Integrasi Numerik

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

METODE NUMERIK

9. INTEGRASI NUMERIK
TUJUAN
- Mahasiswa memahami arti Integrasi
Numerik
- Mahasiswa memahami penggunaan
Integrasi Numerik
- Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-
langkah menghitung Integrasi Numerik
Materi Integrasi Numerik
1. Pengertian Integrasi Numerik
2. Metode:
- Metode Trapesium
- Metode Trapesium Dengan Banyak
Bias
- Metode Simpson
- Metode Kuadratur

INTEGRASI NUMERIK
Umum
Integral suatu fungsi adalah operator matematik yang dipresentasikan dalam bentuk :


(6.1)


Dan merupakan integral suatu fungsi f(x) terhadap variabel x dengan batas-batas integrasi
adalah dari x = a dan x = b. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6.1 dan persamaan 6.1
yang dimaksud dengan integral nilai total atau luasan yang dibatasi oleh fungsi f(x) dan
sumbu x, serta antara batas x = a dan x = b. Dalam integral analistis, persamaan 6.1 dapat
diselesaikan menjadi :







=

= ()

Integral numerik apabila :
1. Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analistis
2. Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analistis, tetapi secara numerik dalam
bentuk angka.

Metoda integral numerik merupakan integral tertentu yang didasarkan pada hitungan
perkiraan. Hitungan perkiraan tersebut dilakukan dengan mendekati fungsi yang diintegralkan
dengan fungsi polinomial yang diperoleh berdasar data tersedia. Bentuk paling sederhana
adalah apabila tersedia dua titk data yang dapat dibentuk fungsi polinomial order satu yang
merupakan garis lurus (linier). Dalam integral numerik, pendekatan tersebut dikenal dengan
metode trapesium.
a b
F
1
(x
)
F(x)
y
x
a b c
F(c)
F(x)
F(b)
F(a)
y
x
a b
F
2
(x)
F(x)
y
x
Gambar 6.2 metode integrel numerik
Dalam integral numerik, pendekatan tersebut dikenal dengan metode trapesium.
Dengan pendekatan ini integral suatu fungsi adalah sama dengan luas bidang yang diarsir
(gambar 6.2) sedang kesalahan.nya sama dengan luas bidang yang tidak diarsir.

Apabila hanya terdapat dua data f(a) dan f(b) hanya bisa dibentuk satu trapesium, dan
cara ini dikenal dengan metode trapesium satu pias. Jika tersedia lebih dari dua data dapat
dilakukan pendekatan dengan lebih dari satu trapesium,dan luas total adalah jumlah dari
trapesium-trapesium yang terbentuk. Cara ini dikenal dengan metode trapesium banyak pias.
Seperti terlihat dalam gambar 6.2.b. Dangan tiga data dapat dibentuk dua trapesium, dan luas
kedua trapesium (bidang yang diarsir) adalah pendekatan dari integral fungsi. Hasil
pendekatan ini lebih baik daripaada pendekatan dengan satu pias. Apabila digunakan lebih
banyak trapesium hasilnya akan lebih baik.
Metode Trapesium
Metode trapesium merupakan metode pendekatan integral numerik dengan persamaan
polinominal orde satu. Dalam metode ini kurva lengkung dari fungsi f(x) digantikan oleh
garis lurus.
seperti terlihat dalam gambar 6.2. luasan bidang dibawah fungsi f(x) antara x=a dan
x=b didekati oleh luas satu trapesium yang terbentuk oleh garis lurus yang menghubungkan
f(a) dan f(b) dan sumbu x serta antara x=a dan x=b.pendekatan dilakukan dengan satu pias
(trapesium). Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi rerata, yang
berbentuk :

(6.2)
= ( )
+ ()
2

Seperti terlihat dalam gambar 6.3, penggunaan garis lurus untuk mendekati garis
lengkung menyebabkan terjadinya kesalahan sebesar luasan yang tidak diarsir.
Besarnya kesalahan yang terjadi dapat diperkirakan dari persamaan berikut :

Dengan adalah titik yang terletak didalam interval a dan b.



