberiannya mudah baik secara intravena maupun intramuskuler, induksi yang cepat dan pemulihannyapun cepat (Warren, 1983). Menurut Walter (1985), kombinasi Xylazin-Ketamin Hidroklorida merupakan agen kombinasi yang saling melengkapi antara efek analgesik dan relaksasi otot serta sangat baik dan efektif untuk anjing karena memiliki rentang keamanan yang lebar. Cullen (1991), menyatakan bahwa kombinasi kedua anestesi ini akan menimbulkan peningkatan yang bervariasi pada pulmonum, hipertensi sistemik, penurunan curah jantung, hypoventilasi yang menyebabkan peningkatan tekanan karbondioksida dan tekanan oksigen arteri (Wayan, Gorda. 2011)
III.
b. Bahan Cairan infus NaCl fisiologis Ketamin Xylasin Cat gut Alkohol Betadine Kucing
2.
Metode Kerja Persiapan kamar Operasi Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut: a. Bentuk dan ukuran Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai dinding langit- langit berbentuk lengkung, dan warna tidak mencolok Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air, mudah dibersihkan dan
menampung debu. b. Ukuran kamar operasi Minimal 5.6 m x 5.6 m. dan untuk khusus/ besar 7.2m x 7.8 m c. Sistem Ventilasi Ventilisasi kamar operasi dapat diatur dengan alat control dan penyaringan udara dengan
menggunakan filter. Idealnya menggunakan sentral AC. Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda. d. Suhu dan kelembapan Suhu ruangan antara 190 220 C. dan kelembapan 55% e. Sistem penerangan
Lampu
operasi
menggunakan
lampu
khusus
sehingga tidak menibulkan panas, cahaya terang tidak menyilaukan dan arah sinarnya mudah diatur posisinya. Lampu penerangan menggunakan lampu pijar dan mudah dibersihkan. f. Peralatan Semua peralatan yang ada dalam kama r operasi harus beroda dan mudah untuk dibersihkan. Untuk alat alat elektrik petunjuk penggunaan harus
tertempel pada alat tersebut agar udah dibaca. Sistem pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan elektroda untuk memusatkan arus listrik mencegah bahaya gas anastesi.
Pada praktikum kali ini, kamar atau ruang operasi yang digunakan adalah sebuah kelas yang besar yang masing - masing dibagi menjadi empat area per kelompok. Peralatan yang digunakan seperti meja dan tiang infuse menggunakan yang tidak beroda karena keternatasan ruang dan alat.
Sterilisasi Peralatan Operasi Sterilisasi peralatan operasi, baju operasi, masker, penutup kepala,sarung tangan, sikat, dan handuk yang telah dicuci bersih serta dikeringkan dibungkus dengan kain muslin atau non woven setelah terlebih dahulu dilipat dan ditata sesuai dengan urutannya
masing-masing. Peralatan yang telah dibungkus dimasukkan kedalam oven untuk disterilisasi dengan suhu 60 0 C selama 15 30 menit. Perlengkapan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi oleh operator dan asisten I. Peralatan operasi minor yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan terlebih dahulu baru setelah itu ditata di dalam kotak peralatan sesuai dengan urutan
penggunaannya. Kotak peralatan tersebut kemudian dibungkus dengan muslin atau non woven dan disterilisasi menggunakan oven dengan suhu 1210C selama 60 menit. Peralatan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi. Pada praktikum ini, sterilisasi alat hanya menggunakan alcohol. Alcohol dituang ke dalam suatu wadah kemudian alat alat yang digunakan di sterilkan dengan merendam nya ke larutan alcohol tadi.
