Kencur

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

Sebagai obat tradisional, kencur merupakan salah satu komponen yang sangat tekenal.
Zaman dulu, Kencur sangat lazim digunakan sebagai obat sakit tenggorokan. Kencur juga
biasa digunakan sebagai obat kembung dengan cara ditumbuk atau langsung dikunyah.
Manfaat lain dari kencur adalah sebagai obat penghilang rasa capek setelah beraktifitas.
Kencur juga digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk,
disenteri, tonikum, ekspekatoran, masuk angin, dan sakit perut. Secara umum, manfaat
kencur bukan hanya sebagai obat teradisional (jamu), tapi kencur juga bisa dimanfaatkan
pada industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, dan rempah.
Khasiat kencur sebagai obat tradisional sudah banyak dibuktikan pada berbagai
penelitian ilmiah dan saat ini sudah ada beberapa produk produk yang mengandung
kencur yang di jual di pasaran.

A. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dan budi daya kencur sebagai obat
tradisional.

B. Manfaat Makalah
Makalah ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai manfaat dan budi daya kencur
(Kaempferia galanga L) sebagai obat tradisional




2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kaempferia galanga L.
Nama daerah:
Sumatera : Ceuku (Aceh), Tekur (Gayo), Kaciwer(Batak), Kopuk(Mentawai),
Cakue(Minangkabau), Cokur(Lampung), Kencur(Melayu)
Jawa : Cikur(Sunda), Kencur(Jawa Tengah), Kencor(Madura),
Cekor(Kangean), Kencur(Jakarta),
Bali : Cekuh
Nusa Tenggara : Cekur(Sasak), Cekir(Sumba), sokus(Roti), Soku(Bima)
Sulawesi : Kencur(Minahasa), Hume Pete(Gorontalo), Tukulo(Buol), Tadosi
(Bari), Cakuru(Makasar), Ceku(Bugis)
Maluku : Asuli(Ambon), Suoro(Haruku), Soulo(Nusa Laut), Onegai(Buru),
Bataka(Ternate)
Papua : Ukap(Marind)

B. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga L.



3


C. Ciri Morfologi
1. Ciri makroskopik
Kaempferia galanga atau lebih dikenal dengan nama kencur merupakan
tumbuhan tahunan dengan bentuk hidup herba. Umumnya tanaman ini memiliki
tinggi sekitar 20 cm. Batangnya semu dan pendek, serta membentuk rimpang yang
berwarna coklat keputihan yang beraroma spesifik. Tumbuhan ini berdaun tunggal
dengan bentuk lonjong dan jumlahnya tidaklebih dari 2-3 helai serta susunannya
berhadapan. Panjang daunnya 7-15 cm dan lebarnya 2-8 cm dengan ujung runcing,
pangkal berlekuk, tepi rata, dan berwarna hijau. Pada bagian bunga, kencur
memiliki bunga tunggal yang tersusun setengah duduk berbentuk terompet dengan
panjang 2,5-5 cm, mahkotanya berjumlah 4-12 buah, bibir bunga berwarna
lembayung dengan dominan warna putih. Benang sarinya yang berwarna kuning
memiliki panjang sekitar 4 mm serta putiknya berwarna putih keunguan. Akar
kencur berupa akar serabut yang berwarna coklat kekuningan.

Gambar 1. Tanaman kencur

2. Ciri mikroskopik
Bagian utama kencur yang sering digunakan adalah rimpangnya. Rimpang
kencur memiliki ciri-ciri mikroskopis yaitu bagian peridermnya terdiri atas 5-7
lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks
terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisi
butir-butir pati, sel idioblas minyak berbentuk hampir bulat dan bergaris tengah 50
m sampai 100 m, dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak berwarna
sampai berwarna putih semu kekuningan. Butir pati umumnya tunggal, besar,
4