=
1
12

( )
(6.3)
a b
y
x
F(x)
F(a)
F(b)
Gambar 6.3 metode trapesium
Contoh 1

Gunakan metode trapesium satu pias untuk menghitung
Penyelesaian
Bentuk integral diatas dapat diselesaikan secara analistis :


Hitungan integral numerik dilakukan dengan menggunakan persamaan (6.2):


=

.
4
0

=

4
0
=
4

0
= 53,598150
4
0

=
+
2
= 4 0

0
+
4
2
= 111,1963
Untuk mengutahui tingkat ketelitian dari integral numerik, hasil hitungan numerik
dibandingkan dengan hitungan analistis. Kesalahan relatif terhadap nilai eksak adalah



Terlihat bahwa penggunaan metode trapesium satu pias memberikan kesalahan sangat
besar (lebih dari 100%)
=
53,598150 111,1963
53,598150
100% = 107,46%
Metode Trapesium Dengan Banyak Pias
dari contoh 1 terlihat bahwa pendekatan dengan menggunakan satu pias (trapesium)
menimbulkan kesalahan yang sangat besar. Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi maka
kurva lengkung didekati oleh sejumlah garis lurus, sehingga terbentuk banyak pias (gambar
6.4). Luas bidang adalah jumlah dari luas beberapa pias tersebut. Semakin kecil pias yang
digunakan, hasil yang didapat semakin teliti.
Dalam gambar 6.4 panjang tiap pias adalah x. Apabila terdapat n pias, berarti panjang
masing-masing pias adalah :

=



x
0
=a x
1
x
2
x
3
x
n-3
x
n-2
x
n-1
x
0
=b
y
x
Gambar 6.4. metode trapesium dengan banyak pias
Batas-batas pias diberi notasi :
x
0
= a, x
1
, x
2
. . . . . . ,x
n
= b
Integral total dapt ditulis dalam bentuk :


Subtitusi persamaan (6.2) ke dalam persamaan (6.4) akan didapat :


Atau :


Atau :

= + +

0
+

1

(6.4)
=
(
1
) + (
0
)
2
+
(
2
) +(
1
)
2
+ +
(

) +(
1
)
2

=

2
[
0
+ 2

)]
1
=1

(6.5)
=

2
[ + +2

]
1
=1

(6.6)
Besarnya kesalahan yang terjadi pada penggunaan banyak pias adalah :


Yang merupakan kesalahan orde dua. Apabila kesalahan tersebut diperhitungkan dalam
perhitungan integral, maka akan didapat hasil yang lebih teliti.
Bentuk persamaan trapesium dengan memperhitungkan koreksi adalah :


Untuk kebanyakan fungsi, bentuk dapat didekati oleh :


Subtitusi persamaan (6.9) kedalam persamaan (6.8) didapat :

2
12


(

) (6.7)
=

2
[ + +2 (

)]

2
12


() (
4
)
1
=1


()

()


(6.8)
(6.9)
=

2
[ + +2 (

)]

2
12
[

()]
1
=1

(6.10)
Contoh 2
Gunakan metode trapesium empat pias dengan lebar pias adalah x=1 untuk menghitung :


Penyelesaian :
Metode trapesium dengan 4 pias, sehingga panjang pias adalah :


Luas bidang dihitung dengan persamaan (6.6) :

=

4
0

=
( )

=
(4 0)
4
= 1
=

2
[ + +2

]
1
=1

=
1
2

0
+
4
+ 2
1
+
2
+
3
= 57,991950
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak :


Apabila digunakan metode trapesium dengan koreksi ujung, maka integral dihitung dengan
persamaan (6.10). Dalam persamaan tersebut koreksi ujung mengandung turunan pertama dari
fungsi. Apabila f(x) = e
x
turunan pertamanya adalah f= e
x
, sehingga :