Persiapan dan Preparasi Hewan Persiapan - persiapan yang dilakukan pada hewan meliputi pemeriksaan signalemen, anamnese, status present serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Data fisiologis hewan yang harus diambil sebelum operasi yaitu suhu tubuh, frekuensi jantung, frekuensi nafas, limfonodulus, dan selaput lendir. Tahapan selanjutnya adalah restraint hewan kemudian pembiusan yang dimulai dari tahap pembiusan, premedikasi, induksi, dan maintenance. Preparasi hewan dimulai dengan daerah operasi dicukur minimal 10 cm di sekitar sayatan. Setelah itu, sayatan dan daerah di sekitar sayatan dibersihkan dengan alkohol 70%. Selanjutnya dikeringkan dengan tampon kemudian diolesi dengan betadine. Setelah itu hewan siap dibawa ke meja operasi. Ketika berada di atas meja operasi, posisi hewan disesuaikan dengan keadaan. Keempat kaki diikat keujung-ujung meja menggunakan sumbu kompor dengan simpul Tomfool. Kemudian hewan ditutup dengan duk, disesuaikan, dan difiksir dengan towelclamp. Setelah itu, operasi siap dilakukan.
Persiapan Operator dan Asisten Langkah - langkah yang harus dilakukan oleh operator dan asisten I adalah menggunakan tutup kepala dan masker, mencuci kedua tangan dengan sabun dan menyikatnya dengan sikat pada air yang mengalir. Pencucian dimulai dari ujung jari yang paling steril kemudian dibilas dengan arah dari ujung jari kelengan yang dilakukan sebanyak 10-15x. Setelah selesai mencuci tangan dan membilasnya, keran ditutup dengan
siku untuk mencegah kontaminasi. Kemudian tangan dikeringkan dengan handuk dan glove dipakai. Setelah semua langkah dilalui, operasi siap dilakukan.
Prosedur bedah Penyayatan kulit dimulai dari 1.5 cm diatas umbilikal dan 1.5 cm di belakang umbilikal. Setelah kulit terbuka, dilakukan penyayatan pada subkutan. Setelah itu lapisan subkutan dikuakkan dengan bantuan arteri klem. Linea alba kucing dicari dan disayat tepat diatasnya. Ketika omentum telah menyembul, linea alba dijepit bagian kiri dan kanan, kemudian dibuka dengan gunting maka akan terlihat omentum di bawah linea alba yang di atasnya terdapat peritoneum. Organ-organ yang terdapat di rongga abdomen dicari berdasarkan pembagian daerah, yaitu epigastrium, mesogastrium, dan hypogastrium. Setelah pencarian organ selesai, penjahitan dilakukan sebanyak tiga kali, yang pertama terhadap lapisan peritoneum dan linea alba. Jahitan kedua dilakukan pada subcutis. Penjahitan dilakukan menggunakan jahitan sederhana agar tidak mudah terjadi hernia. Untuk penjahitan lapisan pertama dan kedua menggunakan benang cat gut, sedangkan penjahitan ketiga menggunakan benang silk. Sebelum dilakukan penjahitan terhadap lapisan pertama, diberikan NaCl sebagai antibiotik sebelum dilakukan penjahitan kedua. Setelah penjahitan selesai diberikan betadine sebelum ditutupi oleh tampon segiempat.
IV.
Gambar 3 premidikasi
Gambar 5. Fiksasi
V.
