Pengertian Bayi Tabung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Bayi Tabung

Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Ketika hubungan suami isteri yang dilakukan secara konvensional tak mampu mengantarkan sperma sampai ke sel indung telur dalam rahim, proses bayi tabung dapat menjadi alternatif untuk mendapatkan keturunan. Pengembangan teknologi bayi tabung jugaditujukan untuk membantu pasutri yang mengalami gangguan kesuburan (infertilitas) sehingga kesulitan mendapatkan keturunan. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.

Teknik Bayi Tabung


1. Teknik In Vitro Fertilization (IVF) Teknik IVF diperkenalkan oleh Robert Edward, seorang ilmuwan Inggris, pada tahun 1950-an. Ia melakukan riset bersama Patrick Steptoe, seorang ahli bedah kandungan. Bayi pertama hasil pembuahan dengan teknik ini adalah Louise Brown, seorang bayi perempuan, yang lahir pada tanggal 25 Juli 1978 di Inggris. Bayi tersebut bisa tumbuh normal bahkan sekarang telah melahirkan anak laki-laki dengan proses persalinan yang normal. Hingga saat ini, sudah ada sekitar empat juta orang di dunia yang terlahir dengan teknik IVF. Pada teknik ini, 50ribu-100ribu sperma dipertemukan dengan satu buah sel telur di dalam cawan petri (gb. 1) yang berisi medium kultur sehingga terjadi pembuahan eksternal. Pada teknik ini sel telur dimatangkan di dalam indung telur dengan bantuan hormon-hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh ibu. 2. Teknik In Vitro Maturation (IVM). Teknik bayi tabung ini merupakan teknik terbaru. Teknik tersebut dilakukan dengan mematangkan dahulu sel telur di laboratorium baru kemudian dibuahi. Tingkat keberhasilan teknik ini dinilai sangat memuaskan. Selain itu prosedurnya juga sangat sederhana. Yakni dilakukan hanya pada satu siklus haid saja sehingga bisa meminimalisasi penggunaan obat hormonal. Biayanya juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan teknik IVF. 3. Teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) Teknik ini lakukan dengan menginjeksi satu sperma ke dalam satu sel telur sehingga terjadi pembuahan. Kelebihan teknik ini sangat membantu seorang suami yang mengalami kasus azoospermia (tidak adanya sperma yang keluar bersama air mani) atau juga jumlah spermanya sangat sedikit dengan kualitas yang jelek. Teknik ICSI harus didukung oleh sistem pengambilan sperma secara langsung dari testis atau teknologi simpan beku sperma. Hanya saja teknik ini sangat sulit dilakukan karena membutuhkan alat khusus yang disebut micromanipulator (gb. 2)sehingga membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal.

Proses dalam Teknik IVF


1. Tahap Persiapan Petik Ovum (Pre-OPU) a. Fase down regulation merupakan suatu proses untuk menciptakan suatu keadaan seperti menopouse agar indung telur siap menerima terapi stimulasi. Dalam tahap ini disuntikkan 0.1ml Lucrin ke dalam lemak di bawah kulit perut, sehari sekali sampai diberikan pemicu HCG (kira-kira 20 hari).Tahapan ini berlangsung antara dua minggu hingga satu bulan b. Terapi stimulasi. Tujuan dari terapi ini untuk merangsang pertumbuhan folikel pada indung telur. Dengan demikian jumlahnya semakin banyak sehingga pada akhirnya bisa didapatkan sel telur yang telah matang ketika tiba pada operasi petik ovum. 2. Tahap operasi petik ovum/Ovum Pick-Up (OPU). Tahap ini bisa dilakukan ketika sudah terdapat tiga folikel atau lebih yang berdiameter 18 mm pada pagi hari dan pertumbuhan folikelnya seragam. Untuk mengukur ukuran folikel utama dan memperkirakan kapan mencapai ukuran yang diharuskan, dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (gb. 3) melalui vagina. Selain itu kadar Estradiol (E2) juga harus mencapai 200pg/ml/folikel matang. Pengambilan sel telur ini menggunakan alat yang disebut laparoscop (gb. 4). Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan. Tempat pembuahan di lakukan di cawan yang telah diisi medium dan suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. 3. Tahap post OPU a. Transfer embrio. Fase transfer embrio merupakan proses memasukkan dua atau maksimum tiga embrio yang sudah terseleksi ke dalam rahim. b. Terapi obat penunjang kehamilan. Tujuan dari terapi tersebut untuk mempersiapkan rahim agar bisa menerima implantasi embrio sehingga embrio bisa berkembang normal. c. Setelah itu akan dilakukan test kehamilan. Jika anda hamil, pemberian Crinone dan progynova akan diteruskan selama 10 minggu. Anda akan diberi asam folat 5 mg setiap hari dan Salbutamol (Ventolin) 1 mg dua kali sehari.

