Masyarakat Dan Kebudayaan
Masyarakat Dan Kebudayaan
Masyarakat Dan Kebudayaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia
adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya
kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala
manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian
manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam
kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari
manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak
manusia merusak kebudayaan.
Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan
telah lebih jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan bronislaw Malinowski,
yang mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat
didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
itu. Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic.
Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun
manusia yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti karena kelahiran dan
kematian.
Lebih jauh dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor dalam
bukunya Primitive Culture menyatakan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
Kebudayaan dan Masyarakat 2
normative. Oleh karena itu, manusia yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat,
bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif).
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian kebudayaan dan masyarakat Indonesia?
2. Apakah pengertian manusia Indonesia?
3. Dari manakah asal-usul manusia Indonesia?
4. Apa sajakah suku bangsa yang ada di nusantara?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan dan masyarakat Indonesia
2. Untuk mengetahui pengertian dari manusia Indonesia
3. Untuk mengetahui asal-usul manusia Indonesia
4. Untuk mengetahui suku bangsa yang ada di nusantara
Kebudayaan dan Masyarakat 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT INDONESIA
1. Pengertian kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yang merupakan bentuk jamak
kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Berikut ini adalah
beberapa pengertian kebudayaan menurut para ahli :
a. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
b. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
c. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
d. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
e. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
Kebudayaan dan Masyarakat 4
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2. Pengertian Masyarakat Indonesia
Berikut ini adalah pengertian masyarakat menurut para ahli :
a. Linton
Masyarakat adalah sekelompok manusia, yang telah cukup lama hidup dan
bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasika dirinya dan berpikir tentang
dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
b. M, J. Heskovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang mengorganisasikan dan
mengikuti suatu cara hidup tertentu.
c. J.L Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
d. S.R Steinmentz
Masyarakat adalah sebagai kelompok manusia yang terbesar meliputi
pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai
perhubungan erat dan teratur.
Kebudayaan dan Masyarakat 5
e. Mack Ever
Masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, otoritas dan
saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-
pembagian sosial, sistem pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem
yang kompleks dan selalu berubah dari relasi sosial.
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, masyarakat adalah orang yang hidup
bersama yang menghasilkan kebudayaan. Sedangkan Gerald R. leslie, Richard F.
Larson dan Benjamin L. Gorman memberikan definisi bahwa society simply is the
name given to the largest and most nearly independent of social system. Ideally,
societies involve substantial number of people who physically are some what removed
from other such collection of people, and who have created their own distinctive social
patterns. Yang mempunyai makna bahwa masyarakat merupakan sebuah julukan yang
diberikan kepada sebuah sistem besar yang melibatkan beberapa orang dalam jumlah
yang besar dan telah menciptakan pola-pola sosial tersendiri.
Unsur-unsur suatu masyarakat :
1. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak.
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju
kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Bila dipandang cara terbentuknya masyarakat :
1. Masyarakat paksaan, misalnya negara, masyarakat tawanan.
2. Masyarakat merdeka
a. Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya,
seperti: gerombolan (harde), suku (stam), yang bertalian karena
hubungan darah atau keturunan.
b. Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan
kedunian atau kepercayaan.
Kebudayaan dan Masyarakat 6
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan
menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (modern).
1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif), pola
pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
2. Masyarakat maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok social atau
lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh
dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Masyarakat Indonesia adalah suatu kehidupan sosial manusia yang menempati
wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, yang keteraturannya dalam kehidupan
sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi
dan mengatur kehidupannya. Hal yang terpenting dalam masyarakat adalah pranata
sosial, tanpa pranata sosial kehidupan bersama didalam masyarakat tidak mungkin
dilakukan secara teratur. Pranata sosial adalah perangkat peraturan yang mengatur
peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun
secara kelompok.
3. Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama
lainnya. Dimana masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi
dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan peraturan yang berlaku di
dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan
kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan
baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk,
masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan
sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun melengkapi
kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri
khas dari pada manusia (masyarakat) tersebut.
Kebudayaan dan Masyarakat 7
Masyarakat dan kebudayaan terus berkembang dari masa ke masa. Pada zaman
dahulu, manusia hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, masyarakat yang
hidup dalam keadaan yang seperti ini di sebut dengan masyarakat nomaden. Mereka
berpindah ke tempat lain jika bahan makanan yang ada di derah mereka telah habis.
