Laporan 1
Laporan 1
Laporan 1
2.1 Tujuan 1. Mengamati karakteristik arus dengan tegangan dari gunn osilator. 2. Mengamati daya yang dihasilkan gunn osilator sebagai fungsi tegangan. 3. Mengamati pengaruh tegangan sumber terhadap frekuensi yang dihasilkan gunn osilator. 2.2 Alat yang digunakan 1. Gunn osilator 2. Diode detector probe 3. Saluran waveguide (250mm) : 2 buah 4. Slotted line 5. Terminasi resistor dengan detector 6. Multimeter digital 3 buah 7. Generator fungsi dengan catu daya (LM 4500) 8. Kabel BNC to banana 9. Kabel banana to banana 5 buah
2.3 Teori dasar Komponen gunn dalam kenyataannya bukan merupakan semikonduktor seperti pengertian yang kita pergunakan, karena semikonduktor tidak
menunjukkan tranfer lapisan pengosongan. Sebenarnya arus yang mengalir dibentuk oleh perubahan pembawa mayoritas satu polaritas yaitu elektron.Pada tahun1963,ilmuwan inggris bernama S.B Gunn, menggunakan N-doped GaAs, meneliti kejadian arus osilasi pada saat kuat medan tertentu berlebihan yang mengelilingi daerah 2 kV/cm.Hubungan antara arus dan tegangan pada osilator Gunn seperti gambar berikut ini.
Gambar9.Karakteristik Diode Gunn Di atas tegangan Uo,elemen gunn mempunyai resistansi negatif.Ini menjadi susunan khas dari Galium Arsenikum yang menghasilkan perbedaan mobilitas negatif seperti teori yang diberikan oleh kroemer. Setelah beberapa
percobaan,gunn di tentukan bahwa pengaruh diode terowongan tidak terjadi pada kontak,tetapi pengaruh volume daerah pengosongan yang terjadi sebagai fungsi dari luas daerah.Elemen Gunn dapat berosilasi dan membangkitkan frekuensi hingga 100 Ghz dengan daya yang dihasilkan 800 mW hingga 5 Watt. Tabel berikut akan menunjukkan hubungan secara fisik antara panjang gelombang dalam waveguide yang dapat diukur menggunakan slotted line. Frekuensi Panjang gelombang dalam ruang bebas Panjang gelombang dalam waveguide =f = o = L
Tabel 1. Hubungan Panjang Gelombang Waveguide dengan frekuensi F (Ghz) 9,00 9,05 9,10 9,15 9,20 9,25 9,30 9,35 9,40 9,45 9,50 9,55 9,60 9,65 9,70 9,75 9,80 9,85 9,90 9,95 10,00 2.4 Langkah Percobaan 1.Susunlah rangkaian percobaan seperti diagram berikut ini . o 33,31 33,13 32,95 32,77 32,59 32,41 32,24 32,06 31,89 31,72 31,56 31,39 31,23 31,07 30,91 30,75 30,59 30,44 30,28 30,13 29,98 L 48,67 48,01 47,55 47,01 46,49 45,99 45,49 45,01 44,54 44,09 43,64 43,21 42,78 42,37 41,97 41,57 41,19 40,81 40,44 40,08 39,73
Gambar 10. Rangkaian percobaan karakteristik gunn osilator Catat karakteristik arus (IG) dan tegangan (UG) dari gunn osilator,dengan setiap kenaikan tegangan 0,5 volt dari 0 volt sampai 10 volt, pada saat
yang sama catatlah nilai tegangan (UD) yang dihasilkan oleh detector pada terminasi resistor, pada multimeter atau osiloskop.Ulangi langkah di atas untuk nilai tegangan kebalikannya yaitu dari 10 volt menuju ke nol volt. Catat nilainya dalam tabel pada lembar kerja 1. 2. Dari hasil pengukuran lagkah 1,gambar karakteristik arus dan tegangan dari gunn osilator 3.Gambarkan pula kurva tegangan output UD sebagai fungsi tegangan sumber UG 4.Pasanglah slotted line dengan detector probe diantara kedua waveguide dan hubungkan output dari detector probe ke multimeter atau osiloskop (lihat konstruksi gambar di bawah ini ) dan dengan menggerakkan detector probe catatlah jarak tiap tiap tegangan minimum yang terjadi (pembacaan dari sebelah kiri ), sesuai dengan tegangan yang diberikan pada tabel di lembar kerja 4. Untuk menentukan frekuensi kerja dari osilator gunakan tabel di atas.
