Rahasia Kehebatan Dukun
Rahasia Kehebatan Dukun
Rahasia Kehebatan Dukun
Tidak mudah menjadi dukun. Untuk bisa mendapatkan kesaktian, dukun tidak memperolehnya secara gratis dari jin, makhluk yang membantunya. Jin mau membantu mereka setelah dukun memenuhi persyaratan-persyaratan berupa persembahan, tumbal, atau melakukan ritual sesuai dengan bisikan jin yang dalam pandangan islam dipandang sebagai kesyirikan dan kekafiran. Hingga, terjadilah simbiosis antara kedua makhluk yang berbeda jenis ini sebagaimana dalam firman Allah di surah Al-an'am ayat 128. Jin merasa senang karena manusia mengagungkannya setelah memberikan pertolongan kepada manusia, sedangkan manusia merasa senang karena dicukupi kebutuhannya dan dibantu urusannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun , bahwa manusia tidak akan menjadi tukang sihir maupun dukun, kecuali dengan dua syarat dasar. Pertama mengabdi dan menjual dirinya kepada setan. Kedua, mendurhakai Allah. Syeikh Wahid Abdus Salaam Bali mengungkapkan rahasia sebagian tukang sihir dan dukun dalam kitabnya " 'ash-shaarimul battar fii tashaddi lis saharatil asyraar". Dimana tukang sihir menjadikan mushaf al-Qur'an sebagai alas kaki, kemudian masuk ke dalam WC dan di dalam WC inilah dia membaca mantera-mantera kekafiran. Kemudian keluar dan duduk di kamar lalu memerintahkan jin untuk hal-hal yang dikehendaki. Syeikh Wahid menjelaskan sebagian cara dukun melakukan prakteknya, yakni :
Thariqatul iqsam (bersumpah atas nama jin atau syaitan) Tukang sihir masuk ke dalam kamar gelap kemudian menyalakan api dan meletakkan sejenis dupa atau kemenyan di atas api tersebut, sesuai dengan yang diinginkan. Jika ia ingin menceraikan, menimbulkan permusuhan dan kebencian atau yang sejenisnya maka ia harus meletakkan kemenyan yang berbau tidak enak. Jika ia ingin menimbulkan rasa cinta atau melepas ikatan (seorang suami yang terikat oleh sihir sehingga tidak bisa menggauli istrinya), atau membuang sihir maka harus diletakkan kemenyan yang berbau harum. Kemudian tukang sihir memulai membaca mantera kesyirikan yang mengandung sumpah kepada jin atas nama pemimpin mereka dan meminta kepada mereka dengan menyebut nama pemimpin lainnya , serta serta mengagungkan tokoh tokoh jin dll. Setelah membaca mantera maka akan muncul bayangan berbentuk anjing, ular, atau bentuk lainnya kemudian tukang sihir memerintahkan untuk melakukan apa yang diinginkannya.
Thariqatudz dzabhi (memotong sesembelihan) Tukang sihir mendatangkan seekor burung, binatang ,ayam, burung dara atau yang lain dengan sifat-sifat tertentu sesuai dengan permintaan jin, biasanya berwarna hitam karena jin mengutamakan warna hitam, kemudian menyembelihnya tanpa menyebut nama Allah, sembelihan itu dilemparkan ke tempat-tempat tinggal jin kemudian kembali ke rumahnya untuk mengucapkan mantera kemusyrikan dan memerintahkan jin sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam cara ini terdapat dua hal kesyirikan yakni menyembelih untuk jin dan mengucapkan mantera kesyirikan untuk menghadirkan jin. "Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah" (HR.Muslim) "sesungguhnya mantera-mantera, jimat dan pellet adalah kesyirikan" (HR.Abu Dawud)
Thariqah sufliyah (melakukan penistaan) Dukun yang menempuh cara ini mempunyai sejumlah pembesar setan yang siap menjadi khadam dan melaksanakan perintahnya, karena tukang sihir ini telah melakukan kekafiran dan kemusyrikan yang keji. Semoga Allah Melaknatinya. Cara tersebut adalah sebagai berikut : Tukang sihir, berdiri dengan menjadikan al-qur'an sebagai sepatunya kemudian masuk ke dalam WC dan di dalam WC inilah dia membaca mantra lalu keluar dan duduk di kamar dan memerintahkan jin untuk hal-hal yang dia kehendaki. Para jin pun segera mentaatinya dan melaksanakan perintah-perintahnya. Jin-jin itu demikian taat kepadanya karena dia telah kafir kepada Allah dan telah menjadi salah seorang saudara setan.
Tukang sihir yang menempuh cara ini sisyaratkan harus melakukan sejumlah dosa besar seperti zina, mencela agama, homoseksual, dan perbuatan lainnya yang diharamkan agar meraih ridhonya setan.
Thariqatun najasah (menulis ayat-ayat al-quran dengan najis) Di dalam cara ini tukang sihir menulis salah satu surat al-qur'an dengan menggunakan darah haid atau benda najis lainnya. Kemudian mengucapkan mantra kemusyrikan hingga datang jin yang diinginkan lalu diperintahkan untuk yang dikehendakinya. Thariqatut tankis (menulis ayat-ayat al-qur'an dengan sungsang/terbalik) Di dalam cara ini tukang sihir menulis salah satu surat al-qur'an dengan huruf-huruf terpisah secara sungsang, yakni dari belakang ke depan kemudian mengucapkan jimat-jimat kemusyrikan sampai jin yang diinginkan datang untuk memerintahkan.
Thariqatut tanjin (menyembah bintang) Cara ini dikenal dengan nama Ar-rashdu (mengintai bintang), karena tukang sihir menunggununggu munculnya bintang tertentu kemudian berbicara kepadanya dengan bacaan-bacaan sihir. Lalu membaca mantera mantera lain yang mengandung kemusyrikan dan kekafiran kepada Allah. Setelah itu melakukan beberapa gerakan-konon gerakan gerakan ini menurut mereka untuk menurunkan spiritualitas ibadah kepada bintang, sekalipun orang yang menujum tidak menyadarinya. Ini merupakan ibadah dan pengagungan kepada selain Allah. Setelah itu setan setan akan memenuhi perintah tukang sihir itu.