Namun, seiring dengan waktu mereka mulai belajar untuk melestarikan daerah di mana
mereka tinggal. Mereka mulai bercocok tanam dan berternak untuk melangsungkan
kehidupan mereka. Hingga saat ini kegiatan bercocok tanam (bertani) menjadi ciri
khusus masyarakat Indonesia dan dengan demi kian Indonesia di sebut dengan negara
agraris, karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani hingga mereka
dapat mefffbgg gv menuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Masyarakat zaman dahulupun meninggalkan hasil kebudayaan yang beraneka
ragam, mulai dari peralatan, bahasa, lagu, bangunan-bangunan, hingga berbagai macam
upacara adat. Hasil kebudayan pada zaman prasejarah merupakan benda-benda tua yang
terbuat dari batu-batu alam dan tulang-tulang binatang. Alat-alat tersebut mereka
ciptakan untuk berburu binatang.
Pada zaman purba, masyarakat mulai tumbuh dan berkembang beserta dengan
tumbuhnya peraturan-peraturan yang berlaku dan mengikat keberadaan masyarakat
tersebut.
Mereka hidup di bawah pimpinan raja yang berkuasa. Mereka juga mulai
mengenal tulisan. Pada zaman ini masyarakat mulai mengenal suatu kepercayaan yang
lebih jelas jika dibandingkan dengan masyarakat yang hidup pada zaman sebelumnya.
Mereka yang dulu hidup dengan menyembah batu dan pepohonan besar kini mulai
menyembah apa yang mereka sebut sebagai Tuhan. Kepercayaan yang berkembang
pada zaman ini adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama ini membawa pengaruh
yang sangat besar bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Bukan hanya dari segi
kebudayaan tetapi juga dalam bentuk susunan masyarakat hingga kepada adat istiadat,
karya seni dan sastra serta bentuk bangunan. Banyak sekali karya seni berupa lukisan,
patung-patung dan candi-candi yang bercorak hindu maupun budha yang di bangun
pada zaman ini.
Kebudayaan dan Masyarakat 8
Zaman madya ditandai dengan masuknya agama Islam. Agama Islam menyebar
dengan cepatnya menyebar di Indonesia. Agama Islam juga memberikan pengaruh yang
cukup besar bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Islam memberikan sentuhan
baru bagi perkembangan bangunan bangunan dan karya seni maupun sastra di
Indonesia.
Zaman baru di mulai sejak masuknya pengaruh barat ke Indonesia. Hingga saat
ini zaman baru masih berlangsung. Proses berkembangnya kebudayaanpun masih terus
berlangsung. Zaman baru membawa pengaruh dan perubahan yang besar. Mulai dari
gaya hidup, cara berpakaian, bentuk bangunan dan lain lain. Kebudayaan yang berasal
dari luarpun tak hanya masuk, namun sebagian dari mereka bercampur dengan
kebudayaan asli Indonesia sehingga terciptalah suatu kebudayaan yang baru.
Kebudayaan sendiri sebenarnya bergantung kepada bagaimana masyarakat itu
tinggal dan berkomunikasi dengan sesamanya. Dengan demikian setiap Negara
memiliki kebudayaan yang berbeda. Kebudayaan tidak akan pernah berhenti untuk
berkembang selama masyarakat terus berkembang dan belajar demi kelangsungan
hidupnya.
B. PENGERTIAN MANUSIA INDONESIA
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah
spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di
mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Kebudayaan dan Masyarakat 9
1. Manusia sebagai makhluk raga dan jiwa
Atas dasar tinjauan manusia sebagai makhluk monodualisme, maka pendidikan
akan menyelaraskan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan baik yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah maupun kebutuhan rohaniah dipenuhinya secara
selaras dan seimbang. Selaras dan seimbang dalam arti kebutuhan-kebutuhan
jasmaniah/hewaniah dipenuhi dengan pertimbangan-pertimbangan benar dan salah,
indah dan tidak indah, baik dan buruk. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan ini
dilaksanakan atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut sehingga diharapkan orang
dapat terpenuhi kebutuhan jasmaniahnya tanpa meninggalkan pertimbangan-
pertimbangan baik atau buruknya dalam memperoleh sesuatu untuk kepentingan
jasmaniah tersebut.
2. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Sebagai makhluk individu dan sosial manusia hendaknya saling menghargai dan
menghormati, saling memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini individu hendaknya
diperlakukan oleh kelompok sebagaimana dia memperlakukan kelompoknya.