= 57,991950 - 4,466513 = 53,525437
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak :

=
53,598150 57,991950
53,598150
100% = 8,2%
=

2
[ + +2 (

)]

2
12
[

()]
1
=1

=
1
2

0
+
4
+2
1
+
2
+
3

1
12

0
= 57,991950
=
53,598150 53,525437
53,598150
100% = 0,14%
Metode simpson
Disamping menggunakan rumus trapesium dengan interval yang lebih kecil, cara lain
untuk mendapatkan perkiraan yang lebihtinggi untuk menghubungkan titik-titik data.
Misalnya, apabila ada suatu titik tambahn diantara f(a) dan f(b), maka ketiga titik dapat
dihubungkan dengan fungsi parabola (Gambar 6.5.a). Apabila terdapat dua titik tambahan
dengan jarak yang sama anatara f(a) dan f(b), maka keempat titik tersebut dapat dihubungkan
dengan polinomial orde tiga (Gambar 6.5.b). Rumus yang dihasilkan oleh integral di bawah
polinomial tersebut dikenal dengan metode aturan simpson.


a b a b
y y
x x
(a) (b)
Gambar 6.5. aturan Simpson
Aturan simpson 1/3
Di dalam aturan simpson 1/3 digunakan aturan polinomial orde dua (persamaan
parabola)yang melalui titik f(x
i-1
) , f(x
i
) dan f(x
i+1
) untuk mendekati fungsi. Rumus simpson
dapat diturunkan berdasarkan deret taylor. Untuk itu, dipandang bentuk integral berikut ini.


Apabila bentuk tersebut dideferensialkan terhadap x
i
akan menjadi :


Dengan memperlihatkan gambar 6.6 dan persamaan (6.12) maka persamaan deret taylor adalah :


=

=
()

= ()

(
+1
) =

+ =

2
2

3
3!

4
4!

+ (
5
)

1
=

2
2

3
3!

4
4!

(
5
)
(6.11)
(6.12)
(6.13)
(6.14)
Seperti terlihat dalam Gambar 6.6 nilai I (x
i+1
) adalah luasan di bawah fungsi f(x)
anatara batas a dan x
i+1.
Sedangkan nilai I (x
i-1
) adalah luasan antara batas a dan x
i-1.
Dengan
demikian luasan di bawah fungsi antara batas x
i-1
dan x
i+1
yaitu (A
i
) adalah luasan I (x
i+1
)
dikurangi I (x
i-1
) atau persamaan (6.13) dikurangi (6.14).







A
i
= I(x
i+1
) (x
i-1
)
Atau

a x
i-1
x
i
x
i+1

f(x)
x
f(x)
I(x
i-1
)
I(x
i+1
)
Gambar 6.6. Penurunan metode simpson

= 2

3
3

+ (
5
)
Nilai f(x
i
) ditulis dalam bentuk differensial terpusat :


Kemudian bentuk di atas disubtitusikan ke dalam persamaan (6.15). Untuk
memudahkan penulisan, selanjutnya notasi f(x
i
) ditulis dalam bentuk fb sehingga persamaan
(6.15) menjadi :


Atau :


Persamaan (6.16) dikenal dengan metode Simpson 1/3. Diberi tambahan nama 1/3
karena x dibagi dengan 3. Pada pemakaian satu pias,

1
2

+(
+1
)

2
+ (
2
)

= 2

3
(
1
2

+
+1
) +

3
3

2
+(
5
)

1
+ 4

+
+1
+(x
5
)
(6.16)
=

2

Sehingga persamaan (6.16) dapat ditulis dalam bentuk :


Dengan titik c adalah titik tengah antara a dan b
Kesalahan pemotongan yang terjadi dari metode Simpson 1/3 untuk satu pias adalah :


Oleh karena , maka :

=

6
[ +4 + ]

=
1
90


()
=

2

=
( )
5
2880


()
Contoh 3
Hitung dengan aturan simpson 1/3
Penyelesaian :
Dengan menggunakan persmaan (6.17) maka luas bidang adalah :