Thariqatul kaffi (melihat melalui telapak tangan ) Tukang sihir menghadirkan anaka kecil yang belum baligh dengan syarat dalam keadaan tidak berwudhu. Kemudian mengambil telapak tangan kiri anak tersebut lalu menggambar segi empat di atasnya.Dari segi empat ini ditulis mantera-mantera sihir yang mengandung kemusyrikan. Yang tak lama kemudian di anak akan merasakan seolah olah menjadi terang dan melihat beberapa gambar yang bergerakgerak ditelapak tangannya. Lalu tukang sihir itu berkata katakana padanya bahwa sang dukun memerintahkan ini dan itu, kemudian gambar itu bergerak sesuai perintah. Biasanya cara ini digunakan untuk mencari sesuatu yang hilang. Thariqatul atsar(memanfaatkan benda bekas pakai) Dalam cara ini dukun meminta dari penderita sebagian benda bekas pakaiannya seperti sapu tangan, sorban, baju atau benda apa saja yang mengandung bau keringat penderita. Kemudian mengikat sapu tangan tersebut dari ujungnya lalu diukur sepanjang empat jari dan sapu tangan itu dipegang kuat kuat seraya dibacakan surat at-takatsuf atau surat pendek lainnya dengan suara keras lalu dilanjutkan dengan mantera mantera kemusyrikan yang dibaca dengan suara lirih (tidak terdengan) kemudian dukun memanggil jin dan berkata " jika penyakitnya disebabkan oleh jin maka hendaklah kalian memendekkannya(sapu tangan
tersebut) jika penyakitnya gangguan mata (dengki); maka hendaklah kalian memanjangkannya, jika penyakitnya berkenaan dengan medis maka hendaklah kalian membiarkannya sebagaimana adanya. Kemudian saputangan itu diukur lagi, jika didapati telah memanjang hingga lebih dari empat jari, maka tukang sihir itu memberikan bahwa pasien terkena gangguan mata(dengki) jika didapatinay telah menjadi pendek maka tukang sihir itu memberitahukan bahwa pasien diganggu jin dan jika didapatinya sebagaimana semula maka tukang sihir itu memberitahukan bahwa pasien tidak apa apa, hendaknya pergi ke dokter.
Catatan : 1. Dukun mengelabuhi penderita karena ia membaca surat al-qur'an padahal tidak demikian. Rahasia kemusyrikannya terletak pada mantera yang dibacanya dengan suara pelan tersebut. 2. Istianah (meminta bantuan) kepada jin, memanggil mereka dan berdoa kepada mereka, kesemuanya ini adalah kemusyrikan pada Allah yang maha agung. 3. Jin itu banyak berdusta. Anda tidak tahu apakah dalam hal ini jin tersebut jujur atau berdusta. Kami telah menguji perbuatan sebagian dukun, lalu kami dapati kadangkadang mereka jujur dan kadang-kadang banyak berdusta. Kami sering kedatangan pasien yang oleh tukang sihir dikatakan sebagai terkena gangguan 'ain, dan setelah kami bacakan al-qur'an kepadanya ternyata ada jin pada jasadnya dan banyak lagi cara-cara lain yang tidak diketahui. Intinya kesyirikan dan kekafiran menjadi syarat terjalinnya hubungan antara dukun dan setan. Akan tetapi tidak selalu ikatan ini diawali dengan ritual dan proses pencarian dari dukun. Bisa jadi jin yang melakukan tawaran terlebih dahulu. Bisa lewat mimpi, bisikan, atau bahkan malih rupa dan menampakkan diri. Intinya terhadap orang yang sengaja mencari, maka jin akan pasang tariff, pasang syarat tinggi-tinggi. Tapi bagi orang yang tidak mencari, maka setan akan menawarkan diri untuk membantunya. Tapi ujung ujungnya juga sama, jika tawaran itu direspon, setan akan meminta upah di belakang setelah menjebak orang yang telah ditolongnya agar mau mengabdikan hidupnya kepada setan. Seperti orang yang diajak berhaji oleh jin, lalu jin tidak mau mengantarkan pulang sebelum orang itu mau menyembah jin. Yang jelas tidak gratis. Tiadalah jin membantu manusia kecuali dia mengambil sesuatu yang lebih mahal dan berharga dari nilai bantuannya kepada manusia
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang telah diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut. Padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. an-Nisa': 60). Para ulama tafsir berbeda pendapat dalam memaknai kalimat "Thaghut" pada ayat di atas. Banyak di antara mereka memaknai thaghut itu dengan dukun. Di antara ulama tafsir yang memaknai thaghut dengan dukun adalah: Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Ikrimah, Abul Aliyah, dan Imam Qatadah (Tafsir al-Qurthubi: 5/248). Jadi masyarakat pada zaman dahulu lebih suka untuk mendengar omongan dukun dalam menyelesaikan suatu masalah, dari pada kembali kepada wahyu yang telah diturunkan Allah melalui para rasul-Nya. Sejak dahulu, dukun sudah mendapatkan tempat di tengah kehidupan masyarakat. Tidak hanya pada zaman sekarang atau di zaman Rasulullah. Jauh sebelumnya pun, dukun sudah mempunyai peran di hati masyarakat yang menggandrunginya. Bagi mereka dukun adalah tempat untuk menyelesaikan masalah. Tempat untuk meminta saran dan pendapat. Tempat untuk menunjang keberhasilan dan kesuksesan yang mereka inginkan.
Dukun di Masa Nabi Musa Pada zaman Fir'aun misalnya. la melibatkan para dukun untuk menopang kelanggengan kekuasaannya. Fir'aun telah menjadikan para dukun ternama dan terhebat sebagai penasihat spiritualnya. Fir'aun dibuat kalang-kabut saat para dukun menafsirkan isi mimpinya.