Pendidikan akan memberikan petunjuk/pengarahan agar di dalam hidup manusia perlu
dipenuhi kebutuhan individunya tanpa mengabaikan kebutuhan orang lain. Sebaliknya
kebutuhan kelompok dipenuhi tanpa menelantarkan dirinya sendiri. Di samping itu di
dalam hubungannya dengan orang lain (kelompok) individu adalah punya hak dan
tanggung jawab yang harus diakui oleh kelompoknya demikian juga kelompok yang
punya hak dan tanggung jawab yang harus diakui oleh individu. Jadi kebutuhan-
kebutuhan itu ataupun perlakuan-perlakuan itu terpenuhi secara selaras dan seimbang
baik individu maupun kelompoknya.
Pendidikan akan menyadarkan kepada manusia bahwa apa-apa yang
direncanakan ataupun yang dicita-citakan tidak sepenuhnya berkat usaha manusia itu
sendiri tetapi Tuhan ikut menentukannya. Dengan demikian maka pendidikan akan
mendorong manusia dalam berusaha untuk mencapai sesuatu yang disertai dengan
permohonan kepada Tuhan. Jadi manusia harus taqwa pada Tuhan.
Kebudayaan dan Masyarakat 10
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan suatu
kesatuan dari tujuh unsur/ dimensi yang merupakan kesatuan yang saling terkait dan
bekerja sama dalam mencapai tujuan (hidup). Ketujuh unsur tersebut dapat dirunut
sebagai berikut: Manusia sebagai makhluk yang berdimensi raga dan berdimensi jiwa.
Jiwa terdiri dari tiga hal, yaitu cipta, rasa, dan karsa. Manusia sebagai makhluk yang
berdimensi individu dan berdimensi sosial. Manusia sebagai makhluk yang berdimensi
pribadi dan makhluk Tuhan. Ketujuh dimensi tersebut disebut sebagai dimensi hakekat
manusia.
3. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk
yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena
yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,
maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan
keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Manusia juga akan mulai berpikir tentang bagaimana caranya menggunakan
hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil
usahannya dalam kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia
sangat mempunyai hasrat yang tinggi apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang
lain. Hasrat untuk selalu menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi perjuangan
hidupnya menimbulkan perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang teratur.
Hasrat disertai rasa keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur
kedudukannya dalam alam sekitarnya, dalam menghadapai tenaga-tenaga alam yang
beraneka ragam bentuknya dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat
manusia yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu
pengetahuan.
Ada hakekatnya kebudayaan mempunyai dua segi, bagian yang tidak dapat
dilepaskan hubungannya satu sama lain yaitu segi kebendaan dan segi kerohanian. Segi
Kebudayaan dan Masyarakat 11
kebendaan yaitu meliputi segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari
akalnya, serta bisa diraba. Segi kerohanian terdiri atas alam pikiran dan kumpulan
perasaan yang tersusun teratur. Keduanya tidak bisa diraba.
4. Manusia Indonesia menurut Soekarno
Disadari atau tidak Pancasila adalah definisi dari manusia Indonesia itu sendiri.
Baik sebagai impian, sebagai cita-cita dan sebagai manusia yang merumuskan
hidupnya.
Manusia Indonesia senang bercerita, mendongeng, mencari, beribadah dan
amat percaya pada Iman KeTuhanan. Manusia Indonesia pada hakikatnya
adalah orang yang mencari Tuhannya. Orang yang mencari bagaimana
suasana kebatinan itu bertemu dengan Tuhan, se Atheisnya pun dia, Se
Sekulernya pun dia, dia pasti dilandasi pada ajaran-ajaran agamanya, pada
dasar-dasar dia punya doa.
Seperti DN Aidit pemimpin PKI, sejak kecil dia khatam mengaji Al Quran,
sejak muda ia disiplin shalat bagaimana kemudian kehidupannya menjadi amat percaya
dengan materialisme yang menafikan nilai-nilai paramateri tapi sebagai manusia
Indonesia DN Aidit sekalipun akan berdoa ketika ia menemukan kesulitan dalam
hidupnya, karena itulah watak manusia Indonesia sesungguhnya. Ia merupakan
gambaran Iman yang naik turun, ia merupakan epos manusia menemukan dirinya dalam
gambaran Tuhan. Seperti yang digambarkan Hamka dalam Tasawuf Modern Manusia
harus menciptakan keseimbangan jasmani dan rohani, antara materi dan non materi,
lebih dari itu manusia harus aktif di dunia ini.