bentuk bulat, bulat telur atau bulat telur tidak beraturan dengan salah satu
ujungnya mempunyai puting, lamella dan hilus tidak jelas, panjang butir pati 10
m sampai 40 m, umumnya 25 m, lebar butir pati 6 m sampai 25 m,
umumnya 23 m. Berkas pembuluh tersebar dalam korteks dan silinder pusat;
pembuluh kayu terdiri dari pembuluh spiral, pembuluh tangga dan pembuluh jala,
tidak berlignin. Endodermis mempunyai dinding radial yang agak menebal, tidak
berisi butir pati. Silinder pusat lebar,
parenkimatik, berisi butir pati dan idioblas minyak seperti pada korteks, berkas
pembuluh di bawah endodermis tersusun teratur dalam suatu lingkaran dan
berdekatan satu sama lainnya.
1 2 3 4 5 6 7 8


Gambar 2. Penampang melintang rimpang kencur

Keterangan:
1. periderm 5. butir pati
2. idioblas minyak 6. endodermis
3. parenkim korteks 7. berkas pembuluh di silinder pusat
4. berkas pembuluh dikorteks 8. Parenkim

D. Kegunaan
Tanaman kencur memiliki banyak sekali kegunaan. Masyarakat Indonesia lazim
sekali menggunakan kencur sebagai bumbu dapur. Urap dan karedok merupakan
5

contoh masakan Indonesia yang menggunakan kencur sebagai bumbu. Bahkan di Jawa
Barat, batang beserta rimpang muda lazim digunakan sebagai bahan urap serta
daunnya digunakan sebagai lalapan.
Selain sebagai bahan makanan, kencur juga dikenal sebagai tanaman obat. Berikut
adalah bagian kencur dan kegunaannya sebagai obat :
1. Obat batuk
a. Ambil beberapa buah rimpang kencur, kupas kulitnya, dan parut. Setelah itu,
peras hasil parutannya dan ambil airnya dengan disaring hingga kira-kira
mendapatkan 250 ml. Tambahkan sedikit madu dan bubuhkan beberapa tetes
air jeruk nipis. Minum 3 kali sehari hingga batuk menghilang. Resep ini lebih
diutamakan jika diminum saat penyakit belum parah.
b. Sebuah rimpang kencur dikuliti hingga bersih lalu dikunyah. Airnya ditelan
dan ampasnya dibuang. Dilakukan setiap apgi secara rutin
2. Keseleo
Ambil 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air. Lumatkan kedua
bahan dengan air secukupnya. Oleskan atau gosokkan pada bagian yang keseleo.
3. Radang Lambung
Dua buah rimpang kencur yang berukuran sebesar ibu jari dikuliti hingga bersih
lalu dikunyah. Airnya ditelan dan ampasnya dibuang.
4. Radang Anak Telinga
Dua buah rimpang kencur yang berukuran sebesar ibu jari dan setegah biji buah
pala ditumbuk halus dan ditambahkan dua sendok teh air hangat. Campuran ini
dioleskan di seputar hidung.
5. Influenza pada bayi
Sebuah rimpang kencur yang berukuran sebesar ibu jari dan dua lembar daun
kemukus ditumbuk halus dan ditambahkan beberapa sendok air hangat. Campuran
ini dioleskan di seputar hidung.
6. Masuk Angin
Sebuah rimpang kencur sebesar ibu jari dikuliti hingga bersih kemudian dimakan
dengan garam secukupnya lalu minum satu gelas air putih.
7. Sakit Kepala
Dua hingga tiga lembar daun kencur ditumbuk sampai halus lalu dioleskan sebagai
kompres pada dahi.