Ibnu Abbas berkata, "Setelah Fir'aun bermimpi, pada pagi harinya Fir'aun mengumpulkan dukundukunnya. (Setelah mendengar isi mimpi Fir'aun), para dukun itu mengatakan, 'Pada tahun ini akan lahir seorang anak laki-laki, ia kelak akan menggulingkan kekuasaanmu. Serta merta Fir'aun memutuskan bahwa setiap seribu wanita, harus dijaga seratus tentara. Setiap ada seratus wanita, dijaga sepuluh tentara. Setiap ada sepuluh wanita, harus dijaga seorang tentara. Lalu ia memerintahkan, 'Perhatikan dengan seksama setiap wanita hamil di wilayah ini. Apabila telah melahirkan, lihatlah. Kalau bayinya laki-laki, maka sembelihlah. Dan kalau bayinya perempuan, maka biarkanlah. (Tafsir Jami'ul Bayan: 1/272). Saat menghadapi Nabi Musa, Fir'aun mengerahkan semua dukun dan tukang sihirnya. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, jumlah dukun dan tukang sihir waktu itu mencapai 80.000 personil.
Jumlah yang sangat banyak itu dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin dukun dan tukang sihir terhebat. Yaitu, Sabur, Adzur, Hath dan Mushaffa. Sungguh merupakan jumlah yang sangat banyak. Tapi dukun yang dimiliki Raja Persia lebih banyak lagi. Jumlahnya mencapai 360 orang. Itulah sebagian cara mereka untuk melanggengkan kekuasannya. Dukun di Masa Nabi Yusuf Begitu juga raja yang memerintah pada zaman Nabi Yusuf. la menjadikan para dukun sebagai rujukan utama dalam menghadapi berbagai problema. Hanya saja para dukun raja waktu itu tidak mampu menafsirkan mimpi sang raja, saat ia bermimpi dengan mimpi yang cukup aneh (Lihat QS. Yusuf: 43-49). Mereka menganggap isi mimpi raja sangat ruwet untuk ditafsirkan, dan ada juga yang mengatakan bahwa mimpi sang raja hanyalah bunga tidur atau mimpi kosong tak punya arti. Akhirnya Nabi Yusuf-lah yang bisa menafsirkan mimpi sang raja itu. Raja yang memerintah pada zaman Nabi Yusuf pada suatu malam bermimpi. Lalu ia mengumpulkan para dukun dan peramal, dan para pejabat teras kerajaan serta para pembesar. Lalu sang raja menceritakan mimpinya, setelah itu ia bertanya tentang arti mimpinya. Tapi tak satu pun yang hadir mengetahui secara persis arti mimpi itu. Bahkan kebanyakan mereka mengatakan bahwa itu hanyalah mimpi yang kacau dan sulit ditafsirkan. Pada saat itulah, seorang pemuda yang pernah satu sel dengan Nabi Yusuf ingat akan Nabi Yusuf. Padahal sebelumnya syetan telah membuatnya lupa. Lalu ia memberitahukan kepada sang raja bahwa ada orang yang bisa menafsiri mimpinya itu, dialah Nabi Yusuf. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir. 2/481)
Dukun di Masa Rasulullah, Muhammad. Fenomena praktik perdukunan yang marak juga didapati pada masa Jahiliyyah, sebelum Muhammad diutus sebagai Nabi dan Rasul. Imam as-Suddi berkata, "Pada zaman Jahiliyyah banyak dukun-dukun. Apabila ada seseorang ingin melakukan perjalanan jauh, atau menikah, atau mewujudkan keinginan lainnya, ia mendatangi dukun. Lalu dukun itu memberinya mangkok. Kemudian mangkok itu dipukul,
apabila keluar sesuatu yang menarik, maka ia pun meneruskan keinginannya. Tapi bila keluar sesuatu yang tidak disukai, maka ia pun membatalkan keinginannya. (Tafsir Jami'ul Bayan : 6/ 77). "Para dukun banyak bertebaran di wilayah Arab, karena banyak manusia yang berhukum ke mereka ketika ada masalah. Saat mereka punya bayi, mereka mendatangi dukun untuk bertanya seputar masa depan sang anak. Pasar Ukazh yang terkenal saat itu banyak dipenuhi praktik perdukunan." (Lihat Kitab al-Mufashshal fi Tarikhil 'Arab Qablal Islam: 61/773).
Sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Hajar dalam kitabnya, Imam al-Khatthabi berpendapat, "Praktik perdukunan merajalela dan menjamur di masa Jahiliyyah - khususnya di bangsa Arab - karena terputusnya risalah kenabian di kalangan mereka." (Fathul Bari: 10/ 217). Kalau kita membuka sejarah perdukunan di wilayah Rasulullah dilahirkan, maka akan kita temukan banyak nama-nama dukun yang hebat dan terkenal di kalangan mereka. Seperti Syaq dan Suthaih, Aus bin Rabi'ah, Nufail Ibnul 'Uzza, Sawad bin Qarib ad-Dausi, Ibnu Shayyad, Urwah bin Zaid al-Azdi, Haritsah, Juhainah dan masih banyak nama-nama lainnya. (Lihot Kitab al-Mufashshal fi Tarikhil 'Arab Qablal Islam: 6/ 360). Dukun di Masa Sekarang Pada zaman kita sekarang, praktik perdukunan juga banyak. Bukan karena terputusnya wahyu. Tetapi karena jauhnya masyarakat dari ajaran wahyu (Al-Qur'an), serta keengganan mereka untuk mempelajari dan mengamalkannya. Jumlah mereka jutaan, tersebar di seantero bumi nusantara ini. Ada seorang dukun ternama yang pernah menyampaikan ke Majalah Ghoib, bahwa Jumlah personil dukun yang bernaung dalam kelompoknya berjumlah lebih dari 13 juta