Konsepsi keTuhanan disini adalah KeTuhanan yang aktif, ia punya sejarah di
muka bumi sebagai sebuah bentuk kesadaran bahwa manusia mencari Tuhannya. Dan
ketika manusia mencari Tuhan, manusia memiliki pengalaman pribadi, pengalaman ini
dihargai oleh masyarakat sebagai pengalaman keTuhanan baik itu menggunakan
disiplin agama, spiritual atau ritual-ritual yang tidak menyimpang nilai-nilai
kemanusiaan. Rumah Ibadah di tengah-tengah masyarakat yang hidup dengan damai
Kebudayaan dan Masyarakat 12
adalah sebuah harmoni dasar bahwa Manusia dihargai Kemanusiaannya dalam Mencari
dan menemukan Tuhannya.
Manusia yang sudah menemukan Tuhan, sudah menanamkan nilai-nilai
KeTuhanan dalam dirinya maka ia mendapatkan nilai kemanusiaan. Dari kemanusiaan
maka lahirlah hukum-hukum yang beradab, hukum-hukum yang adil. Konsepsi keadilan
ini harus mempertimbangkan dengan detil. Bahwa Keadilan adalah proses membacai
Kemanusiaan, keadilan adalah membangun peradaban, membangun hukum yang tahu
tatanan.
Dengan tatanan itu maka manusia diarahkan untuk bersatu. Persatuan
Indonesia bukanlah kata singkat, ia adalah proses pembentukan peradaban baru,
Indonesia Baru, dimana manusia yang jumlahnya terdiri ratusan suku, beratus-ratus
bahasa dilebur menjadi Manusia Indonesia.
Konsepsi Manusia Indonesia inilah yang digadang-gadang Bung Karno sebagai
manusia yang akan berhadapan dengan Manusia Liberal Ekonomistis model Amerika
Serikat, Manusia Fasisme seperti Jerman (apa yang terjadi di Jaman Hitler),
Manusia Komunisme (Seperti yang diproyeksikan Leninisme). Manusia Indonesia
akan menjadi model dari pertumbuhan sejarah lingkungan yang mempengaruhi jiwa
manusia itu dalam menanggapi perkembangan lingkungan. Jadi Persatuan Indonesia
adalah Peradaban kita sendiri, konsepnya bukan saja persatuan wilayah NKRI tapi
bersatunya tubuh dengan pikiran terhadap Konsepsi-Konsepsi dasar manusia dalam
berbangsa.
Manusia Indonesia adalah Manusia yang bermusyawarah, ia senang berdialog, ia
senang membangun komunikasinya lewat nada-nada harmoni, ia tidak dilahirkan dari
persaingan, tidak dilahirkan dari definisi-definisi ruang main benar sendiri. Manusia
Indonesia adalah definisi dari manusia yang senang merumuskan satu hal dengan
mendengarkan suara yang lain dan suara masyarakatnya. Inti dari Musyawarah adalah
Terciptanya Harmoni, situasi dimana tidak ada perdebatan-perdebatan yang
menyakitkan hati dan menghasilkan kemarahan.
Kebudayaan dan Masyarakat 13
Keadilan Sosial adalah tujuan dari bangsa ini berdiri. Manusia menemukan
keadilannya bukan dari apa yang ia butuhkan tapi dari situasi apa yang ia rasakan
kemudian perasaan itu menemukan hukum-hukumnya, menemukan apa yang
berkembang di tengah masyarakat. Keadilan Sosial adalah situasi dimana kita bisa
mendirikan bangunan penting yaitu : Kesejahteraan Umum.
Jadi Pancasila itu adalah diri kita sendiri, proyeksi manusia Indonesia
menemukan dirinya. Itu adalah karakter dasar dan bukan ideologi yang harus dicekoki.
Apabila di hari-hari ini kita lihat ada gerakan agama yang mau menang sendiri,
membakari rumah ibadah itu akan berhenti dengan sendirinya karena tidak sesuai
dengan karakter bangsa ini, bila juga kita lihat beberapa orang yang berlagak menjadi
barat, berlagak mengalami transformasi intelektual kebarat-baratan kemudian
menafikan adanya bangsa, adanya nasionalisme, mentertawakan Sukarno,
mentertawakan Sosialisme yang dipikirkan para pendiri bangsa, mengatakan modal
asing dan persaingan pasar bebas adalah dewa, maka itu juga akan hancur dengan
sendirinya, karena karakter dasar kita akan menolaknya.
Pancasila itu adalah sejarah diri kita, sejarah nilai-nilai kita dia bukan
ideologi yang dipaksakan karena Pancasila adalah Rumah Kita Sendiri. (Bung
Karno).
C. ASAL-USUL MANUSIA INDONESIA
Di bawah ini adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
1. H. Kern
H. Kern menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia yaitu dari
Campa, Chocin China. Kern menyimpulkan pendapatnya berdasarkan bahasa
yang digunakan masyarakat awal Indonesia yang berasal dari bahasa
Austronesia.