6


8. Diare
a. Dua buah rimpang kencur sebesar ibu jari diparut kemudian ditambahkan
secangkir air hangat, diperas, dan disaring. Campuran ini dioleskan pada perut
sebagai bedak.
b. Dua buah rimpang kencur sebesar ibu jari diparut kemudian ditambahkan
garam secukupnya dan dioleskan pada perut sebagai bedak.
9. Menghilangkan Darah Kotor
Empat buah rimpang kencur sebesar ibu jari, dua lembar daun trengguli, dan dua
buah biji cengkeh kering, serta adas pulawaras direbus bersama dengan satu liter
air sampai mendidih kemudian di saring. Ramuan ini diminum dua kali sehari.
10. Memperlancar haid
Dua buah rimpang kencur sebesar ibu jari dicincang kemudian dicampur dengan
satu lembar daun trengguli, sebuah buji cengkeh tua, dan adas pulawaras
secukupnya. Semua bahan direbus bersama dengna tiga gelas air sampai mendidih
hingga menjadi dua gelas kemudian disaring. Diminum satu hari sekali sebanyak
dua cangkir.
11. Mata Pegal
Rimpang kencur dibelah menjadi dua bagian kemudian permukaan yang masih
basah digunakan untuk menggosok pelupuk mata.
12. Pelangsing
Sebuah rimpang kencur, satu sendok teh tepung beras basah, dan sepotong gula
aren dicampur lalu seduh dengan segelas air panas kemudian disaring.
13. Membeningkan suara
Kencur yang sudah dicuci bersih dikunyah seperti makan permen karet.
14. Mual
Kencur dicuci bersih lalu dikunyah bersama sedikit garam. Dilakukan hingga rasa
mual reda.
15. Menghilangkan lelah dan menambah nafsu makan
Masyarakat Jawa biasa memadukan kencur dengan beras menjadi minuman
penyegar yang berkhasiat untuk menghilangkan lelah dan menambah nafsu makan.
Cara pengolahannya, mula-mula beras disangrai, selanjutnya ditumbuk sampai
halus. Rimpang kencur diparut atau diblender. Kedua bahan ini kemudian
dicampur, diperas, dan disaring, kemudian ditambah air matang sedikit demi
7

sedikit. Sedangkan asam jawa dan gula merah masing-masing direbus sampai
tercampur lalu disaring. Air asam jawa dan gula merah kemudian ditambahkan ke
air campuran beras dan kencur sambil diaduk-aduk.

E. Aktivitas farmakologi yang sudah diteliti
Rimpang kencur memiliki beberapa aktivitas farmakologi yang sudah diteliti.
Beberapa aktivitas farmakologi rimpang kencur adalah:
1. Analgesik
Rimpang Kencur oleh masyarakat di Jawa digunakan dalam suatu ramuan obat
minum bernama Beras Kencur, yang fungsinya menghilangkan nyeri tubuh karena
berolah raga atau bekerja berat. Dengan beras yang telah direndam dalam air
dijadikan pasta untuk dilumurkan pada bagian-bagian tubuh yang mengalami
peradangan.
2. Antibakteri
Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga) mengandung minyak atsiri,
sesquiterpenoid, flavonoid, senyawa fenolik atau polyfenol dan alkaloid yang
diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Saat dilakukan uji efek
antibakteri kencur pada bakteri Streptococcus Hemolyticus yang diperoleh dari
identifikasi usap tenggorokan penderita tonsilo-faringitis akut, terbukti bahwa
ekstrak rimpang kencur dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus
Hemolyticus. Namun, pengaruh ekstrak rimpang kencur kadar 50%, 75%, dan
100% lebih lemah jika dibandingkan dengan antibiotik penicilin 10g.
3. Antiinflamasi
Aktivitas antiinflamasi kencur dapat dibuktikan melalui penelitian tentang
pengaruh minyak atsitri kencur terhadap sintesis prostaglandin E
2
(PGE
2
) sel
makrofag. PGE
2
adalah senyawa yang dilepaskan sel makrofag tubuh sebagai
mediator inflamasi. Kencur merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh
di Indonesia dan sudah lama dikenal masyarakat karena, kegunaannya. Rimpang
kencur mengandung minyak atsiri yang tersusun dari monoterpenoid,
sesqueterpenoid dengan komponen utama ethylesther-cinnamic acid dan
ethylesther p-methoxycinnamic acid, borneol, camphene, p-methoxystirene, -p3-
carene, n-pentadekane, p-methoxystyrene. Masyarakat luas sering menggunakan
rimpang kencur sebagai bahan obat untuk obat batuk, sakit kepala, sakit perut,
sakit gigi dan rematik. Hal tersebut menunjukkan bahwa keluhan-keluhan yang
8