personil. Itu hanya satu paguyuban, belum lagi paguyuban dan kelolmpok lainnya yang tidak dibawah naungannya. Tidak semua dukun yang membuka praktik perdukunan benar-benar seorang dukun. Tidak semua dukun dibantu oleh jin dalam praktiknya. Tidak semua dukun menguasai ilmu-ilmu mistik atau supranatural. Di antara mereka banyak juga yang hanya modal nekat. Karena susah cari pekerjaan atau sulit mencari penghasilan, akhirnya dengan intrik dan rekayasa serta trik tersembunyi mereka membuka praktik perdukunan. Imam al-Khatthabi mengklasifikasikan praktik perdukunan yang ada pada zaman Rasulullah menjadi empat bagian. Pertama, dukun yang berkolaborasi dengan jin. Dalam praktiknya, dukun tersebut selalu mendapatkan pasokan berita dari jin yang telah mencuri kabar dari langit, ada kerjasama dan keterikatan antara keduanya. Kedua, dukun yang terkadang saja dibantu oleh jin. Jin datang untuk mendikte dan menyetirnya. Ketiga, dukun yang bersandar kepada tebakan, perkiraan dan sangkaan. Keempat, dukun yang praktiknya bersandar pada pengalaman dan kebiasaan semata. la mengaitkan masalah yang ada dengan masalah serupa yang telah terjadi atau telah dialaminya. (Fathul Bari: 10/218). KH. Abdul Wachid yang pernah terjun dalam praktik perdukunan, dan sekarang terus aktif memberantas praktik perdukunan, mendakwahi para pelaku pedukunan yang masih aktif membuka praktik, ternyata ia menemukan tipe-tipe dukun yang diklasifikasikan oleh Imam al-Khatthabi. Tidak semua dukun mempunyai kekuatan mistik. Dan yang paling banyak adalah mereka yang
menggunakan intrik. Menurut pengalaman dan hasil survei Gus Wachid seputar praktik perdukunan yang ada di Indonesia, dukun-dukun yang ada itu ada tiga macam. 1. Dukun yang bisa menguasai jin. Gus Wachid berkata, "Saya pernah seperti itu. Jin itu bisa saya perintah. Dengan ilmu 'karamah' yang saya punya. Dengan konsentrasi penuh, kita mendatangkannya, kemudian kita bisa memerintahnya. Tapi luar biasa lelahnya setelah ritual itu selesai. Terkadang saya gunakan cara ini untuk mengobati orang yang terkena jin. Jadi saya gunakan jin untuk mengusir jin atau untuk mengetahui sebenarnya apa yang diinginkan oleh jin yang masuk dalam jasad orang itu. 2. Dukun yang dikendalikan jin. Kata Gus Wachid, "Ciri kategori ini, biasanya yang bersangkutan harus kesurupan dulu dan itu bisa dikenali dengan suaranya yang berubah. Saya sempat akrab dengan orang-orang seperti itu. Saya pernah kemalingan, saya berusaha mencarinya tetapi tidak ketemu. Akhirnya saya pernah minta bantuan orang yang mempunyai kemampuan kategori kedua ini, di saat saya kehilangan mesin ketik.
3. Dukun yang tidak bisa apa-apa. Mereka bisanya hanya goroh, gedabrus thok (hanya penipu, pembual). Gus Wachid berkata, "Wallahi, dukun kategori inilah yang paling banyak. Saya bisa mengetahuinya, karena kalau ada orang yang mengaku sakti, langsung saya cek dengan kekuatan 'karamah' yang pernah saya pelajari. (Sambil membuka telapak tangan di hadapkan ke orang yang dituju seraya baca wiridnya. Dan saya akan merasakan seperti kesetrum jika ada isinya)".
PERDUKUNAN GLOBAL
Di kalangan agama-agama dunia dikenal usaha tradisional mencari jalan dengan penguasaan kekuatan alam semesta melalui perdukunan (kebathinan dan mistik) seperti Yoga, Tai Chi, nujum/ramalan, rajah tangan (palmistry), perbintangan (astrologi/horoscope), dan seterusnya. Di kalangan modern dikenal usaha serupa dalam kemasan berbeda seperti Mind Power, Human Potential Development, New Consciousness Movement, Creative Imagination, Self Motivation, Transformation Movement, dan ratusan bentuk lainnya. Jalan pembenaran melalui kekuatan-kekuatan magis dan spiritisme agama-agama dunia ini secara nyata telah mengalami kebangkitan globalnya, baik perdukunan secara tradisional konvensional maupun dalam bentuk neo-spiritualisme. Disini kita melihat bahwa perdukunan bukanlah kepercayaan kuno yang sudah berlalu, tetapi merupakan suatu system religi yang selalu ada dan berkembang di setiap tahapan budaya manusia. Perdukunan telah menjadi "kebutuhan pokok" spiritual manusia dunia. Disinilah The New Age Movement mengambil peran besar dalam menyesatkan manusia (artikel terkait: The New Age Movement). Kekuatan-kekuatan magis melalui praktek-praktek perdukunan dapat ditemui di bagian manapun di dunia ini. Baik dalam masyarakat yang memang kental dengan tradisi budaya okultisme maupun masyarakat sekular modern. Ramalan nasib, rajah tangan, dan perbintangan bahkan sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat dunia. Perdukunan jenis ini telah diterima semua orang, menjadi budaya universal yang bahkan sudah menjadi konsumsi anak-anak diseluruh dunia.