Kesalahan terhadap nilai eksak :


Terlihat bahwa pada pemakaian satu pias, metode Simpson 1/3 memberikan hasil lebih
baik dari rumus trapesium.
=

.
4
0

=

6
+ 4 + =
4 0
6

0
+ 4
2
+
4
= 56,7696

=
53,598150 567696
53,598150
100% = 5,917%
Aturan Simpson 1/3 dengan banyak pias
Seperti dalam metode trapesium, metode simpson dapat diberikan dengan membagi
luasan dalam sejumlah pias dengan panjang interval yang sama :


Dengan n adalah jumlah pias.

=


a 1 2 3 4 5 n-1 b
A
1
A
3
A
5
A
n-1

f(x)
x
f(x)
Gambar 6.7. MetodeSimpson dengan banyak pias
Luas total diperoleh dengan menjumlahkan semua pias, seperti terlihat dalam gambar 6.7


Dalam metode simpson ini jumlah interval adalah genap. Apabila persamaan (6.16)
disubtitusikan ke dalam persamaan (6.18) akan diperoleh :


Atau :


Seperti terlihat dalam gambar (6.7) dalam penggunaan metode simpson dengan banyak
pias ini jumlah interval adalah genap. Dalam persamaan (6.19) suku 4f(x
i
) adalah untuk
nilai i ganjil (i=1,3,5,....), sedang 2f(x
i
) adalah untuk nilai i genap (i=2,4,6,....). Perkiraan
kesalahan yang terjadi pada aturan simpson untuk banyak pias adalah :

=
1
+
3
+ +
1

(6.18)
=

0
+4
1
+
2
+

3
(
2
+ 4
3
+
4
+ +

3
(
2
+4
1
+

3
[ + +4

+2 (

)]
2
=2
1
=1

=
( )
5
180
4

Dengan f adalah rerata dari turunan keempat untuk setiap interval.

Contoh 4
Hitung dengan metode Simpson dengan x=1
Penyelesaian :
Dengan menggunakan persamaan (6.19) maka luas bidang adalah :


Kesalahan nilai eksak :


4
0

=
1
3

0
+
4
+ 4
1
+
3
+2
2
= 53,863846

=
53,598150 53,863846
53,598150
100% = 0,5%
Metode Simpson 3/8
Metode simpson 3/8 diturunkan dengan menggunakan persamaan polinomial orde tiga yang
mempunyaiempat titik


Dengan cara yang sama seperti dalam penurunan aturan simpson 1/3, akhirnya diperoleh :


Dengan :


Persamaan (6.20) disebut dengan metode Simpson 3/8 karena x dikalikan dengan 3/8.
metode Simpson 3/8 dapat juga ditulis dalam bentuk :


=
3


=
3
8
[
0
+ 3
1
+3
2
+
3
]
=

3

= ( )
[
0
+3
1
+ 3
2
+(
3
)
8

(6.20)
(6.21)
Metode Simpson 3/8 mempunyai kesalahan pemotongan sebesar :


Mengingat , maka :


Contoh 5
Dengan aturan simpson 3/8 hitung . Hitung integral tersebut dengan menggunakan
gabungan dari metode simpson 1/3 dan 3/8, apabila digunakan lima pias dengan x=0,8
Penyelesaian :
a. Metode simpson 3/8 dengan satu pias.
Intgral dihitung dengan persamaan (6.21) :

=
3
80


()
=

3

=
( )
5
6480


()
(6.22.a)
(6.22.b)

4
0

= 4 0
(
0
+3
1,3333
+3
2,6667
+
4
)
8
= 55,07798
Besarnya kesalahan adalah :


b. Apabila digunakan lima pias, maka data untuk kelima pias tersebut adalah :


Integral untuk dua pias pertama dihitung dengan metode simpson 1/3 (persamaan 6.17)


Tiga pias terakhir digunakan aturan Simpson 3/8 :