disebabkan oleh inflamasi dapat mereda atau bahkan sembuh setelah
menggunakan kencur sebagai bahan obat tradisional. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh minyak atsiri kencur terhadap aktivitas fagositosis
dan sintesis prostaglandin E2 (PGE2) sel makrofag mencit yang distimulasi
dengan bakteri A. actinomycetemcomitans sehingga dapat diketahui efektivitasnya
sebagai bahan anti inflamasi. Hasil perhitungan statistik dengan Anava
menunjukkan bahwa minyak atsiri kencur berpengaruh terhadap jumlah makrofag
yang merafagosit dari 100 sel makrofag, indeks fagositosis dan sintesis PGE2
(p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa minyak atsiri kencur mernpunyai efek
antiinflamasi. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri kencur semakin menurun
aktivitas fagositosis dan sintesis PGE2 sel makrofag mencit.
4. Aktivitas tabir surya
Etil p-metoksisinamat diketahui memiliki efek analgesik dan aktivitas tabir surya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa salah satu zat aktif yang
digunakan dalam sediaan tabir matahari oktil metoksisinamat. Berdasarkan
struktur molekulnya, kedua senyawa ini merupakan derivat ester p-
metoksisinamat dengan rantai samping berupa gugus alkil rantai lurus jenuh.

F. Senyawa kimia yang terkandung
Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri
(0,02 %. Miyak atsiri kencur tersusun atas monoterpenoid, sesqueterpenoid dengan
komponen utama berupa ethylesther-cinnamic acid dan ethylesther p-
methoxycinnamic acid, borneol, alkaloid, dan gom.

G. Produk yang sudah dijual di pasaran

Berikut ini adalah produk-produk yang mengandung kencur yang sudah dijual di
pasaran






9



1. Instan Herbal Alami

Produk ini berupa ekstrak kering dari rimpang kencur. Kegunaan instan herbal
alami kencur adalah Sebagai obat batuk Menghilangkan bau keringat Menambah
nafsu makan. Aturan minumnya diseduh dengan air panas 1 sachet untuk 200 ml (1
gelas). Untuk pengobatan minum 3 kali sehari setelah makan. Untuk menjaga
kesehatan minum 2 kali sehari pagi dan menjelang tidur.
2. Instan Herbal Alami Beras kencur

Produk ini merupakan beras kencur instan yang dapat digunakan untuk menambah
atau merangsang nafsu makan, mencegah masuk angin, menyegarkan badan setelah
beraktifitas serta menghilangkan pegal linu, dan meredakan batuk. Aturan
10

minumnya diseduh dengan air panas 1 sachet untuk 200 ml (1gelas). Untuk
pengobatan dapat diminum 3 kali sehari setelah makan serta untuk menjaga
kesehatan dapat diminum 2 kali sehari dan saat menjelang tidur.
H. Standar simplisia
Simplisia kencur adalah bahan alami kering berupa rimpang (rhizoma) dari
tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) yang gunakan untuk obat dan belum
mengalami pengolahan apapun. Dalam syarat simplisia terdapat beberapa jenis uji,
yaitu:
1. organoleptik
bau khas aromatik kencur dan rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya
menimbulkan rasa tebal khas kencur.
2. irisan/makroskopis
irisan melintang dengan penampakan makroskopis kepingan, pipih, bentuk
hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal keping 1 mm sampai 4
mm, panjang 1 cm sampai 5 cm, lebar 0,5 cm sampai 3 cm, bagian tepi
berombak dan berkeriput, warna coklat sampai coklat kemerahan, bagian tengah
berwarna putih sampai putih kecoklatan. Korteks sempit, lebar lebih kurang 2
mm, warna putih, berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintikbintik
berwarna kelabu atau keunguan. Silinder pusat lebar, banyak tersebar berkas
pembuluh seperti pada korteks. Bekas patahan rata, berdebu, berwarna putih.
3. mikroskopis
penampakan mikroskopis seperti pada Gambar 2.
4. serangga hidup hama dan penyakit lain
semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran.
5. kadar ekstrak yang larut dalam air suatu bahan
persentase ekstrak yang larut dalam air dari bahan yang telah dikeringkan di
udara.
6. kadar ekstrak yang larut dalam etanol suatu bahan
persentase ekstrak yang larut dalam etanol dari bahan yang telah dikeringkan di
udara.
7. kadar pestisida
milligram pestisida dalam kilogram bahan yang telah dikeringkan di udara.