Berkat atau kutuk bisa dihasilkan oleh perbuatan manusia dalam mengolah kekuatan magis untuk tujuan-tujuan tertentu. Sudah menjadi anggapan umum bahwa ketika kekuatan magis tersebut ditujukan untuk kebaikan, maka akan disebut sebagai "white magic", misalnya penyembuhan penyakit, keamanan, mencari jodoh, kelancaran bisnis, dan seterusnya. Dan ketika kekuatan magis tersebut digunakan untuk tujukan kejahatan, maka akan disebut "black magic", misalnya mengirimkan sakit penyakit, membunuh orang, menjatuhkan seseorang dari kedudukannya, menyebarkan kerusuhan, dan seterusnya. Dalam dualisme ini kita melihat penyesatan Iblis di dalam pemanfaatan kekuatan-kekuatan spiritual tersebut. Begitu banyak tradisi dan agama dunia yang membenarkan praktek perdukunan asalkan untuk tujuan kebaikan. Padahal kita ketahui tidak ada kebenaran yang berasal dari Iblis, apapun bentuk kebaikannya selama itu bersumber dari alam roh kegelapan Iblis adalah kejahatan. Dia adalah pencuri, pembunuh, dan pembinasa, dan barangsiapa melakukan kebaikan dengan memakai sumber Iblis berarti melakukan kehendak Iblis, dan itu kejahatan yang keji dihadapan Tuhan. "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta" (Yohanes 8:44). INDUSTRI RAKSASA Pada masa sekarang ini praktek-praktek perdukunan seperti astrologi, sihir, nujum/ramalan, bahkan pengobatan alternative oleh paranormal telah menjadi suatu usaha bisnis yang besar. Data terakhir di Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 40.000 orang yang bekerja "fulltime" di bidang ini (meningkat hampir 400 persen dalam 10 tahun terakhir), dan sedikitnya 350.000 orang lainnya bekerja "part-time" di bidang perdukunan, paranormal, dan astrologi (meningkat 200 persen dalam 10 tahun terakhir). Angka-angka tersebut merupakan angka resmi yang dalam realitasnya bisa jauh lebih tinggi dari pada itu. Di Brazil kehidupan spiritualisme yang okultis semakin berkembang pesat ditandai dengan tumbuhnya begitu banyak "bidat" keagamaan yang menyimpang dan bertendensi klenik. Di Inggris sebanyak 6000 orang ahli sihir terlibat dalam pertemuanpertemuan secara teratur untuk membuat strategi-strategi bisnis yang baru. Bila di hitung secara global maka keterlibatan manusia kepada hal-hal yang okultis dan klenik ini tidak terhitung lagi banyaknya. Di China dan India misalnya, juga di Afrika dan belahan dunia lainnya, terutama di wilayah Negara-negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa (Afrika Tengah - Amerika Tengah - dan Indonesia) merupakan basis okultisme terbesar di dunia dimana perdukunan dan klenik telah menjadi bagian dari tradisi budaya manusia yang sangat akrab dalam hidup keseharian. Di Indonesia, seperti pada umumnya terjadi di dalam masyarakat klenik, budaya ini telah menjangkau segenap lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat bawah sampai pejabat Negara. Membangun rumah harus selamatan dengan bubur merah bubur putih, harus mengibarkan bendera, membangun jembatan harus ada korban kepala kerbau, bahkan di dalam pernikahan harus mandi air kembang, menginjak telor, dan seterusnya. Begitu akrabnya hal-hal ini kita lihat disekitar kita sehingga kita tidak lagi melihatnya sebagai
sesuatu yang salah. Budaya, kebiasaan, dan tradisi dipakai Iblis sebagai kemasan penipuannya sejak ribuan tahun yang lalu.
Pada kenyataannya okultisme sejauh ini telah menjadi industri yang menghasilkan bermilyarmilyar dolar diseluruh dunia. Satu contoh, di Perancis telah terjadi peningkatan penghasilan bisnis para astrolognya. Diperkirakan mereka menghasilkan 650-850 juta dolar setahun yang menghidupi sekitar 60 ribu sampai 80 ribu astrolog. Organisasi-organisasi mereka dirikan dalam setiap strata kehidupan manusia. Buku-buku dan majalah-majalah mereka terbitkan, diantaranya yang paling terkenal adalah majalah "Occult Trade Review", dan buku-buku best seller seperti "The Stock Market and Witchcraft" (Bursa Saham Dan Ilmu Sihir), juga "Sexual Power Through Witchcraft" (Daya Sex Melalui Ilmu Sihir), dan banyak lagi. Jika pada semua industri tersebut ditambahkan juga produksi Kartu Tarot, Paket-paket Astrologi, Papan-papan Ouija, sampai stiker-stiker okultisme yang dijual diseluruh dunia setiap harinya, maka jumlah penghasilan kerajaan Lucifer dalam industri ini akan mencapai angka yang mengejutkan siapapun. Jenis industri klenik semacam ini memang tidak dikenal dalam sekolah-sekolah bisnis manapun, tetapi kehadirannya telah melibatkan sekian milyar manusia melalui metodemetode spiritual yang lebih pasti dari semua ilmu pasti manusia. Kekuatan spiritual kerajaan Iblis menjadi pendukung utama penyebaran industri ini, dan hal ini sudah dimulai sejak "menara Babel" ribuan tahun yang lalu tanpa seorangpun mampu mencegahnya. Kitab Suci telah menubuatkan: "...mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana" (Kejadian 11:6b).
KECERDASAN IBLIS
Dalam hirarkhi kerajaan bisnis Iblis, Lucifer menduduki jabatan tertinggi, mungkin semacam Presiden Komisaris. Ia dibantu oleh dewa-dewa penguasa wilayah melalui murid-murid manusianya. Mereka menghimpun segala daya dan cara untuk membangun jumlah pengikut sesuai dengan "target market" mereka. Tujuan akhirnya adalah membawa sebanyak mungkin manusia untuk neraka. Dan tidak diragukan lagi bahwa mereka sangat professional dalam menjalankan tipu daya dan penyesatannya. Lucifer adalah makhluk yang paling cerdas di alam semesta dalam hal dusta (ia adalah bapak pendusta). Ada dua sebabnya, pertama Tuhan memang menjadikan dia demikian, dan kedua, ia telah belajar banyak karena telah hidup begitu lama. Sesungguhnya ia menggunakan kecerdasannya untuk mencapai tujuan jahatnya. Dan kecerdasan yang super ini menjadikan ia musuh yang sangat tangguh bagi gereja Tuhan di bumi. Disamping itu, kerajaan Iblis juga memiliki pemerintahan yang sangat efisien. Sasarannya telah dipikirkannya baik-baik. Ia juga mengatur jaringan hirarkhi roh-roh jahatnya lebih baik daripada management perusahaan manapun di dunia. Ia sangat tahu kapan harus bersikap fleksibel untuk menyesuaikan strateginya di dalam keadaan yang berubah-ubah. Bahkan pengetahuan Iblis tentang kekristenan membuat dia memenuhi syarat untuk di tahbiskan sebagai pendeta di banyak gereja. Yeshua Hamasiah telah memberi peringatan tentang datangnya banyak juruselamat palsu, nabi-nabi palsu, guruguru palsu, dan gembala-gembala palsu di ujung akhir zaman ini. Iblis akan berada dibelakang mereka sebagai pendukung utama, dan melalui mereka ia akan berusaha untuk menawarkan teologinya sendiri dengan memasukkan ajaran perdukunan, sihir, dan segala bentuk penyembahan berhala (okultisme) dalam kemasan menarik. "Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendustapendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka" (1 Timotius 4:1-2).