Proses dalam Teknik IVM


1. Prosedurnya pertama hanya dilakukan hanya pada satu siklus haid saja dan tidak atau sedikit sekali memerlukan pengobatan hormon. Obat hormonal bisa saja diberikan dengan tiga kali penyuntikan dengan dosis yang sangat kecil atau bahkan tanpa pemberian obat sama sekali. 2. Kemudian sel telur yang telah matang di indung telur diambil. Pengambilan sel telur dilakukan dari folikel-folikel kecil dengan diameter kurang dari 10 mm, lalu sel telur imatur ini dimatangkan hingga 24-48 jam dalam medium biakan khusus dilaboratorium. 3. Sel telur yang matang dibuahi dengan sperma suami dengan teknik ICSI (intracytoplasmic sperm injection) yaitu dengan menyuntikkan 1 sperma kedalam sel telur. 4. Setelah prosedur ICSI. Transfer embrio dapat dilakukan dengan memindahkan 2 atau 3 embrio pada hari ke2 atau 3. Terjadinya kehamilan dapat diketahui 2 minggu setelah transfer embrio.

Proses dalam Teknik ICSI


1. Oosit di-inkubasi selama kurang lebih 1 menit dalam HEPES buffered Earle's medium yang mengandung 80 IU/ml hyaluronidase. 2. Semua oosit dicuci beberapa kali dengan medium dan selanjutnya morfologi dinilai dengan cermat dibawah mikroskop pada pembesaran 200X (gb. 5). Hanya oosit yang morfologinya baik serta menunjukkan polar body I (oosit metafase II) saja yang dipilh untuk ICSI. 3. Oosit selanjutnya diinkubasi pada microdrop 25 l medium yang ditutupi minyak mineral di-inkubator 5% CO2 bersuhu 37 C. 4. Disekitar suspensi sperma dibuat beberapa droplet medium dimana oosit yang akan dilakukan ICSI ditempatkan. 5. Prosedur ICSI dilakukan diatas plat pemanas yang ditempatkan pada mikroskop inverted yang dilengkapi dengan mikromanipulator. Satu sperma yang dipilih di imobilisasi dengan menjepit ekornya diantara pipet injektor dan dasar cawan Petri. 6. Sperma selanjutnya diisap, bagian ekor terlebih dahulu, kedalam pipet mikro (injektor). Cawan Petri digeser sedikit untuk menampakkan oosit yang telah ditempatkan pada salah satu droplet disekitar droplet sperma. 7. Oosit diisap dan di imobilisasi dengan memberikan sedikit tekanan negatif pada pipet pemegang. mikropipet ditekankan kedalam ooplasma 8. Satu spermatozoa lalu disuntikkan kedalam oplasma 9. Mikropipet ditarik perlahan keluar dan oosit dilepaskan dari pipet pemegang.

LAPORAN BIOLOGI

BAYI TABUNG

Oleh : Hawaina Alimatussufa N. Melati Darmastuti MuhammadFikri A. A. Sigit Prayogo 12 18 20 27

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SALATIGA 2012

Gb. 5

Gambar

Gb. 1

Gb. 3

Gb. 2

Gb. 4

Anda mungkin juga menyukai