11


8. jumlah telur nematoda
jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering.
9. pola bercak kromatografi lapis tipis (KLT) rimpang kencur
rimpang kencur harus memiliki empat bercak dengan warna dan hRx sesuai

Tabel 1. Warna dan hRx bercak pada pola KLT
No hRx Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm
Tanpa
pereaksi
Dengan
pereaksi
Tanpa
pereaksi
Dengan
pereaksi
1. 49-56 - Lembayung - Lembayung
2. 97-126 - - - Lembayung
3. 129-139 - Lembayung - Lembayung
4. 189-194 - Lembayung - Lembayung

Tabel 2. Spesifikasi persyaratan umum
No Jenis Uji Persyaratan
1. Organoleptik Memenuhi
2. Makroskopis Memenuhi
3. Mikroskopis Memenuhi
4. Serangga hidup dan hama lain Memenuhi


Tabel 3. Spesifikasi persyaratan khusus
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Kadar air maksimal % 10
2. Kadar abu maksimal % 8
3. Kadar abu yang tidak larut asam maksimal % 2,2
4. Kadar ekstrak yang larut dalam air minimal % 14,0
5. Kadar ekstrak yang larut dalam entanol
minimal
% 4
6. Benda asing maksimal % 2
7. Kadar minyak atsiri minimal % 2
12

8. Kadar timbal (Pb) mg/kg Negatif
9. Kadar arsen (As) mg/kg Negatif
10. Kadar tembaga (Cu) maksimal mg/kg 30
11. Kadar aflatoksin maksimal mg/kg 30
12. Kadar pestisida organoklorin maksimal mg/kg 0,1
13. Khamir dan kapang koloni/g


14. Angka lempeng total maksimal koloni/g


15. Mikroba patogen Negatif
16. Pola bercak KLT hRx 4 bercak
17. Telur nematoda butir/g 0

I. Aspek budidaya
Untuk pertumbuhan kencur yang optimal diperlukan lahan dengan agroklimat
yang sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya kencur adalah iklim tipe A, B dan
C (Schmidt & Ferguson), ketinggian tempat 50 - 600 m di atas permukaan laut,
temperatur rata-rata tahunan 25 - 30, jumlah bulan basah 5 - 9 bulan per tahun dan
bulan kering 5 - 6 bulan, curah hujan per tahun 2500 4000 mm, intensitas cahaya
matahari penuh (100%) atau ternaungi sampai 25 - 30% hingga tanaman berumur 6
bulan, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir,
kemiringan lahan < 3%, dengan jenis tanah latosol, regosol, asosiasi antara latosol-
andosol, regosol latosol serta regosol-litosol, dengan kemasaman tanah 4,5 5,0 atau
bisa ditambahkan kapur pertanian (kaptan/dolomit) untuk meningkatkan pH sampai
5,5 6,5. Disamping itu, lahan juga harus bebas dari penyakit terutama bakteri layu.
Seleksi benih perlu dilakukan dari pertanaman yang sehat, bebas dari serangan
penyakit, terutama layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Setelah rimpang dipanen,
seleksi dilanjutkan untuk membuang benih yang kurang bernas, terserang hama dan
penyakit .
Rimpang kencur secara umum dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu rimpang
utama yang berukuran besar dan rimpang cabang yang ukurannya lebih kecil. Kedua
bagian rimpang tersebut dapat digunakan sebagai bahan benih, yang penting rimpang
tersebut cukup tua, berasal dari pertanaman berumur 10 bulan dengan ciri utama
ketika dibelah dengan tangan berbunyi, kulit mengkilat dan tekstur daging rimpangnya
agak keras.
13

Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal
mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 5 - 10 gram. Sebelum ditanam rimpang
benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara menyemai rimpang di tempat yang teduh
ditutup dengan jerami dan disiram setiap hari. Untuk penyimpanan benih, biasa
digunakan wadah atau rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Penanaman
dilakukan apabila hujan sudah mulai turun. Benih rimpang bertunas yang siap ditanam
di lapangan sebaiknya yang baru keluar tunasnya (tinggi tunas < 1 cm), sehingga dapat
beradaptasi langsung dan tidak mudah rusak. Apabila hujan terlambat turun, lebih baik
rimpang ditanam langsung di lapangan, tanpa ditunaskan terlebih dahulu. Karena
berbeda dengan jahe, rimpang kencur bisa ditanam pada saat hujan belum turun asal
rimpangnya belum bertunas. Rimpang akan beradaptasi dengan lingkungan, pada saat
hujan turun tunas akan tumbuh dengan serempak.
Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan didapat. Meskipun bahan
tanaman (benih) yang digunakan merupakan varietas unggul yang berpotensi produksi
tinggi, apabila tidak didukung dengan teknik budidaya yang optimal tidak akan
didapat hasil yang optimal. Berikut ini adalah teknik budidaya yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman kencur:
1. Persiapan lahan
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah
sedalam 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa
tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan
tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan
dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah
dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur
tumbuhnya.
Saluran drainase harus diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan
sampai terjadi genangan (drainase kurang baik). Genangan diantara tanaman akan
memacu berkembangnya benih penyakit terutama penyakit busuk rimpang.
2. Jarak tanam
Penanaman dapat dilakukan secara bedengan atau disesuaikan dengan kondisi
lahan. Benih ditanam sedalam 5 - 7 cm dengan tunas menghadap ke atas, jangan
terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan
untuk penanaman monokultur bervariasi antara 15 cm x 15 cm atau 20 cm x 15
14

cm. Untuk penanaman dalam sistem polatanam menggunakan jarak tanam 20 cm
x 20 cm atau dilihat berdasarkan jenis tanah dan jenis tanaman lainnya.
3. Pemupukan
Pupuk kandang (pukan) sapi atau kambing yang sudah matang, diberikan pada
saat tanam dan diletakkan didalam lubang tanam dengan dosis 20 - 30 ton/ha,
tergantung kondisi lahan. Pada lahan yang miskin hara dan teksturnya padat
diberikan pukan 30 ton/ha, sedangkan lahan yang cukup subur cukup 20 ton/ha.
Pukan yang kurang matang, harus disebar di lubang tanam paling tidak 2 minggu
sebelum tanam. Sedangkan pupuk buatan diberikan secara tugal atau dilarik
dengan jarak 5 cm dari tanaman. Dosis yang diberikan adalah: Urea 200 - 250
kg/ha, SP-36 250 - 300 kg/ha, KCl 250 - 300 kg/ha, atau bergantung kepada
kesuburan tanah. Urea diberikan 3 kali, yaitu pada saat tanaman berumur 1, 2 dan
3 bulan setelah tumbuh (BST), masing-masing 1/3 dosis. Sedangkan SP-36 dan
KCl diberikan satu kali pada saat tanam atau ditunda sebulan apabila curah hujan
belum cukup.
4. Pola tanam
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas tertentu
dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan. Sistem
polikultur dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur 3 6 bulan dengan
cara ditumpang sarikan atau disisipkan. Umumnya pola tanam kencur
dikombinasikan dengan tanaman palawija (jagung, kacang tanah, ketela pohon,
jenis kacangkacangan lain) dan tanaman hortikultura (ketimun, buncis). Pola
tanam kencur yang paling menguntungkan dari segi usahatani adalah dengan
kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah.

