Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan demam tifoid, meliputi pemberian cairan dan nutrisi, diet, terapi simtomatik, antibiotik, dan pencegahan. Pengobatan utama meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, trimetoprim-sulfametoksazol, atau sefalosporin generasi ketiga selama 10-14 hari untuk mengobati infeksi, ditambah manajemen simtomatik dan komplikasi. Pencegahannya melalui imunisasi
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
366 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan demam tifoid, meliputi pemberian cairan dan nutrisi, diet, terapi simtomatik, antibiotik, dan pencegahan. Pengobatan utama meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, trimetoprim-sulfametoksazol, atau sefalosporin generasi ketiga selama 10-14 hari untuk mengobati infeksi, ditambah manajemen simtomatik dan komplikasi. Pencegahannya melalui imunisasi
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan demam tifoid, meliputi pemberian cairan dan nutrisi, diet, terapi simtomatik, antibiotik, dan pencegahan. Pengobatan utama meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, trimetoprim-sulfametoksazol, atau sefalosporin generasi ketiga selama 10-14 hari untuk mengobati infeksi, ditambah manajemen simtomatik dan komplikasi. Pencegahannya melalui imunisasi
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan demam tifoid, meliputi pemberian cairan dan nutrisi, diet, terapi simtomatik, antibiotik, dan pencegahan. Pengobatan utama meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, trimetoprim-sulfametoksazol, atau sefalosporin generasi ketiga selama 10-14 hari untuk mengobati infeksi, ditambah manajemen simtomatik dan komplikasi. Pencegahannya melalui imunisasi
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5
1.
Cairan dan nutrisi
Cairan diberikan secara oral maupun parenteral. Cairan parenteral diindikasikan jika terjadi dehidrasi dan asidosis, ada komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit makan. Jenis minuman yang dianjurkan adalah jus buah, air, teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Dapat juga diberikan cairan rumatan berupa : 1) Kristaloid Larutan ringer laktat (RL) Larutan ringer asetat (RA) Larutan garam faali (GF) Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL) Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA) Dekstrosa 5% dalam 1/2 larutan garam faali (D5/1/2LGF) (Catatan:Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA tidak boleh larutan yang mengandung dekstran) 2) Koloid Dekstran 40, Plasma, dan Albumin 2. Diet Diberikan diet rendah serat untuk mencegah pendarahan dan perforasi. Dietnya dapat berupa diet cair, bubur lunak, tim, dan nasi biasa. Bila keadaan pasien baik dapat dimulai dengan diet padat atau tim. Tapi jika penderita klinis berat sebaiknya dimulai dengan bubur atu diet cair yang selanjutnya bertahap sampai padat sesuai tingkat kesembuhan pasien. Diet parenteral dipertimbangkan bila ada tanda-tanda komplikasi pendarahan dan atau perforasi. 3. Terapi simtomatik Vitamin Antipiretik, untuk menurunkan demam, terutama pada anak- anak. Diberikan bila suhu mencapai 38,5 o C. Antiemetik, jika muntah berat 4. Antibiotik Pilihan utama dalam pengobatan demam tifoid antara lain : a. Kloramfenikol; telah digunakan secara umum untuk pengobatan tifoid. Harganya murah dan dapat diberi peroral dan sensitivitasnya masih tinggi. Tidak boleh diberikan bila leukosit <2000/mm 3 . Dosis rekomendasi 50-75 mg/kg/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis per hari. Pada orang dewasa 500 mg 4 x sehari. Kerugian kloramfenikol adalah sering terjadi relapse, penggunaan yang lama (14 hari), dan sering kali terjadi carrier pada penderita dewasa. b. Trimetoprim-sulfametoksazol (trimetoprim 80 mg, sulfametoksazol 400 mg), dengan dosis 10 mg/kgBB/hari dibagi 2 kali pemberian selama 14 hari, dapat digunakan secara oral atau