Integral total adalah jumlah dari kedua hasil di atas :

=
53,598150 55,07798
53,598150
100% = 2,761%
0 =
0
= 1
0,8 =
0,8
= 2,22554
1,6 =
1,6
= 4,95303
2,4 =
2,4
= 11,02318

3,2

=
3,2
= 24,53253
4 =
4
= 54,59815
=
1,6
6
1 +4 2,22554 +4,95303 = 3,96138
= 2,4
(4,95303 + 3 11,02318 + 3 24,53253 +54,59815)
8
= 49,865549
=
53,598150 53,826873
53,59815
100% = 0,427
Integral dengan panjang pias tidak sama
Di dalam praktek sering dijumpai suatu keadaan dimana diperlukan pembagian pias
dengan panjang tidak sama, seperti terlihat dalam gambar6.8. pada kurva yang melengkung
dengan tajam diperlukan jumlah pias yang lebih banyak sehingga panjang pias lebih kecil
dibanding dengan pada kurva yang relatif datar.








Gambar 6.8. Integral dengan panjang pias tidak sama
X0 X1 X2 Xn
y
x
Diantara beberapa aturan yang telah dibicarakan, yang digunakan untuk keadaan ini
adalah metode trapesium dengan banyak pias, dan bentuk persamaannya adalah :



dengan :
Metode Kuadratur
Dimana dalam metode trapesium dan simpson, fungsi yang diintegralkan secara
numerik terdiri dari dua bentuk yaitu tabel data atau fungsi. Didalam metode kuadratur,
terutama yang akan dibahas dalam sub bab ini adalah metode Gauss Kuadatur, data yang
diberikan berupa fungsi.
Pada aturan trapesium dan simpson, integral didasarkan pada nilai-nilai diujung-ujung
pias. Seperti tampak dalam Gambar 6.9.a. Metode trapesium didasarkan pada luasan dibawah
garis lurus yang menggambarkan nilai-nilai dari fungsi pada ujung-ujung interval integrasi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung luasan adalah :

=
1

1
+(
0
)
2
+
2

2
+(
1
)
2
+ ..+

+(

1)
2

1
= ( )
+ ()
2

(6.24)
(6.23)
Dengan a dan b adalah batasan integrasi dan (b-a) adalah lebar dari interval integrasi. Karena
metode trapesium harus melalui titik-titik ujung, maka seperti terlihat dalam gambar 6.9.a.
Rumus trapesium memberikan kesalahan cukup besar.






Dalam metode trapesium, persamaan integral seperti diberikan oleh persamaan (6.24) dapat
ditulis dalam bentuk :


dengan c adalah konstanta. Dari persamaan tersebut akan dicari koefisien c
1
dan c
2

(a) (b)
f(x)
f(x)
x
x
Gambar 6.9. bentuk grafis metode trapesium dan Gauss Kuadratur
=
1
+
2
()
(6.25)
Seperti halnya dengan metode trapesium, dalam metode gauss kuadratur juga akan dicari
koefisien-koefisien dari persamaan yang berbentuk :

Dalam hal ini variabel x
1
dan x
2
adalah tidak tetap, dan akan dicari, seperti terlihat dalam
Gambar 6.10
=
1

+
2
(
2
)
(6.26)
f(x
1
)
f(x)
f(x
2
)
-1 x
1
x
2
1
=
3
:
1

1
+
2
)
2
=
3
= 0 =
1

1
3
+
2

2
3
1
1

=
2
:
1

1
+
2
)
2
=
2
=
2
3
=
1

1
2
+
2

2
2
1
1





Sehingga didapat sistem persamaan :

= :
1

1
+
2
)
2
= = 0 =
1

1
+
2

2
1
1

= 1:
1

1
+
2
)
2
= = 2 =
1
+
2
1
1

1
3
+
2

2
3
= 0

1
2
+
2

2
2
=
2
3

1
+
2

2
= 0

1
+
2
= 2

Anda mungkin juga menyukai