5. Pemeliharaan
Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Pemeliharaan meliputi:
a. Penyiangan gulma
Sampai tanaman berumur 6 - 7 bulan banyak tumbuh gulma di sekitar tanaman
kencur. Untuk menjaga agar pertumbuhan kencur tidak terganggu harus dilakukan
penyiangan gulma paling tidak 2 minggu sekali. Pada saat curah hujan tinggi,
pertumbuhan gulma sangat cepat, sehingga penyiangan perlu dilakukan lebih
15

intensif. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu perakaran
kencur.
b. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman mati dilakukan pada saat tunas muncul di
permukaan tanah dengan cara menanam rimpang bertunas atau memindahkan
tanaman yang menumpuk pada lubang tanam yang lain.
c. Pembumbunan
Pembumbunan mulai dilakukan pada waktu rumpun sudah terbentuk. Apabila
curah hujan tinggi, pembumbunan harus dilakukan lebih intensif, karena cucuran
air hujan akan menurunkan bedengan, sehingga tanaman akan terendam. Selain
itu, pembumbunan juga dilakukan agar rimpang selalu tertutup tanah. Apabila
rimpang muncul di permukaan tanah, akan mengurangi kualitas rimpang tersebut
(berwarna hijau) dan tidak bertambah besar.
d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Sampai saat ini masih belum banyak dilaporkan gangguan hama pada tanaman
kencur yang bersifat fatal. Kalaupun ada masih terbatas pada serangan hama ulat
daun dan belalang. Pengendalian yang perlu diperhatikan dalam budidaya kencur
adalah serangan penyakit, walaupun tingkat serangannya masih rendah. Penyakit
yang sudah ditemukan di areal pertanaman kencur adalah busuk rimpang dan
bercak daun. Busuk rimpang disebabkan oleh bakteri layu seperti pada jahe
(Ralstonia solanacearum). Tanaman yang terinfeksi menunjukkan gejala daun
layu, berwarna kekuningan dan menggulung. Apabila serangan sudah berlanjut,
rimpang tanaman tersebut bila dicabut akan tampak gejala pangkal batang
membusuk berwarna cokelat kehitaman dan berbau busuk. Didalam rimpang
kencur yang terinfeksi penyakit, memungkinkan berkembang biaknya telur dan
larva serangga hama seperti lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons) dan
belatung (Eumerus figurans) yang memakan daging rimpang bagian dalam.
Pengendalian penyakit busuk rimpang bisa dilakukan dengan cara mencabut dan
membuang tanaman yang terserang. Apabila serangan masih ringan, pengendalian
bisa dilakukan dengan menyemprotkan bakterisida setiap 2 minggu sekali sampai
gejala penyakit berkurang. Penyakit lain yang ditemukan pada pertanaman kencur
adalah bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllosticta sp. dengan
gejala pada ujung daun terdapat bercak yang tidak beraturan dibagian tepi daun.
16

Bercak daun akan meluas kearah pangkal daun dan akhirnya seluruh daun
mengering.
Pengendalian penyakit bercak daun dilakukan dengan meyemprotkan fungisida
apabila serangan penyakit terjadi pada saat tanaman berumur 1 - 2 bulan. Tetapi
apabila serangan pada tanaman tua, penyemprotan tidak diperlukan. Selain
penyakit busuk rimpang dan bercak daun, patogen lain yang menyerang rimpang
kencur terutama setelah panen dan pada saat penyimpanan adalah hama kutu
perisai (Aspidiella hartii) yang sering disebut sebagai cosmetic insect.
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Tetapi, berbeda
dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda sampai musim berikutnya, bahkan
sampai tiga tahun. Dalam kondisi demikian tidak ada efek yang buruk terhadap
mutu rimpang, bahkan produksinya akan bertambah, hanya ukuran rimpang
semakin kecil. Selain itu, kencur dari pertanaman diatas 1 tahun, kurang baik
untuk benih. Rimpang untuk benih dipanen pada umur 10 - 12 bulan. Cara panen
kencur dilakukan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu,
cangkul, kemudian dibuang akar dan rimpang airnya, tanah yang menempel
dibersihkan. Dengan menggunakan calon varietas unggul kencur Balittro
(Galesia) dan cara budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan 12 - 16 ton
rimpang segar per ha. Mutu rimpang dari varietas unggul tersebut lebih tinggi dari
standar Materia Medika Indonesia (MMI), yaitu kadar minyak atsiri antara 3,20
7,60%; kadar pati 51,09 79,71%; kadar sari dalam air 14,50 26,22%; kadar
sari larut dalam alkohol 3,02 7,95%.
Tahapan pasca panen pengolahan kencur meliputi penyortiran, pencucian,
pengirisan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang
harus secepatnya dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan serta
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan disemprot
air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Bila mengalami kesulitan,
rimpang harus direndam dalam air untuk beberapa lama, kemudian disikat
dengan sikat halus agar tidak melukai kulit rimpang.
Setelah pencucian, rimpang dikering anginkan sampai kulit rimpang tidak berair
lagi. Untuk penjualan segar, kencur dapat langsung dikemas. Tetapi bila
diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan pengirisan
rimpang dengan ukuran 1 4 mm berbentuk bulat atau lonjong dengan panjang 1
5 cm dan lebar 0,5 3 cm. Rimpang yang sudah diiris, selanjutnya dikeringkan
17