Para pelaku okultisme ini memiliki kekuatan magis melalui hubungan mereka dengan roh-roh kegelapan dari dunia orang mati. Mereka percaya bahwa roh-roh orang mati selalu berada di dekat manusia hidup, mereka dipercaya dapat menghibur, memberi petunjuk, menolong, dan dapat juga diminta untuk membalas dendam, menghantui, mengancam, dan mengganggu. Pada dukun-dukun tertentu diberikan spesialisasi misalnya kemampuan untuk meramal, menyembuhkan penyakit, mendatangkan kekayaan atau kekuasaan, memberi jodoh, dan seterusnya. Secara tradisional kekuatan spiritual mereka biasanya di dapat dari wangsit melalui proses bertapa, berpuasa, pembacaan mantera atau jampi-jampi yang menyertakan korban, sesajen, ataupun jimat-jimat. Ritual-ritual tertentu dilakukan seperti tari-tarian, tabuhan bunyi-bunyian, dan sebagainya. Seorang dukun atau paranormal biasanya dikultuskan sebagai seorang guru ataupun lainnya oleh kelompok pendukung/pengikut yang fanatik. Secara modern pengalaman spiritual dalam prinsip-prinsip okult yang sama dilakukan, hanya mengubah kemasan dan penampilannya. Dari ritual di hutan atau di gunung kepada ritual di hotel bintang lima, dari musik-musik tradisi kepada musik tekno-punk, dari kumpulan orang berjubah hitam berkuda kepada kumpulan orang berdasi bermobil mewah, dari penampilan seram seorang dukun kepada ahli sulap professional berkepala botak, juga ahli kebathinan yang buka counter di mall-mall, dan paranormal peramal gemuk yang mengiklankan diri di televisi dan dapat dihubungi dengan SMS (ketik REG spasi NAMA, dan seterusnya), dan seterusnya.
Seseorang biasanya pergi ke dukun/paranormal atau apapun namanya, untuk minta berkat fisik dan materi seperti kesehatan, kekayaan, atau untuk mencapai tujuan tertentu seperti jabatan tinggi, pangkat, usaha maju, mendapat jodoh, ataupun ingin mengetahui nasib. Tetapi semua keinginan tersebut lebih banyak ditujukan untuk kepentingan diri sendiri. Egoisme menjadi dasar dari segala keinginan mereka. Dan memang peran dukun/paranormal lebih banyak menolong kemajuan dan keberuntungan perorangan daripada kesejahteraan masyarakat. Lebih berorientasi pada sikap untung sama untung. Kelompok kami (CherubimS) memiliki cukup banyak pengalaman berurusan dengan dukun-dukun dalam tingkat hirarkhi tinggi/tertinggi ketika merobohkan kekuatan kerajaan kegelapan yang bekerja atas seorang calon presiden negeri ini. Memang, saat pemilihan presiden tiba, dukun dan paranormal menjadi laku keras seperti pisang goreng. Sudah
menjadi rahasia umum, para pejabat atau calon pejabat dari level rendah sampai tertinggi juga menyertakan para dukun untuk mencapai ambisi-ambisi politik mereka. Sudah menjadi hal umum bila pejabat pemerintah mempunyai hubungan erat dengan para dukun. Bahkan ada pejabat yang secara rutin mengunjungi dukun-dukun untuk mempertahankan jabatannya. Dan penentu keberhasilan mereka sangat bergantung kepada pekerjaan para dukun daripada dukungan politik dari rakyatnya. Di alam roh terjadi peperangan antar mereka, dukun melawan dukun dalam segala hirarkhinya. Pemilihan kepala desapun bisa menjadi arena perang dukun. Bagi mereka yang tidak mengerti hal ini akan terlihat seperti setan melawan setan dan ini dianggap tidak mungkin karena Kitab Suci menyatakan kerajaan Iblis itu kuat karena mereka tidak terpecah. Perlu diketahui bahwa kerajaan Iblis itu terdiri dari beberapa tingkat hirarkhi yang dipimpin oleh para Pemerintah, para Penguasa dan para Penghulunya. Dan penundukkan mereka satu dengan yang lain bukan seperti penundukkan otoritas pada Kerajaan Tuhan. Dasar penundukkan mereka yang utama adalah ketakutan (base on fearness). Setan kuburan jelas tunduk karena takut kepada penguasa gunung misalnya. Dan dasar penundukkan seperti itu selalu membuka peluang untuk setiap waktu terjadi kudeta atau perebutan kekuasaan melalui pemberontakan karena kepentingan yang berbeda di level spiritual yang sama. Dilihat dari otoritas tertinggi Iblis Lucifer, jelas secara keseluruhan kerajaannya tidak terpecah dan solid karena yang bergerak bertentangan adalah mereka yang berada di dalam tingkat hirarkhi yang sama. Selain itu masih banyak aspek spiritual kerajaan roh yang perlu kita ketahui untuk mengerti mengapa kerajaan Iblis bersifat solid tetapi penuh dengan pertentangan kepentingan di dalamnya sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman, khususnya di era New Age di akhir zaman akhir ini. BERHALA YANG MENGIKAT Dalam memanfaatkan kekuatan magis melalui praktek perdukunan tersebut seseorang biasanya diikat oleh beberapa ketentuan atau persyaratan tertentu yang dapat berakibat celaka bila dilanggar. Pantangan dan tabu akan mengikat manusia tersebut selama hidupnya, ia berada dibawah kontrol Iblis. Bahkan keterlibatan dalam praktek-praktek okultisme semacam itu akan memenjara kehidupan kita kedalam apa yang disebut sebagai "kuasa kerajaan kegelapan". Perdukunan membawa manusia masuk kedalam ikatan penyembahan berhala. Dan segala keterlibatan manusia kepada berhala menjauhkan manusia itu dari Tuhan. Rasul Yohanes telah memperingatkan: "anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala" (1 Yohanes 5:21). Faktanya, banyak orang Kristen yang kehidupannya dipenuhi oleh berhala, sadar atau tidak. Tradisi orang-orang tua merupakan salah satu penyebabnya. Kebiasaan ala dunia juga memberi pengaruh besar. Kesukaan membaca ramalan bintang misalnya, dapat menjadi awal dari keterikatan seseorang terhadap berhala. Kebiasaan untuk mempertanyakan sesuatu masalah kepada paranormal, Feng Shui, minta kesembuhan, membaca nasib, melancarkan rezeki, naik pangkat dan jabatan, secara langsung mengikat diri kepada kerajaan Iblis. Perlunya kita memutuskan semua jenis perdukunan yang pernah dilakukan keturunanketurunan diatas kita. Firman Tuhan mengatakan:
"Maka Aku berkata kepada anak-anak mereka di padang gurun: Janganlah kamu hidup menurut ketetapan-ketetapan ayahmu dan janganlah berpegang pada peraturan-peraturan mereka dan janganlah menajiskan dirimu dengan berhala-berhala mereka. Akulah TUHAN, Elohim-mu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturanKu dengan setia" (Yehezkiel 20:18-19).