Lembar kerja 1. Untuk langkah 1. UG = tegangan catu pada gunn osilator IG = arus yang melalui gunn osilator UD = tegangan radiasi pada detector probe (terminasi resistor) UG (volt) 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,5 10 IG (mA) 0 -0,08 -0,08 -0,08 -0,07 -0,07 -0,07 -0,06 -0,06 -0,05 -0,04 -0,04 -0,03 -0,03 0,15 0,18 0,24 0,26 0,3 0,34 0,68 UD (mV) 6,9 5 4,1 9,5 6,1 9,6 7,6 9,5 8,8 8,2 9,8 8,4 8,8 8,2 14,3 11,5 10,3 7,8 10,9 8,0 6,9 Catatan
Lembar kerja 2 Untuk langkah 1 UG (volt) 10 9,5 9 8,5 8 7,5 7 6,5 6 5,5 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 IG (mA) 0,37 0,32 0,52 0,24 0,20 0,19 0,18 0,13 0,07 0,04 0,01 0,02 - 0,01 -0,03 -0,04 -0,05 -0,07 -0,08 -0,08 -0,09 -0,09 UD (mV) 8,8 9,3 9,8 13,5 10,9 12,3 8 11,7 10,5 13,9 11,9 14,9 13,8 11,8 9,8 12 10,1 9,9 14,2 13,5 9,9 Catatan
Lembar kerja 3
0.4 0.35 0.3 0.25 Ig (mA) 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0.37 0.34 0.32 0.24 0.2 0.19 0.18 0.13 0.09 0.09 0.08 0.08 0.07 0.07 0.05 0.04 0.04 0.03 0.02 0.01 0.01 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ug (V) Ig (mA)
16 14 12 10 UD (mV) 8 6 4 2 0 0 1 2 3 4 5 uG (V) 6 7 8 9 10 9.9 14.2 13.5 13.5 12.3 12 11.8 11.9 11.7 10.9 10.5 10.19.8 9.9 9.8 9.3 8.8 8 Ud (mV) 14.9 13.8 13.9
Lembar kerja 4. Untuk langkah 4 1. Tegangan sumber 7,5 volt Jarak antar minimum 1 dan 7 S= 14 mm, L=S/3= 4,67 mm Dari tabel L terhadap frekuensi f = 0,925 Ghz Minimum 1 2 3 4 5 6 7 Panjang mm 4 5 9 12,5 14 16 18
2. Tegangan sumber 8,5 volt Jarak antar minimum 1 dan 7 S= 13 mm, L=S/3= 4,33 mm Dari tabel L terhadap frekuensi f = 0,95 Ghz Minimum Panjang mm 1 3 2 4,5 3 5 4 8 5 9,5 6 11 7 16 3. Tegangan sumber 9,5 volt Jarak antar minimum 1 dan 7 S= 20 mm, L=S/3= 6.67 mm Dari tabel L terhadap frekuensi f = tidak ada dalam tabel Minimum Panjang mm 1 3 2 6 3 10 4 14 5 17 6 20 7 23
2.5 Analisa Hasil Percobaan Pada tabel percobaan lembar kerja 1 didapatkan hasil bahwa tegangan catu gunn osilator mengalami kenaikan sebesar 0,5 V dimulai dari 0 V sampai 10 mengalami kenaikan disetiap
sedangkan hasil tegangan radiasi pada detector probe . Untuk =0 V mempunyai sebesar -0,08 mA. = 0,5 V 1,5 V mempunyai nilai
mempunyai nilai yang berbeda-beda disetiap nilai sebesar 0 mA. = 2 V 3 V mempunyai nilai
sebesar -0,07 mA. Setiap perubahan nilai =10V yaitu 0,68 mA.
mengalami kenaikan, kenaikan terbesar terjadi pada Sedangkan untuk terjadi pada
mengalami perubahan nilai yang berbeda. Nilai terkecil yang terbesar terjadi pada =7 V yaitu
sebesar 14,3 mV. Pada tabel percobaan lembar kerja 2 didapatkan hasil bahwa tegangan catu gunn osilator mengalami penurunan sebesar 0,5 V dimulai dari 10 V sampai mengalami perubahan
0 V. Pada hasil arus yang melalui gunn osilator disetiap perubahan nilai probe
mempunyai nilai
sebesar 0,32
nilai yang berbeda. Nilai terkecil terjadi pada terbesar terjadi pada
= 7V yaitu 8 mV dan
Perubahan nilai arus yang terjadi pada gunn osilator bisa disebabkan karena arus yang mengalir dibentuk oleh perubahan pembawa mayoritas satu polaritas yaitu electron. Selain itu ketidakstabilan nilai yang dihasilkan bisa disebabkan oleh alat yang digunakan sudah tidak stabil atau kesalahan dalam membaca hasil. Untuk tabel langkah kerja 4, saat diberi tegangan sumber sebesar 7.5 Volt dihasilkan jarak (S) minimum 1 dan 7 sebesar 14 mm. Dan sepertiga dari jarak (S/3) tersebut diperoleh frekuensi sebesar 0.925 GHz. Pada saat diberi tegangan sumber sebesar 8.5 Volt dihasilkan jarak minimum 1 dan 7 sebesar 13mm, dari sepertiga jarak minimum tersebut diperoleh frekuensi sebesar 0.95 GHz. Pada saat
diberi tegangan sumber sebesar 9.5 Volt dihasilkan jarak minimum 1 dan 7 sebesar 20mm, dari sepertiga jarak minimum tersebut diperoleh nilai sebesar 6.67mm. Namun dalam tabel tidak terdapat nilai frekuensi pada angka tersebut. Adanya frekuensi pada gunn osilator tersebut dikarenakan elemen gunn tersebut dapat berosilasi dan membangkitkan frekuensi hingga 100 GHz. 2.6 Kesimpulan Berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Semakin tinggi nilai tegangan (UG) maka nilai arus yang mengalir pada gunn osilator (IG) semakin besar sedangakn untuk nilai UD mengalami perubahan yang berbeda-beda di setiap kenaikan UG. 2. Pada tabel lembar kerja 2, nilai tegangan (UG) berkebalikan dengan tabel lembar kerja 1. Namun, nilai IG dan UD mengalami perbedaan yang cukup signifikan. 3. Semakin tinggi nilai tegangan sumber yang dihasilkan semakin tinggi pula frekuensi yang dihasilkan.