langsung dibawah sinar matahari atau dengan pengering buatan/oven pada suhu
40 - 50 C. Bila kadar air telah mencapai sekitar 10 %, yaitu bila rimpang bisa
dipatahkan, pengeringan telah dianggap cukup.
Kemudian rimpang kering dapat dikemas dalam peti, karung atau plastik yang
kedap udara, dan dapat disimpan dengan aman, apabila kadar airnya rendah.
Persyaratan kemasan untuk produk yang diperdagangkan antara lain :
dapat menjamin mutu produk yang dikemas
mudah dipakai
tidak mempersulit penanganan
dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan
tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi
mempunyai bentuk dan rupa yang menarik
Bahan kemasan yang banyak digunakan biasanya terbuat dari plastik, kertas,
kayu, karung goni. Untuk kemasan simplisia sebaiknya digunakan peti yang
tertutup rapat atau bisa juga karung plastik dan karung goni. Kemasan yang
digunakan harus cukup kuat untuk ditumpuk, sehingga memungkinkan
penggunaan ruang secara maksimum dalam penyimpanan sambil menunggu
pengolahan. Selain itu, harus rapat untuk mencegah masuknya bahan padat atau
lengas dari luar dan mencegah penguapan pada waktu pengangkutan,
penyimpanan dan penjualan. Sedangkan pengemasan untuk minyak atsiri harus
disesuaikan dengan sifat minyak. Wadah yang digunakan harus tidak bereaksi
dengan minyak, tidak dapat dilalui oleh cahaya dan tidak dipengaruhi oleh udara
dan air.
Gudang tempat penyimpanan harus bersih, sejuk, gelap, udaranya cukup kering
dan berventilasi. Untuk mencegah pencemaran terhadap barang yang disimpan,
gudang harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum barang dimasukkan; menambal
lubang-lubang yang ada dengan semen; menempatkan jenis barang yang sesuai
dan memberinya pembatas. Ventilasi harus baik dan suhu ruang rendah, karena
hama menyukai udara yang lembab dan panas. Untuk mengurangi gangguan
serangga bisa dilakukan fumigasi secara berkala. Bahan yang telah dikeringkan
dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama asalkan kondisi ruang penyimpanan
diperhatikan secara tepat dan benar. Pokok pertama yang harus dilakukan adalah
cara pengolahan yang tepat dan higienis.
18

BAB III
KESIMPULAN

Kencur (Kaempferia galanga L) merupakan salah satu tanaman khas Indonesia
yang memiliki banyak potensi sebagai obat tradisional dan sudah banyak dibuktikan
secara ilmiah serta pemanfaatannya sudah mulai dipasarkan dalam bentuk produk
jamu di pasaran.



























19

DAFTAR PUSTAKA

1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I)Jilid 2. Departemen Kesehatan &
Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Hlm 183-184

Lemmens, R.H.M.J dan Bunyapraphatsara,N. 2003. Plant Resources of Southeast
Asia. Leiden: Backhuys Publisher.

Perry, Lili M. 1980. Medicinal Plant of East and Southeast Asia. Massachusetts and
London: The MIT Press.

Anda mungkin juga menyukai