Kebudayaan dan Masyarakat 14
2. Moh. Ali
Moh. Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah
Yunan. Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang menyatakan bahwa
bangsa Indonesia berasal dari Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang
lebih kuat. Mereka berasal dari daerah hulu-hulu sungai besar Asia yang datang
ke kepulauan Indonesia secara bertahap. Tahap pertama datang dari tahun 3000-
1500 SM dengan perahu bercadik satu dan tahap kedua dari tahun 1500 - 500
SM dengan perahu bercadik dua.
3. N. J. Kroom
N.J.Kroom menyimpulkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia dari daerah
Cina Tengah, karena di daerah ini terdapat banyak sungai besar yang menjadi
sumber penghidupan masyarakat. Mereka menyebar ke kepulauan Indonesia
kira-kira dari tahun 2000-1500 SM.
4. J. L. A. Branders
J. L. A. Branders menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
memiliki kesamaan bahasa dengan bangsa-bangsa yang mendiami wilayah yang
membentang dari Madagaskar di sebelah barat hingga pantai barat Amerika.
5. Moh. Yamin
Moh. Yamin memiliki pendapat yang berbeda dari pendapat-pendapat di
atas. Ia menyimpulkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia dari Indonesia sendiri.
Bahkan bangsa-bangsa lain yang mendiami wilayah Asia ada yang berasal dari
Indonesia.
D. SUKU BANGSA DI NUSANTARA
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen, bangsa yang memiliki
beraneka ragam budaya, bahasa, agama serta adat istiadat, hal ini dapat dilihat dari
kehidupan masyarakat Indonesia, misalnya masakan daerah, lagu daerah, alat musik,
dll.
Kebudayaan dan Masyarakat 15
Suku bangsa yang beraneka ragam budaya yang hidup secara berdampingan
merupakan kebanggaan tersendiri bagi rakyat Indonesia sebagai bagian sari negara
negara dunia, kita patut bangga, karena kita Bhineka Tunggal Ika,berbeda beda tetapi
tetap satu jua.
Suku bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas. Mereka percaya
bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Mereka juga merasa sebagai satu
golongan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka mempunyai bahasa dan adat istiadat
sendiri yang berasal dari nenek moyang mereka. Dari sekian banyak pulau tersebut, ada
beraneka ragam kebudayaan yang terdapat di dalamnya. Kebudayaan-kebudayan
tersebut lahir dari berbagai macam suku bangsa yang berdiam di tanah Kepulauan
Nusantara
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan survei mengenai jumlah suku
bangsa tersebut. dari hasil sensus penduduk terakhir, diketahui bahwa Indonesia terdiri
dari 1.128 suku bangsa. Berikut ini adalah beberapa contoh suku bangsa yang ada di
Indonesia.
Aceh
1. Suku Aceh
2. Suku Alas
3. Suku Aneuk Jamee
4. Suku Gayo
5. Gayo Lut
6. Gayo Luwes
7. Gayo Serbejadi
8. Suku Kluet
9. Suku Simeulue
10. Suku Singkil
11. Suku Tamiang
Kebudayaan dan Masyarakat 16
SumateraUtara
1. Asahan
2. Suku Angkola
3. Suku Karo
4. Suku Mandailing
5. Suku Pakpak
6. Suku Simalungun
7. Suku Toba
8. Suku Melayu
9. Suku Nias
10. Suku Nias selatan (sub suku Nias)
Riau dan Sumatera Barat
1. Akit
2. Hutan
3. Kuala
4. Kubu
5. Laut
6. Lingga
7. Riau
8. Sakai
9. Talang Mamak
10. Mentawai
11. Minangkabau
Kebudayaan dan Masyarakat 17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan
terus hidup dan berkembang manakala masyarakat mau melestarikan kebudayaan dan
bukan merusaknya. Dengan demikian masyarakat dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan
dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan
kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat
memahami pentingnya kebudayaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Semoga
kita dapat terus merasa bangga akan budaya sendiri dan bukannya malah berprilaku
meniru budaya barat.
Kebudayaan dan Masyarakat 18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta
Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Antropologi 1. Jakarta : Rineka Cipta
http://abraham4544.wordpress.com/history/sejarah-bangsa-indonesia/, diakses tanggal
23 Februari 2014
http://buihkata.blogspot.com/2013/02/sejarah-teori-asal-usul-bangsa-indonesia.html,
diakses tanggal 23 Februari 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_di_Indonesia, diakses tanggal 23 Februari
2014