Keterikatan spiritual kegelapan seringkali tidak disadari atau dianggap sebagai sesuatu yang tidak berbahaya bagi banyak orang Kristen. Bahkan jarang orang memikirkannya sehingga pendalaman akan hal ini sering juga dianggap sebagai perilaku tidak normal dan aneh. Apa yang dinyatakan dan digambarkan dalam banyak kasus di Perjanjian Lama dan apa yang dilakukan Yeshua Hamasiah sendiri dalam perjalanan pelayanannya akhirnya hanya dianggap sebagai penggambaran-penggambaran visual yang mengetengahkan pengertian abstraktis yang bermakna filosofis (dalam hal ini siapa yang tidak normal dan aneh?). Jelas dan tidak dapat disangkal lagi, bahwa manusia yang masuk dalam aktifitas perdukunan akan menuai konsekwensi spiritual yang mengikat dan memenjara seluruh kehidupan luarnya. Itu sebabnya Tuhan melarang umat-Nya untuk berhubungan dengan segala jenis perdukunan. Kalau anda pernah minta kekayaan ke gunung Kawi, misalnya, selama anda belum bertobat dan menyelesaikannya, maka ikatan spiritual kegelapan itu tetap memenjara anda, tidak perduli jabatan anda sekarang sebagai penginjil atau gembala. Semakin kita mengerti dimensi roh semakin kita berhati-hati untuk melakukan sesuatu yang bisa berakibat secara spiritual. MODERNISASI PERDUKUNAN
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam kebudayaan Timur kita keterbukaan pada hal-hal "batin" membuat masyarakat juga sangat terbuka pada pengaruh okultisme. Gejala ini tanpa terkecuali melanda peradaban kota dan kalangan intelektual atas. Kekosongan rohani yang tidak terisi oleh kemajuan zaman membuat kecenderungan kepada okultisme menjadi makin kuat. Okultisme merupakan gejala kemerosotan peradaban Kristen. Istilah "okult/occult" sendiri sangat samar, mencakup secara luas hal-hal yang dianggap rahasia, tersembunyi, mistik dan metafisik dan sering dianggap menyangkut perkara-perkara di luar indra biasa. Pada umumnya, hal-hal berikut ini dianggap tercakup dalam okultisme:
Spiritisme: Kepercayaan bahwa manusia dapat berhubungan dengan dunia orang mati (roh orang mati) dalam rangka mencari wahyu dari dunia seberang sana. Astrologi: Kepercayaan bahwa masa depan seseorang arau sesuatu dapat dibaca dengan mempelajari letak dan hubungan matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet yang mempengaruhi seseorang atau sesuatu tersebut. Horoskop: Perkembangan astrologi yang meramal berdasarkan peta zodiac. Nasehat-nasehat diberikan berdasarkan ramalan peristiwa-peristiwa masa depan. Clairvoyance: Kepercayaan bahwa orang tertentu memiliki kemampuan ekstra indra (ESP = extra sensory perception), yang membuatnya sanggup melihat yang tidak kasat mata. Peramal nasib: Meramalkan nasib atau masa depan dengan melihat garis-garis telapak tangan, permainan kartu, daun teh, bola kristal, tanggal lahir, dan sebagainya. Pedukunan: Sistem agama sesat ini berakar pada kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan kuno walaupun dapat ditampilkan secara modern. Dukun-dukun atau paranormal dengan upacara, alat, mantera, dan syarat tertentu, berdasarkan kitab-kitab gaibnya, berhubungan dan mencoba mengendalikan kekuatan-kekuatan gaib. Biasanya banyak orang yang terlibat dalam praktek okultisme di atas, terlibat pula dalam penyalahgunaan obat bius dan musik-musik setan, dan pelanggaran-pelanggaran norma susila, Obat-obat bius dianggap sebagai sarana untuk membawa mereka kepada bentuk "kesadaran yang lain", atau masuk (trans) kedalam alam gaib/roh Iblis.
Di awal Agustus 1999, salah satu koran terbitan Jakarta memuat laporan utama tentang perdukunan. Dukun/paranormal semakin laris. Fungsi dan peran mereka yang dulu ditutup tutupi kini sengaja dibuka lebar-lebar. Kini mereka berani tampil di muka umum dan pasang iklan di media cetak atau elektronik. Praktik paranormal/dukun kini menjadi profesi, tulis harian tersebut. Gejala lari ke dukun, paranormal atau "orang pintar" kini semakin mengakar kuat di setiap lini masyarakat. Entah berapa banyak pejabat, pengusaha, kalangan profesional, intelektual dan rakyat biasa telah menjadi konsumen atau pelanggan jasa perdukunan. Kondisi ini merupakan lahan subur bagi dunia perdukunan dan paranormal. Mereka kian gencar beriklan tentang kemampuan dan kesaktiannya yang disertai gelar atau nama yang aneh, berbau magis dan terkadang nyeleneh. Mengapa dunia perdukunan semakin subur? Ironisnya ini terjadi di masyarakat yang mengaku religius dan agamis. Maraknya Perdukunan Maraknya perdukunan disebabkan, di antaranya:
Lemah iman dan kurangnya pemahaman agama. Lemah iman (kurangnya keyakinan bahwa Allah adalah tempat meminta segala
keperluan) adalah faktor utama bagi seseorang untuk mencari alternatif lain untuk menyelesaikan permasalahan hidup. Meminta pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat merupakan solusi Islami dan tepat untuk menyelesaikan masalah. Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 153).