PEMBAHASAN
Pada operasi laparotomi kali ini, dilakukan eksplorasi pada ruang abdomen untuk menemukan organ-organ pada ruang abdomen. Tindakan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah pemeriksaan hewan secara umum untuk mengetahui frekuensi jantung, nafas dan suhu tubuh. Kemudian kucing diberi preanastesi dengan atropine sulfat untuk
mencegah muntah saat operasi karena atropine menyebabkan blockade reversibell Setelah diberikan preanastesi maka anastesi berupa ketamine 10% dan xylazine 1%. Obat premedikasi yang diberikan berupa atropin, sedangkan obat anasteshinya adalah xylasin. Pemberiannya dilakukan dengan rumus :
[ ]
Ket : V D BB [ ] Volume atropine 0.02 x 3.1 = 0.248 ml 0.25 Volume ketamin 10 x 3.1 100 Volume xylacin 1 x 3.1 20 = 0.155 ml = 0.31 ml : Volume ( ml) : Dosis anjuran (ml/kg) : Berat badan (kg) : konsentrasi (g/DL)
Setelah hewan terbius dimulai penyayatan pada kulit, linea alba, pada abdomen. Pada saat dilakukan penyayatan pada kulit hampir tidak terjadi pendarahan hal ini dikarenakan lokasi penyayatan yang tepat, sehingga darah yang keluar sangat sedikit hamper tidak ada. Jika terjadi pendarahan, pendarahan dapat diatasi dengan membersihkan darah menggunakan tampon. Pada saat penguakan dilakukan terlihat lapis peritoneum yang kemudian disayat untuk melihat organ-organ yang terdapat di dalam rongga abdomen. Organ yang dapat ditemukan, antara lain adalah usus karena posisi penyayatan yang dilakukan tepat ditengah abdomen. Usus yang ditemukan berwarna merah muda, licin, lunak dan
lumennya kosong serta memiliki banyak vaskularisasi pada permukaan luarnya. Vesika urinaria yang terpalpasi tidak terisi urin sehingga
konsistensinya lunak dan padat. Hal ini disebabkan karena adanya pengosongan urine pada persiapan hewan sebelum prosedur pembedahan. Setelah organ-organ yang ada didalam abdomen dilihat, abdomen ditutup dengan menjahit omentum dan otot perut menggunakan benang chromic catgut. Penggunaan benang catgut dimaksudkan agar benang dapat diabsorpsi oleh tubuh sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan kembali benang. Sedangkan untuk penjahitan kulit digunakan benang silk. Benang ini digunakan karena untuk penjahitan superficial dibutuhkan
benang yang kuat dan tidak diabsorpsi agar jahitan tidak terlepas. Jahitan yang digunakan adalah jahitan sederhana. Jahitan sederhana ini digunakan agar hasilnya lebih kuat. Tempat jahitan ditutup dengan perban agar proses penyembuhan tidak terganggu. Pada saat operasi ketamin yang disuntikkan sebanyak satu setengah dosis karena pada awal saat anastesi hanya menggunakan setengah dosis saja hal ini dilakukan agar mencegah timbulnya efek toksik dari ketamin tadi. Penyuntikan ketamin mulai anastesi sampai terjadi kesadaran masing pada menit ke 15, menit ke 53, menit ke 60, dan menit ke 81. Penyuntikan ketamin ini melalui intra muscular pada saat anastesi dan intravena pada saat operasi berlangsung. Penyuntikan ini terjadi karena terjadi kesadaran pada kucing saat menit ke 50, 57, dan 74. Sehingga perlu disuntikan anastetik berupa ketamine sebanyak setengah dosis dari dosis yang pertama yaitu sebanyak 0.08 ml (seperempat dosis). Suhu kucing pasca operasi adalah 360C.
VI.
KESIMPULAN
Tehnik atau prosedur laparatomi terdiri dari : a) Persiapan ruangan b) Sterilisasi alat c) Persiapan dan preparasi hewan
d) Persiapan operator dan asisten (jika ada) e) Prosedur bedah. Mengingat bahwa laparatomi merupakan pembedahan pada abdomen sehingga yang dilakukan adalah menguak atau melihat organ pada rongga abdomen yang kemudian ditutup kembali.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2011. Bab II Bedah Mayor.pdf. Pembangunan Nasional. Hal. 8 21. Farnood Shokouhi Sabet Jalali et al. 2007. Efficiency Assessment of Iranian Honey on Healing of Linea Alba Following Exploratory Laparotomy in Animal Model, Journal of Animal and Veterinary Advances, 6(2), pp. 238-241 I Wayan Gorda et al. 2010. Perbandingan Efek Pemberian Aanestesi Xylazin-Ketamin Hidroklorida Dengan Anestesi Tiletamin-Zolazepam Terhadap Capillary Refill Time (CRT) Dan Warna Selaput Lendir Pada Anjing. Buletin Veteriner Udayana .Hal 21-22 . Keperawatan Universitas