i.v. dapat digunakan pada anak-anak. c. Ampisilin dan amoksisilin aman digunakan pada ibu hamil, sering dikombinasi dengan kloramfenikol pada pasien kritis. Efek yang diberikan setara dengan kloramfenikol, namun penurunan panasnya lebih lama. Dosis terapi untuk ampisilin dan amoksisilin adalah 100-200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian secara oral atau IV selama 14 hari. Obat lini kedua atau jika terjadi resistensi pada antibiotik lini pertama : a) Sefalosporin generasi ke tiga, misalnya cefixime dan ceftriaxone, juga digunakan untuk pengobatan demam tifoid pada anak-anak. Dosis ceftriaxone yaitu 50-80 mg/kgBB/hari, dosis tunggal, selama 10 hari dan cefixime 10-12 mg/kgBB/hari per oral, dibagi dalam 2 dosis, selama 14 hari. b) Golongan florokuinolon, misalnya ciprofloxacin, norfloxacin, ofloxacin, dan pefloxacin, lebih efektif dan lebih cepat meyembuhkan daripada obat lini pertama. Florokuinolon memiliki penetrasi jaringan yang sempurna, membunuh S.typhi pada tahap intrasel di makrofag dan kadar obat aktif di kandung empedu lebih tinggi dibanding obat lain. Tetapi obat ini dikontraindikasikan bagi pasien anak dan ibu hamil. Dosis ciprofloxacin 10 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis dan ofloksasin 10- 15 mg/kgBB/hari, 2 dosis, selama 2-10 hari. c) Azitromisin juga biasa digunakan dan terbukti efektif mengobati demam tifoid pada anak-anak dan orang dewasa pada dosis 8- 10 mg/kgBB selama 7 hari. Jika dibutuhkan antibiotic intravena, i.v. cephalosporins dapat diberikan dengan dosis: ceftriaxone, 50-75 mg/kg/hari (2-4 g /hari untuk dewasa) dalam 1 atau 2 dosis terbagi; cefotaxime, 40-80 mg/kg/hari (2-4 g /hari untuk dewasa) dalam 2 atau 3 dosis terbagi; dan cefoperazone, 50-100 mg/kg/hari (2-4 g /hari untuk dewasa) dalam 2 dosis terbagi. Ciprofloxacin, ofloxacin dan pefloxacin juga tersedia untuk i.v. Penganganan jika terjadi komplikasi : Pada penderita dengan komplikasi tifoid toksik dapat diberikan antibiotik parenteral atau kombinasi ampisilin dengan kloramfenikol. Antibiotik florokuinolon iv juga efektif dalam menangani tifoid parah. Bila ditemukan status kesadaran delirium, stupor, koma, atau syok. Deksametason dengan dosis awal 3 mg/kg BB/hari, diikuti dengan 1 mg/KgBB/hari setiap 6 jam selama 2 hari. Dapat juga diberikan prednisolon untuk mempercepat penurunan panasnya Pada syok septic, antibiotik yang diberikan sama dengan tifoid toksik. Obat-obatan vasoaktif (seperti dopamine) dipertimbangkan jika syok mengarah ireversibel. Jika terjadi pendarahan, dipertimbangkan transfuse darah. Bila terjadi perforasi, harus dioperasi, antibiotik diberikan secara parenteral seperti ampisilin + kloramfenikol + metronidazol. Jika terjadi dehidrasi atau asidosis diberikan cairan intravena. Pada asidosis diberikan natrium bikarbonat 7,46% 1-2 ml/kgBB intravena bolus perlahan-lahan. Pencegahan : WHO merekomendasikan imunisasi pada anak-anak > 2 tahun pada daerah endemik demam tifoid. Baik vaksin Vi atau Ty21a sebaiknya digunakan. Vi Vaksin. Vaksin yang mengandung polisakarida Vi, vaksin tersedia dalam alat suntuk 0,5 ml yang berisi 25 g antigen Vi dalam buffer fenol isotonic, i.sc atau i.m. dosis tunggal. dikontraindikasikan pada keadaan hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam dan anak dibawah 2 tahun. Vaksin Ty21a. Vaksin ini mengandung S.typhi galur Ty21a, tersedia sebagai kapsul salut enterik atau dalam bentuk cair. Digunakan 3 dosis dengan rentang waktu 1-2 hari dalam keadaan perut kosong. dikontrainidkasikan pada wanita hamil, menyusui, penderita imunokompromais, sedang demam, sedang minum antibiotic. Lama proteksi dilaporkan 5 tahun. Vaksin parenteral sel utuh. Vaksin ini mengandung sel utuh S.typhi yang dimatikan. Teridri atas 2 jenis: K vaccine dan L vaccine Dosis untuk dewasa,5 ml; anak 6-12 tahun 0,25 ml, dan anak 1-5 tahun 0,1 ml yang diberikan 2 dosis dengan interval 4 minggu.