Membungkus dunia perdukunan dengan agama. "Kami tak melakukan apa-apa, hanya berdoa kepada Allah, dan atas ridhaNyalah doa kami itu terkabul", tutur seorang paranormal di sebuah media. Ungkapan di atas dan semisalnya adalah ucapan klise yang sering keluar dari mulut paranormal/dukun. Mereka berlindung di balik kata "doa" dan nama "Allah" untuk mengelabui orang dan meyakinkan bahwa kemampuan yang dimilikinya itu adalah pemberian dari Allah dan tidak bertentangan dengan ajaran agama. Untuk membantah syubhat (kerancuan) ini, perhatikanlah firman Allah: "Iblis menjawab, 'Demi kekuasaan (izzah) Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya'." (Shad: 82). Iblis makhluk yang telah nyata kekafirannya kepada Allah (Al-Baqarah: 24) menggunakan sifat Allah (Al-Izzah) dalam bersumpah. Maka bukan suatu hal aneh jika mereka menggunakan nama Allah, membaca (potongan) ayat-ayat Al-Qur'an sebagai mantera. Penggunaan simbol-simbol agama bukan ukuran kebenaran. Bukankah iblis yang menggunakan sifat Allah ketika bersumpah tidak menjadi pembenaran bahwa ia sesungguhnya tidak sesat dan menyesatkan. Selain itu, mereka mengatakan bahwa ilmu yang diberikan berdasar pada agama (Al-Qur'an). Tapi pada saat yang sama, mereka juga memberikan syarat, azimat dan amalan-amalan yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an atau tidak diajarkan oleh Al-Qur'an.
Ajaran Sufisme Ajaran Sufisme mempunyai andil dalam memupuk mistikisme. Lipstik agama yang membungkus ritual sufisme banyak mengelabui umat. Cerita-cerita mistik tentang hal-hal ghaib -Allah, malaikat, jin dll- banyak mewarnai ajaran mereka. Animisme, dinamisme, sinkretisme Kepercayaan masyarakat yang suka mistik adalah sisa-sisa pengaruh dari ajaran anismisme -kepercayaan kepada roh-roh yang mendiami semua benda-, dinamisme kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia- kemudian ajaran Hindu (tentang roh dan dewa-dewi). ( Dr. Simuh ). Termasuk budaya sinkretisme yang mencampuradukkan ajaran berbagai agama untuk mencari penyesuaian (Prof. Kusnaka Adimihardja).
Pergi ke Dukun/Paranormal Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, ada di antaranya yang sudah diketahui dan ada pula yang belum. Berobat yang sesuai syari'at dibolehkan menurut kesepakatan ulama. Tidak dibolehkan mendatangi dukun/paranormal yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib, untuk mengetahui penyakit yang diderita dan atau kebutuhan lainnya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Barangsiapa datang ke kahin (dukun), dan percaya apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Abu Daud). Allah berfirman: "(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin: 26). Para dukun/paranormal tidak mempunyai "kelebihan" melainkan dengan cara berbakti, tunduk, taat dan menyembah jin. Kumkum (berendam) di pertemuan dua sungai, tapa (meditasi) di gua-gua, puasa, menyembelih hewan dengan kriteria tertentu adalah sebagian bentuk dari penyembahan jin. Pengobatan alternatif, pengisian ilmu kesaktian, susuk, azimat, wafak, pengasihan dan lainnya dalam praktiknya banyak menggunakan jin dan setan. Setiap praktik dukun/paranormal yang menggunakan syarat, mahar, perantara dan mantera pantas dicurigai. Lewat syarat itulah, apakah namanya susuk atau azimat, jin masuk dengan cara yang disadari atau tidak disadari. Pergi ke dukun/paranormal adalah awal dari rentetan kesusahan. Menyelesaikan masalah dengan menambah masalah. Jin dan setan akan terus menanamkan rasa takut, gelisah dan ketergantungan bagi para konsumen dan pengguna jasanya, yang menyebabkan ia tak akan lepas dari pengaruhnya. Syarat-syarat yang beraneka ragam -dari yang tidak rutin atau rutin dikerjakan pada waktu atau tempat tertentu- itulah bukti nyata kekuasaan jin atas konsumennya. "Dan bahwasanya ada beberapa orang di antara manusia meminta perlindungan kepada jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka rahaq." (Al-Jin: 6). Arti rahaq menurut Qatadah ialah, dosa dan menambah keberanian bagi jin pada manusia. Rahaq juga berarti ketakutan (Abul Aliyah, Ar-Rabi', dan Zaid bin Aslam). Ketika jin tahu manusia minta perlindungan karena takut pada mereka, maka jin menambahkan rasa takut dan gelisah agar manusia semakin tambah takut dan selalu minta perlindungan kepada mereka. (Ibnu Katsir, Tafsirul Qur'anil Azhim, 4/453). Menjauhi Dukun/Paranormal Kandungan arti surat Al-Falaq dan An-Nas adalah bukti bahwa jin dan setan dapat berbuat jahat terhadap manusia. Juga mengajarkan kita untuk berlindung dan minta pertolongan dari hal-hal tersebut hanya kepada Allah semata. Tindakan prefentif dengan berdzikir, berdoa sesuai tuntutan agama perlu dilakukan sebelum terjadi. Takhayul, sihir dan adu nasib memiliki lahan yang cocok untuk berkembang dan tersebar pada lingkungan-lingkungan dan masyarakat-masyarakat yang lemah di atas manhaj yang tidak bertujuan dan beragama dengan tidak benar. Gelombang sihir, takhayul dan gejalagejala sosial yang sakit dan ganjil disebabkan oleh jauhnya manusia dari Allah (agamaNya), serta keterikatan dan ambisi mereka terhadap dunia dan kenikmatan-kenikmatan materinya. Kembali ke agama adalah jalan pertama dan terakhir agar terhindar dari dunia perdukunan yang penuh kesesatan dan kebohongan. ( Asri Ibnu Tsani) Maraji': Republika, 1 Agustus 1999, Risalah tentang Sihir dan Perdukunan, Syaikh Abdul Aziz, dll.